Anda di halaman 1dari 14

KETERKAITAN PARADIGMA DENGAN KONSEPTUAL MODEL

KEBIDANAN

MAKALAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Teori Konsep Kebidanan

Dosen pengampu:
Herliana,S.ST.,M.KM

Disusun Oleh:
Desy Diva Ramadhanie
NIM: 2018009

AKADEMI KEBIDANAN STIKES PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 1441 H / 2021 M
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan
strategis terutama dalam penurunan angka kesakitan, Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna yang berfokus pada aspek pencegahan, promosi yang
belandasan kemitraan. Bidan juga memberikan asuhan kebidanan yaitu bantuan yang di
berikan oleh bidan kepada individu pasien ataupun klien yang pelaksanaannya
dilakukan dengan cara bertahap, sistematis dan melalui suatu proses yang disebut
manajemen kebidanan.
Pelayanan serta asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan berdasarkan
cara pandang atau pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan saling terkait yang disebut dengan Paradigma Kebidanan.
Dalam makalah ini lebih menekankan pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
dan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin .

A. TUJUAN
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang keterkaitan paradigma
dengan konseptual model kebidanan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang
dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka
kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Sedangkan Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi
pelayanan.

C. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseptual Model Kebidanan

1.Pengertian
a. Konsep
adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji
melalui observasi atau penelitian.
b. Model
adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
c. Model kebidanan
adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
d. Model konseptual kebidanan

1.Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
2.Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu.
3.Model memberi kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk
membingbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus
dijawab dalam penelitian
4.Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif keilmuan
yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan
(Fawcett, 1992)
Kegunaan model konseptual adalah :
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak)
2. Merupkana gagasan mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu-
ilmu social mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

2. Model dalam kebidanan berdasarkan pada 4 elemen:


a. Orang (wanita, ibu, pasangan, dan orang lain)
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Kebidanan

3. Model kebidanan dapat digunakan untuk:


a. Menyatukan data secara lengkap
1) Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan pemimpin
2) Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar
3) Untuk komunikasi bidan dengan klien
b. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan
untuk:
1) Mengembangkan profesi
2) Mendidik mahasiswa bidan
3) Komunikasi dengan klien dan pimpinan

4. Komponen Model Kebidanan


Model Kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu:
1. Memonitor kesejahteraan ibu
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin
4. Mengidentifikasi dan member bantuan obstetric
5. Lakukan rujukan

2.2 Beberapa Macam Model Kebidanan


Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a. Ibu dalam keluarga
b. Konsep kebutuhan
c. Partnership
d. Faktor Kedokteran dan keterbukaan
1. Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka
kerja untuk pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini adalah
“Dapatkah dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai dalam praktek?”
2. Model sehat ini untuk semua (Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978. Fokus
pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana
komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992):
3. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
4. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif
5. Partisipasi masyarakat
6. Kerjasama yang baik pemerintah dengan sektor lain yang terkait
7. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan
kesehatan.
PHC adalah pelayanan pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktek,
ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal
yang dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi
dan merupakan suatu value dalam masyarakat dan negara yang mampu menjaga setiap
langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Dari model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep (WHO, 1998):
a. Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan penyedia
asuhan berdasarkan kebutuhan
b. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, dimana pelayanan
dapat memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan
dalam satu kesatuan (semua pelayanan dalam satu tempat).
c. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma, dapat menghasilkan dan
diatur, yaitu pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima oleh
masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
d. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan pemonitoran
pelayanan, yaitu penentuan asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua
komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang berperan untuk
pengembangan selutuh lapisan masyarakat.
e. Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan kesehatan
tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja teapi juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: perumahan, populasi lingkungan, persediaan makanan dan
metode pubikasi.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area ini
adalah:
a. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan dan
pengontrolannya.
b. Promosi kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
c. Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e. Imunisasi
f. Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik
g. Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
h. Persediaan obat-obat essensial (Morley, et.al, 1989)
8. Model sistem maternitas di komunitas yang ideal University of Southeer
Queensland.
a. Model kurikulum konseptual partnership dalam praktek kebidanan berdasarkan
pada model pelayanan kesehatan dasar (Guiililand dan Pairman, 1995)
b. Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu model
kepedulian (model of care) sebagai model filosogi prospektif berpendapat bahwa
wanita dan bidan dapat berbagi pengalaman dalam proses persalinan
c. Persalinan merupakan proses yang sangat normal
d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama dan
saling menguntungkan
e. Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan melainkan
membantu wanita untuk mengambil keputusan sendiri
f. Konsep “wanita” dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan tersebut,
keluarga, kelompok dan budaya.
g. Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau
keluarga, budaya/sub kultur bidan tersebut dan wewenang professional bidan
h. Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa mereka
sendiri sebagai manusia kedalam suatu hubungan partnership yang mana akan mereka
gunakan dalam teurapetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self nursing, dan
merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i. Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan padda prinship
midwifery care berikut ini:
1) Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa,
fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism)
2) Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat ditolong tanpa
adanya intervensi
3) Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut
4) Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan
ilmu pengetahuan.
5) Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood
6) Woman centered dan bertukar pikiran antara wanita
7) Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk suatu
pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai control atas keputusan
terakhir mengenai keadaan diri dan bayinya.
8) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktek individu: dengan persetujuan
wanita bidan merujuk fassilitas pelayanan kesehatan yang lebuh berkualitas.

Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat, timbal
balik dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau
perlindungan hukum bagi wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak mampu
berbicara atass namanya sendirinya
Persepsi mahasiswa kebidanan ditentukan oleh bidan di bagian pelayanan untuk
mengantisipasi mahasiswa dalam menghadapi kasus yang ditemukan di dalam tim,
praktek mahasiswa akan dibatasi oleh bidan dan akan mengajarkan beberapa pelayanan
khusus kebidananyang akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa ,
peran perseptor akan semakin berkurang dalam praktek dan hanya akan menjadi
penasehat dan pendukung.
2.3 Teori Model Kebidanan
1. Ruper, lagan dan Tietney Activity of living Model:
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model. Terdiri dari 5 elemen:
a. Rentang Kehidupan
b. Aktivitas Kehidupan
c. Ketergantungan atau kebebasan individu
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu
Dalam model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia bebagaia proses
kehidupan yaitu:
a. Mempertahankan lingkungan yang aman
b. Komunikasi
c. Bernafas
d. Makanan dan minuman
e. Eliminasi
f. Berpakaian dan kebersihan diri
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Mobilisasi
i. Bekerja dan bermain
j. Seksualitas
k. Tidur

2. Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari Oream dan Kenderson, model terhadap asuhan kebidanan,
dimana dalam sistem perawatan ada 5 metode pemberian bantuan yaitu:
a. Mengerjakan untuk klien
b. Membimbing klien
c. Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk memenuhi
kebutuhan sekarang dan massa akan datang
e. Mengajarkan klien
Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk
membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut
Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian kebidanan yang tidak didasarkan pada
kerangka kerja dan tradisi manapun. Sebagai dasarnya adalah kesehatan bukan
kesakitan sehingga asuhan yang diberikan efektif bagi ibu dan memberikan kebebasan
pada bidan untuk melakukan asuhan.

3. Roy Adaption Model


Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk bio-psiko-
sosial yang berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam stimulasi yang
mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu, yaitu:
a. Vokal stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya : kesehatan bayi akan
mempengaruhi ibu yang baru saja melakukan fungsinya.
b. Kontekstual stimuli
Yaitu faktor-faktor umum yang mempengaruhi wanita. Contohnya: kondisi kehidupan
yang buruk
c. Residual stimuli
Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman dan sikap. Model kebidanan ini
berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik).

4. Neman Sistem Model


Yaitu model yang merupakan awl dari kesehatan individu dan komunitass (sistem klien)
yang di gambarkan sebagai pusat energi yang di kelilingi oleh garis kekuatan dan
pertahanan.
a. Pusatnya adalah variable fisiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
b. Garis kekuatan adalah kemampuan sistem klien untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
c. Garis pertahanan menunjukkan status kesehatan umum dari individu.

2.4 Teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta
kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model
lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina
suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan
akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan
preventif. Teori yang mempengaruhi model kebidanan adalah
a. Teori Reva Rubin mengenai pencapaian peran ibu.
b. Teori Ramona Mercer mengenai stress antepartum dan pencapaian peran ibu.
c. Teori Ernestine Wiedenbach mengenai model praktik kebidanan/keperawatan.
d. Teori Ela Joy Lerhman dan Morten mengenai perawatan diri
e. Teori Jean Ball “Kursi Goyang” mengenai keseimbangan emosional Ibu setelah
melahirkan.

2.5 Paradigma Sehat


Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model
dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT.
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan
yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau
pemulihan kesehatan.
Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan semua sektor
harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO dengan adanya
Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif
dan preventif.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan
termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan
sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkaatkan derajat
kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan
sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI
dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus
menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.
Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet,
Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
1. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi
pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari
HAM.
2. Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif
secara sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah
menjadi pandangan bahwa kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka
panjang.
4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi
pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang
manusia sebagai manusia seutuhnya.
5.Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan terpadu.
6. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan mencakup mental dan sosial.
7. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
tergantung segmen/permintaan pasar.
8. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi
pandangan bahwa kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).
9. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa
kesehatan juga menjadi urusan swasta.
10.Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan
bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa.
11.Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM).
12.Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan juga berfungsi ekonomi.
13.Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa
pengaturan desentralisasi.
14. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa
pengaturan bottom up.
15.Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.
16.Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan
bahwa Kesehatan Kemitraan.
2.6 Paradigma Kebidanan
1. Pengertian Paradigma Kebidanan
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan
pelayanan. (Mustika Syofyan, et al, 2004; 18) .Paradigma berasal dari bahasa
Latin/Yunani, paradigma yang berarti model/pola. Paradigma juga berarti pandangan
hidup, pandangan suatu disiplin ilmu/profesi. Kebidanan dalam bekerja memberi
pelayanan profesi berpegang pada paradigma berupa pandangan terhadap
manusia/perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan. (Atik
Purwandari, 2008; 48)
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap suatu objek. Paradigma kebidanan
adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Paradigma
atau cara pandang seseorang terhadap objek berpengaruh dalam pengambilan keputusan
dan pelaksanaan suatu tindakan. Begitu juga dalam kebidanan, paradigma seorang bidan
sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan seorang bidan. Paradigma
kebidanan sangat penting untuk diketahui agar para bidan mempunyai pandangan yang
sama terhadap individu dan lingkungan yang akan dihadapinya.

2. Komponen Paradigma Kebidanan


Komponen paradigm kebidanan meliputi:
a. Wanita.
b. Lingkungan
c. Perilaku
d. Pelayanan Kebidanan
e. Keturunan

3. Bentuk Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau
masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga, kesehatan
reproduksi, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
(Suryani Soepardan, 2008; 5)
Asuhan kebidanan adalah fungsi dan kegiatan yang tanggung jawab bidan dalam
memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan ibu di masa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga
berencana.(Atik Purwandari, 2008; 7)
Asuhan kebidanan mencakup asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada
ibu bersalin, asuhan kebidanan bayi baru lahir, dan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah Asuhan Kebinanan pada Ibu Hamil dan
Asuhan Kebinanan pada Ibu Bersalin.
1.Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Asuhan kebidanan pada ibu hamil dilakukan dengan cara mengumpulkan dat,
menetapkian diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin
keamanan, kepuasan dan kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
a. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan khusus
· Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas
· Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
· Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
· Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari

Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :


1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)

Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu
hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu
makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang
menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah
dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :(a) mampu
melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala
bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan adanya komunikasi terapeutik
diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi
kehamilan; (c) membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.

2.Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data,
menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan mengidentifikasi
masalah/kebutuhan, membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan memantau
kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan
kepuasan ibu selama periode persalinan.
Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan Observasi pada
Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
1. kala I: Pembukaan 0-10
Pembukaan: 1. fase laten: 8jam : 0-3
2. fase Aktif: 6jam : 1. Akselerasi: (2jam) 3-4
2. Dilatasi max: (2jam) 4-9
3. Deselerasi: (2jam) 9-10
Asuhan yang diberikan :
1. memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4jam
2. mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada
fase aktif.
3. palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
4. memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten
dan fase aktif setiap 4jam.
5. memonitoring pengeluaran urine setiap 2jam
6. menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau
teman dekat untuk mendampingi ibu.
7. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta
kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan selanjutnya.
8. mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
9. menjaga privasi ibu.
10. menjaga kebersihan diri
11. memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika his
misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
12. memberikan cukup minum dan makan
13. memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong
14. menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan.

2. kala II: Lahirnya janin


Asuhan yang diberikan :
1. memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
2. memastikan kecukupan makan dan minum
3. mempertahankan kebersihan diri
4. mempersiapkan kelahiran bayi
5. membimbing meneran pada waktu his
6. melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus
7. melakukan amniotomi
8. melakukan episiotomi jika diperlukan
9. melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir
10.melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan badan
bayi.
11. melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
12. nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas , denyut
jantung, warna kulit
13. klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT
14. menjaga kehangatan bayi
15. merangsang pernafasan bayi bila diperlukan

3. kala III: Lahirnya Plasenta


Asuhan yang diberikan :
1. melaksanakan menagemen aktif kala III
a. melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi laindalam 2menit
b. memberikan suntikan oksitosin 10 im
- segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
- pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika plasenta
masih belum lahir.
- jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susukan
bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
c. melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
d. setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan
perasat brandt Andrew.
e. setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
2. memotong dan mengikat tali pusat
3. memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
4. meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila
Memungkinkan.

4. kala IV: 2jam Post partum


Asuhan yang diberikan :
1. lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda
Vital
a. 2-3 kali selama 10 menit pertama
b. setiap 15 menit selam 1 jam
c. setiap 20-30 menit selama jam kedua
d. jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus dan
berikan methyl-ergometrine 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami
hipertensi).
2. melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
3. melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
4. ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan
memasasenya.
5. evaluasi darah yang hilang.
6. memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid )
7. mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).

3.Manfaat Paradigma Dikaitkan dengan Asuhan Kebidanan


Dengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan harus
berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan
ukuran rasional untuk menghindari intervensi yang tidak perlu sehingga praktik
kebidanan harus berdasarkan bukti (evidence based).
Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu (ASI) selama
persalinan termasuk antara lain:
a. Memberikan dukungan emosional
b. Membantu pengaturan posisi
c. Memberikan cairan dan nutrisi
d. Memperbolehkan ke kamar mandi secara teratur
e. Pencegahan terjadinya infeksi (Susanti, dkk, 2009; 55)
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana. Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan antara lain :
a. Manfaat Bagi Bidan
1) Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
2) Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
3) Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas
sesuai dengan kondisi klien.
b. Manfaat Bagi Pasien
1) Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan
kebidanan
2) Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu
yang bertanggungjawab atas kesehatannya
3) Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

4. Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan


a. Orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. Orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
c. Manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. Lingkungan /masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetahui
bagaimana diri sendiri.
f. Dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang
lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada wanita-wanita.
g. Sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan
bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. Interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan
wanita.
i. Bidan–pasien saling membutuhkan.
j. Bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan
ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan–pasien dan
dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan lain.

D. KESIMPULAN

Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori dasar intuitif


keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang
bersangkutan (Fawcett, 1992)
Kegunaan model konseptual adalah :
Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak), Merupkana gagasan
mental sebagai bagian deri teori yang membantu ilmu- ilmu social mengonsep dalam
menyamakan aspek-aspek proses social, Menggambarkan suatu kenyataan gambaran
abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar
praktik.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam
pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga, kesehatan reproduksi,
dan pelayanan kesehatan masyarakat).
(Suryani Soepardan, 2008; 5)
Asuhan kebidanan adalah fungsi dan kegiatan yang tanggung jawab bidan dalam
memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan ibu di masa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga
berencana.(Atik Purwandari, 2008; 7)
Asuhan kebidanan mencakup asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada
ibu bersalin, asuhan kebidanan bayi baru lahir, dan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
E. DAFTAR PUSAKA
Marmi, S.ST., M.Kes, dan Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan untuk
Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://ithaprastikamyblog.blogspot.com/2015/03/konseptual-model-kebidanan.html?
m=1
 ·      

Anda mungkin juga menyukai