Anda di halaman 1dari 18

EKSPERIMEN SINAR KATODA

LAPORAN MINGGUAN EKSPERIMEN FISIKA 1

NIM 181810201067

KELOMPOK : A4

ASISTEN Ryan Andersen Jaya Sentosa

LABORATORIUM FISIKA MODERN DAN OPTOELEKTRONIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2020
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah........................................................................................................3
2.2 Sinar Katoda...............................................................................................3
BAB 3. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................6
3.2 Desain Eksperimen....................................................................................6
3.2.1 Prosedur Kerja..........................................................................................8
3.3 Metode Analisi............................................................................................9
3.3.1 Tabel Pengamatan.....................................................................................9
3.3.2 Ralat........................................................................................................10
3.3.2 Grafik......................................................................................................11
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...........................................................................................................12
4.2 Pembahasan..............................................................................................12
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................15
5.2 Saran ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latara Belakang

Sinar katoda merupakan cahaya berbentuk ganjil yang tak terlihat atau dapat
dikatakan sebagai aliran partikel bermuatan negatif. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet yang dapat
memanaskan foil logam di dalam tabung sampai logam itu berpendar. J.J Thompson juga
membuktikan bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negatif yang dinamakan
elektron. Dalam tabung yang sangat vakum, seberkas sinar katoda dihasilkan oleh katoda
dan anoda dengan cara yang biasa (Oxtoby,2003)

Eksperimen sinar katoda bertujuan untuk menentukan perbandingan muatan dan


massa elektron (e/ m). Eksperimen sinar katoda ini dilakukan dengan mematikan semua
arus listrik, kemdian switch toogle diposisikan pada keadaan up (e/m measure). Dengan
menggunakan tegangan rendah, pengatur arus pada Helmholtz coil diatur dalam posisi
off. Filamen elektron gun dihubungkan dengan power suplly bertegangan 6,3 volt dan
elektrode pemercepat pada tegangan DC antara 0-500 volt. Setelah semua sumber arus
dan tegangan dihidupkan, sumber tegangan filamen diputar dengan mengamati besar
voltmeter sampai 6 volt. Nilai I dan V bervariasi, radius lintasan berkas elektron dicatat
pada saat I konstan dan V variasi dengan pada saat V konstan dan I variasi. Kemudian
dilakuan analisa data dan pembahasan untuk data yang diperoleh pada percobaan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam praktikum tetes


minyak milikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian variasi nilai V dan I terhadap nilai perbandingan
muatan (e) dan massa elektron (m)?
2. Bagaimana grafik hubungan antara radius berkas elektron ® dengan beda
tegangan elektroda pemercepat?
3. Bagaimana hasil perbandingan nilai elektron dan massa elektron yang diperoleh
pada percobaan sinar katoda dengen referensi?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dalam praktikum tetes minyak milikan adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui pengaruh pemberian variasi nilai V dan I terhadap nilai
perbandingan muatan (e) dan massa elektron (m)
2. Mengetahui grafik hubungan antara radius berkas elektron ® dengan beda
tegangan elektroda pemercepat
3. Mengetahui hasil perbandingan nilai elektron dan massa elektron yang diperoleh
pada percobaan sinar katoda dengen referensi

1.4 Manfaat

. Manfaat yang didapatkan setelah dilakukannya percobaan sinar katoda ini adalah
praktika dapat membuktikan dasar teori yang sudah dipelajari dengan melakukan
ekperimen. Setelah melaukan eksperimen, praktikan dapatmengetahui aplikasi yang
menerapkan prinsip kerja tabung sinar katoda. Salah satunya adalah televisi, pesawat
televisi menggunakan tabung sinar katoda yang menumbuk layar televisi yang dibentuk
oleh titik-titik sinar katoda. Jika sinar katoda

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah

Pada tahun 1890-an banyak ilmuwan berlomba-lomba meneliti radiasi, yaitu


pemancaran dan perambatan energi melalui ruang dalam bentuk gelombang. Informasi
yang diperoleh dari penelitian ini memberikan sumbangan besar pada pemahaman kita
tentang struktur atom. Salah satu alat yang digunakan untuk menyelidiki fenomena ini
adalah tabung sinar katoda. Tabung itu berupa tabung kaca yang sebagian besar udaranya
sudah disedot keluar. Ketika dua lempeng logam dihubungkan dengan sumber sumber
tegangan tinggi, lempeng yang bermuatan siebut katoda. Sinar katoda ini tertarik ke
lempeng bermuatan positif yang disebut anoda. Sinar itu akan melewati suatu lubang dan
terus merambat menuju ujung tabung yang satunya. Ketika sinar ini menumbuk
permukaan yang telah dilapisi secara khusus. Sinar katoda tersebut menghasilkan
pendaran yang kuat atau cahaya yang terang (Chang, 2005).

2.2 Sinar Katoda

Tabung sinar katoda menggunakan sinar elektron sebelum sifat dasar sinar itu
dimengerti, sinar itu dinamakan sinar katoda ketika sinar itu muncul keluar dari katoda
(elektroda negatif) dari sebuah tabung ruang hampa dengan tekanan sebesar sekitar 0,01
Pa (10^-7 atom) atau lebih kecil. Pada tekanan yang lebih besar, tumbukan sebesar
elektron dengan molekul udara akan menghamburkan sinar elektron itu secara berlebih-
lebihan. Katoda diujung kiri dinaikkan suhunya oleh pemanas, dan elektron menguap dari
permukaan katoda itu. Anoda yang mempercepat elektron itu dengan sebuah lubang kecil
di pusatnya. Selisih potensial itu menimbulkan sebuah medan listrik yang arahnya dari
kanan ke kiri di daerah antara anoda yang mempercepat elektron dan katoda.Elektron
lewat melalui lubang dalam anoda itu membentuk sebuah berkas sinar yang sempit dan
berjalan dengan kecepatan horizontal yang konstan dari anoda ke layar flouresence (layar
pijar). Kawasan dimana elektron itu menumbuk layar akan bercahaya terang (Young,
2000).

Sinar katoda berasal dari katoda untuk memungkinkan hal tersebut, crookes
membuat percobaan dengan meletakkan suatu penghalang antara katoda dengan ujung
tabung hampa. Ia mendapatkan bahwasanya jikalau sinar katoda berasal dari katoda maka
pendaran sinar hijau di ujung tabung akan hilang dan memang itulah yang terjadi di
dalam percobaan. Ia melihat pendaran hijau di ujung tabung akan lenyap berganti dengan
bayangan penghalang yang ia letakkan. Dari sini yakinlah ia bahwa sinar katoda memang
berasal dari katoda (Surya, 2009).

Pada tahun 1897, fisikawan inggris J.J Thompson melaukan serangkian


eksperimen yang menghapus dengan membuktikan bahwa sinar katoda adalah partikel
yang bermuatan negative yang dinamakan electron. Dalam tabung yang sangat vakum,
seberkas sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anodadengan cara yang biasa. Sebuah
lubang pada anoda menyebabkan lewatnya sebagian sinar diantara pasangan lempeng
yang kedua yang dapat diberi muatan positif dan negative agar membentuk medan listrik
yang tegak lurus terhadap lintasan sinar katoda. Sinar katoda dibelokkan ke bawah
(menandakan sinar ini membawa muatan negative) dan penyimpanan dapat diukur
dengan cermat dan perpindahan bintik cahaya pada layar di ujung tabung. Selanjutnya
medan magnet dibuat dalam daerah yang sama dengan cara melewatkan arus listrik
melalui sepasang kumparan dimana arahnya tegak lurus baik terhadap medan listrik
maupun terjadap sinar. Medan magnet juga menghasilkan sinar yang berubah-ubah yang
berlawanan dengan yang disebabkan oleh medan listrik. Dengan meragamkan kekuatan
kedua medan tersebut, Thompson dapat membuat sinar katoda tidak berbelok di dalam
tabung. Di bawah kondisi seperti ini, berkas mengalami dua gaya yang saling
berlawanan. Salah satunya yang disebabkan oleh medan listrik E adalah:

fE=E ×e

Dan yan lainnya yang disebabkan oleh medan magnet H adalah:

fH=H × eV

Dengan e adalah muatan listrik yang mestiya dibawa oleh partikel dan v adalah
kecepatannya. Dengan demikian kecepatan sinar katoda adalah:

E
V=
H

Jika medan magnet dimatikan dan harga medan listrik yang bekerja terjadi perpindahan,
maka:

1
S= a r 2
2

4
Menjauhi sumbu tengah taung pada titik kemunculannya dari medan diantara lempeng-
lempeng. Partikel memperoleh percepatan a kea rah lempeng positif dengan wktu tempat
t untuk berjalan di sepanjang kondensor l. Berhubung V=l/t, maka a dapat dihitung dari
hokum kedua Newton

fE=mE × a=E × a

Dengan berturut-turut mensubstitusikan persamaan tersebut untuk a,t, dan v dihasilkan


satu-satunya kuantitas yang dapat diukur.

e a 2 S 2 S v2 2 S
= = = =
me E t2 E l 2 E l2 H 2

Dari sini, nisbah muatan listrik terhadap massa dapat ditentukan. Nilai yang diterima saat

e
ini adalah =1,7588196 × 1011 C Kg−1 dengan muatan dinyatakan dalam Coulomb dan
m
massa dalam kilogram (Oxtoby, 2003).

Semua hasil percobaan ini meyakinkan Crookes berkesimpulan bahwa sinar


katoda memang berasal dari plat katoda, merambat sepasang garis lurus dan terdiri atas
listrik partikelnya. Untuk menentukan jenis muatan listrik artikelnya. Sinar katoda
terpancarkan dari katoda (elektroda negative). Crookes bernalar bahwa partikel sinar
katoda ditolak oleh kutub negative-negatif katoda. Kesimpulannya partikel sinar katoda
bermuatan negative. Atas jasa Crookes dalam penelitiannya terhadap sinar katoda, tabung
gressler yang telah diperbaiki lebih lazim disebut tabung Crookes (Wospakrik, 2005).

Osiloskop adalah alat untuk memperkuat, mengukur, dan secara individual


meneliti sinyal listrik, terutama sinyal yang berubah dengan cepat. Sinar ditampilkan
pada layar CRT. Pada operasi normal, berkas sinar electron disapukan secara horizontal
dengan kecepatan tetap terhadap waktu oleh plat penyimpang horizontal. Sinyal yang
akan ditampilkan seberikan, setelah dikuatkan pada plat penampang vertical “jejak” yang
Nampak pada layar yang mungkin merupakan EKG atau tegangan pada alat elektronik
yang sedang diperbaiki atau sinyal dari percobaan mengenai daya hantar sarf, adalah
merupakan penggambaran tegangan sinyal (vertical), versas waktu (horizontal)
(Giancolli,2001).

5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan sinar katoda ini adalah
sebagai berikut :
1. Peralatan pengukuran (e/m) berfungsi untuk menghasilkan berkas elektron
2. High Voltage DC Power supply berfungsi sebagai penghasil sumber
tegangan AC/DC tinggi
3. Low Voltage DC Power supply berfungsi sebagai penghasil sumber
tegangan AC/DC rendah
4. Digital voltmeter berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan
5. Kabel penghubung berfungsi sebagai penghubung dalam rangkaian

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen dalam eksperimen sinar katoda ini adalah sebagai
berikut:

6
Gambar 3.1 Peralatan pengukuran massa elektron
(Sumber: Tim penyusun, 2020) 13

Skema eksperimen yang digunakan secara garis besar dari rancangan


kegiatan penelitian sinar katoda ditunjukkan dalam bentuk diagram alir berikut:

Mulai

Persiapan Alat

Variasi Tegangan dan Arus Tetap

Pengamatan Radius Berkas Elektron

Pengulangan

Variasi Arus dan Tegangan Tetap

Pengamatan Radius Berkas Elektron

Pengulangan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian

7
14

Identifikasi permasalahan terkait eksperimen sinar katoda perlu dilakukan


kajian pustaka untuk digunakan sebagai pedoman prosedur pengukuran pada sinar
katoda baik pada arus Helmholtz coil, tegangan elektroda, dan radius sinar
elektron. Melalui kajian pustaka ini sumber-sumber data didapat dan
dikumpulkan. Operasional yang dilakukan pada variabel – variabel digunakan
sebagai penunjang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Hasil yang
diperoleh berupa angka dan grafik yang kemudian di analisis. Hasil dari analisis
akan digunakan untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan eksperimen yang
telah dilakukan.

3.2.1 Prosedur Kerja


Langkah kerja yang digunakan pada percobaan sinar katoda ini adalah:
1. Semua aliran arus listrik harus dimatikan, peralatan disusun sesuai gambar
3.1 dan switch toogle diletakkan pada posisi up (e/m measure)
2. Pengantar arus kecil Helmholtz pada posisi off dihubungkan dengan
sumber tegangan rendah, sumber arus dan tegangan diletakkan pada posisi
nol.
3. Filamen/ electron gun dihubungkan dengan power supply bertegangan
tetap 6,3 volt (AC/DC). Elektrode pemercepat dihubungkan pada
teganganantara 0-500 volt, masing- masing sumber tegangan tersebut
diletakkan pada posisi nol.
4. Sumber tegangan dan arus listrik dihidupkan. Secara perlahan-lahan
sumber tegangan filament diputar dan diamati besarnya voltmeter sampai
sebesar 6 volt.
5. Elektroda pemercepat teagangannya dinaikan pada harga sekitar 100 volt
hingga berkas electron kebiru-biruan terlihat.
6. Helmholtz sumber tegangannya dinaikkan pada harga sekitar 7 volt dan
arus pada koil dinaikan hingga teramati perubahan pada lintasan berkas
electron.
7. Posisi sumber arus Helmholtz coil diletakkan pada nilai 1 Ampere
8. Posisi sumber tegangan elektroda pemercepat diletakkan pada posisi
V=100 volt. Radius lintasan berkas electron dicatat

8
9. Pengukuran langkah 8 diulangi sebanyak 5 kali harga tegangan ∆V yang
berbeda- beda. Langkah 8 dan 9 diulangi sebanyak 3 kali pengulangan 15

10.Elktroda pemercepat Posisi sumber tegangannya diletakkan pada posisi


V=100 volt, sementara arus Helmholtz coil pada harga 1 A. Radius lintasan
berkas electron dicatat.
11.Pengukuran langkah 10 diulangi untuk harga I yang berbeda-beda
sebanyak 5 kali dan pegulangan terhadap data yang dihasilkan pada langkah
10 dilakukan sebanyak 3 kali.

3.3 Metode Analisis


Analisis data yang digunakan dalam Eksperimen Sinar Katoda adalah
sebagai berikut:

1.3.1 Tabel Pengamatan


Tabel 3.1 Tabel Pengamatan

No I (A) ΔV (V) r1 (cm) r2 (cm) r3 (cm)


1
2
3
4
5

Tabel 3.2 Penyajian Data

Pengu I(A) ΔV r(m) r rata- r2 Δr e/m e/m e/m Desk


kuran (V) rata referensi rata- nsi (
Ke r1(m) r2(m) r3(m) rata

9
16

3.3.2 Ralat
a. Menentukan radius (r) rata-rata
n

∑ ri
r = i=1
n
b. Menentukan muatan per massa electron
3 2
e v 2 ∆ V ( 5/4 ) a
= = 2
m Br ( N μ 0 rI )
c. Menentukan error pengukuran radius r
n

∆r=
√ ∑ (r i ¿−ŕ )
i=1
n( n−1)
d. Menentukan error perhitungan e/m
¿

e e
∆ = √¿ ¿+ ¿
m m
e. Deskripasi
e e

D=
[ ]

meks mref
e
m ref
x 100 %

1.3.3 Grafik
 Hubungan R terhadap V pada saat I konstan
r(m)

V (volt)

10
17
Gambar 3.3 Grafik hubungan V dan r saat I konstan

 Hubungan R terhadap I pada saat V konstan


r (m)

I (Ampere)

Gambar 3.4 Grafik hubungan I dan r saat V konstan

11
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum tetes minyak milikan yaitu


sebagai berikut:
Perhitungan rasio muatan dan massa elektron (e/m)

r (cm) r rata- r rata- em


no I (a) V e/m Diskripansi
      rata (cm) rata (m) referensi
5,0
1 1 230 5,50 5,00 5,17 0,052
0 2,84E+11 1,76E+11 61,05
5,5
2 1 235 5,25 5,50 5,42 0,054
0 2,64E+11 1,76E+11 49,72
6,0
3 1 240 6,00 6,25 6,08 0,061
0 2,13E+11 1,76E+11 21,23
6,0
4 1 245 6,25 6,50 6,25 0,063
0 2,06E+11 1,76E+11 17,24
6,5
5 1 250 6,50 7,00 6,67 0,067
0 1,85E+11 1,76E+11 5,14
3,2
1 1,5 230 3,00 3,00 3,08 0,031
5 3,54E+11 1,76E+11 100,99
3,5
2 1,5 235 3,50 3,25 3,42 0,034
0 2,94E+11 1,76E+11 67,24
3,7
3 1,5 240 3,75 3,50 3,67 0,037
5 2,61E+11 1,76E+11 48,30
4,0
4 1,5 245 3,75 3,75 3,83 0,038
0 2,44E+11 1,76E+11 38,51
4,0
5 1,5 250 4,00 4,00 4,00 0,040
0 2,29E+11 1,76E+11 29,81
4,7
1 1 230 5,00 5,00 4,92 0,049
5 3,13E+11 1,76E+11 77,85
4,2
2 1,1 230 4,25 5,00 4,49 0,045
1 3,11E+11 1,76E+11 76,51
4,0
3 1,2 230 4,00 4,25 4,08 0,041
0 3,15E+11 1,76E+11 79,06
3,7
4 1,3 230 3,75 4,00 3,83 0,038
5 3,05E+11 1,76E+11 73,12
3,5
5 1,4 230 3,50 3,50 3,50 0,035
0 3,15E+11 1,76E+11 79,06
5,5
1 1 250 5,50 5,50 5,50 0,055
0 2,72E+11 1,76E+11 54,48
5,2
2 1,1 250 5,25 5,25 5,25 0,053
5 2,47E+11 1,76E+11 40,12

12
4,7
3 1,2 250 4,75 5,00 4,83 0,048
5 2,45E+11 1,76E+11 38,92
4,2
4 1,3 250 4,25 4,25 4,25 0,043
5 2,70E+11 1,76E+11 53,09
4,0
5 1,4 250 4,00 4,00 4,00 0,040
0 2,62E+11 1,76E+11 49,01

4.2 Pembahasan

Eksperimen sinar katoda ini dilakukan dengan menggunakan dua cara untuk
mendapatkan nilai perbandingan antara muatan electron dengan massa electron (e/m).
Cara tersebut yakni dengan memvariasikan arus pada tegangan yang konstan dan
memvariasikan tegangan pada arus yang konstan. Pada percobaan pertama yakni
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi nilai V dan I terhadap nilai
perbandingan muatan dan massa electron (e/m). Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwasanya pada saat memvariasi arus (1, 1,1, 1,2, 1,3, dan 1,4
A) ketika tegangan konstan 230 volt dan 250 volt , nilai perbandingan muatan dan massa
electron (e/m) semakin besar. Hal ini dikarenakan ketika nilai arus diperbesar, maka jari-
jari yang terbentuk (Radius lintas elektronnya) akan semakin kecil. Kemudian untuk nilai
kuadrat arus dan radiusnya akan berbanding terbalik dengan perbandingan muatan dan
massa electron (e/m). Sedangkan pada variasi tegangan dengan arus yang konstan (1 A
dan 1,5 A) didapatkan bahwasanya semakin besar tegangan yang diberikan maka besar
radius berkas elektronnya akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan besar dari nilai
perbandingan muatan dan massa electron (e/m) berbanding terbalik dengan radius berkas
electron. Apabila tegangan yang diberikan semakin besar, maka radiusnya akan semakin
besar. Sehingga nilai perbandingan muatan dan massa electron akan semakin kecil.
Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwasanya pemberian variasi nilai V
dan I berpengaruh terhadap nilai perbandingan muatan dan massa electron (e/m).

Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui grafik hubungan antara radius berkas
electron (R) dengan beda tegangan elektroda pemercepat. Hubungan antara keduanya
dapat diketahui ketika arus yang mengalir konstan (1 A dan 1,5 A). Radius berkas
electron disini merupakan rata-rata radius yang didapatkan oleh tiga pengamat.
Berdasarkan grafik yang didapatkan, pada variasi tegangan, apabila tegangan elektroda
pemercepat yang diberikan semakin besar, maka radius electron yang teramati akan
semakin besar pula. Hal ini sama halnya dengan pada saat arus konstan (1 A dan 1,5 A).

13
Hal ini dikarenakan berdasarkan teori yang ada pada umumnya bahwasanya
perbandingan nilai e/m berbanding terbalik dengan nilai radius dan tegangan elektroda
pemercepat. Sehingga untuk radius berkas electron akan sebanding dengan tegangan
elektroda pemercepat. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwasanya grafik hubungan
radius electron dan tegangan elektroda pemercepat ini sesuai dengan teori tersebut.

Percobaan selanjutnya yakni untuk mengetahui perbandingan nilai muatan dan massa
electron yang diperoleh pada percobaan dan referensi. Nilai perbandingan e/m pada
pecobaan didapatkan bahwa pada variasi arus (230 volt) sebesar 3,05 x 10 11 C/Kg, pada
250 volt sebesar 2,45 x 10 11 C/Kg. Sedangkan untuk variasi tegangan (1A) sebesar 1,85 x
1011 C/Kg, pada 1,5 A sebesar 2,59 x 1011 C/Kg. Berdasarkan percobaan, didapatkan
bahwasanya nilai e/m sama melebihi referensi banyak yang lebih besar dari referensi. Hal
ini dikarenakan nilai e/m bergantung pada besar radius berkas electron. Besar dari radius
berkas electron pada percobaan ini didapatkan dari pengamatan pada peralatan
pengukuran e/m yang melibatkan beberapa pengamat dalam setiap pengambilan data.
Perbedaan kemampuan pengamat dalam membaca skala pada alat ukur e/m tersebut
merupakan salah satu factor dari nilai e/m yang didapat pada masing-masing data
berbeda.

14
BAB.5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum tetes minyak Milikan yaitu


sebagai berikut:

1. Variasi arus dapat mempengaruhi nilai perbandingan e/m. Semakin besar arus
yang diberikan maka besar nilai e/m akan semakin besar pula. Begitu juga ketika
tegangan bervariasi. Semakin besar nilai tegangan yang diberikan, maka nilai e/m
yang teramati akan semakin kecil
2. Grafik hubungan antara radius berkas electron (R) dengan elektroda pemercepat
membentuk linier yakni semakin besar tegangan elektroda pemercepat yang
diberikan maka radius lintas electron juga akan semakin besar
3. Perbandingan nilai muatan dan massa electron dari percobaan didapatkan ada
yang sesua dengan referensi akan tetapi ada beberapa yang tidak sesuai. Hal ini
dikarenakan beberapa factor, salah satunya yakni kemampuan pengamat dalam
membaca skala radius electron pada e/m measurement.
5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah dilakukan percobaan sinar katoda ini adalah
praktikan diharapkan lebih mempunyai strategi baru dalam menentukan posisi untuk

15
mengamati radius berkas electron pada e/m measurement. Karena dengan posisi yang
sama, pengamat dapat menghasilkan data radius berkas electron yang tidak jauh berbeda
dengan pengamat yang lainnya. Sehingga nilai e/m yang dihasilkan dalam percobaan bias
sesuai dengan referensi dan dapat meminimalisir data yang tidak presisi.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R.2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 1 dan 2 Edisi Ke-2. Jakarta:
Erlangga.
Giancolli, D.C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Keenan,K. 1989: Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D.W. 2003. Prinsip-prinsip Kimia Modern ¼. Jakarta: Erlangga
Surya, Y. 2009. Fisika Modern. Tanggerang: Kandel
Tim Penyusun Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika 1. 2020. Modul Panduan
Praktikum.
Wospakrik, H.J. 2005. Dari Atomos Hingga Quark. Jakarta : Kepustakaan Populer dan
Gramedia
(KPG) dan Penerbit Universitas Atmajaya.
Young, H.D. 2000. Fisika Universitas Jilid 2 Edisi 10. Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai