Pengarang : Junius Tamuntuan, M.Th. Drs. Henoch B.I. Setiawan, M.Psi. Dra. Poppy Mary Elia, M.Th., B.Sc. Data Publikasi : Tamuntuan, J., Setiawan, H. B., & Elia, P. M. (2017). MEMBANGUN PRIBADI BERKARAKTER MULIA (Modul MPK Agama Kristen Universitas Indonesia). Depok: Universitas Indonesia.
A. MANUSIA: GAMBAR ALLAH
1. Manusia Mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling dianggap baik diantara semuanya, manusia diberikan kepercayaan sepenuh daripada Allah. Kepercayaan sebagai tugas dan tanggung jawab pertama berupa tugas untuk memelihara dan mengusahakan bumi dan isinya. Dalam menjalankan tugasnya, manusia membangun relasi dengan sesamanya dan terlebih relasi kuat dengan Allah Sang Pencipta (Kejadian 1: 26-28). Pada waktu sekarang, tugas manusia yang tetap harus dipertanggungjawabkan yaitu memelihara relasi tersebut dan mencerminkan keberadaan Allah di dalam dunia ini dengan cara menjadi pribadi yang sesuai dengan rupa dan gambar Allah. 2. Manusia Mempunyai Potensi Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya yang sangat sempurna. Pada kesempurnaan itu manusia diberikan kemampuan dan potensi untuk dapat melakukan aktivitasnya secara maksimal. Potensi yang Allah berikan berupa potensi fisik, mental, dan spiritual. Manusia dapat menggunakan potensi tersebut untuk menjadi potensial besar dalam perkembangan ilmu yang diperuntukkan demi kemuliaan nama Tuhan. 3. Manusia Mempunyai Otoritas Pemberian mandat atau tugas yang Allah berikan kepada manusia mencakup otoritas yang dipercayakan Allah agar manusia dapat mengusahakan bumi serta isinya. Perwujudan melakukan tugas dan otoritas tersebut tetap harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan tidak digunakan dengan sembarangan. Contoh kasus yang manusia lakukan dengan penyalahgunaan otoritas yang Allah percayakan yaitu jatuhnya manusia dalam dosa karena memakan buah dari pohon tentang pengetahuan yang baik dan jahat.
B. MANUSIA: INSAN BERBUDAYA
1. Panggilan Untuk Berbudaya Bersamaan dengan potensi dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada manusia, manusia bertanggung jawab untuk mengelola segala hal. Pengelolaan tersebut membutuhkan kesatuan kebudayaan yang diperoleh melalui panggilan kebudayaan. Pada saat itulah setiap individu akan bersama-sama dengan sesamanya untuk mengelola hal yang Tuhan percayakan dan mencapai tujuan bersama. 2. Manusia dan Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan Kebudayaan merupakan hal mengenai nilai, adat, norma, agama, dan hal lainnya yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat. Kebudayaan ini dikatakan memiliki tiga aspek penting. Aspek pertama berupa hal ideal yang mampu memberi arah dan pengawasan terhadap masyarakat untuk membentuk kebiasaan. Aspek kedua yaitu pengaturan perilaku manusia oleh sistem yang sesuai dengan anggota masyarakat. Aspek ketiga sebagai aspek terakhir berupa hasil dari karya manusia itu sendiri, seperti halnya seni (Sitompoel, 2000:99). Kebudayaan yang berkembang di masyarakat dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. b. Tujuan Kebudayaan Kebudayaan yang Allah kehendaki dimaksudkan untuk memuliakan Tuhan yang dapat berupa pujian, tarian, musik, dan sebagainya. Hal lain yang Allah kehendaki lewat kebudayaan, yaitu memancarkan kasih Allah dan menyatakannya kepada sesama manusia. Pancaran kasih dalam kebudayaan tersebut mampu mencerminkan ketaatan manusia kepada Allah dan memperhitungkan kedaulatan Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Hal terutama dari tujuan kebudayaan ini adalah untuk memuliakan Allah, menjadi berkat bagi sesama manusia, dan tetap menjaga alam. 3. Tanggung Jawab Terhadap Kebudayaan a. Kebudayaan yang Tercemar oleh Dosa Kebebasan dalam berbudaya yang didukung oleh potensi dan otoritas yang Allah percayakan justru kerap kali disalahgunakan manusia untuk melakukan hal yang tidak memuliakan Allah. Contoh sederhana yang ada, yaitu manusia cenderung menjadi sombong, licik, serakah, kejam, jahat, dengki, serta menjadikan hal lain sebagai ‘tuan’ menyisihkan posisi Allah. b. Pemulihan Kebudayaan Tuhan Allah berusaha memulihkan kebudayaan yang dicemarkan manusia oleh dosa dengan jalan penebusan dan pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Pengorbanan Allah sanggup merubah manusia untuk mengalami pembaharuan dalma segala aspek kehidupannya dan mulai berperilaku sesuai kehendak Tuhan. Perbuatan baik sebagai bukti pertobatan manusia menciptakan suasana baru yang saling menghormati dan menghargai sehingga tercipta kesejahteraan dalam masyarakat. Lewat perilaku tersebut Tuhan juga berkehendak agar manusia dapat menjadi garam dan terang dunia bagi orang di sekitarnya (Matius 5 : 13-16). Dengan cara demikian, kebudayaan tidak hanya dipulihkan tetapi juga dikuduskan untuk Tuhan.