Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pemeriksaan Organoleptik

Tabel 1
Data hasil pemeriksaan organoleptik

Nama Produk Bentuk Warna Bau


Tidak berwarna
Merk A Cair Khas
(bening)
Tidak berwarna
Merk B Cair Khas
(bening)
Tidak berwarna
Merk C Cair Khas
(bening)
Tidak berwarna
Merk D Cair Khas
(bening)
Tidak berwarna
Merk E Cair Khas
(bening)
Merk F Cair Merah jambu Khas

17
18

2. Hasil Pemeriksaan Label Kemasan

Tabel 2
Data hasil pemeriksaan label kemasan

Nama Alamat Tanggal No. Nama


No. Komposisi No. Reg
Produk Produsen Kadaluarsa Batch Produsen
1. Merk A Ada Ada Ada Ada Ada Ada
2. Merk B Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Tidak Tidak
3. Merk C Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ada ada
Tidak
4. Merk D Ada Ada Ada Tidak ada Ada
ada
Tidak Tidak
5. Merk E Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ada ada
Tidak Tidak
6. Merk F Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ada ada

3. Hasil Analisa Kualitatif

a. Pereaksi Schiff

Tabel 3
Data hasil identifikasi sampel

No Sampel Pengamatan Hasil


1. Baku Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang
2. Merk A Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif
3. Merk B Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif
4. Merk C Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif
5. Merk D Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif
6. Merk E Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif
7. Merk F Warna merah, ditambahkan H2SO4 P warna tidak hilang. Positif

b. Resorsinol

Tabel 4
Data hasil identifikasi sampel
No Sampel Pengamatan Hasil
19

1. Baku Terbentuk cincin berwarna merah keunguan.


2. Merk A Terbentuk cincin berwarna merah keunguan. Positif
3. Merk B Terbentuk cincin berwarna merah keunguan. Positif
4. Merk C Terbentuk cincin berwarna merah keunguan. Positif
5. Merk D Terbentuk cincin berwarna merah keunguan. Positif
6. Merk E Terbentuk cincin berwana merah keunguan. Positif
7. Merk F Terbentuk cincin berwarna merah keunguan. Positif

4. Analisa Kuantitatif

Tabel 5
Data analisa penetapan kadar formaldehid
Kadar Kadar Persyaratan
Sampel Hasil
Formaldehid (%) rata-rata (%) Permenkes
9,05 %
Merk A 9,366 % 9,053 % 5% TMS
8,745 %
8,229 %
Merk B 8,745 % 8,848 % 5% TMS
9,572 %
8,848 %
Merk C 10,710 % 8,434 % 5% TMS
5,746 %
10,297 %
Merk D 8,745 % 9,331 % 5% TMS
8,952 %
7,401 %
9,159 %
Merk E 8,435 % 5% TMS
8,745 %
11,847 %
Merk F 8,745 % 9,744 % 5% TMS
8,642 %
Keterangan : MS = Memenuhi syarat
TMS = Tidak memenuhi syarat

B. Analisa Data

Analisa data dilakukan perhitungan persentase yaitu :

Persentase sampel yang tidak memenuhi syarat


20

= x 100%

= X 100%

= 100%

Dari analisa data yang dilakukan, bahwa hasil perhitungan persentase sampel

yang tidak memenuhi syarat yaitu 100 % dari 6 sampel yang diambil di daerah

pasar tengah Bandar Lampung yaitu cat kuku telah diteliti tidak memenuhi

syarat.

C. Pembahasan

Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah cat kuku yang dijual di toko

kosmetik dan pedagang- pedagang kaki lima di pasar tengah dengan lima macam

merk yang diambil berwarna bening (tidak berwarna) dan ada satu sampel yang

bewarna. Alasan pengambilan sampel dengan larutan bening karena akan

dilakukan analisa identifikasi reaksi warna, untuk mengetahui hasil warna yang

mudah dilihat dari perlakuan reaksi warna pada sampel. Sedangkan sampel yang

berwarna tujuannya untuk dapat mengetahui reaksi yang terjadi karena pada

sampel memiliki zat warna sehingga pada saat ditambahkan larutan pereaksi

apakah akan terpengaruh atau tidak saat penambahan pereaksi reaksi warna.
21

Ternyata terlihat hasil yang sama pada sampel larutan bening dan bahan bakunya

yaitu formalin.

Sebelum dilakukan analisa kualitatif dan kuantitatif, dilakukan pemeriksaan

organoleptik terlebih dahulu yaitu dengan melihat bentuk, warna, dan bau (tabel

1). Dilanjutkan dengan pemeriksaan secara fisik yaitu label kemasan yang

meliputi pemeriksaan nama produk, nama produsen, komposisi, nomor registrasi,

tanggal kadaluarsa, dan nomaor batch (tabel 2). Kemudian dilakukan penelitian

secara kualitatif dan kuantitatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan

reaksi warna terbentuk larutan berwarna merah dan larutan campuran terbentuk

cincin warna merah keunguan. Hal ini dilakukan untuk memastikan sampel

positif atau negatif dengan membandingkan hasil dengan baku pembanding yaitu

formalin cair, yang dimana larutan uji atau sampel direaksikan dengan

menggunakan dua pereaksi yang berbeda yaitu larutan pereaksi Schiff dan

Resorsinol. Dari masing-masing sampel ditambahkan larutan pereaksi schiff akan

terbentuknya larutan warna merah yang apabila ditambahkan dengan asam sulfat

P warna tidak hilang. Sedangkan dengan penambahan resorsinol perlakuannya

berbeda yaitu tabung reaksi yang dimasukkan terlebih dahulu resorsinol

kemudian ditambahkan larutan uji kedalam tabung reaksi yang telah berisi

resorsinol dan ditambahkan sedikit asam sulfat P, dalam penambahan asam sulfat

pada larutan harus melalui dinding karena akan terbentuk cincin berwarna merah
22

keunguan dalam campuran larutan, jika tidak melalui dinding maka dalam

campuran larutan tidak membentuk cincin sama sekali.

Kemudian dari hasil penelitian secara kuantitatif yaitu Metode yang dilakukan

dalam penelitian penetapan kadar formaldehid pada sediaan cat kuku adalah

secara asidimetri yaitu titrasi secara tidak langsung. Asidimetri secara tidak

langsung yaitu kelebihan natrium hidroksida supaya bereaksi dengan sampel

yaitu cat kuku yang mengandung formaldehid yang merupakan basa dan

kelebihan basa dititrasi dengan asam sulfat yang merupakan larutan titran yang

diteteskan secara perlahan-lahan melalui buret, untuk melihat titik akhir titrasinya

dengan menggunakan indikator biru bromtimol.

Sampel yang ditimbang dimasukkan ke dalam erlemenyer yang telah berisi 25 ml

larutan natrium hidroksida 1 N dan 25 ml hidrogen peroksida 3 %. Sebelum

dititrasi sampel dan campuran dipanaskan di atas penangas air dengan

diletakkannya corong di atas erlemenyer selama 15 menit dengan sesekali

dikocok setelah itu diangkat dan corong dicuci dengan air, kemudian

didinginkan.

Untuk melihat titik akhir titrasi menggunakan indikator tujuannya supaya terjadi

perubahan warna indikator titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah

sehingga disebut titik akhir. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

indikator biru bromtimol, sampel dari berwarna bening dengan ditambahi


23

indikator larutan menjadi warna biru kemudian dititrasi menjadi warna kekuning-

kuningan dengan dalam suasana asam pH antara 3,0-4,6.

Berdasarkan hasil penelitian sampel cat kuku diperoleh dari masing-masing

sampel merk A didapat kadar rata-rata 9,053 %, sampel merk B yaitu 8,848 %,

sampel merk C yaitu 8,434 %, sampel merk D 9,331 %, sampel merk E yaitu

8,435 %, dan sampel merk F yaitu 9,744 % yang semua sampel memiliki

kandungan formaldehid yang tidak sesuai dengan berdasarkan Peraturan Kepala

Badan POM RI No.HK. 03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 dengan persyaratan

kadar maksimal 5%. Sehingga cat kuku yang diambil di daerah pasar tengah

Bandar Lampung tidak memenuhi syarat.

Anda mungkin juga menyukai