Anda di halaman 1dari 3

Mengapa permukaan lidah dan pipi bagian dalam pasien terasa panas, terlihat lebih

merah, sakit saat mengunyah, dan sulit makan serta berbicara?

Permukaan lidah dan pipi bagian dalam terasa panas, sakit, dan berwarna kemerahan
merupakan tanda adanya inflamasi. Inflamasi menurut Dorland merupakan respons protektif
lokalisata yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi
menghancurkan, mengurangi atau mengurung (sekuester) baik agen yang meninmbulkan cedera
maupun jaringan yang cedera tersebut. Inflamasi dapat disebabkan akibat rangsangan lokal
berupa infeksi, jaringan nekrosis, agen fisik (trauma), zat kimia, dan sebagainya. Infeksi sendiri
merupakan suatu proses invasi mikroorganisme yang masuk ke tubuh dan berproliferasi dalam
jaringan tubuh yang membuat tubuh terkontaminasi dan menyebabkan suatu respon penolakan
terhadap antigen mikroorganisme tersebut (bakteri, virus, parasit, dan fungi). Infeksi dari
mikroba tersebut membuat adanya kerusakan pada jaringan sehingga terjadilah inflamasi. Tanda
dan gejala terjadinya suatu inflamasi ialah :

1. Kemerahan (rubor)
Terjadinya warna kemerahan ini karena arteri yang mengedarkan darah ke daerah
tersebut berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke tempat cedera .
2. Rasa panas (kalor)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Rasa panas
disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah
lain di sekitar radang. Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit.
Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan .
3. Rasa sakit (dolor)
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal: Adanya peregangan
jaringan akibat adanya edemasehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang
dapat menimbulkan rasa nyeri. Adanya pengeluaran zat – zat kimia atau mediator
nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf – saraf
perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri.
4. Pembengkakan (tumor)
Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan oleh
terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya peningkatan aliran darah dan
cairan ke jaringan yang mengalami cedera sehingga protein plasma dapat keluar dari
pembuluh darah ke ruang interstitium.
5. Fungsio laesa
Fungsio laesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan yang terkena inflamasi
dan sekitarnya akibat proses inflamasi.

Pasien mengalami kesulitan dalam berbicara dan makan karena pada permukaan lidah
dan pipi bagian dalam mengalami inflamasi yang disebabkan oleh infeksi. Lidah memiliki fungsi
utama dalam proses berbicara dan mastikasi (makan), sedangkan pipi sendiri berfungsi untuk
menjaga makanan saat mastikasi agar makanan tidak keluar dari mulut. Karena adanya inflamasi
tersebut, pasien merasa tidak nyaman dan sakit sehingga sulit berbicara dan melakukan mastikasi
saat makan.

Golongan Azol

Azol adalah senyawa sintetis yang dapat diklasifikasikan sebagai imidazol atau triazol
menurut jumlah atom nitrogen dalam cincin azol beranggota lima. Imidazol terdiri dari
ketokonazol, mikonazol, dan klotrimazol. Triazol termasuk itrakonazol, flukonazol, dan
vorikonazol.

Figure 1 Golongan Azol

Mekanisme aksi (Bertram)

Aktivitas antijamur obat azole dihasilkan dari pengurangan sintesis ergosterol oleh
penghambatan enzim sitokrom P450 jamur. Kekhususan hasil obat azole dari mereka afinitas
yang lebih besar untuk jamur dibandingkan dengan enzim sitokrom P450 manusia. Imidazoles
menunjukkan lebih sedikit tingkat spesifisitas daripada triazol, yang menyebabkan insiden
interaksi obat yang lebih tinggi dan efek samping. Resistensi terhadap azol terjadi melalui
berbagai mekanisme. Setelah jarang, semakin banyak yang resisten strain sedang dilaporkan,
menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan agen ini untuk profilaksis dan terapi mungkin
memilih resistensi obat klinis dalam pengaturan tertentu.

Penggunaan Klinis (Bertram)

Spektrum kerja obat ini cukup luas, mulai dari banyak spesies candida, Cryptococcus
neoformans, mikosis endemik (blastomikosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis), dermatofita,
dan, dalam kasus itrakonazol dan vorikonazol, bahkan infeksi aspergillus. Mereka juga berguna
dalam pengobatan resisten amfoterisin intrinsik organisme seperti Pseudallescheria boydii.

Dampak buruk (Bertram)

Azol relatif tidak beracun. Reaksi merugikan yang paling umum relatif gangguan
gastrointestinal ringan. Semua azol telah dilaporkan menyebabkan kelainan pada enzim hati dan,
sangat jarang, hepatitis klinis.

DAFTAR PUSAKA

1. Katzung B. Basic & clinical pharmacology. 9th ed. 2003.

Anda mungkin juga menyukai