Anda di halaman 1dari 27

TUGAS II PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : FADILLAH ACHMAD RAMADANSYAH


NIM : 2017-11-176
KELAS :B
SEMESTER VI
NO URUT 14
KODE MOTOR SHUNT DAN BEBAN : B dan beban 75 %
KODE MOTOR INDUKSI DAN BEBAN : B dan beban 85 %
JURUSAN : S1 TEKNIK ELEKTRO
MATA KULIAH : PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK
TANGGAL PENGUMPULAN : 23 MEI 2020

INSTITUT TEKNOLOGI PLN


JAKARTA
2020
A. Diketahui motor Induksi Rotor Belitan dengan data beban di bawah ini :
No urut 14
Motor B
P (KW) 75
Eo(Vot) 213
Nnom (rpm) 720
Tmaks 2,4
/Tnom
I nom (A) 220
Tb 85
(%Tnom)

B. Diketbahui motor shunt (DC Paralel) dengan data beban di bawah ini :
No urut 14
Motor B
P (KW) 15
V (Volt) 220
Nnom (rpm) 1600
Tmaks / 2,4
Tnom
I nom (A) 81,5
Tb 75
(%Tnom)

Jawatblah pertanyaan ini :


a. Jelaskan konstruksi dan prinsip kerja motor shunt dan motor induksi rotor
belitan ! Jawab :
- Motor Shunt
Konstruksi :
Konstruksi motor shunt
Bagian mekanis :
• Komutator, fungsinya menyearahkan arus agar arah putarannya tetap, sebagai
penghubung terminal dengan kumparan jangkarnya.
• Brush, sebagai penghubung terminal ke komutator. Bagian Listrik :
• Brush, sebagai penghubung terminal ke komutator.
• Kumparan jangkar, fungsinya tempat terjadinya ggl induksi.
• Kumparan medan, fungsinya yaitu menghasilkan medan magnet statis.
• Interpole, berfungsi untuk mengurangi rugi akibat reaksi jangkar.
Bahan yang diperlukan :
• Kawat Penghantar yang terbuat dari tembaga
• Inti besi yang terbuat dari bahan ferromagnetik Gambar prinsip :
Prinsip kerja :
Untuk motor penguat bebas, Motor jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber
tersendiri dan terpisah dengan sumber arus ke rotor. Sehingga arus yang diberikan untuk jangkar
dengan arus yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat antara satu dengan lainnya secara
kelistrikan. Pada motor penguat terpisah terdapat dua jenis stator yang sering digunakan yaitu
stator permanent magnet dan stator belitan. Jika stator yang digunakan adalah permanent magnet,
maka stator tidak perlu terhubung dengan sumber luar, sehingga eksitasi hanya di berikan pada
rotor, krena adanya medan magnet yang di hasilkan dari permanent magnet, dan adanya arus
eksitasi yang mengalir pada kumparan armature, sehingga medan magnet tersebut akan
menginduksi rotor dan membuat rotor bergerak sesuai kaidah tangan kiri. Pada rotor terpasang
komutator yang berfungsi menyearahkan arus sehingga motor dapat berputar pada satu arah. Jika
statornya terbuat dari kumparan, prinsip kerjanya sama dengan stator permanent magnet, hanya
saja pada stator kumparan dihubungkan dengan sumber luar.

Motor ini dinamakan motor DC shunt karena cara pengkabelan motor ini yang parallel (shunt)
dengan kumparan armature. Motor DC shunt berbeda dengan motor yang sejenis terutama pada
gulungan kawat yang terkoneksi parallel dengan medan armature. Kita harus ingat bahawa teori
elektronika dasar bahwa sebuah sirkuit yang parallel juga disebut sebagai shunt. Karena gulungan
kawat diparalel dengan armature, maka disebut sebagai shunt winding dan motornya disebut shunt
motor.
Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan putaran seperti pada
medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel mempunyai torsi awal yang lemah. Ketika
voltase diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang tinggi pada kumparan parallel menjaga arus
mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor seri dan menggunakan
arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat untuk membuat kumparan armature
memulai putaran.
Mesin DC parallel shunt , apabila dihubungkan dengan sumber tegangan , maka arus mengalir ke
rotor dari motor, sehingga apabila rotor tersebut teraliri arus diantara medan magnet maka akan
menimbukan gaya lorentz , sehingga apabila ada gaya yang terjadi maka aka nada torsi sehingga
menimbulkan putaran pada motor. Sehingga terjadi konversi listrik menjadi mekanis.
Apabila mesin DC tersebut di kopel porosnya terhadap suatu penggerak maka rotor akan berputar
mengikuti penggerak tersebut. Maka ketika rotor tersebut bergerak , sisa sisa fluks yang ada pada
motor akan mulai memotong kumparan rotor sehingga timbul GGL yang lama lama mulai
terbentuk sehingga akan timbul perubahan konversi mekanis menjadi listrik - Mesin DC yang
dihubungkan dengan sumber tegangan , maka arus akan mengalir. Arus yang mengalir tersebut
akan menimbulkan panas pada penghantar akibat dari adanya pergerakan muatan pada suatu arus
yng mengalir. Sehingga dari sini terjadilah konversi listrik menjadi panas.

- Motor Induksi Rotor Belitan


Konstruksi :

Prinsip Kerja :
Konstruksi Motor Induksi
Motor Induksi terdiri dari 2 bagian utama:
1. Stator
Stator dan rotor adalah berupa rangkaian listrik yang dapat menghasilkan medan
electromagnet. Stator adalah bagian yang diam atau statis dari motor. Inti stator terbuat dari ratusan
lempengan laminasi tipis.
Pada bagian stator (bagian yang tidak bergerak sesuai namanya) terdiri lilitan atau kumparan
(windings) yang mengelilingi semua bagian stator. Stator ini berfungsi untuk membangkitkan
medan magnet (EMF) ketika dialiri oleh listrik. Sesuai dengan Hukum Faraday:
“Jika suatu kumparan dialiri oleh arus listrik, maka akan timbul medan
magnet pada sekitar kumparan tersebut”
Pada stator motor induksi medan magnet akan dibangkitkan ketika dialiri oleh arus listrik.
Arah medan magnet akan sangat bergantung pada arah sekuen (sequence) pada sumber listrik 3
phasa.
2. Rotor
Pada bagian rotor (bagian yang bergerak) terdiri dari inti besi dan kumparan dengan rangkaian
tertutup. Sehingga tidak perlu untuk dihubungkan pada rangkaian eksternal seperti pada stator atau
pada rotor synchronus motor. Rotor pada motor induksi ini sering disebut dengan rotor jenis
sangkar tupai.
Prinsip Kerja :
Perputaran motor pada mesin AC ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan
statornya dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya 3 fasa. Hubungan dapat berupa bintang atau
delta. Ketika tegangan fasa R masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south/selatan), garis –
garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north/utara)
untuk fasa S dan T. Sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Kejadian berlangsung
silih berganti membentuk medan magnet putar sehingga motor berputar dalam satu putaran penuh.
Proses ini berlangsung secara terus menerus.

2𝑇𝑘
𝑇 = 𝑠𝑘 𝑠
+
𝑠 𝑠𝑘

b. Tuliskan persamaan karakteristik mekanis masing- masing jenis motor tersebut dan jelaskan
factor- faktor yang mempengaruhi masing-masing karakteristik mekanis tersebut dan
berbagai cara pengaturan kecepatan beban menggunakan masing-masing jenis motor ini !
Jawab :
- Karakteristik mekanis motor shunt :
Gambar rangkaian motor shunt :
• Sehinga didapat persamaan Kirchoffnya :
U = E + IaRa
Darimana diperoleh arus jangkar :
𝑈−𝐸
Ia= , dimana Ra= rd+ Rt
𝑅ₐ

Cara memperoleh karakteristik mekanis pada motor ini


Pada nilai tegangan yang tetap , biasanya sama dengan tegangan suplai nominal Unom, arus medan
ini membangkitkan medan magnet kutub 𝜙 = 𝜙𝑛𝑜𝑚 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝. Dengan demikian persamaan untuk
karakteristik kecepatan n = f(Ia),

dan persamaan karakteristik mekanis n = f(T),

karakteristik kecepatan dan karakteristik motor jenis ini keduanya merupakan garis lurus dan
memotong sumbu kecepatan n (biasanya digambarkan sebagai sumbu tegak) pada titik no, dimana
pada titik tersebut arus dan torsi motor mencapai nilai ideal yaitu nol.
Cara memperoleh karakteristik mekanis pada motor ini
Pada nilai tegangan yang tetap , biasanya sama dengan tegangan suplai nominal Unom, arus medan ini
membangkitkan medan magnet kutub 𝜙 = 𝜙𝑛𝑜𝑚 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝. Dengan demikian persamaan untuk
karakteristik kecepatan N = f
Keterangan:
N = Perputaran (rpm)
n0 = perputaran saat tanpa beban (rpm)
U = Tegangan (Volt)
ra = Resistans jangkar (Ohm)
Rt = Resistans tambahan (Ohm)
ke = Konstanta GGL
knom= Konstanta nominal
Ia = Arus jangkar (Ampere)
∅ = Fluks (Weber)
T = Torsi (Nm)

Faktor – factor yang mempengaruhi :


1. Rt (resistansi tambahan)
Reistans tambahan di pasang seri terhadap rangkaian jangkar, apabila resistans yang
ditambahkan semakin besar maka arus yang mengalir ke motor akan semakin kecil
sehingga perputaran motor akan semakin lambat. Apabila dilihat pada grafik
karakteristik, garis liniear akan semakin miring ke bawah.

2. U (tegangan)
Tegangan yang diberikan akan menghasilkan ggl yang timbul akibat perbedaan
fluks yang memotong rotor sehingga membuat motor berputar. Apabila tegangan
yang diberikan semakin sedikit maka perputaran motor akan semakin berkurang.

3. Φ (fluks)
Nilai Φnom tidak dapat diatur kecuali dengan mengganti motor secara keseluruhan,
dimana nilai Φnom di tetapkan dari Iex. Untuk mengatur Iex kita dapat menaikkan
nilai Uo sembari menambahkan nilai Rex ataupun menguranginya.

Cara pengaturan kecepatan beban :


1. Melakukan pengaturan kecepatan dengan menggunakan resistansi.
2. Melakukan pengaturan kecepatan dengan mengubah besar tegangan.
3. Melakukan pengaturan kecepatan dengan mengubah besar fluks.

- Karakteristik mekanis motor induksi rotor belitan :


- Cara memperoleh karateristik motor ini:
3(𝑈𝑓)2. 𝑅2′
𝑇=
𝑅2 2 2
𝜔
0 𝑠{(𝑠 ) + (𝑋1+ 𝑋 ′)
2 }

Moment berubah tergantung dari slip(s) dan mempunyai nilai maksimum disebut
torsi kritis Tk
3(𝑈𝑓)2 14,3(𝑈𝑓)2
𝑇𝑘 = ± =±
2𝜔0 𝑥𝑘 𝑛𝑜 𝑥𝑘
Nilai Torsi Tersebut dicapai pada saat slip mencapai harga kritis

Persamaan torsi tersebut diatas mudah digunakan untuk analisa kerja motor
induksi atau motor tak serempak, tetapi penggunaannya untuk maksud-maksud
perhitungan (kalkulasi) dan pembuatan karakteristik mekanis menjadi sukar karena
data-data X1 dan X2 biasanya tidak diberikan dalam catalog catalog mesin tak
serempak.
Dari persamaan torsi T, slip kritis sk dan Tkbisa didapat persamaan karakteristik
motor yang lebih sederhana sbb :

Faktor – factor yang mempengaruhi :


a) Resistant Tambahan (Rt)
Nilai resistant tambahan (Rt) dapat dihitung atau diatur untuk mendapatkan kondisi
start terbaik yang memenuhi syarat operasi pabrikan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan terminal kutub Rt dengan sumber tegangan. Secara
perlahan membuka terminal kutub Rt dari tegangan dan dihubung singkat satu per
satu.
𝑅𝑡+𝑅2
𝑆𝑘1 =
𝑅2

b) Tegangan nominal (U)


Dengan mengubah nilai tegangan, maka artinya sama dengan mengubah kecepatan
motor. Bila motor ingin digerakkan dengan kecepatan sedang, maka kita bisa
menurunkan nilai tegangan Uo menjadi 1⁄2 Uo . Bila motor ingin bekerja pada
kecepatan rendah, maka Uo diubah menjadi 1⁄4 Uo .
Sehingga KM aslinya menjadi 𝑛 = 𝑛𝑜 − 𝐶𝑇
Sehingga KM buatannya menjadi 𝑛 = 1⁄2 𝑛𝑜 − 𝐶𝑇

c) Frekuensi (f)
Dengan mengubah frekuensi, kecepatan akan ikut berubah mengikuti frekuensi.
Cara pengaturan kecepatan beban :
1. Mengubah pasang kutub
Kecepatan putar pada motor AC (arus bolak balik) dapat dihitung dengan
rumus :
120𝑓
Ns: 𝑃
Dimana :
Ns: Kecepatan putar stator ( rpm)
F : Frekuensi (Hz)
P : Jumlah pasang kurub di motor ini
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwaa untuk mendapatkan
besarnya putaran medan stator dapat dengan menambah atau mengurangi
jumlah pasag kutubnya
Namun putaran yang dihasilkan tidak bisa tepat seperti putaran yang
diinginkan dalam artian putaran yang dihasilkan secara kasar tidak dengan
sehalus seperti pada pengendalian motor induksi dengan pengaturan frekuensi
input.
2. Mengatur Frekuensi
Salah satu pengaturan kecepatan motor induksi ini dapat dilakukan
dengan cara mengatur frekuensi yang masuk ke motor Dengan kemajua
teknologi maka cara ini sudah sangat mudah dilakukan bila frekuensi sumber
yang diberikan kemotor semakin besar, maka motor akan berputar semakin
cepat. Tetapi bila frekuensi sumber yang diberikan ke motor semakin rendah ,
maka motor akan berputar semakin lambat.
Kecepatan putaran medan magnet motor induksi akan dipengaruhi oleh
frekuensi sum ber yang masuk ke motor dengan mengacu ke persamaan di
bahwa sebagai berikut:
𝑁𝑠 .𝑃
f : 120
Dimana :
Ns: Kecepatan putar stator ( rpm)
F : Frekuensi (Hz)
P : Jumlah pasang kurub di motor ini
Tegangan induksi E yang timbul pada rotor dinyatakan oleh persamaan:
E: 4,44 . fr. Nϕ
Φ : fluks motor
E : tegangan rotor
Fr : frekuensi rotor
N : jumlah lilitan pole pitch

3. Mengatur tegangan
Apabila tegangan jaringan diubah sesuai dengan karakteristik, maka
kopelnya pun berubah begitu pula dengan kecepatan putarannya. cara ini
hanya menghasilkan pengaturan putaran yang terbatas daerah pengaturan
sempit.
Cara pengaturan kecepatan beban :
- Dengan mengatur frekuensinya
- Dengan mengatur besar tegangan suplainya

c. Gambar karakteristik mekanis asli masing – masing jenis motor ini dan
karakteristik mekanis bebannya serta tentukan berapa kecepatan beban masing-
masing motor yang dicapai !
Jawab :
Motor Shunt :
Karakteristik mekanis asli motor:

1000 . 𝑃𝑛𝑜𝑚 1000 . 15


• ƞ𝑛𝑜𝑚 = 𝑈 = 220 . = 0,84
𝑛𝑜𝑚 . 𝐼𝑛𝑜𝑚 81,5

𝑈 220
• 𝑟𝑑 = 0,5(1 − 𝜂𝑛𝑜𝑚 ). 𝐼 𝑛𝑜𝑚 = 0,5(1 − 0,84). (81,5) = 0,216 Ω
𝑛𝑜𝑚

𝑈𝑛𝑜𝑚 220
• 𝑛0 = 𝑛𝑛𝑜𝑚 𝑈 = 1600 (220−81,5(0,216)) = 1739,165 𝑟𝑝𝑚
𝑛𝑜𝑚 −𝐼𝑛𝑜𝑚 . 𝑟𝑑

9550. 𝑃𝑛𝑜𝑚 9550 .15


• 𝑇𝑛𝑜𝑚 = = = 89,531 𝑁𝑚
𝑛𝑛𝑜𝑚 1600

Kecepatan beban
𝐼𝑛𝑚. (𝑅𝑑 + 𝑅𝑡)
𝑛𝑏 = 𝑛𝑜 {1 − }
𝑉𝑛𝑜𝑚

81,5 ×(0,216−0)
ɳ𝑏 = 1739,165𝑥{1 − }
220

ɳ𝑏 = 1600,000179 rpm
ɳ𝑏 = 1600 rpm
Motor Induksi rotor belitan :

• Kecepatan sinkron motor dirumuskan :


60 ∙ 𝑓
𝑛0 =
𝑃
60 ∙ 50 𝐻𝑧
𝑛0 =
4
𝑛0 = 750 𝑟𝑝𝑚

• Torsi nominal motor


9550 𝑥 𝑃𝑛𝑜𝑚
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 =
𝑁𝑛𝑜𝑚
9550 𝑥 75k 𝑊
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 =
720 𝑟𝑝𝑚
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 = 994,79 𝑁𝑚 = 995 𝑁𝑚
d. Tentukan nilai torsi maksimum masing- masing motor yang terjadi di poros motor
seandainya motor ini di start langsung pada tegangan pengenal tanpa menggunakan
resistan tambahan. Bolehkan demikian ? jelaskan jawabanmu!
Jawab :
Motor Shunt :
Karakteristik mekanis asli motor
1000 . 𝑃𝑛𝑜𝑚 1000 . 15
• ƞ𝑛𝑜𝑚 = 𝑈 = 220 . = 0,84
𝑛𝑜𝑚 . 𝐼𝑛𝑜𝑚 81,5

𝑈 220
• 𝑟𝑑 = 0,5(1 − 𝜂𝑛𝑜𝑚 ). 𝐼 𝑛𝑜𝑚 = 0,5(1 − 0,84). (81,5) = 0,216 Ω
𝑛𝑜𝑚

𝑈𝑛𝑜𝑚 220
• 𝑛0 = 𝑛𝑛𝑜𝑚 𝑈 = 1600 (220−81,5(0,216)) = 1739,165 𝑟𝑝𝑚
𝑛𝑜𝑚 −𝐼𝑛𝑜𝑚 . 𝑟𝑑

9550. 𝑃𝑛𝑜𝑚 9550 .15


• 𝑇𝑛𝑜𝑚 = = = 89,531 𝑁𝑚
𝑛𝑛𝑜𝑚 1600
Karakteristik mekanis beban
𝑇𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑋. 𝑇𝑛𝑜𝑚 = 75% . 89,531 𝑁𝑚 = 67,148 𝑁𝑚 = 67 𝑁𝑚
Nilai torsi maksimum saat start dengan tegangan pengenal
𝑣
• 𝐼ℎ𝑠 = 𝑟 = 220 = 1018,518 𝐴
𝑑 0,216

• 𝑇𝑚𝑎𝑥 = 2,4 . 𝑇𝑛𝑜𝑚 = 2,4 . 89,531 𝑁𝑚 = 2124,874 𝑁𝑚


𝐼ℎ𝑠 1018,518
𝑇ℎ𝑠 = Tnom x 𝐼 = 89,531x 81,5 = 1118,882 Nm
• 𝑛𝑜𝑚

Tidak boleh. Karena pada saat start (no= 0 rpm) torsi hubung singkat yang

dihasilkannya sangat besar atau sangat tinggi dan melebihi torsi maksimum yang
diperbolehkan oleh pabrik. Jika di-start dengan torsi yang sangat tinggi itu akan
menyebabkan panas pada motor dan dapat menyebabkan kegagalan isolasi.
Motor boleh distart langsung jika torsi motor tidak melebihi torsi maksimum dari

pabrik yaitu dengan menggunakan Rt tambahan.

Motor induksi :
Kecepatan sinkron motor dirumuskan :
• 60 ∙ 𝑓
𝑛0 =
𝑃
60 ∙ 50 𝐻𝑧
𝑛0 =
4
𝑛0 = 750 𝑟𝑝𝑚

Torsi nominal motor


• 9550 𝑥 𝑃𝑛𝑜𝑚
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 =
𝑁𝑛𝑜𝑚
9550 𝑥 22 𝑊
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 =
723 𝑟𝑝𝑚
𝑇𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 = 290,59 𝑁𝑚 = 291 𝑁𝑚

Slip nominal motor dapat dicari dengan menggunakan rumus:


• 𝑛0 − 𝑛𝑛𝑜𝑚
𝑆𝑛𝑜𝑚 =
𝑛0
750 𝑟𝑝𝑚 − 723 𝑟𝑝𝑚
𝑆𝑛𝑜𝑚 =
750 𝑟𝑝𝑚
𝑆𝑛𝑜𝑚 = 0,036

Torsi kritis atau torsi maksimal motor = Tk = 2,2 x Tnom



𝑇𝑘 = 2,2 × 𝑇𝑛𝑜𝑚
𝑇𝑘 = 2,2 × 291 𝑁𝑚
𝑇𝑘 = 640,2 𝑁𝑚

Slip Kritis motor dapat dicari dengan menggunakan rumus:



𝑆𝑘 = 𝑆𝑛𝑜𝑚 ∙ (𝜆 + √𝜆2 − 1)
𝑆𝑘 = 0,036 ∙ (2,2 + √2,22 − 1)
𝑆𝑘 = 0,149
• Torsi Beban motor = Tk = 70% x Tnom
𝑇𝐵 = 75% × 𝑇𝑛𝑜𝑚
𝑇𝐵 = 75% × 291 𝑁𝑚
𝑇𝐵 = 218,25 𝑁𝑚
Persamaan karakteristik mekanis asli motor adalah
•2∙𝑇
𝑘 2 ∙ 1751
T= T=
𝑆𝑘 𝑆 0.149 𝑆
𝑆 + 𝑆𝑘 𝑆 + 0.149

Jika motor distart langsung tanpa tambahan Rt,arusnya akan berlipat ganda dari nilai
arus nominalnya. Bila waktu start lama,misalnya motor bedaya besar,panas yang timbu
dalam motor bisa melampui nilai batas yang diperkenankan. Dan hal ini dapat
membahayakan bagi motor karena suhu isolasi bisa melampaui batas suhu isolai
maksimu yang diperkenankan. Dan hal ini dapat membahayakan bagi motor karena suu
isolasi bisa melampaui batas suhu isolasi maksimum yang diperkenankan

e. Rancang pengaturan start motor ini dengan system resistan variable sehingga aman,
tidak membahayakan motor. Gambar karakteristik mekanis beban dan karakteristik
mekanis motor tersebut untuk keperluan start ini serta jelaskan apa alasannya !
Jawab :
Motor Shunt
Gambar karakteristik mekanis motor (asli/buatan) (terlampir)
Start :
T1 = Tmax = 2124,874 𝑁𝑚
T2= (10-25)% x Tnom
Ambil interval 10%
T2= 10%x Tnom= 0.1 x 89,531 = 8,9531 𝑁𝑚
T2= 8,9531 + 89,531 = 98,484 𝑁𝑚

Nilai resistan variable tambahan :


𝑑𝑐 (520 − 375)
𝑅𝑡1 = . 𝑅𝑑 = . 0,1426 Ω = 0,0783 Ω
𝑎𝑑 263,83
𝑐𝑏 (590 − 520)
𝑅𝑡2 = . 𝑅𝑑 = . 0,1426 Ω = 0,0378 Ω
𝑎𝑒 263,83

Maka, Rt = 0,0783 Ω +0,0378 Ω = 0,1161 Ω

Diperlukannya resistan variabel pada waktu start yaitu agar torsi saat motor di-start
(no=0) itu tidak melebihi atau sama dengan torsi maksimum yang diperbolehkan pabrik
( tercantum di nameplate) sehingga motor bisa start dengan aman.
Tahapan yang diperlukan untuk start menurut rancangan saya yaitu 4 tahap dengan
menggunakan resistan variable sebanyak 3 buah.
Gambar rangkaian daya untuk start motor ini

Proses start berlangsung


Tahap 1 = semua kontak terbuka
Tahap 2 = K3 menutup
Tahap 3 = K2 menutup
Tahap 4 = K1 menutup

Motor Induksi
• Torsi pensakelaran maksimum pada saat start
𝑇1 = 0,85 ∙ 𝑇𝑘
𝑇1 = 0,85 ∙ 640,2 𝑁𝑚
𝑇1 = 544,17 𝑁𝑚
• T2 = (10-25)% x Tnom (ambil interval 10%)
T2 = 10 % x 291 𝑁𝑚
T2 = 29,1 𝑁𝑚
T2 = 29,1 𝑁𝑚 + 291 Nm = 320,1 Nm

• Menghitung nilai Hambatan pada motor


𝐸2𝑘 ∙ 𝑆𝑛𝑜𝑚
𝑅2 =
√3 ∙ 𝐼 𝑛𝑜𝑚
220𝑉 ∙ 0,15
𝑅2 =
√3 ∙ 90,5𝐴
𝑅2 = 𝟎, 𝟐𝟏 𝛀
• Gambar karakteristik mekanis motor terlampir.

• Perhitungan resistansi variable


𝑏𝑐 (723 − 720) 𝑐𝑚
𝑅𝑡5 = 𝑅2 ∙ = 0,21 Ω ∙ = 𝟎, 𝟎𝟐𝟑 𝛀
𝑎𝑏 27 𝑐𝑚

𝑐𝑑 (720 − 675)𝑐𝑚
𝑅𝑡4 = 𝑅2 ∙ = 0,21 Ω ∙ = 𝟎, 𝟑𝟑𝟒 𝛀
𝑎𝑏 27 𝑐𝑚
𝑑𝑒 (675 − 620)𝑐𝑚
𝑅𝑡3 = 𝑅2 ∙ = 0,21 Ω ∙ = 𝟎, 𝟒𝟐𝟕 𝛀
𝑎𝑏 27 𝑐𝑚
𝑒𝑓 (620 − 520)𝑐𝑚
𝑅𝑡2 = 𝑅2 ∙ = 0,21 Ω ∙ = 𝟎, 𝟕𝟕𝟖 𝛀
𝑎𝑏 27 𝑐𝑚
𝑓𝑔 (520 − 340)𝑐𝑚
𝑅𝑡1 = 𝑅2 ∙ = 0,21 Ω ∙ = 𝟏, 𝟒 𝛀
𝑎𝑏 27 𝑐𝑚

f. Gambar rangkaian daya untuk start masing – masing jenis motor ini lengkap dengan
peralatan yang diperlukan. Jelaskan bekerjanya ressistan tambahan Rt (cara mengatur
resistan variable ) !
Jawab :
Motor shunt
• Gambar rangkaian daya motor ini:
Rangkaian daya motor paralel
• Peralatan yang diperlukan untuk keperluan pengendalian motor ini beserta
fungsiya:
a. Armature : untuk menghasilkan ggl
b. Rheostat
Rheostat atau penghambat variable yaitu suatu penghambat yang nilai
hambatan listriknya dapat diubah-ubah. Rheostat ini digunakan untuk
mengubah kuat arus listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik dan
berfungsi sebagai penahan beban.
c. R : sebagai pengendali agar arus sesuai

Motor Induksi
Gambar rangkaian daya dengan komponen peralatan tambahan

g. Hitung kecepatan beban masing – masing motor yang dicapai seandainya motor bekerja
pada karakteristik mekanis tingkat pertama dan karakteristik mekanis tingkat kedua dan
selanjutnya. Jelaskan proses start masing – masing jenis motor ini sampai mencapai
kecepatan beban maksimum. Tunjukkan proses start aman beban untuk masing –
masing jensi motor (dengan garis tebal proses start dengan aman dari awal sampai
dicapai kecepatan akhir untuk masing –masing jenis motor ini!
Jawab :
Motor Shunt
Kecepatan pada karakteristik mekanis tingkat pertama (Rt1) dapat dilihat dari grafik
𝑛1 = 638,863 𝑟𝑝𝑚
Kecepatan pada karakteristik asli
𝑛 = 590 𝑟𝑝𝑚

Proses :

Start motor dimulai dengan diberikan hambatan Rt1 , Ketika telah sampai batas T2,
hambatan diganti ke Rt2. Ketika sampai ke T2 diganti lagi dengan hambatan Rt3.
Setelah sampai T2 kemudian hambatan dilepas (kontaktor ditutup semua) sehingga
motor akan kembali ke karakteristik asli melalui proses start yang aman.

Motor Induksi
(𝑅2 + Rt1 + Rt2 + Rt3 + Rt4 + Rt5) ∙ 𝑆𝑛𝑜𝑚
𝑛𝐵 = 𝑛𝑠 ∙ [1 − ( )]
𝑅2
(0,21 Ω+1,4Ω+0,778Ω+ 0,427Ω+ 0,334Ω+0,023Ω)∙0,15
𝑛𝐵1 = 750 𝑟𝑝𝑚 ∙ [1 − 0,21Ω
]

𝑛𝐵1 = −949,285 𝑟𝑝𝑚


(𝑅2 + Rt2 + Rt3 + Rt4 + Rt5) ∙ 𝑆𝑛𝑜𝑚
𝑛𝐵2 = 𝑛𝑠 ∙ [1 − ( )]
𝑅2

(0,21 Ω + 0,778Ω + 0,427Ω + 0,334Ω + 0,023Ω) ∙ 0,15


𝑛𝐵2 = 750 𝑟𝑝𝑚 ∙ [1 − ]
0,21Ω
𝑛𝐵2 = −199,285 𝑟𝑝𝑚

h. Rancang pengeraman motor dengan aman, saat pengeraman kecepatan beban


maksimum. Gunakan system pengeraman dinamis untuk motor shunt dan pengeraman
dengan arus balik untuk motor induksi. Gambar rangkaian daya saat proses pengeraman
dinamis dan jelaskan prosesnya. Berapa nilai resistan dinamis Rd diperlukan ? jelaskan
jawabanmu !
Jawab :
Motor shunt :
Pengereman Dinamis
Pada kondisi ini rangkaian jangkar motor dilepas dari tegangan suplai dan
disambung ke resistans Rd yang berfungsi sebagai beban. Motor penggerak listrik
yang dalam kondisi ini berfungsi sebagai generator mengubah energi kinetis beban
motor menjadi energi listrik, selanjutnya energi listrik ini disalurkan ke resistans Rd.
Pada resistan ini energi listrik diubah menjadi energi panas.

Gambar Rangkaian Daya saat pengereman dinamis

Prosesnya :
Pada saat pengereman kontak normal buka (NB) kontraktor K terbuka dan kontak
NB kontraktor dinamis KD menutup, sehingga terjadi rangkaian tertutup dengan
GGL E motor yang kini bekerja sebagai generator dengan beban resistan Rd ini
berfungsi untuk membatasi arus pengereman agar tidak melampaui batas yang
diperkenankan. Tanpa resistan ini akan terjadi arus pengereman yang sangat besar
sekali karena nilai GGL saat mulai proses pengereman sama dengan nilai GGL
motor yang pada umumnya berputar dengan kecepatan penuh sebelum proses
pengereman. Nilai arus maksimum saat pengereman harus dibatasi sebagaimana
halnya dengan penentuan arus maksimum saat start motor yaitu antara 1,8 s/d 2,5
arus pengenalnya Inom.

Resistansi Rd
Makin besar nilai Rd makin lunak karakteristik mekanis motor saat pengereman.
Nilai arus pengereman dapat diatur atau dibatasi dengan mengatur nilai resistansi Rd
ini.Selama proses pengereman ini energi kinetis mekanisme berubah menjadi energi
listrik pada rangkaian jangkar. Seperti halnya pada start , selama proses pengereman
ini terjadi pemanasan motor listrik yang lebih besar dibandingkan dengan saat kerja
normal. Bila motor selama bekerja sering melakukan start dan stop atau proses putar
balik (reverse) , maka perlu dipertimbangkan efeknya dalam memilih daya motor.

Perhitungan :

𝐸 = 𝑈𝑛𝑜𝑚 − 𝐼𝑛𝑜𝑚𝑟𝑑 = 220 -118 (0,1426) = 203,1732 𝑉

Arus yang timbul saat pengereman = -2 Inom= -2 (118) = −236 𝐴


203,1732
Rd= 𝐸 − 𝑟𝑑 = − 0,1426 = 0,7183 Ω
2.𝐼𝑛𝑜𝑚 2.118

Motor induksi
A. Pengereman dengan suplai tegangan AS
Kondisi pengereman dinamis didapat dengan cara menyambang rangkaian
kumparan stator pada sumber tegangan arus sera. Dalam hal ini rangkaian
rotor motor belitan dihubungkan ke resistans tambahan. Rangkaian daya dan
karakteristik mekanis motor digambarkan sbb:
Tegangan arus searah yang dipasang pada rangkaian stator
menghasilkan medan yang tidak berputar atau medan tetap. Pada kumparan
rotor timbul GGL induksi yang menyebabkan arus yang mengalir pada
rangkaian rotor selama rangkaian tersebut tertutup Interaksi antara medan danus
rotor ini menimbulkan torsi pengereman Dalam hal ini energi kinetis pada rotor
berubah menjadi energi listrik di rangkaian rotor. Energi ini akhirnya berubah
menjadi energi panas pada rangkaian tersebut, sebagian besar terjadi di resistans
tambahan rangkaian rotor. Dalam hal motor sangkar, energi panas ini
sekuruhnya terjadi di rangkaian rotor . Perubahan arus searah pada rangkaian
stator dapat mengubah karakteristik mekanis pada kondisi pengereman dinamis
ini.
Mengapa fluksi pada celah udara antara stator dan rotor motor induksi
ini praktis tetap nilainya tidak tergantung pada beban motor saat bekerja dalam
kondisi motor, sedangkan pada kondisi pengereman dinamis tidak demikian
(berubah)? Hal ini disebabkan karena pada kenaikan beban atau torsi beban
motor pada sebarang nilai slip, kenaikan arus rotor selalu diikuti dengan
kenaikan arus stator sesuai dengan persamaan I1 o+12', dimana 12'= -Ki2 yang
diperoleh atas dasar tegangan suplai tetap nilainya tidak dipengaruhi oleh nilai
arus rotor atau arus beban. (Kondisi kerja motor induksi sama seperti kondisi
kerja transformator berbeban).
Pada kondisi pengereman dinamis fluksi pada celah udara berubah
karena pada perubahan beban, anus stator tetap sedangkan arus rotor berubah.
Untuk mesin yang bekerja pada pada bagian karakteristik yang linier dalam
motor sbb.
2𝑇𝑚
T= 𝑠 +𝑆𝑚/𝑆𝑚
𝑠𝑚
Torsi maksimum pada pengereman dinamis tidak tergantung pada nilai
resistans tambahan di rangkaian rotor, tetapi ditentukan olehnilai arus searah
pada rangkaian stator, nilai slip kritis (Sk) proporsional dengan arus rotor dan
tidak tergantung pada arus stator. Perhitungan karakteristik mekanis motor pada
kondiisi pengereman dinamis secara analitis seperti perhitungan pada kondisi
kerja motor kurang tepat. Dianjurkan menggunakan metode grafoanalitis.

i. Untuk memperoleh pengaturan kecepatan beban yang lebih baik ( relative konstan bila
ada penambahan torsi beban ) diberbagai kecepatan. Motor shunt harus diatur dengan
tegangan suplai yang variable dan untuk motor induksi dengan frekuensi variable.
Berapa teganagan motor shunt dan berapa frekuensi motor induksi harus diberikan agar
beban berputar dengan kecepatan 300 Rpm dan 500 Rpm !
Jawab :
Motor Shunt
- Pengaturan dengan R=VAR
Hal ini dimungkinkan misalkan bila motor sinkron ini tersambung
dengan mesin lain (misalnya dalam agregat motor sinkron – generator arus
searah). Dalam hal ini motor sinkron dapat diputar oleh mesin searah tersebut
sampai mencapai putaran sinkron dalam keadaan tanpa beban, selanjutnya
motor sinkron disambung ke jaringan melalui proses sinkronisasi seperti halnya
memparalelkan generator. Setelah tersabung dengan jaringan dan karena
keceaptannya sudah sama dengan keceptan nominalnya, mesin sinkron ini bias
berfungsi sebagai motor terdapat dibebani dan dapat dibebani sampai beban
nominalnya.

Perhitungan
𝑛𝑜′. 𝑉𝑜 300 𝑥 220
𝑉𝑜′ = = = 103,308 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑛𝑜 638,863
𝑛𝑜′. 𝑉𝑜 500 𝑥 220
𝑉𝑜′ = = = 172,180 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑛𝑜 638,863

Motor induksi
- Pengaturan dengan F=VAR
Pada system ini motor sinkron disambung dengan generator sinkron
yang terpisah dari jaringan, sehinga dapat mensuplai daya listrik dengan
frekuensi yang dapat diatur dengan mengatur puaran generator sinkron itu.
Frekuensi dinaikan dari nol secara bertahap, dalam hal ini motor sinkron telah
berputar dengan keceptan sinkron sejak awal dengan putaran yang rendah.
Kumparan medan generator dan kumparan medan rotor harus di suplay dari
sumber yang bebas.
Start motor sinkron dengan cara ini menguntungkan bila :
a. Arus medan atau arus kutub generator pada mula start nilainya kira-kira sama
dengan dua kali arus medan dalam kondisi beban nol pada putaran sinkron dan
tegangan nominal (n= nnom dan u = unom)
b. Arus motor sama dengan arus medan dalam kondisi n= nnom dan U = Unom
menurut karakterisitik tanpa beban.

60 ∙ 𝑓
𝑁=
𝑃
𝑁∙𝑃
𝑓=
60
300 𝑟𝑝𝑚 ∙ 4
𝑁=
60
𝑓 = 𝟐𝟎𝑯𝒛

60 ∙ 𝑓
𝑁=
𝑃
𝑁∙𝑃
𝑓=
60
500 𝑟𝑝𝑚 ∙ 4
𝑁=
60
𝑓 = 𝟑𝟑, 𝟑 𝑯𝒛

j. Perlatan apa saja yang harus dipasang pada rangkaian daya motor shunt dan motor
induksi ini, untuk keperluan pengoperasian motor ini. Jelaskan fungsi masing- masing
peralatan dan syarat yang harus dipenuhi untuk dipasang pada instalasi !
Jawab :
Peralatan Motor Shunt :
Peralatan yang diperlukan untuk keperluan pengendalian motor ini beserta fungsinya:
d. Armature : untuk menghasilkan ggl
e. Rheostat
Rheostat atau penghambat variable yaitu suatu penghambat yang nilai hambatan
listriknya dapat diubah-ubah. Rheostat ini digunakan untuk mengubah kuat arus listrik
yang mengalir melalui rangkaian listrik dan berfungsi sebagai penahan beban.
f. R : sebagai pengendali agar arus sesuai

Motor induksi
1. Kabel
• Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM)
yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap
intinya minimum 1,5 mm2.
• Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan yang
baik.
• Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.
• Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang
secara permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2,
berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan hanya boleh dialiri
listrik maksimal 10 A
2. Lampu

• Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat


sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang
terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau
dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari
kemungkinan sentuhan.
• Pada lampu tangan, sangkar pelindung, kait penggantung dan bagian lain
yang terbuat dari logam harus diisolasi terhadap fiting lampunya.
• Armatur penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fiting lampu
yang bertegangan.
• Armatur penerangan harus terisolasi dari penggantung dan pengukuhnya
yang terbuat dari logam, kecuali apabila pemindahan tegangan pada bagian
ini praktis tidak akan menimbulkan bahaya.
• Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau yang
mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat
bagi pemasangan di tempat itu dan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga air tidak dapat masuk atau berkumpul dalam jalur penghantar,
fiting lampu, atau bagian listrik lainnya.
3. Stop kontak
• Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm
harus dilengkapi tutup.
• Mudah dicapai tangan.
• Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada
disebelah kanan atau di sebelah bawah.
4. Saklar

• Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.


• Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
• Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
5. PHB

• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan
teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan
dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah dicapai.
• Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan, seperti
instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan mudah
dan aman dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas yang tidak
lazim lainnya.
• Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus
menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan komponen
dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak
berlaku bila komponen tersebut letaknya dekat saluran keluar atau saluran
masuk.
• Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran
daya.
• Semua mur baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi
sebagai penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin
kontak listrik yang baik.
• Ruang bebas pada PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-
kurangnya 0,75 m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m.
• Posisinya setelah KWH Meter PLN
• Kalau rumah sederhana dengan daya 450 VA, umumnya menggunakan
PHB sederhana, dimana komponen PHB hanya berupa 1 buah fuse/ sikring
atau bisa juga MCB (Miniatur Circuit Breaker),
• Jika rumah besar dengan daya 2.200 VA keatas, biasanya menggunakan
PHB Lengkap, dimana masing – masing MCB melayani jenis beban yang
berbeda.
6. MCB

• Memiliki ketahanan arus hubung pendek paling tidak sama besar


dengan arus hubung pendek yang mungkin terjadi dalam sirkit yang
diamankan.
• MCB yang dipasang memiliki standar SNI

Anda mungkin juga menyukai