Disusun Oleh :
Sera Fitroawati
CKR0170046
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kesempatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Bencana. Tak lupa pula saya curah limpahkan shalawat serta salam kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga sekarang zaman yang penuh
dengan pengetahuan ini.
Adapun judul dari Makalah ini ialah: “Analisis Potensi Bencana di Kabupaten Majalengka”.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih pada dosen pengampu mata kuliah keperawatan Bencana dan
atas bimbingan dan arahannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya
berharap agar dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Bencana dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini dikemudian hari. Atas perhatiannya saya mengucapkan
terima kasih.
Sera Fitriawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................................
D. Manfaat Analisis Potensi Bencana...........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................
A. Simpulan..................................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan kejadian yang disebabkan oleh alam maupun oleh
kelalaian manusia. Tanah longsor, gempa bumi, puting beliung, tsunami, banjir dan tanah
longsor, letusan gunung merapi, kekeringan serta gelombang pasang adalah bencana yang
disebabkan oleh alam. Sementara itu aksi teror, konflik, kecelakaan industri, kecelakaan
transportasi, dan kebakaran hutan merupakan bencana akibat kelalaian manusia. Bencana
yang disebabkan oleh alam dan kelalaian manusia samasama menimbulkan kerugian
terhadap lingkungan dan perekonomian.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklasifikasikan kerugian
bencana menjadi korban meninggal, hilang, mengungsi, luka-luka, menderita, kerusakan
rumah, kerusakan fasilitas kesehatan dan sekolah, kerusakan jalan, dan kerusakan lahan.
Rasmussen (2004) membagi kerugian bencana menjadi empat yaitu jumlah kejadian
berdasarkan wilayah, jumlah kejadian berdasarkan populasi, jumlah kejadian berdasarkan
total populasi, dan kerusakan berdasarkan GDP. Sedangkan Pelling et al (2002)
mengklasifikasikan kerugian berdasarkan direct damages dan indirect damages.
WHO secara jelas mendefinisikan bencana adalah sebuah peristiwa yang ada pada
suatu daerah tertentu dan dapat terjadi dengan tiba-tiba, sihingga memiliki akibat yang
ditimbulak berupa kerusakan ekologi, kerusakan sarana prasana kehidupan, memburuknya
kesehatan serta kondisi yang ada dari manusia tersebut. Dari peristiwa tresebut pada
akhirnya menimbulkan suatu kebutuhan bantuan dari daerah lainnya.
Hal yang serupa yeng telah didefinisikan oleh UU. Nomor 24 Tahun 2007 tentang
bencana yang menyebutkan bahwa:
Bencana merupakan sederet peristiwa alam yang yang mengganggu serta
megancam segala tata cara penghidupan masyarakat sekitar yang disebabkan oleh faktor
alami ataupun faktor manusia. Sehingga dari peristiwa tersebut menimbulakan korban jiwa
dan kerugian harta benda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi bencana di Kabupaten Majalengka ?
C. Tujuan
1. Mengetahui potensi bencana di Kabupaten Majalengka.
D. Manfaat Analisis Potensi Bencana
1. Mahasiswa.
Diharapkan mahasiswa keperawatan yang berada di Majalengka dapat mengetahui potensi
bencana, riwayat bencana, risiko bencana dan perilaku masyarakat terhadap bencana di
Majalengka..
2. Masyarakat.
Diharapkan masyarakat mengerti akan pentingnya mengetahui potensi bencana, riwayat bencana,
risiko bencana dan perilaku masyarakat terhadap bencana di Majalengka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya). Misalnya : Melarang pembakaran hutan dalam perladangan,
Melarang penambangan batu di daerah yang curam, dan Melarang membuang sampah
sembarangan.
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Kegiatan mitigasi dapat dilakukan melalui a) pelaksanaan penataan
ruang; b) pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan c)
penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern (UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat 2 tentang Penanggulangan
Bencana).
c Kesiapsiagaan (Preparedness)
2. Tahap saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan
penderitaan sementara, seperti kegiatan bantuan darurat dan pengungsian
a. Tanggap Darurat (response)
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana. Beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahapan tanggap darurat antara
lain: a) pengkajianyang dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya; b)
penentuan status keadaan darurat bencana; c) penyelamatan dan evakuasi masyarakat
terkena bencana; d) pemenuhan kebutuhan dasar; e) perlindungan terhadap kelompok
rentan; dan f) pemulihan dengan segera prasaran dan sarana vital ( UU Nomor 24
Tahun 2007 Pasal 48 tentang Penaanggulangan Bencana).
b. Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar berupa : Pangan, Sandang, Tempat tinggal sementara, kesehatan,
sanitasi dan air bersih
3. Tahap pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
a Pemulihan (recovery)
b Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana. Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan : perbaikan lingkungan daerah
bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah
masyarakat, pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi dan
resolusi konflik, pemulihan sosial ekonomi budaya, pemulihan keamanan dan
ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan, dan pemulihan fungsi pelayanan publik.
c Rekonstruksi (reconstruction)
PEMBAHASAAN
e. Gempa Bumi
Gunung Ciremai adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk
dalam wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Jatiwangi,
memprediksi jika Majalengka merupakan daerah berpotensi gempa bumi. Seperti
pertengahan tahun 2017 lalu yang terjadi di Talaga atau bagian selatan Majalengka.
“Namun gempa yang terjadi beberapa waktu lalu itu tidak terlalu kuat,” jelas petugas
forecaster BMKG, Ahmad Faa Izyn.
Menurutnya, potensi gempa di Majalengka karena berada di jalur gempa lokal yang
berada di dataran yakni Sesar Baribis. Jadi potensi gempa walaupun lokal itu ada.
Beberapa daerah yang berpotensi gempa tersebut yaitu daerah selatan serta utara
Majalengka.
Terkait gempa bumi di wilayah Garut selatan dan pangandaran, Ahmad mengaku
gempa berkekuatan 4,9 SR awal November ini tidak sampai terasa di Majalengka.
Guncangan gempa tektonik tersebut juga tidak sampai berpotensi tsunami.
Berdasarkan hasil analisa update BMKG menunjukkan gempa bumi dengan
episenter di titik koordinat 8,23 LS dan 107,28 BT, atau di laut pada jarak 81
kilometer arah barat daya Kota Pamajalan Kabupaten Garut selatan Jawa Barat itu di
kedalaman 48 kilometer. Dampak gempa bumi berupa guncangan dilaporkan hanya
dirasakan di selatan Garut dalam skala intensitas II MMI dan Pangandaran III MMI.
“Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis
gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup di
bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia di selatan,” ujarnya.
Analisa mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut dipicu penyesaran dengan
arah pergerakan mendatar dan turun (oblique normal). Hingga pukul 13:12, hasil
monitoring BMKG belum menunjukkan aktivitas gempa bumi susulan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis potensi bencana di Majalengka yang saya peroleh, dapat di
simpulkan bahwa tingkat potensi bencana di Majalengka sangatlah beragam kebutuhan
kesehatan saat pandemi covid 19 ini masyrakat 100% ini memiliki niat untuk memenuhi
protokol kesehatan sehingga masyrakat sering membaca informasi mengenai virus
corona dan mereka selalu sering membaca tentang virus corona itu baik di handphone
atau pun di tv.
Sehingga masyarakat ini lebih tau bahwa dampak psikososial itu sangat berperan
sekali bagi masyarakat sehingga mengganggu kesehatan jiwa atau pikiran masyarakat
sekarang ini karena perokonomian menurun dan banyak yang terjadin di phk sehingga
masyarakat ini sering dirumah saja jarang yang melakukan kegiataan seperti biasannya
karena sekarang ini aktivitas masyrakat sekarang ini lebih sering di batasi dan dirumah
saja untuk melakukan aktivitas sperti keagamaan membersihkan rumah ,menahan emosi
untuk melakukan aktivitas di luaran, berinteraksi dengan yang lain menggunakan media
sosial, pergaulan di batasi, istirahat yang cukup aktivitas olahraga yang makin
meningkat dan selalu mengingatkan kepada yang lainnya atau menggunakan masker
ketika ingin berpergian, selalu minum suplemen vitamin dan harus sering mencuci
tangan ketika sudah memegang benda atupun bersalaman dengan orang lain dan sudah
melakukan akitivas yang lainnya .
B. Saran
Saran dari saya untuk masyarakat terkait dengan masa pandemi COVID-19 ini
masyarakat harus dispilin untuk peraturan yang di buat pemerintah agar masa pandemi
COVID-19 ini segera berakhir dan aktivitas yang lain nya itu bisa kembali normal
seperti biasanya.
Masyarakat harus bisa mematuhi peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah
seperti sosial distancing, PSBB, menggunakan masker, tidak berkumpul, tidak
berpergian ketempat yang ramai dan selalu mencuci tangan ketika sudah melakukan
aktivitas di luar rumah atau ketika sudah memegang benda yang lainnya. Pemerintah
juga harus lebih memperhatikan terhadap kondisi masyarakat yang merasa kesulitan
baik dari kondisi ekonomi maupun kesehatannya dan dari segi fisiologis maupun
psikososalnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/200000569/pengertian-bencana-dan-jenis-jenisnya?
page=all
http://bpbd.majalengkakab.go.id/halaman-statis/
https://republika.co.id/berita/q39p1c430/139-desa-di-majalengka-rawan-longsor
https://mediaindonesia.com/read/detail/246941-17-kecamatan-di-majalengka-rawan-karhutla
https://cirebon.tribunnews.com/2019/12/05/waspada-kabupaten-majalengka-berpotensi-angin-puting-
beliung-bmkg-beri-imbauan-begini
https://www.mediaandalas.com/daerah/tanda-sesar-baribis-masih-sangat-aktif-gempa-guncang-
majalengka/