Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA I
PENYIAPAN CONTOH TANAH

Oleh :
Nama        : Feby Nurian Hafidzin
NIM        : A1A017051
Rombongan    : 06
PJ Asisten    : Fahira Mahza

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah tersusun atas mineral dan bahan organic yang terdapat pada kerak

bumi. Tanah adalah salah satu penunjang yang membantu kehidupan seluruh

makhluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung kebutuhan tanaman

yang menyediakan hara dan air di bumi. Selain itu, tanah juga sebagai tempat

hidup mikroorganisme yang ada di bumi dan juga sebagai tempat berpijak

sebagian makhluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi, tanah berperan

penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah

sendiri bisa tererosi.

Tanah merupakan unsur yang penting setelah, karena di situlah manusia,

tumbuhan, hewan terbentuk dan juga melakukan segala aktivitas. Tanah tersusun

dari kumpulan benda-benda alam di permukaan bumi yang menyusun horizon-

horizon, terdiri atas campuran bahan mineral dan bahan organik dan merupakan

media untuk tumbuhnya tanaman dengan menyediakan unsur-usur hara sebagai

makanan tanaman untuk pertumbuhannya terutama jika cukup tersedia air dan

udara.Oleh karena hal tersebut tanah sangat penting bagi makhluk hidup di bumi

ini dan sebaiknya kita sebagai warga pertanian lebih mengetahui ataupun

mendalami tentang tanah.

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah di laboratorium.Pengambilan contoh tanah untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada
satu titik pengamatan. Seperti misalnya pada lokasi kebun percobaan atau

penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan

poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah.

B. Tujuan

Menyiapkan contoh tanah kering angin/udara dengan diameter 2 mm

dancontoh tanah halus (diameter 0,5 mm), yang digunakan untuk acara

penetapankadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan

indra.

C. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menyiapkan contoh

tanah kering dengan diameter 2 mm dan contoh tanah halus yang berdiameter 0,5

mm yang akan digunakan untuk acara penetapan kadar air, derajat kerut tanah dan

pengenalan contoh tanah dengan indra.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu

bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan

dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium.

Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu

pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak

utuh. Sebagaimana dikatakan dimuka bahwa pengambilan contoh tanah

disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Untuk penetapan sifat-sifat fisika

tanah ada 3 macam pengambilan contoh tanah yaitu :

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) yang diperlukan untuk

analisis penetapan berat isi atau berat volume (bulk density), agihan ukuran

pori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas (konduktivitas jenuh)

2. Contoh tanah tidak utuh / terganggu (undisturbed soil aggregate) yang

diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregat dan derajad kemantapan

agregat (aggregate stability)

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (disturbed soil sample), yang

diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan

kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus of

Rupture:MOR), konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan (specific

surface), erodibilitas (sifat ketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan

(rainfall simulator)
Untuk penetapan sifat kimia tanah misalnya kandungan hara (N, P, K, dll),

kapasitas tukar kation (KPK), kejenuhan basa, dll digunakan pengambilan contoh

tanah terusik (Agus,2009).

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik

tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat

fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang

dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh

tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di

lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti

terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan

kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya.

Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup

berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density),tekstur tanah,

permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk

ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air

tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau

pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser

tanah.

Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain

dapat terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak

tepat, metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah
ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan contoh

tanah. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah

dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,

misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang

menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu

dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah

dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil

sample),dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu

bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.

Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan contoh

tanah untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:

1. Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan

Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya dibandingkan

dengan pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung

seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan

baku, seperti timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan. Perlengkapan

yang mahal dan canggih sering tidak digunakan di lapangan, karena pertimbangan

cuaca, pencurian dan vandalisme, serta kerusakan alat akibat goncangan ketika

diangkut. Selain itu, penetapan di laboratorium dapat menghemat waktu bekerja,

contoh tanah dikumpulkan dari banyak lokasi yang berbeda, dan ditetapkan secara

berurutan. Dibalik keunggulan tersebut, tidak semua sifat tanah dapat ditetapkan

di laboratorium. Di dalam suatu penelitian neraca air, misalnya, kadar air dan
potensi air tanah lebih baik dilakukan di lapangan karena intensitas pengamatan

yang tinggi.

2. Kesalahan, keragaman, dan ketepatan

Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil

penelitiannya, apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar ketepatan

analisisnya, dan bagaimana keragaman datanya. Untuk Petunjuk Pengambilan

Contoh Tanah yang dibutuhkan dalam memperoleh keakuratan pada tingkat

peluang tertentu (Hanafiah, 2004).

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan

keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung menjadi satu dengan yang lain

membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi struktur tanah diartika sebagai

susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang

disebut agregat yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang

berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi (Handayani,

2002).

Manfaat dari pengambilan contoh tanah yaitu agar kita mengetahui cara

pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat-sifat

tanah yang akan diamati. Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu

metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel. Tanah

yang diambil di lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan.

Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan

untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada

lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan
suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta

tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah dilakukan dengan

menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil sample),

dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu bidang

lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen (Hakim, 1986).


III.  METODE PRAKTIKUM

1. Tempat dan Waktu

Praktikum acara 1 ini dilakukan pada hari Senin, 19 Maret 2018 yang

dilaksanakan di Laboratorium Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian,

Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum penyiapan contoh tanah adalah

contoh tanah yang terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah

dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.

Alat yang digunakan meliputi mortir dan penumbuknya, saringan (2 mm,1

mm, dan 0,5 mm), tambir untuk peranginan, kantong plastik, dan spidol.

C. Prosedur Kerja

1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati,

kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiameter 2 mm, 1

mm, dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm adalah

contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5 mm

adalah contoh tanah halus ( < 0,5 mm).

2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi

label seperlunya.
IV. PEMBAHASAN

Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda,

tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah

utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan

contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya

berbeda. Contoh tanah utuh dapat diambil menggunakan tabung logam yang

terbuat dari tembaga, kuningan, dan besi. Tabung tersebut ditutup dengan plastik

di kedua ujungnya.

Teknik pengambilan contoh tanah antara lain, Ratakan dan bersihkan

permukaan tanah dari rumput atau serasah.Gali tanah sampai kedalaman tertentu

(5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah

dengan pisau. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan

permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di

atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke

dalam tanah. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm

masuk ke dalam tanah. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian

bawah.Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus

lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.

permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung

menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong
kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.

Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi

informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami

yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi analisis

indeks kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil menggunakan cangkul pada

kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat

dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh

tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan

tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau

kardus yang kokoh. Untuk analisis IKA dibutuhkan 2 kg contoh tanah.

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifatsifat kimia

tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,

karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat

dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi label

yang berisikan informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan kedalaman

tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label

dimasukkan ke dalam kantong plastik bersamaan dengan dimasukkannya contoh

tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar

informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air

tanah. Pengangkutan semua contoh tanah hendaknya berpegang kepada prinsip

dasar, bahwa contoh tanah tidak boleh tercampur satu sama lain dan tidak

mengalami perubahan apapun selama dalam perjalanan. Contoh tanah terganggu


lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed soil sample), merupakan

contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah

dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. Contoh tanah terganggu digunakan

untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas

plastis, batas kerut, dan lain-lain (balittanah,2009).

COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume

Change = Swell index = index pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan

dalam bidang ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang

engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb). (Hardjowigeno,2010)

Nilai Coefflcient of Linear Extensibility(COLE) sebagai parameter

pengembangan dan pengerutan tanah ditetapkan dengan menggunakan bongkah

tanah alami berukuran 50-200 mm (COLEclod) serta dengan menggunakan pasta

dari tanah yang lolos saringan < 2 mm yang disebutCOLErod . Pemberian PHA

cenderung menurunkan nilai COLE, baik nilai COLEclod maupun COLErod

dengan semakin meningkatnya dosis yang diberikan. Hal ini terjadi karena

keberadaan PHA dapat menahan kekuatan pengembangan tanah dengan cara

menyemen partikel-partikel liat (Hanafiah, 2004).

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik

tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat

fisik tanah di lapangan.

Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah

dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,
misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang

menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu

dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah

dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil

sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu

bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.(Cline, 1994).


V.  KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

1. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam

program uji tanah.

2. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu : contoh tanah utuh,

contoh tanah tidak utuh atau terganggu, contoh tanah dengan agregat utuh.

B. Saran

Pada praktikum acara penyiapan contoh tanah, praktikan seharusnya dapat

melakukan praktikum sendiri agar praktikan dapat mengetahui proses penyiapan

contoh tanah itu sendiri.


Daftar Pustaka

Agus, Cahyono . 2009 . Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas

Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Badan Penelitian Tanah.2009.Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah.Penelitian

dan Pengembangan,Departemen Pertanian, Jakarta.

Cline, M. D. 1994. Prrinciples of soil sampling. Soil.Sci. 58: 275-288

Hanafiah. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas

Lampung Press.

Handayani, dkk. 2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah : I. Agihan ukuran dan

dispersitas agregat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan vol 3 (1) (2002)

pp 10-17

Hardjowigeno, Sarwono.2010.Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai