Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROMETRI
(GEL
0204)
ACARA IV
STASIUN PENGAMAT ARUS SUNGAI

Disusun oleh:
Nama : Katyusha Fiore
NIM : 19/445024/GE/09131
Prodi : Geografi Lingkungan
Hari : Kamis
Waktu : 09.35-11.15 WIB
Asisten : 1. Nur Amrina Rosidhah, S.Si
2. Salma Hayyu Nur Husna

LABORATORIUM HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI


LINGKUNGAN DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
Nama : Katyusha Fiore Nilai
NIM : 19/445024/GE/09131
Asisten : 1.Nur Amrina R S.Si
2. Salma Hayyu Nur
Hari Praktikum : Husna
KamisJam : 09.35-11.15 WIB

Judul
ACARA IV
STASIUN PENGAMAT ARUS SUNGAI

Tujuan
1. Mengenali SPAS
2. Memahami fungsi dan penentuan lokasi SPAS

Cara Kerja
Alat dan Bahan:
1. Laptop
2. Data kriteria SPAS
3. Software ArcGIS
4. Data-data shapefile

Langkah Kerja

Data Kriteria SPAS Data-data Shapefile pendukung Sub DAS Krawang

Memasukkan data-data Shapefile ke dalam ArcGIS


Membuat sketsa dari seperti data SubDAS, Pemukiman, Jalan, Sungai dan
identifikasi lokasi lainnya
pemasangan SPAS yang
tepat dan tidak tepat
Meng Clip semua data tersebut ke SubDAS kemudian
menentukan titik pemasangan SPAS yang ideal pada peta
Memberikan deskripsi dari dan di Screenshot
sketsa dari identifikasi
lokasi pemasangan SPAS
Layouting pada peta titik pemasangan SPAS
yang tepat dan tidak tepat
dan di input ke dalam
tabel
Peta titik pemasangan SPAS, screenshot titik pemasangan
Tabel Lokasi pemasangan
SPAS
SPAS yang tepat dan tidak
tepat

Input Proses Output


Hasil & Pembahasan
Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah:
1. Peta pemetaan titik lokasi pemasangan SPAS di suatu DAS, beserta pertimbangannya.
2. Tabel identifikasi lokasi SPAS yang tepat dan tidak tepat

Pembahasan
Sungai merupakan torehan diatas permukaan bumi yang merupakan penampang
permukaan bumi dan penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawanya dari bagian
hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ketempat yang lebih rendah dan akhirnya
bermuara kelaut.(Soewarno, 2000). Air merupakan sumber daya alam yang tak akan habis
dipakai namun akan hilang kualitasnya jika tidak dilestarikan, sehingga perlunya pelestarian,
namun air juga dapat mendatangkan masalah bagi manusia. Air adalah sumber daya alam yang
dapat terbarukan dan dapat dijumpai dimana-mana, meskipun secara kuantitas maupun kualitas
masih terbatas keberadaan maupun ketersediaannya baik ditinjau secara geografis maupun
menurut musim. Oleh sebabitu, peningkatan penggunaannya akan mengakibatkan intervensi
manusia terhadap sumber daya air makin besar. (Effendi, 2003)
DAS digambarkan sebagai unit hidrologi yang merupakan tempat tinggal atau platform
kegiatan ekonomi berbasis lingkungan (Common and Stagl, 2005; Miller dan Spoolman, 2015,
Reddy et al., 2017). Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah ekosistem yang dibatasi
oleh pemisahan topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air,
sedimen, unsur hara dalam sistem sungai dan keluar melalui outlet tungal. DAS sebagai sistem
hidrologis yang terbuka terdiri dari tiga komponen utama dalam sistem tersebut yaitu input
berupa hujan, proses yaitu DAS sebagai pengatur dan outpot yang berupa aliran permukaan,
sedimen dan unsur hara. Menurut Sudaryono (2002), DAS adalah sebuah kesatuan ruang yang
terdiri dari unsur biotik (binatang, tumbuhan, organisme), unsur abiotik (tanah, air, udara), dan
kegiatan manusia yang bersifat interdependecy, sehingga merupakan suatu kesatuan eksistem.
Seluruh interaksi dari semua unsur tersebut dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan
atau memilih lokasi yang tepat untuk pemasangan Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS).
Namun juga tetap harus mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar. Selain itu, juga ada
pertimbangan diluar kondisi alam, yaitu ketersediaan dana yang biasanya didapatkan dari
pemerintah.
Menurut SK Menteri Kehutanan (No. 276/Kpts-II/95), pembangunan dari SPAS
memiliki tujuan untuk memantau dan mengevaluasi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas tata air,
sehingga pengelolaan lahan dan hutan pada DAS dapat ditingkatkan. Pengetahuan akan
karakteristik dari sungai yang akan dipasang SPAS akan sangat membantu dalam penentuan
lokasi pemasangan SPAS ataupun pemantauan dari tata air. Stasiun Pengamat Arus Sungai
adalah seperangkat alat atau bangunan pada studi hidrologi yang dibangun atau dipasangan di
aliran sungai. Stasiun pengamat arus sungai ini berfungsi untuk memonitor tata air DAS secara
terus menerus (Supangat, 2014).
Penetuan rencana lokasi pemasangan Stasiun Pengamat Arus Sungai harus diperhatikan
dengan baik sehingga tidak akan menimbulkan kerugian, kurangnya akurasi data yag
dihasilkan, atau kejadian lain yang tidak diinginkan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam penentuan lokasi pemasangan SPAS adalah jaringan SPAS yang sudah ada, nilai
penting dari sungai, tingkat ketelitian yang akan dicapai, operasional pengamatan, serta dana
anggaran. Selain itu alur sungai yang lurus, accessbility, kedalaman badan sungai sehingga air
tidak sampai melimpah saat banjir, aliran di penampang bersifat merata, tidak terpengaruh
back water, sungai tidak berbatu, dan sungai tidak memiliki vegetasi yang mengganggu aliran
sungai juga perlu diperhatikan.
Dalam Tabel identifikasi lokasi SPAS yang tepat dan tidak tepat juga memberikan
beberapa kriteria mengenai penentuan lokasi SPAS yang ideal. Lokasi SPAS harus berada
disungai yang lurus, tidak berbelok-belok. Sungai yang lurus dapat mengurangi adanya arus
balik aliran ataupun adanya perubahan aliran yang dapat berakibat pada ketelitian hasil
pengukuran. Selain bentuk sungai yang lurus, identifikasi lokasi sungai yang ideal juga adalah
lokasi SPAS haruslah berada pada aliran yang memiliki stabilitas air yang bagus, tinggi muka
air yang cukup, kerapatan vegetasi yang tidak terlalu rapat serta legalitas hokum dari lokasi
tanah yang akan dibangun SPAS.
Pada praktikum ini, Sub-DAS Krawang yang berada di Daerah Aliran Sungai Progo,
Jawa Tengah Daerah yang kali ini ditentukan lokasi SPASnya. 1 titik lokasi pemasangan
SPAS dapat ditentukan yang kemudian di-plot di Sub-DAS Krawang. Penentuan lokasi
pemasangan SPAS tersebut disesuaikan dengan tujuan dan syarat yang berlaku untuk
pemasangan SPAS. Pada penentuan lokasi pemasangan SPAS kali ini hanya didasarkan dari
interpretasi dari foto citra dan shapefile sub-DAS, sungai, jalan, dan penggunaan lahan. Oleh
karena itu, menurut saya kriteria yang dapat dipertimbangkan dengan berat adalah alur sungai
yang lurus, dekat dengan jalan (accessbility), dekat dengan pemukiman, serta vegetasi yang
tidak terlalu rapat di bibir sungai.
Lokasi titik pemasangan SPAS sudah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
untuk pemasangan SPAS yang tepat. Sungai dipilih yang memiliki alur relatif lurus. Dimana
peletakkannya berada di dekat dengan jalan dan dekat dengan pemukiman warga, sehingga
mudah dijangkau apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti banjir dan pengamatan
dapat dilakukan dengan mudah. Kemudian juga berada di daerah sawah dan menjauhi vegetasi
yang sekiranya mengganggu aliran sungai. Penentuan lokasi dengan syarat tersebut akan
berpengaruh pada kualitas dan keakurasian data yang dihasilkan. Penggunaan lahan dapat
mempengaruhi kualitas air atau aliran sungai secara langsung maupun secara tidak langsung.
Berdasakan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penentuan lokasi SPAS sudah
sesuai dengan syarat dan kriteria yang berlaku.
Lokasi SPAS yang telah ditentukan akan menghasilkan nilai data yang berbeda-beda.
Hal tersebut dikarenakan setiap SPAS mewakili kondisi dari cabang sungai yang dipasangi
SPAS tersebut. Penentuan lokasi tersebut tentunya sangat penting dalam merencanakan
pembangunan SPAS, namun biaya operasional juga sangat berpengaruh pada pemasangan
SPAS. Dimana jumlah biaya operasional tersebut akan menentukan metode yang digunakan
untuk penentuan lokasi pemasangan SPAS, jenis dan kualitas alat hidrologi yang akan
digunakan pada SPAS, serta kuantitas dari SPAS yang diharapkan pada jumlah optimal. Dari
pengaruh-pengaruh tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya operasional juga dapat
berpengaruh pada kualitas data yang dihasilkan dari SPAS. Apabila nilai akurasi dari data
SPAS rendah, maka data yang dihasilkkan tersebut tidak dapat digunakan untuk landasan
perancangan program yang terkait dengan sungai.
Kesimpulan

1. Stasiun Pengamat Arus Sungai adalah seperangkat alat atau bangunan pada studi
hidrologi yang dibangun atau dipasangan di aliran sungai. Stasiun pengamat arus
sungai ini berfungsi untuk memonitor tata air DAS secara terus menerus.
2. Penetuan rencana lokasi pemasangan Stasiun Pengamat Arus Sungai harus diperhatikan
dengan baik sehingga tidak akan menimbulkan kerugian, kurangnya akurasi data yag
dihasilkan, atau kejadian lain yang tidak diinginkan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pemasangan SPAS adalah jaringan SPAS
yang sudah ada, nilai penting dari sungai, tingkat ketelitian yang akan dicapai,
operasional pengamatan, serta dana anggaran.

Daftar Pustaka

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Penerbit: Kanisius. Yogyakarta
Reddy, Ratna V., Saharawat, Y.S., George, B. (2017); Watershed Management in South Asia: A
Synoptic Review, Journal of Hydrology (2017), doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jhydrol.2017.05.043
Soewarno. 2000. Hidrologi. Nova. Bandung.
Sudaryono. 2002. Pengelolaan DAS Terpadu: Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Tekonologi
Lingkungan. Vol.8, No.1.
Supangat, A. B. 2014. Monev Tata Air DAS: Pemasangan SPAS dan Jenis Alat-Alatnya. Surakarta:
Badan Penelitian Tekonolofi Kehutanan Pengelolaan DAS.
Lampiran
1. Peta pemetaan titik lokasi pemasangan SPAS di suatu DAS, beserta pertimbangannya.
2. Tabel identifikasi lokasi SPAS yang tepat dan tidak tepat

Tepat SPAS Tidak Tepat


No Parameter

1 Sungai Lurus
SPAS berada di sungai dengan SPAS bila ditempatkan di sungai
bentuk aliran yang lurus agar yang berkelok-kelok akan
dapat mengurangi adanya arus menyebabkan data yang diterima
balik aliran ataupun adanya bisa berubah-ubah karena alirannya
perubahan aliran yang dapat bisa berubah-ubahseperti arah
berakibat pada ketelitian hasil aliran dan lainnya.
pengukuran

2 Stabilitas Air

Kestabilan aliran air akan Sungai yang berbatu cenderung


menghasilkan data yang akurat, akan membuat alirannya tidak
oleh karena itu SPAS harus stabil karena air yang bertabrakan
ditempatkan di sungai yang dengan batu akan mengubah
alirannya ke
memiliki aliran yang stabil tanpa sisi batu tersebut sehingga aliran
adanya penghalang seperti batu- sungainya tidak stabil dan juga akan
batu, kayu ataupun yang lainnya. menimbulkan arus balik.

Tinggi Tinggi muka air pada penentuan


3 Tinggi muka air yang berada
permukaan air lokasi SPAS harus jelas dan
cukup untuk bisa diambil dibawah alat perekam tidak tepat
datanya. Biasanya tinggi muka untuk dijadikan lokasi SPAS karena
air yang tepat adalah yang bisa akan menghasilkan data yang tidak
merendam keselurah alat yang akurat seperti contoh data tinggi
berada di dasar sehingga dapat muka air terendah.
diperoleh data yang maksimal.

4 Aksesibilitas SPAS yang tepat adalah SPAS SPAS yang sulit untuk diakses akan
yang dapat diakses dengan baik menyulitkan petugas untuk
sehingga petugas dapat dengan mengambil data dan melakukan
mudah mengakses Lokasi SPAS perawatan. Lokasi ini contohnya
untuk mengambil rekaman data seperti berada di tengah hutan.
dan perawatan alat. Akses yang
baik adalah seperti dekat dengan
pemukiman, dan jalan

Legalitas lokasi juga menjadi Lokasi yang memiliki legalitas


Legalitas penting untu penentuan lokasi hukum yang tidak jelas atau belum
5
lokasi SPAS yang baik. Lokasi SPAS ada kesepakatan antara dua pihak
haruslah memiliki legalitas akan menyebabkan adanya
secara hukum serta kesepakatan sengketa sehingga pembangunan
dua pihak seperti dari pengelola SPAS tersebut Illegal dan biasanya
SPAS dan pemilik lokasi bangunan yang illegal tidak bisa
sehingga tidak terjadi sengketa untuk digunakan dan akhirnya
dan konflik. membuang anggaran pembangunan
dan tidak bisa mendapatkan data
yang diinginkan.
Tabel 4.1. Identifikasi lokasi SPAS yang tepat dan tidak tepat
TUGAS
Mencari dan review SNI/peraturan tentang Pemasangan SPAS

Judul : Tata cara pemilihan lokasi pos duga air di sungai


Nomor SNI : SNI 03-2526-1991

Ruang lingkup
Tata cara ini menetapkan ketentuan, persyaratan dan berbagai pertimbangan dalam
pemilihan lokasi pos duga air di sungai. Tata cara ini hanya berlaku untuk pos duga air di
sungai yang tidak terpengaruh oleh kondisi pengempangan dan pasang surut, sehingga dapat
berfungsi untuk memantau fluktuasi muka air yang dapat ditransfer ke dalam debit dengan
menggunakan lengkung aliran (rating curve).

Persyaratan
Survei
Pemilihan lokasi pos duga air harus didahului dengan survei yang dilaksanakan pada musim kemarau
agar diperoleh gambaran karakteristik penampang sungai dan tinggi muka air setempat yang jelas.
Lokasi pos duga air otomatik
Persyaratan untuk menentukan lokasi pos duga air harus memperhatikan ketentuan berikut:
a) Penampang kendali alam tersedia atau penampang kendali buatan
yang memungkinkan dipasang.
b) Penampang sungai stabil.
c) Alur sungai lurus sejauh 100 m atau lebih dari 4 kali lebar sungai pada kondisi
muka air tertinggi (MATT).
d) Pada waktu banjir air sungai tidak melimpah.
e) Mudah dicapai terutama pada saat banjir.
f) Penyebaran aliran di penampang baik pada saat air kecil, sedang maupun
banjir merata dan mengumpul.
g) Tidak terkena pengaruh pengempangan atau aliran lahar.
h) Apabila rencana pos duga air terletak di dekat percabangan sungai atau waduk, maka
lokasi tersebut harus bebas dari pengaruh pengempangan yaitu jauh ke arah hulu
atau di hilir dari percabangan atau waduk tergantung dari maksud pembangunan pos
duga air.
i) Lokasi pengukuran debit dari muka air rendah sampai tinggi tersedia.
j) Lokasi sedapat mungkin dekat dengan tempat tinggal penduduk.
k) Lokasi untuk pemasangan sarana pengukuran debit tersedia seperti kereta
gantung atau kabel gantung melintang.
l) Memungkinan untuk pemasangan telemetring.
m) Kesepakatan dengan pemilik tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pos duga
air, dengan mremperhatikan garis sempadan sungai.
n) Status tanah tidak dalam sengketa.
o) Pertimbangan tentang kondisi geoteknik rencana lokasi pos duga air.
p) Koordinasi dengan instansi terkait sehingga tidak terjadi duplikasi dengan pos
duga air untuk instansi lain pada lokasi yang berdekatan.
q) Apabila lokasi tidak memenuhi ketentuan butir a) sampai dengan butir p) secara
lengkap, pilih lokasi yang terbaik dari lokasi-lokasi yang telah ditemukan dengan
syarat minimal butir a) sampai dengan i) dapat terpenuhi.
Tipe bangunan pos duga air
Pemilihan tipe bangunan pos duga air berdasarkan ketentuan sebagai berikut.
a) Tipe konsol dipilih apabila tebing sungai mudah dicapai, curam dan stabil dan terdiri
dari batuan keras.
b) Tipe pembilas dipilih apabila tebing sungai tidak terdiri dari batuan keras dan air
sungai tidak berkadar sedimen tinggi.
c) Tipe kerangka baja hanya dipilih untuk sungai yang tidak membawa sampah serta harus
diperhatikan faktor pemeliharaannya.
d) Tipe gelembung (bubble gauge) dipilih apabila kondisi tebing sangat tinggi atau
sangat landai dan kondisi tanah sangat lembek sehingga tidak aman terhdap bangunan
Jenis pos duga air
Penentuan jenis pos duga air dengan memperhatikan tujuan penyelidikan hidrologi dan
ketelitian data yang diinginkan, sebagai berikut :
a) Pos duga air biasa, dipasang sementara sebelum ditingkatkan menjadi pos duga
air otomatik.
b) Pos duga air otomatik, dipasang apabila diinginkan data yang teliti
dan berkesinambungan.
Peralatan
Hal-hal yang harus diperhatikan, meliputi :
a) Jenis peralatan yang dipergunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang
berlaku, antara lain:
1) meteran dari baja atau bahan lain yang tak lentur;
2) alat penyipat datar atau alat penyipat ruang dengan ketelitian 0,001 m;
3) kompas dengan ketelitian 0,1o;
4) altimeter dengan ketelitian 0,1 m;
5) kamera wide angle dengan zoom;
6) kalkulator 12 digit
7)kabel baja ø 0,03 panjang 50 m dan bernomor setiap panjang 1 m dan bertanda
setiap panjang 0,5 m;
8) Global Positioning System (GPS) dengan ketelitian koordinat 0,01”;
9) alat ukur kedalaman dengan ketelitian 0,001 m.
b) Semua alat ukur harus dikalibrasi tergantung pada ketentuan jenis alatnya dan
atau pada saat diperlukan.
Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan harus memperhatikan ketentuan berikut.
a) peta topografi dengan skala minimal 1 : 250.000 atau foto udara;
b) kartu survey;
c) alat tulis yang tidak luntur;
d) alat gambar.
Sarana penunjang
Sarana penunjang yang diperlukan tergantung pada kondisi alur sungai setempat dan
topografi daerah survei, antara lain:
a) perahu;
b) motor tempel;
c) kendaraan roda empat;
d) kendaraan roda dua;
e) alat transport lain;
f) baju pelampung;
g) sepatu lapangan;
h) peralatan pemotong kayu;
i) topi lapangan yang tidak tembus air;
j) lampu senter.

Anda mungkin juga menyukai