Anda di halaman 1dari 15

Lampiran 1: Materi Pembelajaran Pertemuan ke-1 dan 2

HAKIKAT DAN PERANAN ILMU KIMIA DALAM


KEHIDUPAN SERTA METODE ILMIAH

A. HAKIKAT ILMU KIMIA


Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi,
oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi
materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Zat atau materi itu
sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan
tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu
materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi
dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.  Perubahan materi meliputi
perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru). Energi yang
menyertai perubahan materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan
asal-usul energi itu.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun
susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak
susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Fakta yang terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri
pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis
terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi pertanyaan
terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ; fakta kimia yaitu larutan elektrolit dan non-
elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan ; apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan,
dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan
pengembangan material dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi,
dan lebih ramah lingkungan.

B. PERANAN ILMU KIMIA


Apa peranan ilmu kimia? Ilmu kimia banyak berperan bagi kehidupan dan bagi ilmu-ilmu
pengetahuan lain, misalnya sebagai berikut:
1). Dalam bidang pertanian
Bahan kimia diperlukan untuk pembuatan pupuk, insektisida, fungisida dan
sebagainya. Bahan-bahan ini digunakan untuk meningkatkan hasil panen. Dan dengan
proses kimia juga dapat menghasilkan bibit unggul.
2). Dalam bidang pakaian
Pada pembuatan serat sintetik. Misalnya tetoron, dakron, vamatex dan sebagainya.
3). Dalam bidang perumahan
Bahan kimia digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan, misalnya seng, cat,
logam, semen dan sebagainya.
4). Dalam bidang kesehatan
Pembuatan obat-obatan, seperti antibiotik, vitamin dan sebagainya. Memeriksa sampel
131
darah, radio isotop untuk mendeteksi berbagai penyakit seperti I digunakan untuk
67
mendeteksi kerusakan pada kelenjer tiroid. Ca digunakan untuk memeriksa
kerusakan getah bening.
5). Dalam bidang transportasi
Bahan kimia digunakan untuk bodi kendaraan, seperti Aluminium untuk bodi pesawat
dan bak mobil, serta bahan bakar bensin premium dan pertamax.
6). Dalam bidang rumah tangga
Bahan kimia digunakan untuk alat-alat dapur seperti kuali, sendok, periuk dengan
menggunakan stainlesstil.
7). Dalam bidang kosmetik
Bahan kimia dalam bidang kosmetik seperti bedak, lipstik dan sebagainya.
8). Dalam bidang forensik
Para ilmuwan forensik menggunakan bahan kimia untuk memecahkan masalah-
masalah kriminal. Bahan kimia yang digunakan antara lain sianoakrilat, iodin, perak
klorida, dan ninhidrin.
9). Dalam bidang industri pangan
Ilmu kimia menjadi alat bantu meningkatkan mutu dan persediaan pangan dengan
menggunakan beragam zat aditif bagi industri makanan dan minuman. Benzoat
digunakan untuk mengawetkan makanan ringan, kecap, saus, selai, jeli dan
sebagainya. Propionat digunakan sebagai pengawet untuk roti dan keju. Sorbat
digunakan untuk mengawetkan margarin, sari buah, dan keju.
10). Dalam bidang seni
Industri kimia menghasilkan cat untuk memperindah suatu bahan atau bangunan.
Bahan kimia yang ada dalam cat tembok antara lain kalsium karbonat, titanium
dioksida, polivenil akrilik, kaolin, pigmen, dan air.

C. METODE ILMIAH
Ada dua cara untuk menentukan IPA, yaitu secara kebetulan dan dengan metode ilmiah.
Cara pertama jarang terjadi dan tidak dapat diandalkan. Contohnya penemuan zat radioaktif oleh
Hendri Bacquerel dan penisilin oleh Alexander Fleming. Cara kedua memerlukan kerja keras
yang cukup lama dilaboratorium dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah umum
dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan, merumuskan hipotesis, melakukan
percobaan, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
1. Mengadakan pengamatan/merumuskan masalah
Dalam melakukan pengamatan, kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
dikendalikan agar didapat data yang sama bila percobaan diulang. Data yang terkumpul
kemudian disusun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik, seperti
keteraturan, kecendrungan atau perbedaan. Hal ini diperluan untuk mencari gambaran
umum tentang gejala alam sehingga mudah dipahami.
2. Merumuskan hipotesis
hipotesis merupakan penjelasan sementara yang masuk akal dan telah teruji kebenaranya
sehingga dapat diterima. Hipotesis yang dibuat akan menentukan bentuk percobaan yang
akan dilakukan dan akhirnya mempengaruhi keberhailan menemukan teori yang dapat
diandalkan. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan penalaran, karen harus
didasarkan pada teori yang mapan.
3. Melakukan percobaan
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data
yang diperoleh mungkin sesuai denga hipotesis tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak
berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesis yang keliru.
Kesulidan yang biasa timbul dalam tahap ini adalah dalam merancang dan melakukan
percobaan yang cocok dan layak dilaksanakan.
4. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dari suatu penelitian adalah pernyataan yang merangkum apa yang sudah
dilakukan selama kegiatan penelitian. Dalam suatu kesimpulan perlu dibahas apakah data
yang Anda dapatkan dari hasil penelitian telah mendukung hipotesis yang anda buat atau
tidak.
5. Membuat laporan
Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah menyususn laporan ilmiah. Laporan ilmiah
dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penemuannya. Dengan laporan
tersebut diharapkan pembaca dapat mengikuti, memahami, dan memberi kritik yang
konstruktif (bersifat memperbaiki dan membangun).

D. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Keselamatan kerja laboratorium merupakan salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan. Ibarat seseorang yang tengah berjalan di jalan raya, bekerja di laboratorium juga
memerlukan rambu-rambu sehingga selama dalam perjalanan dapat sampai tujuan dengan
selamat. Kecelakaan kerja di laboratorium bisa menimbulkan kerugian materi serta adanya
korban manusia. Kecelakaan kerja dapat menyebabkan korban mengalami luka, cacat fisik,
gangguan kesehatan, trauma, bahkan dapat mengancam nyawa seseorang. Semua kemungkinan
ini dapat dicegah dengan memperhatikan pedoman keselamatan kerja.
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan
terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1. Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena
belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa
setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya
keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di
laboratorium. Mengenakan sepatu tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan
kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya
akan merasa sama saja mengenakan sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada
kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.
2. Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan
sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan
bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair
yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan
dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan
nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label
harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur
identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan
memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau
mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan
pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat
bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
3. Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara
pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan
asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat
menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah
berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah
sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak
digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan
penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi.
Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan. 
4. Sarana dan prasarana penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau
refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa
secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus
pendek.

Berikut merupakan petunjuk/larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali


melakukan percobaan.
1. Letakkan hanya alat dipergunakan diatas meja
2. Pergunakan kaca mata pengaman
3. Perhatikan cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi. Hati-hati denga rambut anda
(pakai ikat rambut)
4. Jangan mengarahkan tabung yang dipanaskan ke orang lain
5. Perhatikan cara mencium gas yang benar (kipaskan gas kearah hidung dengan tangan
sampai bau tercium
6. Jangan buang zat dikeranjang sampah. (perhatikan jenis bahan yang tumpah, apakah
asam, basa, senyawa beracun, dsb. Laporkan kepada guru pembimbing)
7. Jangan mengembalikan zat sisa kedalam botol stok. Sediakan wadah, misalnya tabung
reaksi untuk mengumpulkan zat-zat sisa)

Apa-apa saja yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan di laboratorium?


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan percobaan di laboratorium, antara lain:
1. Taati tata tertib laboratorium demi keamanan dan kelancaran kerja.
2. Pelajari lebih dahulu petunjuk eksperimen atau LKS (Lembar Kerja Peserta didik). Agar
jelas tujuan, masalah serta cara kerjanya, kerjakanlah menurut cara kerja itu!
3. Gunakanlah alat-alat pelindung, misalnya masker, kaca mata pelindung, gunakan jas lab,
sepatu buaya
4. Pahami jenis kegunaan dan cara penggunaan alat-alat laboratorium secara benar. Anda
harus memahami sifat dari alat-alat tersebut. Misalnya alat dari gelas mudah retak dan
pecah. Pada tabel berikut ada gambar alat serta kegunaannya.
Nama dan Gambar
No Metode Alat Fungsi Alat
Alat
1. Masukkan zat kimia yang  Wadah zat kimia baik
berupa cairan atau padatan padat maupun cairan
kedalam gelas kimia.  Media Pemanasan cairan

2. Letakkan kawat kasa di atas Diguanakan sebagai alas


kaki tiga, lalu panaskan juga dalam penyebaran panas
pembakar spirtus. yang berasal dari suatu
pembakar.

3. Masukkan larutan yang akan Untuk mengukur volume


diukur kedalam gelas ukur, lalu larutan yang tidak
lakukanlah pengukuran larutan memerlukan tingkat
tersebut. ketelitian tinggi dalam
jumlah tertentu.

4. Masukan campuran bahan Untuk menyaring campuran


kimia kedalam corong lalu kimia.
saringlah bahan kimia tersebut
kedalam corong.
5. Aduklah larutan yang sudah Digunakan untuk mengaduk
tersedia di gelas kimia cairan di dalam gelas kimia.
menggunakan batang pengaduk.

6. letakkan kawat kasa diatas kaki Digunakan untuk menahan


tiga dan pemanas spiritus di kawat kasa dalam
bagian bawahnya.. pemanasan.

7. Dalam percobaan letakan Digunakan untuk


sample pada cawan petri. menguapkan larutan.

8. Teteskan zat yang akan diuji Digunakan untuk menguji


pada bulatan yang ada di plat suatu zat dalam jumlah kecil.
tetes.

Masukan zat kedalam tabung Untuk memisahkan endapan


9. sentrifuge kocok terlebih dan larutan.
dahulu.

10. Simpan tabung reaksi di lubang Untuk


rak tabung reaksi. menyimpan/meletakkan
tabung reaksi
Masukan sampel pada tabung Digunakan untuk
11. reaksi sambungkan pada pipa U memindahkan zat yang
sambungkan lagi tabung reaksi berupa gas.
pada pipet.

12. Masukan suatu larutan lalu Digunakan untuk


tutup termostat. menstabilkan suhu larutan.

13. Ambil pipa kapiler masukkan Berfungsi untuk pelelehan


sampel pipa kapiler, masukan zat.
pada alat untuk pelelehan.

14. 100 ml Masukan larutan kedalam labu Untuk membuat larutan


ukur lalu encerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
hingga tanda batas di leher labu dan mengencerkan larutan.
ukur.

15. Letakkan kaca arloji diatas Sebagai penutup gelas kimia


gelas kimia saat memanaskan saat memanaskan sampel,
sampel. dan wadah untuk
Letakkan kaca arloji di atas menimbang zat padat.
neraca saat menimbang zat
berupa padatan.
16. Semprotkan aquades ke alat Digunakan untuk
yang akan dibersihkan. menyimpan aquades dan
membersihkan antara cairan
dan padatan.

17. Ambilah larutan menggunakan · Untuk mengambil bahan


spatula lalu masukan kedalam kimia yang berbentuk
gelas kimia dan aduklah larutan padatan
menggunakan spatula. · Untuk mengaduk larutan
yang tidak bersifat asam
18. Masukan zat kedalam botol Digunaan untuk menimbang
timbang tutup botol timbang larutan atau zat yang mudah
agar tidak menguap, lalu menguap atau hidrokopis.
timbang menggunakan neraca.

19. Masukan pipet seukuran, tekan Digunakan untuk mengambil


habis filler sampai kempis cairan atau memompa
dengan menggunakan bulatan cairan.
A, sesudah pipet dimasukan
cairan tekan tombol s untuk
menyedot.

20. Ambil tanggrus lalu jepitkan Digunakan untuk menjepit


pada gelas kimia dalam keadaan gelas kimia dan cawan pada
panas. keadaan panas.

Jepitkan buret pada klem dan Digunakan untuk menjepit


21. juga jepitkan pada statif agar buret.
buret tegak lurus.
22. Masukan zat yang akan diuji Digunakan untuk
biasanya berupa cairan timbang menentukan berat jenis.
fiknometer pada neraca.

23. Jepitkan tabung reaksi pada Digunakan untuk menjepit


penjepit kayu ketika tabung tabung reaksi.
reaksi dalam keadaan panas.

24. Jepitkan buret pada klem buret Digunakan untuk menjepit


dan juga jepitkan pada statif klem yang menjepit buret
buret agar buret tegak lurus. supaya buret tegak lurus.

25. Masukkan cawan yang sudah Untuk menguapkan air dari


dipanaskan kedalam desikator sampel yang panas.
tunggu sampai 15 menit angkat
lau timbang.

26. Simpanlah larutan kedalam labu Untuk wadah penampung


erlenmeyer kemudian larutan hasil destilasi,
panaskanlah larutan tersebut. wadah zat saat memanaskan
larutan, serta wadah zat
untuk titrasi.
27. Masukan bahan kimia yang Digunakan untuk
berupa padatan ke dalam mortar menghancurkan dan
lalu hancurkan menggunakan mencampurkan padatan.
pastle dan padatanpun akan
tercampur.
28. Letakkan pembakar spirtus Digunakan untuk
diabawah kaki tiga maka memanaskan bahan yang
lakukannlah pemanasan bahan tidak bersifat mudah
kimia. meledak/ terbakar dengan
suhu tinggi.

29. Keluarkan larutan dari dalam Untuk mengeluarkan larutan


buret dengan cara membuka dengan volume terentu,
kran yang terdapat diburet. biasanya digunakan untuk
titrasi.

30. Masukan termometer kedalam Untuk mengukur suhu atau


cairan yang akan diukur perubahan suhu.
suhunya, nanti akan terlihat
berapa ukuran suhunya.
Usahakan agar permukaan
termometer hanya mengenai
cairan (objek yang diamati) saja
agar suhu yang terbaca adalah
suhu cairan tersebut.

5. Pahami sifat dari bahan-bahan kimia serta simbol dan makna simbol dari bahan kimia
berbahaya biasanya pada botol bahan kimia ditempel labelnya, antara lain dapat dilihat
pada tabel berikut:
No SIMBOL KETERANGAN
.
1. Explosive  Bersifat mudah meledak
(mudah meledak)  Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
 Dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
 Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan
panas
 Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT

2. Oxidizing  Biasanya tidak mudah terbakar.


(pengoksidasi)  Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko
kebakaran secara signifikan
 Bahaya: oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
 Keamanan: hindari panas serta bahan mudah terbakar dan
reduktor
 Contoh: hidrogen peroksida, kalium perklorat

3. Flammable  Bahaya : mudah terbakar


(mudah terbakar) Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil
fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari
sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk
gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di
bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan :
jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

4. Toxic  Bahaya: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap,


(beracun) tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
 Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
 Contoh: arsen triklorida, merkuri klorida

5. Harmful irritant Kode Xn:


(bahaya, iritasi)  Bahaya: menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
 Contoh: peridin
 Kemanan: hindari kontak dengan tubuh atau hindari
menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan
keracunan.
Kode Xi:
 Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
 Contoh: ammonia dan benzyl klorida
 Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata.

6. Corrosive  Bahaya: korosif atau merusak jaringan tubuh manusia


(korosif)  Contoh: klor, belerang dioksida
 Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata

7. Dangerous for  Bahaya: bagi lingkungan, gangguan ekologi


Enviromental  Contoh: tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum
(Bahan berbahaya bagi bensin
lingkungan)  Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

8. Simbol Iritant  Jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan atau alergi kulit
 juga menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing
 Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.
 Contoh : Asam Format
9. Simbol karsinogenik,  Bahan ini menyebabkan karsinogenik (yaitu penyebab sel
mutagenik, dan kanker)
teratogenik  Tetragenik (yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi)
pembentukan dan pertumbuhan embrio
 Mutagenik (yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika)
 Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; toksisitas
terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran
pernafasan.
 Contoh: Formaline

Anda mungkin juga menyukai