Anda di halaman 1dari 6

1.

Antropologi secara umum ialah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-ciri adat istiadat, fisik, budaya yang sangat berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal yang dalam arti
kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tapi pada
sosiologi lebih menitik beratkan/fokus pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari bahasa yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia atau orang
sedangkan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus
makhluk sosial, antropologi memiliki dua sisi holistik dimana ia meneliti manusia pada tiap waktu dan
dimensikemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin
ilmukemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia.
Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi
sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal.
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna-warna, bentuk fisik suatu masyarakat serta kebudayaan-kebudayaan
yang dihasilkan. Dari definisi-definisi tersebut dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu ilmu
yang mempelajari umat manusia dari segi keanekaragaman fisik dan kebudayaan yang dihasilkan
sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

2. Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi


Lima Ilmu Bagian. Di Universitas-universitas di Amerika Serikat, di mana antropologi telah mencapai
suatu perkembangan yang paling luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas itu
menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus, yaitu :

1. Masalah sejarah asalnya dan perkembangan manusia atau (evolusinya) secara biologis.
2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahluk manusia, di pandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di
seluruh dunia.
4. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh
dunia.
5. Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku
bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi masa kini.
Kelima lapangan penenlitian yang bertujuan untuk memecahkan ke-lima masalah tersebut adalah
sedemikian luasnya, sehingga masing-masing merupakan ilmu-ilmu bagian antropologi yang
membutuhkan ahli-ahli dengan kejuruan-kejuruan yang khusus. Berhubungan dengan pengkhususan ke
dalam lima lapangan tersebut, ilmu antropologi mengenal juga ilmu-ilmu bagian, yaitu :
1. Paleo-antropologi
2. Antopologi fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
Nomor 1 dan 2 disebut Antropologi fisik dalam arti luas, Sedangkan nomor 3, 4, dan 5 disebut
antropologi budaya.
1. Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal terjadinya dan evolusi
mhluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu,
atau fosi-fosil manusia dari zaman dahulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat
oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian.
2. Antropologi fisik adalah dalam artian khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba
mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna mahluk manusia dipandang dari sudut
ciri-ciri tubuhnya, yang memakai sebagian bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotopik)
seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata bentuk
hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genetopik), seperti frekuensi golongan darah dan
sebagainya. Adapun ciri-ciri itu terdapat pada sebagian besar dari individu-individunya, walaupun setiap
individu memiliki ciri-ciri tubuh yang berbeda-beda. Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu
antropologi disebut dengan "ras". Bagian ini dari ilmu antropologi sering disebut antropologi fisik dalam
arti khusu, atau somatologi.
3. Etnolingusitik atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang pada awal mulanya
bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan penelitiannya yang berupa daftar-daftar kata-kata,
pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai
tempat di muka bumi ini, terkumpul bersam-sama dengan bahan kebudayaan suku bangsa. Dari bahan ini
telah berkembang berbagai macam metode analisa kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisa
dan mencatat bahsa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang
telah terolah juga dalam ilmu linguistik umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat
ilmiah di dunia masih tetap juga erat bersangkutan dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian
dari ilmu antropologi.
4. Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi
dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan
kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya mahluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahun yang lalu,
hingga sekarang, dibagi kedalam dua bagian : (1) masa sebelum manusia mengenal huruf, (2) masa
setelah manusia mengenal huruf.
Sub ilmu prehistori sering juga dinamakan ilmu arkeologi, tetapi dalam arti yang lain dari pada arkeologi
Indonesia. Disini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan dari zaman prehistori di
Indonesia, di teruskan sampai pada masa jatuhnya negara-negara Indonesia-Hindu dan lenyapnya
kebudayaan Indonesia-Hindu. Ilmu prehistori di Indonesia merupakan suatu ilmu yang sangat muda dan
sebenarnya baru mulai sekitar tahun 1920, dengan penelitian-penelitian para pendekart-pendekar ilmu itu
seperti A.J.J.T.a T. van der Hoop dan C.T. van Stein Callenfels. Pada masa sekarang, secara resmi ilmu
prehistori Indonesia merupakan bagian dari ilmu arkeologi Indonesia, dan belum pernah dihubungkan
dengan antropologi Indonesia. Dengan demikian, ilmu prehistori di Indonesia, berlaingan dengan di
universitas-universitas di negara lain, tidak merupakan suatu ilmu bagaian antropologi, dikarenakan
penelitian ilmu prehistori adalah bekas-bekas kebudayaan yang berupa benda-benda dan alat-alat, atau
artefak-artefak yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi.
5. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-asaz manusia, dengan
mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa
yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini. Lebih khusus lagi dalam kalangan sub-ilmu
etnologi, akhir-akhir ini telah berkembang dua aliran, atau lebih baik dikatakan dua golongan penelitian.
golongan yang satu menekankan kepada bidang diakronik, sedangkan yang lain menekankan kepada
bidang sinkronik dari kebudayaan umat manusia. Nama yang tepat untuk kedua macam penelitian
tersebut belum ada, tetapi sering dapat kita lihat adanya nama-nama seperti descriptive integration untuk
penelitian-penelitian yang diakronik dan generalizing approach untuk penelitian-penelitian yang
sinkronik.

3. Fase perkembangan Antropologi terbagi menjadi empat bagian:

1.Fase pertama (sebelum 1800)

Selama empat abad berselang. Dimulai sejak abad 15 hingga permulaan abad ke 16, bangsa Eropa
menularkan pengaruh besar terhadap berbagai suku, bangsa, masyarakat hingga budaya setempat.
Mereka melakukan penjajahan di tiga benua, afrika, asia dan amerika. Ketika bangsa Eropa
menemukan suatu hal yang aneh, suatu hal-hal yang baru di tempat jajahannya. Mereka mencurahkan
pengalaman-pengalaman yang mereka dapat ke sebuah tulisan. Kumpulan-kumpulan tulisan itu
disebut Etnographi. Terdapat beberapa pendapat dalam segi sudut pandang seseorang dalam
memaknainya. Mulai dari beranggapan mereka (bangsa yang dijajah) adalah makhluk liar hingga
sebutan-cebutan keturunan iblis dilontarkan. Ada juga yang mencoba mengumpulkan barang-barang
antik lalu mengumpulkannya untuk diperlihatkan ke semua orang.

2.Fase kedua (sekitar abad ke 19)

Pada pertengahan abad ke 19 ini, antropologi lebih condong digunakan untuk mengklasifikasikan
tingkat-tingkat budaya dengan meneliti sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan di muka bumi.
Orang Eropa menganggap kebudayaan bangsa-bangsa diluar Eropa adalah bangsa yang kuno. Dengan
mempelajarinya sama halnya mereka mencari tahu sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat. Maknanya masyarakat
dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat hingga memerlukan waktu yang sangat
lama.

3.Fase ketiga (permualaan abad ke 20)


Pada permulaan abad ke-20, bahan-bahan etnografi lebih difahami lagi demi mengetahui seluk-
beluk suatu bangsa, mempelajari kelemahan-kelemahannya lalu menaklukannya. Masa ini
memperlihatkan bahwa disiplin ilmu Antropologi berperan aktif sebagai ilmu terapan. Tujuannya
hanya untuk mengetahui pengertian masyarakat masa kini yang kompleks dan berfungsi untuk
menundukkan bangsa-bangsa lain seperti benua Amerika, Asia dan juga Afrika yang sudah ada dalam
genggaman Eropa barat.
4.Fase keempat (sesudah kira-kira 1930)
Pada masa ini perkembangan antropologi bertambah pesat dan luas. Bertambahnya pengetahuan
yang lebih teliti dan ketajaman dalam metode ilmiahnya sangat mengesankan. Adanya perkembangan
yang pesat ini mengakibatkan hilangnya sedikit demi sedikit masyarakat primitif dan kebudayaan-
kebudayan kuno. Antropologi dimasa ini berperan dalam dua hal yakni, dalam bidang akademik dan
juga tujuan praktis. Tujuan dalam bidang akademiknya berusaha untuk mencapai pengertian manusia
dengan mempelajari keragaman bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan
praktisnya adalah mempelajari, memahami dan membangun masayarakat suku bangsa.

4. 1.Hubungan antara ilmu geologi dengan Antropologi.

Mungkin banyak orang yang mengira bahwa antara ilmu geologi dan ilmu antropologi tidak saling
berhubungan. Akan tetapi siapa yang menyangkah bahwa peran ilmu geologi sangatlah penting bagi
antropologi. Hal ini dikarenakan terdapat subilmu antropologi yang merkaitan dengan geologi yaitu
subilmu paleo-antropologi dan prehistori. Subilmu tersebut sangat membutuhkan ilmu geologi karena
ilmu geologi secara umum mempelajari tentang ciri-ciri lapisan bumi beserta perubahan-
perubahannya.
Sehingga mempermuda ilmu paleo-antropologi dan prehistori untuk mentapkan umur yang relatif dari
berbagai fosil makhluk primata dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisn bumi,
koentjaraningrat(2009). Serta untuk menentukan lokasi-lokasi lapisan bumi yang banyak menyimpan
banyak fosil maupun artefak, maka metode yang sangat membantu adalah dengan menggunakan
metode geologi.

2.Hubungan antara ilmu paleontologi dengan antropologi.


Tidak jauh beda hubungan antara antropologi dengan geologi, dalam ilmu paleontologi pun memiliki
peran yang sama. Ilmu paleontologi yang mempelajari dan meneliti tentang fosil-fosil makhluk dari
zaman dahulu, serta memiliki tujuan membuat suatu rekontruksi tentang evousi-evolusi makhluk
secara fisik dari zaman dahulu hinga sekarang, koentjaranngrat(2009).
Tentu sangat pentin bagi ilmu antropologi khususnya cabang paleo-antropologi dan prehistori untuk
mengerti tentang umur dari fosil-fosil kera dan manusia serta berbagai artefak bekas kebudayaan
yang telah digali, dengan mengetahui umur relatif dari fosil-fosil yang terdapat didekat artefak
maupun fosil tadi.

3.Hubungan ilmu anatomi dengan antropologi


Ilmu antropologi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu anatomi. Khususnya cabang antropologi
yaitu antropologi fisik yang mengkaji tentang fisik manusia serta meneliti ciri-ciri dari berbagai
macam ras yang ada didunia. sehingga peran ilmu anatomi sangatlah membantu karena kajian ilmu
anatomi yang secara detail mengkaji tentang fisik manusia.
sehingga merupakan kekuatan tersendiri bagi antropologi-fisik yan banyak mepelajari ciri-ciri dari
kerangka manusia,bagian tubuh manusia hingga bagian tengkorak manusia, yang memiliki tujuan
untuk mendapati tentang asal mula dan penyebaran manusia hingga huungan-ubungan dari berbagai
ras yang ada di dunia.

4.Hubungan ilmu kesehatan masyarakat dengan antropologi


Pentingnya kesehatan bagi setiap orang harus dapat direalisasikan dengan benar. Menurut
Koentjaranngrat dalam bukunya pengantar ilmu antropologi menjelaskan bahwa ilmukesehatan
masyarakat membahas ”data konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit,
terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan dan sebagainya”.
Dari berbagai bahasan ilmu kesehatan masyarakat diatas maka ilmu antropologi dapat membantu
dengan memberi pengarahan kepada para dokter maupun petugas medis yang berkerja maupun
tinggal di berbagai daerah.yang memiliki keragaman budaya, sehingga mereka dapat menyesuaikan
dengan budaya yang ada.

5.Hubungan ilmu linguistik dengan antropologi


Ilmu linguistik atau yang sering dikatakan sebagai ilmu bahasa memiliki tujuan untuk
mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode dalam mengetahui segala bentuk bahasa di
brbagai daerah. Dengan tujuan tersebut dapat membantu sub ilmu antropologi yaitu Etnolinguistik
untuk mengembangkan teori-teori tentang berbagai asas bahasa serta menyuport bahan-bahan,
methode, dan teori-teori yang dikembangkan oleh Etnolinguistik.
Selain itu Antropologi juga membutuhkan ilmu linguistik kususnya dalam berbagai penelitian
masyarakat. Sehingga dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat dan mempermudah penelitin
tersebut.

6.Hubungan antara arkeologi dengan antropologi


Ilmu arkeologi(ilmu sejarah kebudayaan perbakalan). Memiliki tujuan dan tugas yang sama dengan
antropologi yaitu sama-sama meneliti tentang sejarah kebudayaan manusia, khususnya ilmu prehistori
yang meneliti kebuayaan manusia sejak manusia belum mengenal huruf atau yang sering disebut
zaman prehistori. Bahan yang dikaji oleh prehistori menggunakan sisa-sisa benda kebudayan manusia
yang tertinggal dalam lapisan-lapisan bumi.
Karena kajian prehistori sejak zaman manusia belum mengenal huruf maka dapat memberi banyak
keterangan latarbelakang kebudayaan suatu bangsa yang tidak bisa diberikan oleh ilmu-ilmu yang
banyak mengkaji tentang kebudayaan seperti ilmu Arkeologi.

7.Hubungan ilmu sejarah dengan antropoogi


Hubungan Ilmu sejarah dan antropologi memiliki kemiripan dengan hubungan ilmu arkeologi dengan
antropologi. Bagi ilmu sejarah, antropologi mampu memberi banyak bahan prehistori yang dapat
dijadikan pangkal bagi tiap penulis sejarah didunia. kemudian peran antropologi juga banyak
memecahkan masalah histografi sejarah suatu bangsa melelui metode-metodenya. Serta konsep-
konsep tentang kehidupan masyarakat yang banyak dikembangkan oleh ilmu antropologi dan ilmu-
ilmu sosial lain dapat membantu seorang ahli sejarah untuk mengisi latarbelakang dari peristiwa
politik dalam sejarah yang merupakan objek penelitihannya. Hal ini dikarenakan ilmu sejarah hanya
mampu memberi informasi tentang peristiwa-peristiwa sejarah saja dan kekeurangan informasi pada
bidang politik.

8.Hubungan ilmu pskitriati dengan antropologi.


Kuntjaraningrat menjelaskan bahwa”hubungan antara ilmu pskiatri dan ilmu antropologi telah
dijelaskan dan merupakan suatu pengluasan dari hubungan antara ilmu antropologi dengan ilmu
psikologi, yang kemudian mendapat fungsi yang praktis”.

9.Hubungan ilmu geografi dan antropologi


Ilmu geografi merupakan ilmu sosial yang mempelajari tenteng bumi, baik bentuk maupun segala
bentuk hidup yang mendudukibumi misalnya flora dan fauna terutama manusia. Manusia memilik
banyak rupa dan sifat yang berbeda sehingga ilmu geografi memerlukan ilmu antropologi karena
antropologi merupakan satu-satunya ilmu yang mampu menyelami beragaiseluk-beluk manusia.
Sebaliknya antropologi juga memerlukan ilmu geografi. Hal ini dikarenakan banyak permasalahan-
permasalahan kebudayaan manusia yang meneliti sangkut paut dengan keadaan lingkungan alamnya.
10.Hubungan ilmu ekonomi dengan antropologi.
Sistem perekonomian disetiap negara berbeda-beda . jadi seorang ahli ekonomi harus bisa
mengadaptasi dengan lingkungannya. Misalnya ketika suatu bangsa memiliki penduduk desa yang
banyak bahkan mencapai 80% dinegara tersebut, maka seorang ahli ekonomi akan sulit menggunakan
dan mengembangkan teori dan hukum ekonomi dikarenakan banyak penduduk yang memiliki pola
pikir dan sudut pandang yang masih rendah. Untuk itu ahli ekonomi harus mengetahui sedikit ilmu
antropologi yang banyak memberi pengetahuan tentang sistem kemasyarakatan dan kajian-kajian
tentang manusia.

11.Hubungan ilmu hukum adat dengan antropologi


Ilmu hukum adat membutuhkan suport dari ilmu antropologi. Hal ini dikarenakan banyak metode-
metode antropologi yang digunakan untuk meneliti lebih jauh tentang latarbelakang kehidupan
hukum adat diberbagai daerah. Kuntjaraningrat(2009:32) juga berpendapat bahwa”antropologi
dianggap penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem hukum yang telah diabstrakkan
sebagai aturan-aturan dalam kitab-kitab undang-undang melainkan timbul dan hidup langsung dai
masalah-masalah perdata yang berasal dari dalam aktivitas masyarakat”.
Sebaliknya para ahli antropologi juga harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep
hukum pada umumnya. Hal ini dikarenakan hukum merupakan salah satu aktivitas kebudayaan dalam
lapangan contol sosial. Sehingga ketika seorang ahli antropologi hendak melakukan penelitian
terhadap adat istiadat dari suatu daerah maka harus mempunyai pengetahuaan tentang konsep dan
istilah hukum adat disana.
12.Hubungan ilmu adsministrasi dengan antropologi
Sebagaimana pada ilmu ekonomi, didalam ilmu adsministrasi juga akan mendapatkan berbagai
permasalahan apalagi masalah agrarian. Dan untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat
menggunakan penelitian berdasarkan metode antropologi.
13.Hubungan ilmu politik dan antropologi
Metode antropologi sangat penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk dapat memahami
latarbelakang dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa itu. Sehingga mendapat pengertian
mengenai tingkahlaku dari partai politik yang harus disesuaikan denagn lingkungan suku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai