Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah Dosen Pengampuh

Sistem Pengendalian Manajemen Arridho Abduh, S.ST, M.Ak

PENDESAINAN STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN

Disusu Oleh : Kelompok 1

Arifelna Mendra (11773200214)

Hairunnisak (11773200060)

R..M. Ikrom (12070316971)

Sri Lestari (11773200094)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya penulis masih bisa diberi kesempatan untuk menyelesai kan makalah Mata Kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen. Shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabat dan para pengikutnya. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing penulis agar
dapat mengerti dan memahami tentang bagaimana cara menyusun dan membuat makalah ini
dengan baik dan benar yaitu Bapak Arridho Abduh, S.ST, M.Ak

Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Pendesainan


Struktur Pengendalian Manajemen” penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat
kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri
dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga
Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar bermanfaat. Makalah ini jauh dari sempurna
dan apabila ada kelebihan atau kekurangan, penulis mohon kritik dan sarannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 17 November 2020

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar
Belakang 1
1.2. Rumusan
Masalah 2
1.3. Tujuan
Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan organisasi nirbatas bukan berarti pembangunan organisasi tanpa batas,
namun pembangunan organisasi dengan batas-batas vertikal horisontal, eksternal, dan
geografis yang sehat. Keempat macam batasan tersebut secara alami diperlukan untuk
membedakan organisasi dan komponennya dari organisasi lain dan komponen lain dalam
organisasi tersebut, sehingga dari interaksi antarorganisasi dan antar komponennya dapat
dihasilkan produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. Namun, batas yang ketat dan
tidak fleksibel akan mengganggu interaksi antarorganisasi dan antarkomponennya, sehingga
organisasi tidak dapat dengan cepat menghadapu perubahan kebutuhan customer, tidak
terpadu dalam menghadapi lingkungan bisnis yang turbulen, dan tidak inovatif dalam
menghadapi persaingan.
Kemitraan usaha berfokus pada pentingnya hubungan (relationship)-hubungan
vertikal, horisontal, dan eksternal, dan bagaimana membangun hubungan tersebut untuk
melipatgandakan value bagi customer. Melalui kemitraan usaha, jejaring organisasi dapat
diwujudkan. Dalam jejaring organisasi, setiap organisasi berfokus ke kompetensi intinya
dalam menyediakan value terbaik bagi customer, sehingga secara keseluruhan jejaring
organisasi mampu menghasilkan produk sebagai “a bundle of services” yang terbaik bagi
customer. Kemitraan usaha menjadi komponen struktur SPPM, yang berfungsi sebagai
perekat jejaring organisasi.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis global diperlukan persatuan yang erat diantara
personel perusahaan, di antara perusahaan dengan pemasoknya, dan di antara perusahaan
dengan mitra bisnisnya. Tidak ada perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam menghadapi lingkungan bisnis global dengan hanya mengandalkan
kekuatannya sendiri, tanpa dukungan penuh dan kuat dari seluruh personel perusahaan,
pemasok dan mitra bisnis.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa saja yang meliputi pembangunan organisasi nirbatas?
b. Apa yang dimaksud dengan kemitraan usaha ?
c. Apa saja pendelegasian wewenang VS pemberdayaan karyawan ?

1.3. Tujuan Masalah


a. Mengetahui apa saja yang meliputi pembangunan organisasi nirbatas
b. Mengetahui yang dimaksud dengan kemitraan usaha
c. Mengetahui pendelegasian wewenang VS pemberdayaan karyawan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.2. KEMITRAAN USAHA

2.1.1. Defenisi Kemitraan Usaha

Kemitraan Usaha ini berfokus pada pentingnya hubungan (relationship)-hubungan


vertikal, horisontal, dan eksternal-dan bagaimana membangun hubungan tersebut untuk
melipatgandakan value bagi custoner. Melalui kemitraan usaha, jejaring organisasi dapat
diwujudkan. Pergeseran terjadi dari organisasi independent, organisasi yang mandiri dalam
memenuhi kebutuhan customer, menjadi organisasi interdependent, organisasi yang saling
terkait satu dengan lainnya melalui kemitraan usaha dalam memenuhi kebutuhan customer.
Dalam jejaring organisasi ini, setiap organisasi berfokus ke kompetensi intinya dalam
menyediakan value terbaik bagi customer, sehingga secara keseluruhan jaring organisasi
mampu menghasilkan produk sebagai “a bundle of services" yang terbaik bagi customer.
Kemitraan usaha menjadi komponen struktur SPPM, yang berfungsi sebagai perekat
jejaring organisasi. Dalam menghadapi lingkungan bisnis global diperlukan persatuan yang
erat di antara personel perusahaan, di antara perusahaan dengan pemasoknya, dan di antara
perusahaan dengan mitra bisnisnya. Tidak ada perusahaan yang mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam menghadapi lingkungan bisnis global dengan hanya
mengandalkan kekuatannya tanpa dukungan penuh dan kuat dari seluruh personel
perusahaan, pemasok, dan mitra bisnis. Siapa yang pantas untuk dijadikan mitra dalam
melakukan bisnis? Pertanyaan ini selalu dihadapi oleh manajemen perusahaan setiap kali
akan melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan lain. Pertanyaan ini juga muncul jika
manajemen perusahaan memerlukan personel, baik yang akan didudukkan dalam posisi
manajerial maupun yang akan dipekerjakan sebagai karyawan.

Semakin besar dan kompleks bisnis yang dijalankan perusahaan, maka semakin
sulit mencari mitra bisnis apabila hubungan keluarga dipakai sebagai dasar pemilihan.
Oleh karena itu, dikembangkan pendekatan bisnis untuk berhubungan bisnis dengan pihak

3
lain. Hubungan bisnis dapat dilakukan dengan bukan keluarga, namun seperangkat alat
kontrol perlu dikembangkan untuk menjaga agar transaksi bisnis dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan. gitu pula, karena untuk mencari personel perusahaan
berdasarkan hubungan keluarga sulit dan tidak mungkin dilakukan dalam perusahaan
besar, perusahaan kemudian mempekerjakan personel bukan keluarga dengan
mengembangkan seperangkat alat kontrol bagi personel untuk menjaga agar transaksi
dilaksanakan seperti yang diharapkan. Pendekatan bisnis memiliki segi positif. Transaksi
bisnis dapat dilaksanakan secara businesslike. Namun pendekatan bisnis juga memiliki segi
negatif. pihak yang terkait dalam bisnis melaksanakan hubungan hanya terbatas pada
hubungan bisnis. Pihak-pihak yang terkait tidak termotivasi untuk memberikan lebih dari
yang telah disepakati dalam transaksi bisnis.

2.1.2. Tujuan Pembangunan Kemitraan Usaha

Agar sustainable, kemitraan usaha perlu diarahkan untuk mewujudkan tujuan


tujuan yang bersifat strategik. Tujuan strategik untuk menjadikan kemitraan usaha
tersebut worth the efforts adalah untuk :

1. Menghadapi persaingan bisnis global


a. Pembangunan jejaring organisasi, sebagai basis untuk bersaing di pasar global
b. Optimalisasi smart technology dalam membangun quality relationship

2. Menyediakan value terbaik bagi customer melalui focus strategy


a. Pengerahan secara optimal berbagai core competencies perusahaan yang berada
dalam jejaring untuk memuasi kebutuhan customer
b. Pengerahan secara optimal kemampuan dan kemauan seluruh personel
perusahaan untuk memuaskan kebutuhan customer

Keempat tujuan tersebut bersitat strategik karena pencapaiannya menentukiam


kelangsungan hidup perusahaan. Di samping itu, kemitraan usaha yang terjalin
merupakan kebutuhan perusahaan yang terkait, karena persyaratan untuk hidup di
lingkungan bisnis global.

Tujuan pertama berkaitan dengan persyaratan untuk mampu memasuki pasar


global. Jika dilihat trend-nya, persaingan tingkat dunia didominasi oleh organization
network. Oleh karena perusahaan Indonesia meughadapi pasar global, untuk dapat
survive mereka perlu belajar bersaing di pasar global melalui organization network-tidak

4
dalam pengertian bersama-sama dengan perusahaan satu grup dalam satu hubungan
keluarga (induk dan anak perusahaan)-namun dengan jalan menjalin kemitraan usaha
dengan perusahaan lain melalui partnes relationship dengan pemasok (vertikal) dan
melalui strategic alliance dengan mitra bisnis terkait (horisontal).

Tujuan kedua berkaitan dengan kemampuan potensial teknologi informasi dalam


mewujudkan quality relationship antara perusahaan dengan berbagai pemasok dan mitra
bisnisnya. Perusahaan-perusahaan yang bersaing di tingkat dunia memanfaatkan secara
optimal teknologi informasi dalam menjalin hubungan bisnis dengan pemasoknya,
dengan mitra bisnisnya, maupun dengan customer. Oleh karena itu, kemitraan usaha
antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya perlu ditunjukan ke arah
pemanfaatan secara optimal smart technology dalam membangun quality relationship di
antara perusahaan yang tergabung di dalam organization network.

Tujuan ketiga dan keempat merupakan focus strategy yang diwujudkan dalam dua
langkah: (1) pemilihan core competency perusahaan-aktivitas atau pengetahuan ang
dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan yang membuat perusahaan unggul dibandingkan
dengan pesaingnya, dan (2) penggalangan keterpaduan usaha seluruh personel
perusahaan untuk menyediakan produk dan a yang mampu menghasilkan value bagi
customer. Cuistomer merupakan penyebab utama kelangsuingan hidup perusahaan dalam
bisnis. Kemitraan usaha dibangun karena ketidakmampuan perusahaan secara individual
untuk memuaskan kebutuhan customer. Customer sekarang sangat penuntut (demanding),
sehingga menyebabkan perusahaan harus membangun kemitraan usaha dengan pemasok
dan mitra bisnisnya untuk secara bersama-sama memuaskan kebutuhan customer melalui
kompetensi intinya masingmasing produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan harus
mampu menghasilkan value bagi customer agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Di dalam menghadapi persaingan global yang tajam dan perubahan pesat kebutuhan
customer, perusahaan memerlukan hubungan kohesif antarfungsi dalam organisasi
perusahaan dan kemitraan antara manajer dengan karyawan, untuk memungkinkan
perusahaan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang pesat dan untuk
meningkatkan kecepatan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan customer.

2.1.3. Landasan Kemitraan Usaha


Customer adalah alasan utama perusahaan berada dalam bisnis, baik bagi
perusahaan secara individual maupun secara jejaring. Tanpa customer, perusahaan tidak
mempunyai alasan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
panjang. Lalu apa perlunya perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam
memenuhi kebutuhan customer? Ada empat alasan mengapa jejaring organisasi
organization network) lebih mampu memuaskan kebutuhan customer daripada organisasi
secara individual, yaitu :

5
1. Produk pada dasarnya merupakan satu ikar jasa yang berkemampuan untuk
menghasilkan tatlue bagi customer
2. Produsen produk dan jasa perlu mengubah logikanya sesuai dengan logika
customer agar mempunyai keserapatan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup organisasi perusahaan mereka.
3. Konsep kualitas mencakup semua aspek organisasi perusahaan dan bahkan
melampaui batas-batas organisasi perusahan, meluas ke organisasi pemasok mitra
bisnis dan customer
4. Smart technology merupakan enabler untuk mewujudkan kemitraan
antarperusahaan, kemitraan antarfungsi, dan antara manajer dengan karyawan
dalam organisasi perusahaan.

2.1.4. Dampak Kemitraan Usaha Terhadap Struktur SPPM


Kebutuhan customer yang sangat kompleks dan yang běrubah dengan pesat tidak
lagi dapat dipenuhi dengan baik oleh satu organisasi perusahaan, namun harus dipenuhi
melalui kerja sama kemitraan antar organisasi perusahaan dalam suatu jeiaring kerja. Di
samping itu, karakteristik kebutuhan customer seperti itu hanya dapat dipenuhi oleh
perusahaan yang memiliki organisasi dengan karyawan yang kohesif. Kekoliesivan
organisasi perusahaan ditentukan olch kemampuan manajemen dalam memberdayakan
karyawan dan menggunakan cross-functionel approach dalam memberikan layanan bagi
customer.

2.1.5. Dampak Kemitraan Usaha Terhadap Tindakan Perusahaan


Kemitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya
akan memjadikan perusahaan responsif terhadap setiap perubahan kebutuhan customer.
Oleh karena setiap komponen jasa yang terkandung dalam produk yang disediakan
perusahaan bagi dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki core competency di
bidangnya masing-masing, maka berdasarkan core competency tersebut perusahaan yang
tergabung dan mampu memenuhi kebutuhan customer.
Kemitraan usaha juga akan meningkatkan kecepatan layanan yang diberikan
perusahaan bagi customernya . Continuos improvement mindset yang menjadi paradigma
setiap perusahaan yang tergabung dalam network akan menjadikan proses yang
digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa semakin cepat, dengan usaha
pengurangan dan penghilangan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi
customer.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan organisasi telah mengalami perubahan,


sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh organisasi perusahaan pada
umumnya. Lingkungan bisnis global telah menuntut untuk mewujudkan tujuan
organisasi.Kecepatan , fleksibilitas, keterpaduan, dan kemampuan untuk menghasilkan
inovasi merupakan faktor keberhasilan baru yang dituntut dari organisasi perusahaan.

Kemitraan usaha merupakan conditio sine qua non-suatu quality relationship yang
harus dibangun antara manajer dengan karyawan, antar fungsi dalam organisasi perusahaan
dia antara organisasi perusahaan yang terkait untuk menyediakan produk dan jasa yang
menghasilkan value bagi customer.

3.2. SARAN DAN KRITIK

Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran
dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2011. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi 3, Penerbit


Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai