Anda di halaman 1dari 3

a.

Sampel udara secara bakteriologis :

Peralatan :

 box sampel
 flow meter
 blankstrip
 rak midget/midget impenger
 tabung reaksi 10 ml aquades
 10 ml NaCl + tabung kosong
 selang
 PCA 
 termohigro 
 pompa hisap
 air sampel RCS
 midget 2 buah

1. Pengambilan sampel mikrobiologi udara

 Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses sterilisasi dan pembersihan ruangan.
 Lakukan uji fungsi alat microbiology air sampler yang digunakan untuk mengambil sampel
udara.
 Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave dengan
suhu 12 1°C selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70°C selama 1 jam.
 Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alcohol 70 % atau desinfektan lainnya.
 Pasang battey pada alat atau adaptor
 Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
 Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu 4 menit.
 Pasang alat pada piring penyangga / tripod
 Siapkan agar strip (media agar)
 Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
 Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya (pelindung
kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah kipas.
 Hidupkan alat.
 Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan
ruangan apabila alat sedang beroperasi.
 Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
 Pengukur segera masuk dan mematikan alat.
 Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya, tutup rapat
dan disegel.
 Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/ tempat, lama
pengambilan sampel, dan nama pengukur.
 Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil, simpan pada cool
box (kotak pendingin ) dengan suhu 4- 10 ºC
 Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 ºC dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak
ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
 Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung dengan
menggunakan colony counter.

2. Pengukuran kualitas fisik udara

 Pengukuran suhu
 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan pada ruangan sampai
menunjukkan angka yang stabil.
 Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan menggunakan hygrometer atau
humidity meter yang dipaparkan pada ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
 Kecepatan aliran udara

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang dipaparkan selama ± 15 menit


pada ruang kerja.

b. sampel tanah secara bakteriologis :

Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah:

 Secara Terusik (Disturbed Soil Samples), dan


 Secara Tak Terusik (Undisturbed Soil Sample)

Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah:

 Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah yang sedang
dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat pengambilan sampel.
 Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan.
Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dgn
menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel
scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah
secara terus-menerus
 Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil secara terpisah
dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada juga satu metode yang biasa
digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian yaitu:
 Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk memenuhi
program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan khusus
dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja
dalam 24 jam.
 Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil samples)
 Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).
 Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi, porisitas dan
permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia tanah
dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF).
 Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan “ring samples”,
sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau
auger (bor tanah).
 Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan
contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah individu (sub amples).
 Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan atau
digunakan untuk tujuan pertanian.
 Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 – 15 Ha).
 Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak kurang dari 5
hektar.
 Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples)

c. Syarat pengambilan sampel secara bakteriologis :

 Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah
dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan
bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
 Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa
tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
 Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang
digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain
 Peralatan yang digunakan harus steril dari berbagai kuman/kotoran.
 Peralatan yang sudah selesai digunakan juga harus disterilkan kembali.

Anda mungkin juga menyukai