Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA LINGKUNGAN

“USAHA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA"

DOSEN PENGAJAR:
ROBIATUL ADAWIYAH, ST, MT

OLEH:
KELOMPOK 8

MUHAMMAD AULIA RAHMAN : 17640212


REFI NURZAMAN : 17640053
NOOR AZIZAH : 17640057
MUHAMMAD RIZALWIRANTO : 17640224
ASILATIN NORJALIDAH : 16640106
RIZKY WARDANI : 16640013
FILZA FAJAR F : 16640081
MUHAMMAD ALDY AKHDIAT NOOR : 16640131

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI (S-1) TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2019
1.1. PENGERTIAN DASAR PENCEMARAN UDARA.

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya
Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara
dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
binatang. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar .

Kenyamanan hidup terganggu !

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungannya. Udara adalah juga
atmosfir yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan
didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (02) untuk bernafas, karbondioksida (CO2) untuk
proses fotosintesis oleh khlorofil dalam ozone (03) untuk menahan sinar ultra violet. Susunan
(komposisi udara bersih dan kering, kira-kira tersusun oleh :

Gas-gas lain yang terdapat


dalam udara antara lain gas gas
mulia. nitrogen oksida hidrogen,
methana belerang dioksida. amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara mengalami
perubahan dari susunan keadaan nomal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu
kehidupan manusia. hewan tanaman, hangunan gedung, dan lain sebagainya maka berarti
udara telah tercemar

1.2. PENTINGNYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA.

Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh
negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat
merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan
manusia saja, akan tetapi juga dapat menusak lingkungan lainnya. Seperti disebutkan diatas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980,
kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapa angka kurang lebih 51.000
orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian
disebabkan oleh penyakit lainnya. seperti kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung,
kanker. AIDS dan lain sebagainya. Menurut para ahli, pada sekitar tahun 2.000-an kematian
yang disebabkan oleh pencemaran udara akan mencapai angka 57.000 orang pertahunnya.
Selama 20 tahun angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara naik mendekati 0,7
% per tahun. Selain itu kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila
diukur dengan uang dapat mencapai sekitar 12 – 16 juta US Dollar per tahun, suatu angka
yang sangat berarti bila dibelanjakan untuk kesejahteraan umat manusia.

1.3. KLASIFIKASI PENCEMAR ATAU POLUTAN


Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi
serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak
menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan
hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :


1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi, berikut gas-gas vulkanik
3. Proses pembusukan sampah organik dan lain-lain

b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:


1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
2. Debu / serbuk dari kegiatan industri
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih
bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdesperesi ke udara dan
kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu
akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak maupun
berasa Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh terutama. di kota-kota
besar yang banyak industrinya dan padat lalu-lintasnya. Udara yang tercemar dapat merusak
lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkungan beranti berkurangnya
(rusaknya) daya dukungan alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia

Di negara-negara industri banyak dijumpai kasus penyakit yang erat kaitannya dengan
pencemaran udara dan pencemaran-pencemaran lainya.

1.3.1. Komponen Pencemaran Udara

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta
lalu-lintas yang padat, udaranya sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor
terkena bermacam- macam pencemaran. Dari beberapa macam komponen pencemaran udara.
maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-
komponen seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

komponen pencemar tersebut diatas mencemari udara secara sendiri-sendiri, atau dapat pula
mencemari dara secara bersama-sama, Jumlah komponen pencemar udara tergantung kepada
sumbernya Untuk mendapatkan gambaran tersebut dapat dilihat pencemaran udara di
Amerika serikat Data ini diperoleh dari hasil pengukuran pada tahun 1968.

Tabel.1.1 Bahan pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan


No Bahan pencemar Unsur Jenis gangguan yang ditimbulkan
Kapasitas angkut O2 darah menurun gangguan janin
1 Karbon monoksida (CO) dalam kandungan, Gangguan pembuluh darah jantung,
fungsi panca indra berkurang
2 Nitrogen oksida (NOx) Penyakit paru (emphysema), penyakit pembuluh darah
jantung, radang ginjal kronis, Bronchitis
3 Belerang Oksida (SOx) Gangguan sensotik & pernapasan, kerusakan bangunan
(korosi), gejala penyakit jantung, pandangan kabur
4 Hidro karbon (HC) Iritasi pada selaput lendir, mata & pernapasan
5 Partikel (particulate) pengurangan penglihatan pengotoran
bangunan dan makanan, Iritasi saluran pernapasan
(ISPA)

Tabel.1.2 Sumber pencemar udara di AS Tahun 1968

Sumber pencemaran udara di Indonesia pada sat ini masih terus diteliti. Akan tetapi kalau
dilihat prosentase komponen pencemaran udara dari sumber pencemaran tranportasi seperti
terlihat pada tabel 1.2, mungkin data tersebut dapat diolah dari data diatas karena sama-sama
menggunakan bahan bakar fosil. Prakiraan prosentase komponen pencemaran udara di
indonesia dari sumber pencemar transportasi dapat di lihat pada table 1.3

Tabel 1.3 Prakiraan presentasi komponen pencemaran udara dari sumber pencemar
transportasi di indonesia

Prakiraan prosentase tersebut diatas dengan anggapan bahwa gas buangan dari hasil
pembakaran yang keluar dari corong knalpot kendaraan transportasi memenuhi persyaratan
teknis pembakaran yang benar. Apabila gas buangan yang keluar dari knalpot kendaraan
berupa asap tebal berwarna hitam maka tentu saja prosentase HC dan partikelnya akan jauh
lebih besar dari perkiraan dan terşebut diatas.

1.3.2. Nilai Ambang Batas.

Untuk menghindari dampak yang diakibatkan pencemaran udara selain menghilangkan


sumbernya juga dilakukan pengendalian dengan penetapan nilai ambang batas. daya racun
suatu bahan tergantung pada kualitas dan kuantitas bahan tersebut. Dengan jumlah sedikit
sudah membahayakan manusia ini tidak lain karena kualitasnya cukup memadai untuk
membunuh.

Nilai ambang batas pada mulanya ditujukan pada karyawan yang bekerja pada perusahaan
industri, yaitu untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja selama mereka bekerja
dalam pabrik.

Agar udara memenuhi syarat kesehatan maka konsentrasi bahan dalam ditetapkan batasnya.
Artinya konsentrasi bahan terscbut tidak mengakibatkan penyakit atau kelainan selama 8 jam
bekerja schari atau 40 jam seminggu. Ini menunjukan bahwa di tempat bekerja tidak mungkin
bebas polusi udara. Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat
dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman Dalam perkataan lain, nilai ambang batas
juga diidentikan dengan kadar maksimun yang diperkenankan. Kedua pengertian ini
mempunyai tujuan sama.

Pada umumnya satuan yang dipakai untuk nilai ambang batas mg/m3 yaitu bagian dalam
sejuta yang disingkat dengan bds atau ppm (part per millon). Satuan mg/m3 biasanya
dikonversikan kepada satuan m/it.

Antara satu senyawa dengan senyawa lain berbeda nilai ambang batasnya dan antara senyawa
itu sendiri juga berbeda untuk waktu yang berbeda pula. Nilai ambang batas yang didapat
harus lebih kecil atau sama dengan baku mutu udara ambien yang telah dikeluarkan oleh
Menteri Negera Kependudukan dan Lingkungan Hidup MENKLH/ID1991 tanggal 1 Februari
1991 (Tabel 1.4).

Tabel 1.4 Baku mutu udara ambien


1.3.3. Karbon Monoksida atau COD.

Karbon Monoksida adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau, dan juga tidak berasa.
Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192°C. Gas CO sebagian besar berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat
lalulintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif
tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Selain dari itu gas CO dapat pula berbentuk dari proses
industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walapun jumlahnya relatif sedikit,
seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lainnya.

Sumber pencemar gas CO yang terbesar, berdasarkan hasil penelitian di negara-negara


industri, adalah berasal dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak, batubara) pada mesin-
mesin penggerak transportasi. Hal ini bisa dilihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5 sumber pencemar

1.3.4. Nitrogen Oksida atau NOx.

Nitrogen oksida sering disebut dengan NO x, karena oksida nitrogen mempunyai 2 macam
bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO2, dan NO. Sifat gas NO2, adalah berwarna (yaitu
merah kecoklatan) dan berbau (tajam menyengat hidung), sedangkan gas NO tidak berwarna
dan tidak berbau.
1.3.5. Belerang Oksida atau Sox
Gas belerang oksida atau SOx, terdiri atas gas CO2, dan CO3, yang keduanya mempuhya sifat
berbeda Gas CO2, berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas L bersifat sangan
reaktif dan mudah beraksi dengan uap air yang ada diudara untu membantu asam sifat atau
H2 SO4 Asam Sulfat ini sangat reaktif, mudah berak (memakan) benda-benda lain yang
mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkarata (korosi) dan proses kimia lainnya.

1.3.6. Hidrokarbon atau HC.

Hidrokarbon atau sering disingkat dengan HC adalah pencemaran udara yang dapat berupa
gas, cairan maupun padatan. Dinamakan hidrokarbon karena penyusun utamanya adalah atom
karbondan atom hidrogen yang dapat terikat (tersusun) secara ikatan lurus (ikatan rantai) atau
terikat secara ikatan cincin (ikatan tertutup). Jumlah atom karbon dalam senyawa hidrogen
akan menentukan bentuknya, apakah akan berbentuk gas, cairar ataukan padatan. Pada suhu
kamar umumnya HC suhu rendah (jumlah atom C sedkit) akan berbentuk gas, HC suku
menengah (jumlah atom C sedang) akan berbentuk cairan HC suku tinggi (jumlah atom C
banyak) akan berbentuk padatan.

1.3.7. Partikel.

Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk
pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar
udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas dalam kaitannya
dengan masalah pencemaran lingkungan, pencemaran partikel da meliputi berbagai macam
bentuk. mulai dari bentuk sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang
kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udar diantaranya dapat berupa keadaan-keadaan
sebagai berikut:

1. Aerosol adalah istilah umum yang menyatakan adanya partikel yang terhambur dan
melayang diudara.
2. Fog atau kabut adalah aerosol yang berupa campuran antara butiran-butiran air yang
berada diudara.
3. Smoke atau asap adalah aerosol yang berupa campuran antara butir padatan da
cairan yang terhambur melayang diudara.
4. Dust atau debu adalah aerosol yang berupa butiran padat yang terhambur dan melat
diudara. Karena andanya hembusan angin.
5. Mist artinya mirip dengan kabut Penyebabnya adalah butiran-butiran zat cair
terhambur dan melayang diudara (bukan butiran air)

6. Fume artinya mirip dengan asap hanya saja penyebabnya adalah aerosol yang berasa
dari kondensasi uap panas (khususnya uap logam)
7. Plume adalah asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri (pabrik)
8. Haze adalah setiap bentuk aerosol yang mengganggu pandangan di udara
9. Smog adalah bentuk campuran antara smoke dan fog
10. Smaze adalah bentuk campuran antar smoke dan haze.

Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat juga berasal dari
ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Misalnya pencemaran partikel yang diakibatkan peristiwa alam : Debu tanah/pasir halus yang
terbang terbawa oleh angin, abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibat
lentusan gunung berapi, semburan uap air panas disekitar daerah sumber panas bumi di
daerah pegunungan. Sedangkan yang berasal dari ulah manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi.

1.3.7.1 Pembakaran Batu Bara.

Pemakaian batu bara dalam kegiatan industri sangat banyak. Batu bara terutama digunakan
sebagai bahan bakar pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memasok kebutuhan energi
listrik bagi industri tersebut. Pada pembakaran dan pemecahan (peristiwa crack ing) batubara,
selain dihasilkan gas buangan (CO.NOx. dan SOx). sebagai bahan pencemar Partikel-partikel
tersebut antara lain

Penelitian lebih jauh mengenai dampak pemakaian bahan bakar batu bara ternyata sangat
menarik, karena selain mengeluarkan partikel-partikel seperti diatas, ternyata pada pemakaian
bahan bakar batubara juga dilepaskan partikel-partikel radioaktif karena batubara sebagai
bahan bakar fosil juga mengandung unsur-unsur radioaktif alam yang apabila dibakar unsur
tersebut akan ikut keluar bersama-sama dengan komponen hasil pembakaran lainnya. Dari
hasil penelitian telah terbukti bahwa selain mengeluarkan gas s Co, NOx, SOx, C dan
sejumlah abu maupun debu seperti tersebut diatas. yang menyebar ke lingkungan. Unsur-
unsur radioaktif yang ikut keluar dari pembakaran batubara cukup banyak, yaitu sekitar 36
unsur. Dari sekian banyak unsur tersebut yang paling dominan adalah :

Keenam macam unsur radioaktif tersebut termasuk golongan logam berat yang apabila masuk
kedalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang berdampak pada tubuh manusia.
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, termyata bahwa paparan radiasi lingkungan yang
dihasilkan oleh PLTU yang memakai bahan bakar batubara relatif lebih besar dibandingkan
dengan paparan radiasi lingkungan yang dikeluarkan oleh PLTN (Pusat Listrik Tenaga
Nuklir). Mengingat akan hal ini kiranya para pengelola PLTU batubara perlu memperhatikan
masalah dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pemakaian batubara tersebut.
1.3.7.2. Proses Industri.

Berbagai macam proses industri ternyata ada yang menghasilkan partikel-partikel yang dapat
menyebar ke udara. Suatu industri atau pabrik yang memperhatikan masalah keselamatan
kerja dan kesehatan lingkungan tentu akan melengkapi pabriknya dengan penyaring atau
filter khusus yang akan menangkap partikel atau debu yang mungkin keluar dari lingkungan
pabrik.

Beberapa pabrik atau indusri yang potensial sebagai sumber pencemaran partikel diantaranya
adalah : Industri besi dan baja, industri semen, pengolahan batu bara, industri, petrokimia,
industri kertas dan pulp, pabrik tepung., Industri ekstil dan asbes, pabrik insektisida, dan
industri elektronika.

1.4. USAHA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA

Usaha-usaha penanggulangan pencermaran udara dapat dilakukan melalui 2 macan cara yaitu
:

1. Penanggulangan secara non-teknis, dan


2. Penanggulangan secara teknis

4.1 Penanggulangan secara Non-teknis


Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pemcemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi
yang akan dilaksanakan disuatu tempat, meliputi :

a. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)


b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
c. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
d. Menanamkan Perilaku Disiplin

4.2. Penanggulangan Secara Teknis


Apabila berdasarkan kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) ternyata bisa
diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah beikutnya adalah
memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh
dalam penganggulangan secara teknis. Diantaranya adalah:

a. Mengubah Prose
b. Mengganti Sumber Energi.
c. Mengelolah Limbah,
d. Menambah Alat Bantu
e. Perecanaan Manajemen Lalu-lintas (pada sistem transportasi).

4.2.1. Menguhah Proses


Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan (Limbah) yang
berupa zat-zat kimia maka akan terjadi pencemaran lingkungan oleh zat-zat kimia baik
melalui pencemaran udara, pencemaran air maupun melalui pencemaran daratan. Keadaan ini
harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses yang ada dan memenuhi kriteria dibawah ini:

a. Mengutamakan keselamatan lingkungan


b. Teknologinya telah dikuasai dengan baik
c. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung jawabkan

Sebagai contoh pada industri pengolahan bahan nuklir, untuk mendapatkan unsur uranium
dari batuan uranium digunakan serangkaian proses yang melibatkan penggunaan zat-zat
kimia. Pemakaian zat kimia seringkali menimbulkan masalah pada limbah buangannya.
Sebagai ganti zat kimia, pada saat ini telah difikirkan pemakaian bakteri it tertentu untuk
memecah bantuan ini yang tidak membahayakan lingkungan.

1.4.2.2. Mengganti Sumber Energi

Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan teknolgi sebagian besar
masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil, yang menghasilkan komponen
pencemaran udara yang berupa gas. Hal ini bisa dikurangi dengan memakai bahan bakar
LNG (L.iquifie Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih.

1.4.2.3. Mengelola Limbah

Pengelolaan limbah industri dari bahan buangan industri dan teknologi dimaksudkan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengelolaan limbah ini sering disebut dengan
Waste Trealment atau Waste Management. Cara mengelola limbah industri dan teknologi
tergantung pada sifat kandungan limbah serta tergantung pula pada rencana pembuangan
olahan limbah secara permanen.

1.4.2.4, Menambah Aat Bantu

Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis dilakukan


dengan menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Beberapa alat bantu yang
dapat digunakan untuk mengurangi atau menanggulangi pencemaran lingkungan diantaranya
adalah :

1. Filter Udara.
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap abu atau partikel yang keluar dari cerobong atau
stack, agar tidak ikut terlepas kelingkungan sehingga udara bersih saja yang keluar dari
cerobong.

2. Pengendap Siklon (Cyclone Separator)


Pengendap siklon adalah pengendap debu/abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam
ruangan pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalap pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
siklon sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh kebawah.
3. Filter Basah (Serubbers/Wet Colectors)
Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan menyemprotkan air
dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara
yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air turun kebawah. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah
digabungkan menjadi satu, sehingga akan menghasilkan satu alat penangkap debu yang
dinamakan pengendap sikon filter basah.

4. Pengendap Sistem Gravitasi.


Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relaif cukup besar, sekitar 50 µ atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali,
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor kedalam alat yang dibuat sedemikian rupa
sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, partikel akan jatuh
terkumpul dibawah akibat gaya berat sendiri

5. Pengendap Elektrostatik.
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah
relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air, alat dapat membersihkan
udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.

Alat pengendap ini menggunakan arus searah yang mempunyai tegangan 25-100 KV Alat ini
berupa tabung silinder dimana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan ditengah ada
sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding-tabung, diberi muatan negatif.
Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharge didaerah
pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran
udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing
akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh
dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian
terhembus keluar.

1.4.2.5 Menjauhkan Sumber Pencemar

Hal-hal yang mempengaruhi konsentrasi pencemaran udara. diantaranya adalah:

a. Prosentase gas yang dikeluarkan (Emisi gas buang)


b. Jumlah sumber-sumber pencemar (Volume)
c. Waktu beroprasi (tamanya sumber beroperasi).

Agar konsentrasi zat pencemar yang berasal dari sumber tidak melebihi ambang batas, maka
perlu diadakan rekayasa agar jauh dari masyarakat. Sebagai Contoh:

a. Untuk membangun sebuah pabrik/industri maka perlu dipilih lokasi yang tepat,
misalnya dengan memperhatikan jumlah pabrik/industri (sumber pencemar) di daerah
tersebut, adanya perumahan penduduk. pengembangan kota, dan lain sebagainya,
sehingga tidak banyak menimbulkan permasalahan bagi masyarakat.

b. Jika dalam suatu tempat (ruas jalan) terjadi konsentrasi pencemaran udara yang
melebihi ambang batas, maka dapat ditangani dengan cara mengurangi jumlah
kendaraan yang akan melewati ruas jalan tersebut, yaitu bisa mengalihkan kendaraan
yang akan melewati ruas jalan tersebut atau menyarankan kepada pemakai kendaraan
pribadi untuk menggunakan kendaraan umum.

Untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar, dapat dipasang alat pemantau konsentrasi
pencemaran udara pada tempat-tempat tertentu. Alat tersebut sudah dipasang di kota-kota
besar di Indonesia, misalnya di Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Namun sampai sejauh ini
belum diadakan tindak lanjut dai hasil pemantauan tersebut untuk mengendalikan
pencemaran.

Sebagai contoh dari tindak lanjut hasil pemantauan tersebut dapar dilakukan dengan beberapa
tahap, diantaranya:

I Merubah Manajemen Lalulintasnya, seperti yang diuraikan pada contoh 2.

II. Jika pada tahap pertama ternyata konsentrasi udara masih diambang bata baku mutu
ambien. maka harus segera menghentikan beropersinya pabrik/industri.

III. Begitu pula jika langkah kedua masih belum berhasil, maka masyarakat didaerah tersebut
segera dipindahkan.

Anda mungkin juga menyukai