Anda di halaman 1dari 29

25 Oktober, 2020

PRAKTIKUM ILMU RESEP II


JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

“PERCOBAAN 1” ACC
Laporan: 92
Pt: 92

DISUSUN OLEH:

NAMA : FITRI ANGGUN S.M

STAMBUK : G 701 18 085

KELAS / KELOMPOK : C/I (SATU)

HARI/TANGGAL : SELASA, 13 OKTOBER 2020

ASISTEN : 1. MOCH. TAUFIK HIDAYAH


R. SAING, S. Farm.

2. MOH. AGUNG PRATAMA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
I. Kelengkapan Resep 1
dr. Doni, Sp., M.
SIP. No. 446/2502/419/3339/1-17
Inscriptio
Jl. Mayor No 41, Makassar
Telp. (0411) 566576
Makassar, 13 Oktober 2020
Invocatio

R/ Eritromisin 500 mg
Praescriptio
S. 4 dd 1 tab
Signatura

R/ Oxytetrasiklin eye oinment 10 gr tube no I Praescriptio


S. 3 dd applic I o.d.s

Signatura

Pro : Ny. Corin


Umur : 30 tahun
Subscriptio
Alamat : Tamalanrea no.24
No. Telfon : 084252617181
II. Perhitungan Dosis
Karena pasien berumur 30 tahun (dewasa) maka dosis yang digunakan adalah
dosis umum untuk dewasa.
III. Penjelasan Obat
1. Eritromisin (Medscape, 2020)
Indikasi : Diindikasikan untuk penyakit Legionnaires,
pertusis, gastroparesis.
Farmakologi : Menghambat pertumbuhan bakteri, mungkin
dengan memblokir disosiasi peptidil tRNA dari
ribosom, menyebabkan sintesis protein yang
bergantung pada RNA terhenti.
Interaksi Obat : Basis eritromisin akan meningkatkan kadar atau
efek atorvastatin dengan mempengaruhi
metabolisme enzim hati / usus CYP3A4. Hindari
atau Gunakan Obat Alternatif.
Kontraindikasi : Pemberian bersamaan dengan terfenadine,
astemizole, cisapride, atau pimozide
Perhatian : Risiko kematian mendadak dari penyebab jantung
saat eritromisin PO digunakan bersamaan dengan
obat yang menghambat CYP3A4
Keamanan : Obat masuk ke ASI; gunakan dengan hati-hati
terhadap ibu hamil dan tidak menunjukkan resiko janin.
2. Oxytetrasiklin (Medscape, 2020 dan Mims, 2020)
Indikasi : Bronkitis kronis, brucellosis, gonorea dan infeksi
lainnya.
Farmakologi : Menghambat sintesis protein bakteri dengan
mengikat subunit ribosom 30S dan kemungkinan
50S.
Interaksi Obat : Antasida, besi, aluminium, kalsium, magnesium,
garam seng mengurangi penyerapan. Penggunaan
bersamaan dapat menyebabkan peningkatan kadar
litium, digoksin, halofantrin dan teofilin;
penurunan konsentrasi atovaquone. Peningkatan
risiko ergotisme dengan alkaloid ergot. Dapat
menyebabkan kegagalan kontrasepsi oral.
Berpotensi Fatal: Mengganggu kontrol
antikoagulan. Efek nefrotoksik diperburuk oleh
diuretik, metoksifluran atau obat nefrotoksik
lainnya; hindari penggunaan bersamaan dengan
obat yang berpotensi hepatotoksik. Peningkatan
kejadian hipertensi intrakranial jinak dengan
retinoid.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap tetrasiklin, anak <8 thn,
kerusakan ginjal. Kehamilan, menyusui.
Perhatian : Pertimbangkan penentuan kadar serum obat
dalam terapi jangka panjang.
Keamanan : Hipersensitivitas terhadap tetrasiklin dan
terhadap ibu hamil kehamilan, menyusui. (D)
IV. Konseling
A. Eritromisin
1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat
a. Bentuk sediaan dan cara pemakaian obat bentuk sediaan tablet, cara
pemakaian secara oral
b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung
Erythromycin (Generik), mengandung zat aktif erythromycin.
c. Kekuatan Obat (Mg/G) 500 mg/tablet.
2. Jadwal Dan Cara Penggunaan
Obat erythromycin diminum 4x/hari 1 tablet atau diminum setiap 6 jam 1
tablet, sebaiknya diminum sebelum maka, namun jika ada rasa mual boleh
mengkonsumsinya bersamaan dengan makanan atau susu.
3. Mekanisme Kerja Obat
Erythromycin menghambat sintesis protein dengan mengikat subunit
ribosom 50S dari organisme yang rentan yang mengakibatkan
penyumbatan transpeptidasi (MIMS, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup
Lebih memperhatikan kosmetik yang digunakan pada wajah seperti
tanggal kadaluarsa, kandungan yang ada pada make up, kebersihan
aplikator yang digunakan, selalu memastikan bahwa keadaan tangan bersih
saat menyentuh wajah.
5. Penyimpanan Obat Disimpan pada suhu 20-25oC
6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan
Superinfeksi jamur atau bakteri (misalnya diare terkait C. difficile
[CDAD]); myasthenia gravis; stenosis pilorus hipertrofik infantil;
hepatotoksisitas (MIMS, 2020).

B. Oxytetrasiklin
1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat
a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat
Bentuk sediaan salep, cara pemakaiannya secara topical.
b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Oxytetracycline
c. Kekuatan Obat (Mg/G) 10 gr
2. Jadwal Dan Cara Penggunaan
Digunakan 3x/hari pada mata kiri dan kanan atau di gunakan setiap 8 jam,
dengan cara di oleskan. Adapun langkah-langkah penggunaannya yaitu :
a. Cuci tangan terlebih dahulu
b. Tengadahkan kepala, kemudian tarik kelopak mata bagian bawah
secara perlahan dengan jari telunjuk
c. Kemudian tekan salep dari tubenya sekitar 1cm menggunakan
tangan lain, lalu oleskan kesepanjang bagian dalam kelopak mata
bagian bawah
d. Setelah salep menempel di mata, kedip-kedipkan mata agar salep
merata, tutup mata selama 1-2 menit
e. Bersihkan sisa salep di sekitar mata menggunakan tissue
f. Jangan menyentuh area mata dan obat agar pengobatan tidak
terkontaminasi bakteri.
3. Mekanisme Kerja Obat
Oxytetracycline mengikat secara reversibel ke subunit ribosom 30S dan
mungkin 50S, sehingga menghambat sintesis protein bakteri dan
menghentikan pertumbuhan sel. Ini aktif melawan berbagai organisme
gram positif dan gram negative (MIMS, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup
Lebih memperhatikan kosmetik yang digunakan pada wajah seperti
tanggal kadaluarsa, kandungan yang ada pada make up, kebersihan
aplikator yang digunakan, selalu memastikan bahwa keadaan tangan bersih
saat menyentuh wajah.
5. Penyimpanan Obat
Disimpan ditempat tertutup, terlindung dari cahaya, di suhu ruangan.
6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan
Iritasi dan rasa terbakar pada mata (MIMS, 2020).
FORM KONSELING
I. Kelengkapan Resep 2
dr. Doni, Sp., M.
SIP. No. 446/2502/419/3339/1-17
Inscriptio
Jl. Mayor No 41, Makassar
Telp. (0411) 566576
Makassar, 13 Oktober 2020
Invocatio

Cito!
R/ Ventolin inh 100 mg tab
S. u.c prn
R/ Teofilin tab 300 mg no X
S. 3 dd 1 tab Praescriptio
Signatura R/ Ambroxol tab 30 mg no X
S. 3 dd 1 tab
R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no X
S. 3 dd 1 tab
Pro : Tn. Wiro
Umur : 40 tahun
Subscriptio
Alamat : Lanraki no.22
No. Telfon : 085342517181
III. Perhitungan Dosis
Karena pasien berumur 40 tahun (dewasa) maka dosis yang digunakan adalah
dosis umum untuk dewasa.
IV. Penjelasan Obat
1. Ventolin (Medscape, 2020)
Indikasi : Diindikasikan untuk pengobatan atau pencegahan
bronkospasme pada pasien dengan penyakit
saluran napas obstruktif reversibel.
Diindikasikan untuk pencegahan bronkospasme
akibat olahraga.
Farmakologi : Agonis reseptor beta2 dengan beberapa aktivitas
beta1; melemaskan otot polos bronkial dengan
sedikit efek pada detak jantung.
Interaksi Obat : Chlorpheniramine meningkat dan albuterol
menurunkan sedasi.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap albuterol. Hipersensitivitas
parah terhadap protein susu
Perhatian : Kebutuhan dosis lebih dari biasanya mungkin
merupakan tanda kemunduran asma dan
memerlukan evaluasi ulang pengobatan.
Keamanan : Pada wanita dengan asma yang kurang atau cukup
terhadap ibu hamil terkontrol, terdapat peningkatan risiko
preeklamsia pada ibu dan prematuritas, berat
badan lahir rendah, dan usia kehamilan kecil pada
neonatus. (C).
2. Teofilin (Medscape, 2020)
Indikasi : Diindikasikan untuk pengobatan atau pencegahan
bronkospasme pada pasien dengan penyakit
saluran napas obstruktif reversibel.
Farmakologi : Teofilin melemaskan otot polos saluran
pernapasan dan menekan respons saluran udara
terhadap rangsangan.
Dapat meningkatkan konsentrasi jaringan siklik
adenin monofosfat (cAMP) dengan menghambat
2 isoenzim fosfodiesterase (PDE III dan, pada
tingkat yang lebih rendah, PDE IV), yang pada
akhirnya menginduksi pelepasan epinefrin dari sel
medula adrenal.
Interaksi Obat : Deksametason akan menurunkan kadar atau efek
teofilin dengan mempengaruhi metabolisme
enzim hati / usus CYP3A4.
Kontraindikasi : Hipersensivitas
Perhatian : Hindari ekstravasasi; yg menyebabkan bengkak;
pastikan pemasangan kateter yang tepat sebelum
dan selama infus.
Keamanan : Teofilin diekskresikan ke dalam ASI dan dapat
terhadap ibu hamil menyebabkan iritabilitas atau tanda toksisitas
ringan lainnya pada bayi manusia yang sedang
menyusui; efek samping yang serius pada bayi
tidak mungkin terjadi kecuali ibu memiliki
konsentrasi teofilin serum toksik. (C).
3. Ambroxol (Mims, 2020)
Indikasi : Sebagai mukolitik.
Farmakologi : Ambroxol adalah agen mukolitik yang
meningkatkan sekresi saluran pernafasan dengan
meningkatkan produksi surfaktan paru dan
menstimulasi aktivitas siliaris. Kegiatan ini
menghasilkan peningkatan klirens mukosiliar dan
peningkatan sekresi cairan yang memfasilitasi
ekspektasi dan meredakan batuk.
Interaksi Obat : Dapat meningkatkan konsentrasi antibiotik
(misalnya cefuroxime, doksisiklin, eritromisin,
amoksisilin) di jaringan paru-paru.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ambroxol.

Perhatian : Ambroxol tidak boleh digunakan dalam jangka


waktu yang lama.
Keamanan : Gunakan dengan hati-hati dan tidak menunjukkan
terhadap ibu hamil resiko janin.
4. Dexamethasone (Medscape, 2020)
Indikasi : Anti-Inflamasi
Farmakologi : Glukokortikoid poten dengan aktivitas
mineralokortikoid minimal atau tanpa aktivitas.
Mengurangi peradangan dengan menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear (PMN) dan
mengurangi permeabilitas kapiler; menstabilkan
sel dan membran lisosom, meningkatkan sintesis
surfaktan, meningkatkan konsentrasi vitamin A
serum, dan menghambat prostaglandin dan sitokin
proinflamasi; menekan proliferasi limfosit
melalui sitolisis langsung, menghambat mitosis,
memecah agregat granulosit, dan meningkatkan
mikrosirkulasi paru
Interaksi Obat : Deksametason akan menurunkan kadar atau efek
teofilin dengan mempengaruhi metabolisme
enzim hati / usus CYP3A4.
Kontraindikasi : Pemberian vaksin hidup atau hidup yang
dilemahkan merupakan kontraindikasi pada
pasien yang menerima dosis kortikosteroid
imunosupresif.
Perhatian : Gunakan dengan hati-hati pada sirosis,
divertikulitis, miastenia gravis, penyakit tukak
lambung, kolitis ulserativa, insufisiensi ginjal,
kehamilan.
Keamanan : Kortikosteroid yang diberikan secara sistemik
terhadap ibu hamil muncul dalam ASI dan dapat menekan
pertumbuhan, mengganggu produksi
kortikosteroid endogen, atau menyebabkan efek
tidak diinginkan lainnya.
V. Konseling
A. Ventolin inhaler 100 mg

1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat

a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat

Bentuk sediaan inhaler, cara pemakaiannya dihirup melalui mulut.

b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Salbutamol sulfate

c. Kekuatan Obat (Mg/G) 100 mcg

2. Jadwal Dan Cara Penggunaan


Digunakan jika perlu saja atau saat terjadi kekambuhan/merasa sesak.

Cara penggunaan inhaler (Lorensia, A, dan Suryadinata, R. 2018) :


a. Cuci tangan terlebih dahulu
b. Kemudian kocok keatas dan kebawah sebanyak ±3-4x sebelum
digunakan
c. Lepaskan penutup pada inhaler
d. Hembuskan nafas, jauhkan dari inhaler
e. Bawalah inhaler ke mulut, masukkan mouthpiece diantara gigi atas
dan bawah, kemudian mulut di tutup
f. Bernapaslah secara perlahan, kemudian tekan bagian atas inhaler
sebanyak 1x dan terus bernapas perlahan sampai dengan menganbil
nafas penuh
g. Lepaskan inhaler kemudian tutup mulut dan tahan nafas ± 10 detik,
kemudian hembuskan nafas secara perlahan. Jika ingin menghirup
untuk kedua kalinya, maka tunggu terlebih dahulu 30 detik, kocok
inhale lagi, kemudian lakukan langkah 4-7.
h. Kemudian pada tahap akhir jangan lupa untuk berkumur-kumur, dan
bilas dengan air hangat pada bagian yang menempel pada mulut tadi.

3. Mekanisme Kerja Obat


Salbutamol mengaktifkan adenyl cyclase, enzim yang merangsang
produksi siklik adenosin-3 ', 5'-monofosfat (cAMP). Peningkatan cAMP
menyebabkan aktivasi protein kinase A, yang menghambat fosforilasi
miosin dan menurunkan konsentrasi Ca ionik intraseluler, menghasilkan
relaksasi otot polos (MIMS, 2020).

4. Dampak Gaya Hidup


Hentikan merokok, mencukupkan waktu tidur yaitu 8 jam/hari.

5. Penyimpanan Obat
Disimpan ditempat tertutup, disuhu ruang dan terlindung dari cahaya
matahari.

6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan Tremor, sakit kepala, takikardi


(MIMS, 2020).

B. Teofilin

1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat

a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat

Bentuk sediaan tablet dan cara pemakaiannya secara oral.

b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Theophylline

c. Kekuatan Obat (Mg/G) 500 mg/tablet

2. Jadwal Dan Cara Penggunaan


Diminum 3x/hari 1 tablet, atau di minum setiap 8 jam satu tablet. Obat
dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.

3. Mekanisme Kerja Obat


Teofilin adalah xantin yang merangsang pernapasan, melemaskan otot
polos bronkus (bronkodilatasi), dan menekan respons saluran udara
terhadap rangsangan (aktivitas profilaksis non-bronkodilator). Meskipun
mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, diharapkan dapat
memberikan efeknya melalui penghambatan fosfodiesterase dan
peningkatan adenosin monofosfat siklik intraseluler (cAMP) (MIMS,
2020).

4. Dampak Gaya Hidup


Hentikan merokok, mencukupkan waktu tidur yaitu 8 jam/hari.

5. Penyimpanan Obat

6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan


Aritmia jantung yang memburuk, retensi urin (terutama pada pria lanjut
usia), kejang yang memburuk, status epileptikus, ulkus peptik yang
memburuk (MIMS, 2020).

C. Ambroxol

1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat

a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat

Bentuk sediaan tablet, cara penggunaan secara oral

b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Ambroxol

c. Kekuatan Obat (Mg/G) 30 mg

2. Jadwal Dan Cara Penggunaan


Obat ambroxol 30 mg diminum 3x/hari 1tablet atau diminum setiap 8
jam 1 tablet sesudah makan.

3. Mekanisme Kerja Obat


Ambroxol adalah agen mukolitik yang meningkatkan sekresi saluran
pernafasan dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan
merangsang aktivitas siliaris. Aktivitas ini menghasilkan peningkatan
pembersihan mukosiliar dan peningkatan sekresi cairan yang
memfasilitasi pengeluaran cairan dan meredakan batuk (MIMS, 2020).

4. Dampak Gaya Hidup


Hentikan merokok, mencukupkan waktu tidur yaitu 8 jam/hari.
5. Penyimpanan Obat

6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan


Reaksi intoleran setelah pemberian ambroksol pernah dilaporkan tetapi
jarang; efek samping yang ringan pada saluran saluran cerna pernah
dilaporkan pada beberapa pasien; reaksi alergi (jarang); reaksi alergi yang
ditemukan: reaksi pada kulit, pembengkakan wajah, dispnea, demam;
tidak diketahui efeknya terhadap kemampuan mengendarai atau
menjalankan mesin (BPOM, 2020).

D. Dexamethasone

1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat

a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat

Bentuk sediaan tablet, cara penggunaan seccara oral.

b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Dexamethasone

c. Kekuatan Obat (Mg/G) 0,5 mg

2. Jadwal Dan Cara Penggunaan


Obat dexamethasone 0,5 mg, di minum 3x/hari 1 tablet atau setiap 8 jam,
diminum bersamaan dengan makanan atau sesudah makan.

3. Mekanisme Kerja Obat


Deksametason adalah glukokortikoid yang sangat kuat dan bekerja lama
yang bertindak sebagai agen anti-inflamasi dengan menekan migrasi
neutrofil, menurunkan produksi mediator inflamasi, membalikkan
peningkatan permeabilitas kapiler, dan menekan respons imun. Ia tidak
memiliki sifat mineralokortikoid dan memiliki sifat penahan Na minimal
yang membuatnya cocok untuk merawat kondisi di mana retensi air tidak
menguntungkan (MIMS, 2020).

4. Dampak Gaya Hidup


Hentikan merokok, mencukupkan waktu tidur yaitu 8 jam/hari.
5. Penyimpanan Obat Disimpan pada suhu 25oC

6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan


Supresi adrenal (misalnya hiperkortisolisme, supresi sumbu hipotalamus-
hipofisis-adrenal [HPA]); Sarkoma Kaposi; miopati; iritasi perineum,
gangguan psikiatrik, imunosupresi (misalnya infeksi sekunder, aktivasi
infeksi laten, infeksi akut masker); peningkatan tekanan intra-okular,
glaukoma sudut terbuka, dan katarak. Reaksi anafilaktoid jarang terjadi
(MIMS, 2020).
FORM KONSELING
I. Kelengkapan Resep 3
dr. Doni, Sp., M.
SIP. No. 446/2502/419/3339/1-17
Inscriptio
Jl. Mayor No 41, Makassar
Telp. (0411) 566576
Makassar, 13 Oktober 2020
Invocatio

R/ Acyclovir 400 mg tab no XXX


S. 4 dd 1 tab
R/ Cetirizine tab 10 mg no X Praescriptio

Signatura S. 1 dd 1 tab
R/ Acyclovir cream no III
S. 4 dd I u.c

Pro : Rio
Umur : 8 tahun
Subscriptio
Alamat : Kajaolalido no.24
No. Telfon : 08773964xxxx
III. Perhitungan Dosis

1. Acyclovir 400 mg (MIMS, 2020)


DL = 400 mg/-
DM = -

DL = x DD

DL = x 400 mg = 160 mg/sekali

2. Cetirizine (MIMS, 2020)


DL = 5-10 mg/hari
DM =12,5 mg

DL = x DD

DL = x 5-10 mg = 2-4 mg/day

DM = x DD

DM = x 12,5 mg = 5 mg (OD)
IV. Penjelasan Obat
1. Acyclovir (Medscape, 2020)
Indikasi : Infeksi herpes simpleks pada kulit dan selaput
lendir, termasuk herpes genitalia awal dan
rekuren.
Farmakologi : Mengganggu DNA polimerase untuk
menghambat replikasi DNA melalui penghentian
rantai.
Interaksi Obat : Amoksisilin, asiklovir. Salah satunya
meningkatkan kadar yang lain dengan
menurunkan pembersihan ginjal.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Perhatian : Hindari infus cepat karena beresiko kerusakan
ginjal
Keamanan : Obat masuk ke ASI; gunakan dengan hati-hati.
terhadap ibu hamil (B).
2. Cetirizine (Medscape, 2020)
Indikasi : Alergi seperti rinitis perenial, rinitis alergi dan
urtikaria idiopatik kronik.
Farmakologi : Antagonis reseptor histamin H1; bersaing dengan
histamin pada sel efektor di saluran
gastrointestinal, pembuluh darah dan saluran
pernafasan.
Interaksi Obat : Azitromisin akan meningkatkan kadar atau efek
setirizin oleh transporter limbah P-glikoprotein
(MDR1).
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap cetirizine
hydrochloride atau salah satu bahannya,
levocetirizine, atau hydroxyzine.
Perhatian : Dapat menyebabkan depresi SSP; hindari
aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan mental
hingga terbiasa dengan pengobatan.
Keamanan : Gunakan dengan hati-hati. (B).
terhadap ibu hamil
V. Konseling
A. Acyclovir
1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat
a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat
Bentuk sediaan tablet dan cara pemakaiannya diminum secara oral
b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Acyclovir
c. Kekuatan Obat (Mg/G) 400 mg
2. Jadwal Dan Cara Penggunaan
Obat acyclovir 400 mg, diminum 4x/hari 1 tablet, atau diminum setiap
6 jam 1 tablet, di konsumsi sebelum atau sesudah makan.
3. Mekanisme Kerja Obat
Asiklovir diubah menjadi asiklovir monofosfat oleh timidin kinase
spesifik virus kemudian selanjutnya diubah menjadi asiklovir trifosfat
oleh enzim seluler lainnya. Asiklovir trifosfat bersaing dengan
deoxyguanosine triphosphate untuk DNA polimerase virus dan
bergabung ke dalam DNA virus untuk memblokir sintesis DNA dan
replikasi virus (MIMS, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup Menghindari pemicu alergi
5. Penyimpanan Obat Disimpan pada suhu ruang.
6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan
nausea, muntah, nyeri abdominal, diare, sakit kepala,lelah, ruam kulit,
urtikaria,pruritis, fotosensitifitas, hepatitis, jaundice, dyspnoea,
angiodema, anafilaksis, reaksi neurologi (termasuk pusing, bingung,
halusinasi dan mengantuk) gagal ginjal akut, penurunan index
hematologi; Pada pemberian intravena dapat terjadi inflamasi lokal
yang berat (kadang- kadang menimbulkan ulkus); demam, agitasi,
tremor, psychosis dan konvulsi. Dermatitis reversible, peningkatan
bilirubin dan perhitungan enzim hati) (MIMS, 2020).

B. Cetrizine
1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat
a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat
Bentuk sediaan tablet, cara pemakaiannya diminum secara oral
b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Cetirizine HCl
c. Kekuatan Obat (Mg/G) 10 mg
2. Jadwal Dan Cara Penggunaan
Obat cetirizine 5 mg, diminum 1x/hari 1 tablet.
3. Mekanisme Kerja Obat
Cetirizine, turunan piperazine dan metabolit hydroxyzine, adalah
antihistamin yang secara kompetitif dan selektif menghambat reseptor
H1 di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran pernapasan
(MIMS, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup Menghindari pemicu alergi
5. Penyimpanan Obat
Simpan di antara suhu 20-25 ° C
6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan
sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tidak
nyaman di perut, reaksi hipersensitif seperti reaksi kulit dan angioudem
(BPOM, 2020).

C. Acyclovir cream
1. Deskripsi Dan Kekuatan Obat
a. Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian Obat
Bentuk sediaan cream dan cara penggunaan dioles pada permukaan
kulit yang mengalami alergi
b. Nama Dan Zat Aktif Yang Terkandung Acyclovir
c. Kekuatan Obat (Mg/G) 10 g
2. Jadwal Dan Cara Penggunaan
Aplikasikan pada permukaan kulit 4 kali/hari atau setiap 6 jam, dengan
cara :
1. Cuci tangan terlebih dahulu, serta bersihkan dan keringkan area
kulit yang akan di aplikasikan cream/ area yang terinfeksi
2. Buka penutup cream dan ambil cream secukupnya, dan oleskan
tipis-tipis di area kulit yang terasa sakit/terinfeksi
3. Hindarilah area mata, hidung serta mulut
4. Cucilah tangan setelah mengaplikasikanobat ini pada kulit.
3. Mekanisme Kerja Obat
Menggunakan efek antivirusnya pada virus herpes simplex dan virus
varicella zoster dengan mengganggu sintesis DNA dan menghambat
replikasi virus. Membantu melepaskan virus herpes lebih cepat dan
mengurangi rasa sakit dan durasi; digunakan untuk pengelolaan episode
awal herpes genitalis dan pada infeksi virus herpes simpleks mukokutan
pada pasien dengan gangguan sistem imun (Medscape, 2020).
4. Dampak Gaya Hidup Menghindari penyebab alergi
5. Penyimpanan Obat Simpan pada suhu ruang
6. Efek Potensial Yang Tidak Diinginkan
Terbakar / perih, pruritus, bibir kering, ruam, angioedema, vulvitis
(Medscape, 2020).
FORM KONSELING
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2020. Pionas.Pom.Go.Id. Diakses pada
tanggal 23 Oktober 2020
Lorensia, A, dan Suryadinata, R. 2018. Panduan Lengkap Penggunaan Macam-
macam Alat Inhaler Pada Ga ngguan Pernafasan. Brothers Indonesia
Publisher. Surabaya.
Medscape. 2020. Diakses pada tanggal 23 oktober 2020 Pukul 21.30 WITA
Mims. 2020. Diakses pada tanggal 23 oktober 2020 Pukul 20.20 WITA

Anda mungkin juga menyukai