Anda di halaman 1dari 14

METODE PEMBELAJARAN:

Latihan Siap (Drill)


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah:
Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Irma Rosalina, M.Pd

Disusun Oleh:
Faiz 932212016

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2017

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T atas selesainya makalah
ini yang berjudul:”Metode Pembelajaran”. Makalah ini telah saya susun dengan
semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Selaku dosen pengampu yakni ibu Irma Rosalina,M.Pd. yang telah
memberikan kepercayaannya untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun finansial.
3. Petugas perpustakaan STAIN Kediri yang telah mengizinkan dan
membantu saya dalam mencari referensi guna mempertajam isi dari
makalah saya.
4. Teman-teman yang telah membantu memberi ide dan saran kepada saya
selaku penyusun.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi siapa saja yang mambacanya. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, saya selaku penyusun merasa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam makalah ini.

Kediri, 27 November 2017

Penyusun

ii
Daftar isi
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
LATAR BELAKANG...........................................................................................iv
BAB II: PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran Siap (Drill).............................................................1
B. Tahap Kegiatan..........................................................................................3
C. Tujuan Metode Pembelajaran....................................................................5
D. Tugas Peserta Didik...................................................................................5
E. Peran Guru.................................................................................................6
F. Kelebihan dan Kelemahan.........................................................................6
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................9
Saran......................................................................................................................9
Daftar Pustaka.......................................................................................................10

iii
BAB I
LATAR BELAKANG
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid
menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk
memberitahukan atau membangkitkan. Oleh karena itu, peranan metode
pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif
antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak
atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan latihan dari apa
yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap-siagakan. Akan tetapi
dengan mengulangi saja apa yang sudah dipelajari belum berarti proses belajar.
Malahan pada masa lampau telah terbukti didalam cara-cara guru men-”drill”
murid-murid mereka bahwa pada murid-murid mudah timbul satu kebencian
belajar. Itulah sebabnya perlu dipahami dalam situasi mana patut dilakukan
latihan-lathan siap (drill) guna memastikan murid-murid memahami dan
menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru mereka.
Dari definisi metode mengajar, maka metode latihan siap (drill) adalah
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajari.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Latihan Siap (Drill)


Guru dalam proses pembelajaran perlu memantapkan danmemperkuat
penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran. Gurud apat memberikan suatu
latihan kepada siswa dan menggunakan suatu metode pembelajaran yaitu metode
latihan. Metode latihan disebut juga metode training, adalah suatu cara mengajar
yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan
untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Sama
seperti yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala (dalam adhegora, 1978) bahwa
metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu
cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan”.1
Mengenai definisi atau pengertian metode drill, para ahli memberikan
definisi yang agak sedikit berbeda meskipun pada intinya definisi-definisi tersebut
sama. Adapun metode drill (latihan siap) menurut beberapa pendapat antara lain:
1. Roestiyah berpendapat metode drill, ialah suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.2
2. Menurut Ramayulis, metode drill atau disebut latihan siap
dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan
terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara
praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siaga.3
3. Menurut Abdul Majid, suatu rencana menyeluruh tentang penyajian
materi secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan
1
Winarno Surakhmad Metodologi Pembelajaran Nasional (Bandung: Jemmars, 1980) hlm. 79
2
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 125
3
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), hlm. 349
dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat
dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.4
4. Zuhairini mendefinisikan drill sebagai suatu metode dalam pendidikan
dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan
pelajaran yang sudah diberikan.5
5. Menurut Shalahuddin, ialah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang
sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan
untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu
keterampilan menjadi permanen.6

Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode


drill (latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan
melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya
siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya.
Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya
sehingga menjadi mahir dan terampil.
Secara umum pembelajaran dengan metode latihan siap (drill) biasanya
digunakan agar :
a. Siswa memperoleh kecakapan motorik, seperti mengulas, menghafal,
membuat alat-alat, menggunakan alat/mesin, permainan, dan atletik.
b. Siswa memperoleh kecakapan mental, seperti melakukan perkalian,
menjumlah, mengenal tanda-tanda/ simbol, dsb.
c. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan,
penggunan simbol, membaca peta, dsb.7

Dalam mengajarkan kecakapan dengan latihan siap (drill), guru harus


mengetahui sifat kecakapan itu,seperti:

4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Studi Kompetensi Guru, (Bandung:
PT. Rosda Karya, 2006), hlm. 133
5
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm.
106.
6
Mahfud Shalahuddin, Metodologi Pengajaran Agama, (Surabaya:Bina Ilmu, 1987), hlm. 100
7
Winarno Surakmad, op. cit. hlm. 80

2
a. Kecakapan sebagai peneyempurnaan daripada suatu arti dan bukan
hasil dan bukan hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan artinya
melakukan pekerjaan dengan pengertian. Kecakapan itu sendiri tidak
berarti apa-apa jika terpisah dari situasi yang fungsionil. Latihan
jangan dahulu dimulai, jika siswa belum mempunyai pengetahuan
dasar.
b. Kecakapan itu tidak benar, jika hanya mementingkan intensitas
pertemuan yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak
menggunakan fikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat itu harus
sesuai dengan situasi.
c. Ada dua fase untuk mendapatakan kecakapan:
1. Fase integratif di mana persepsi dari proses dan arti dikembangkan
menurut variasi praktek yang berarti sering melakukan hubungan
fungsionil dan aktivitas penyelidikan.
2. Fase penyempurnaan di mana ketelitian dapat dikembangkan
menurut praktek yang berulang kali.8

B. Tahap Kegiatan Metode Pembelajaran Latiahan Siap (drill)


Langkah-langkah penerapannya metode drill di kelas, latihan dapat
dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara
tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik. Meskipun metode ini dapat digunakan
dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti bahwa setiap metode ini harus
dipakai dalam semua aktifitas pembelajaran. Pengggunaan metode ini tergantung
pada keperluan-keperluan khusus, seperti pembiasaan mengerjakan sholat,
membaca al-Qur’an, dan sejenisnya.
Sebelum melaksanakan metode drill, guru harus mempertimbangkan
tentang sejauh mana kesiapan guru, siswa dan pendukung lainnya yang terlibat
dalam penerapan metode ini.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain:
8
Ibid., hlm. 81

3
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
2. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan.
3. Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk
menghindari kesalahan.
4. Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara
penuh.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini terdapat beberapa langkah yang harus dijalani yakni:
1. Langkah Pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh
guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-
bentuk latihan yang akan dilakukan.
2. Langkah pelaksanaan
a. Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dahulu.
b. Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan.
c. Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih.
3. Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan
motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara
berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin
melekat, terampil dan terbiasa.
c. Penutup
Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan
oleh siswa. Memberikan latihan penenangan.9

C. Tujuan Metode Pembelajaran Latihan Siap (drill)


Adapun tujuan penggunaan metode drill diharapkan agar siswa mampu:

9
Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm
41

4
a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak, misalnya menghafal katakata,
menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau
melaksanakan gerak dalam olah raga.
b. Mengembangkan kecakapan intelektual, seperti mengalikan, membagi,
menjumlah, mengurangi, dan menarik akar dalam hitung mencongak.
Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu kimia,
tanda baca dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, misalnya
hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir, antara
huruf dan bunyi, dll.
d. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah
baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan
menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong
ingatannya.
e. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak
didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih
mendalam.10

D. Tugas Peserta Didik


Dalam metode pembelajaran ini tugas peserta didik adalah:
a. Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru
kepadanya. 
b. Menjawab secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti
yang diperintahkan. 
c. Mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru. 
d. Mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.

E. Peran Guru

10
Arief Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:Intermasa, 2002) hlm.
175

5
Aspek untuk kesuksesan pelaksanaan metode drill itu diperlukan guru
yang mampu memperhatikan dan mengimplementasikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah beserta
jawabannya. 
2. Mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis, atau memberikan
perintah untuk melakukan sesuatu. 
3. Mendengarkan jawaban lisan atau memeriksa jawaban tertulis atau
melihat gerakan yang dilakukan. 
4. Mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang
telah diajukan dan didengar jawabannya.

F. Kelebihan dan Kekurangan Metode Latihan Siap (drill)


1. Kelebihan metode latihan siap (drill)
Beberapa keuntungan dalam pemanfaatan metode latihan adalah sebagai
berikut:
a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh
akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan siswa, karena seluruh
pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang
dilatihkan.
b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya pikirnya dengan bertambah
baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi
lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung
dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan
saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar di samping itu juga
siswa langsung mengetahui prestasinya.11

2. Kekurangan Metode Latihan Siap (drill)


11
Ahmad Munjin Nasih, dkk., Metode dan Tekhnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm.
91.

6
Adapun kelemahan dari metode drill dalam dunia pendidikan
diantaranya adalah:
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa.
Mengajar dengan metode drill, berarti minat dan inisiatif siswa
dianggap sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak
layak dan kemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada
kofomuitas dan diarahkan menjadi uniformitas.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi- situasi baru
dimatikan. Di dalam menghadapi situasi baru atau masalah baru
pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal ini
bertentangan dengan prinsip belajar dimana siswa seharusnya
mengorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai
dengan situasi baru yang mereka hadapi.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku.
Dengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam
memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan
secara otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respon
stimulus dilakukan secara otomatis tanpa menggunakan inteligensi.
d. Menimbulkan verbalisme.
Setelah mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa berulang kali,
guru mengadakan ulangan lebih- lebih jika menghadapi ujian,
siswa dilatih menghafalkan pertanyaan- pertanyaan. Mereka harus
tahu, dan menghafal jawaban- jawaban atau pertanyaan-
pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal- soal secara
otomatis. Karena itu proses belajar lebih realistis menjadi terdesak,
dan sebagai gantinya timbullah respon- respon yang terus menerus
bersifat verbalistis.

7
Kelemahan-kelemahan diatas dapat diatasi dengan memperhatikan hal-hal berikut
ini:
1. Guru mengarahkan anak didik untuk memberikan respon yang maksimal
dan reaksi yang tepat.
2. Jika terdapat kesulitan pada anak didik saat merespons, mereaksi,
hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan
tersebut.
3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respons
yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat
mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
4. Usahakan siswa memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan
merespon.
5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat yang dilakukan dalam
latihan hendaknya dimenegrti oleh anak didik.12

12
Yusuf, dkk., Metode Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1997), hlm. 66

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Metode Drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara
mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah dipelajari.
2. Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari
anak itu dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
3. Sebelum latihan dimulai, siswa hendaknya diberi pengertian yang
mendalam tentang apa yang dilatihkan, latihan untuk pertama kalinya
hendaknya bersifat diagnostis, kemudian mengadakan perbaikan lalu
penyempurnaan, waktu singkat, disesuaikan dengan taraf kemampuan
siswa, hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.
4. Adapun kelebihan metode Driil yaitu: Dalam waktu relatif singkat, cepat
dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan. Para murid
akan memiliki pengaturan yang siap. Akan menanamkan pada nak-anak
kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
5. Adapun kelemahan dari metode Drill diantaranya: Menghambat bakat dan
inisiatif siswa. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi- situasi baru
dimatikan. Membentuk kebiasaan yang kaku. Menimbulkan verbalisme.
SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami selaku
penyusun mohon diberi saran dan kritik yang membagun guna terciptanya
makalah yang lebih baik di waktu yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.


Jakarta:Intermasa.
Majid, Abdul. 2006 Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Studi
Kompetensi Guru. Bandung: Rosda Karya.
Nasih, Ahmad Munjin dkk., Metode dan Tekhnik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ramayulis. 2010 Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Shalahuddin, Mahfud. 1987. Metodologi Pengajaran Agama. Surabaya:
Bina Ilmu.
Surakhmad, Surakhmad. 1980. Metodologi Pembelajaran Nasional. Bandung:
Jemmars.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press.
Yusuf, dkk. 1997. Metode Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:
Usaha Nasional.

10

Anda mungkin juga menyukai