Anda di halaman 1dari 2

Etiologi HIV-AIDS

Etiologi HIV-AIDS adalah Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang


merupakan virus sitopatik yang tergolong dalam famili retroviridae, subfamili
lentiviridae, dan genusnya lentivirus.1 Human immunodeficiency virus (HIV)
merupakan sebuah retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem imun, terutama
lirnfosit T CD4, dan mengakibatkan destruksi progresif sel-sel tersebut. Suatu
partikel infeksius HIV terdiri atas dua rantai RNA di dalam suatu inti protein,
dikelilingi oleh suatu amplop lipid yang diperoleh dari sel-sel inang yang
terinfeksi namun berisi protein virus. RNA virus menyandi protein struktural,
berbagai enzim, serta protein yang meregulasi transkripsi gen virus dan siklus
hidup virus.2 Berdasarkan strukturnya HIV tergolong famili retrovirus yang
merupakan kelompok virus RNA yang memiliki berat molekul 0,7 kb (kilobase).
Virus ini diklasifikan lagi menjadi dua grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Setiap grup
mempunyai berbagai subtipe. HIV-1 merupakan grup yang paling banyak
menimbulkan kelainan dan lebih ganas dibandingkan dengan grup HIV-2.1
HIV terdiri dari suatu bagian inti yang berbentuk silindris yang dikelilingi
oleh lipid bilayer envelope. Terdapat dua jenis glikoprotein pada lipid bilayer
tersebut, yaitu gp120 dan gp41. Fungsi utama protein ini adalah untuk memediasi
pengenalan sel CD4+ dan reseptor kemokin dan memungkinkan virus untuk
melekat pada sel CD4+ yang terinfeksi. Bagian dalam terdapat dua kopi RNA
juga berbagai protein dan enzim yang penting untuk replikasi dan maturasi HIV
antara lain adalah p24, p7, p9, p17,reverse transkriptase, integrase, dan protease.
Tidak seperti retrovirus yang lain, HIV menggunakan Sembilan gen untuk
mengkode protein penting dan enzim. Ada tiga gen utama yaitu gag, pol, dan env.
Gen gag mengkode protein inti, gen pol mengkode enzim reverse transkriptase,
integrase, dan protease, dan gen env mengkode komponen struktural HIV yaitu
glikoprotein. Sementara itu, gen rev, nef, vif, vpu, vpr, dan tat penting untuk
replikasi virus dan meningkatkan tingkat infeksi HIV.1
HIV dapar menular melalui banyak cara. Pertama, HIV dapat menular
melalui hubungan seksual sesama jenis karena jika seorang gay berganti-ganti
pasangan seksual, umumnya dia pun akan memilih pasangan yang berasal dari
komunitas yang sama. Oleh karena itu, penularan HIV jadi lebih sering ditemukan
pada kasus penyuka sesama jenis alias gay. Kedua, HIV dan AIDS dapat menular
melalui hubungan seks di tempat-tempat lokalisasi meskipun jumlah penderita
atau pekerja terjangkit HIV dan AIDS tidak begitu signifikan namun turut
menyumbang angka penyebaran. Ketiga, HIV dan AIDS dapat ditularkan sejak
bayi berada dalam kandungan yang diturunkan secara langsung dari orangtua,
baik ayah ataupun ibu. Penularan bisa terjadi bahkan sejak masa awal kehamilan
hingga proses persalinan dan menyusui. Penularan dalam kandungan dapat terjadi
melalui tali plasenta. Keempat, HIV dan AIDS dapat menular pada anak dari ASI
ibu menyusui pengidap HIV. Kelima, HIV dan AIDS dapat ditularkan melalui
penggunaan alat-alat medis bersama. Dalam setiap tindakan medis alat-alat yang
berkontak dengan cairan tubuh pasien seperti jarum, pisau, gunting dan yang
lainnya dapat berpotensi menularkan resiko HIV dan AIDS , tentunya dokter akan
menggunakan alat yang berbeda untuk setiap pasiennya. Selain itu, alat-alat medis
juga telah melalui proses sterilisasi, sehingga resiko penularan penyakit akan
sangat minim. Namun terkadang potensi yang ditimbulakan tidak dapat lepas dari
unsur kelalaian.3

Referensi :
1. Yuliyanasari N. Global Burden Desease – Human Immunodeficiency Virus –
Acquired Immune Deficiency Syndrome ( Hiv-Aids ). Qanun [Internet].
2017;01(October 2016):65–77 p. Available from: http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/qanunmedika/article/download/385/294
2. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas. 6 th Indonesia ed.
Elsevier Singapore.2020;260 p.
3. Handitya B, Sacipto R. Penanggulangan Dan Pencegahan HIV dan AIDS
secara Terintegrasi, Tepat, Kolaboratif Dan Berkesinambungan (Tetap Kober)
Di Kabupaten Semarang. Adil Indonesia Jurnal. 2019;1(1):51–60.

Anda mungkin juga menyukai