Kristi Susanti - Tugas 7 - B7 Pgpaud
Kristi Susanti - Tugas 7 - B7 Pgpaud
Neuro Science
Oleh:
Kristi Susanti
(170153603043)
Offering B7 PGPAUD
OKTOBER 2020
1. Jelaskan pola kerja sistem saraf sensori
Proses kerja sistem syaraf sensorik dapat berjalan dengan baik melalui
organ penting yaitu kulit, penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran,
Masing-masing indra memiliki tugas dan proses kerja yang berbeda untuk
mentransferkan informasi dari luar tubuh menuju syaraf sensorik. Syaraf
sensorik memiliki fungsi yaitu menerima rangsang berupa impuls dari sistem
indra dan meneruskannya ke otak atau ke sumsum tulang belakang, tidak hanya
alat indra yang membantu syaraf sensorik dalam proses kerjanya ada juga sel
reseptor yang membantu syaraf sensorik untuk menerjemahkan stimulus yang
diberikan olehalat indra. Dengan sistem kerja syaraf sensorik dan sel reseptor
yang normal akan memperlancar penyampaian informasi ke otak kemudian aksi
atau respon yang ditimbulkan bisa sesuai dengan stimulus yang diberikan
4) OKULUS (MATA)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus: optikus saraf otak II,
merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak
dan merupakan bagian penting dari pada organ visus.
Bola mata terdiri atas :
a. Dinding bola mata
Sklera
Pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar,
jaringan ini pada dan berwarna putihserta bersambung dengan
kornea di sebelah anterior dan dura mater nervus optikus di
belakang. Beberapa lembar jaringan sclera berjalan melintang
bagian anterior nervus optikus disebut lamina cribrosa.
Permukaan luar sclera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan
tipis dari jaringan elastic halus apisklera yang mengandung
banyak pembuluh darah yang memasok sclera.
Sklera Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan
kornea merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata.
Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.Sklera
sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak
bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular.
Sklera mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi
pengukuran tekanan bola mata. Dibagian belakang saraf optik
menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian
luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon
dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan
kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna
coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-
filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding
luar ruangan suprakoroid. Kekakuan sklera dapat meninggi pada
pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter,
miotika, dan meminum air banyak
Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular.
Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang
potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda
paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada
iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi
oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi
oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris
terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa yang
memisahkan kamera anterior dan kamera posterior yang berisi
humor aquaes. Iris berwarna karena mengandung pigmen. Pasok
darah ke iris adalah dari circulus major iris. Persarafan iris adalah
dari serat-serat di dalam nervi siliares. Di bagian tengah iris
terdapat bagian berlubang yang disebut pupil. Iris berfungsi untuk
mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan
antara kontriksi akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan
melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh
aktivitas simpatik.
Retina
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling
dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang
merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah
sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga
retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan
bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf optik, makula
dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca
disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi
ablasi retina.
Lensa
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah
ekuatornya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata
mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga
sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat
kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam
rongga orbita.
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak
berwarna dan hampir transparan sempurna.di belakang iris lensa
digantung oleh zonula yang menghubungkan dengan korpus
siliare. Di sebelah anterior terdapat humor aquaeus dan di sebelah
posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membrane
yang semi permiabel yang akan memperbolehkan air dan
elektrolit masuk. Lensa ditahan di temaptnya oleh ligamentum
yang dikenal dengan zonula ( zonula Zinnii ) ke badan siliare.
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya.
5) FUNGSI MATA
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami
pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus
humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea.
Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning,
yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel
konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung
dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai
bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang.
Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang
terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana
terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah
sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada
sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin,
yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar,
misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan
vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi
gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit
untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin
yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel
konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru.
Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta
warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum).
Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka
cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita
sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat
kecil sehingga sinar tampak paralel.Baik sinar dari obyek yang jauh
maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan
titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya
untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.Cahaya dari
obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk
pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu
mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa.
Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang
tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari.
Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan
apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan
pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang
mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor
bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada
jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
b. HIDUNG
c. TELINGA
Pendengaran Menurut W.F ganong (1991) di dalam telinga terdapat dua
reseptor sensorik untuk pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan
suara melalui tiga bagian di telinga. Yaitu :
1) Telinga bagian luar ( Acusticus eksternus)
2) Telinga bagian tengah (Acusticus medialis)
3) Telinga bagian dalam (Meatus acusticus internus)
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara, yaitu:
1) Mendengar lagu-lagu mars, membuat kita jadi semangat
2) Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget
3) Mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang.
4) Mendengar lagu-lagu melayu membuat kita menjadi ngantuk.
5) Mendengar ledakan keras membuat kita jadi terkaget.
d. LIDAH
Pengecap Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima
oleh reseptor kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap
lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar suatu zat
dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut sehingga dapat
menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan. Pada lidah terdapat 3 macam
papil sebagai berikut :
1) Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar
diseluruh permukaan lidah.
2) Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari
oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah dan
merupakan papil pengecap.
3) Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga
merupakan papil pengecap.
Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu
individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah (orientation),
yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk.
Tahapberikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation).
Selanjutnya adalah tahap (organization), yaitu tahap dimana otak memutuskan
untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah
(execution), yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi
(Williamson dan Anzalone, 1996)
Proses sensoris akan berlangsung dengan baikapabila memenuhi factor –
factor sebagai berikut:
1) Keadaan indra yang sehat dan sempurna yangakan mememgaruhi
kesempurnaan prosessensoris.
2) Perhatian yang tertuju pada objeknya yangemudahkan persepsi dan
apabila perhatiankurang akan mengganggu konsentrasi sehinggaproses
sensoris tidak sempurna.
3) Rangsangan yang sangat lemah ataupunsangat kuat akan mengganggu
proses sensoris.
4) Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
e. KULIT
Kulit tersusun atas lapisan epidermis disebelah luar dan lapisan dermis
disebelah dalam.1) Lapisan epidermis merupakan lapisan yang mati karena
tidak memiliki pembuluh darah ataupun sel saraf. Lapisan epidermis
tersusun atas 4 lapisan sel (dari dalam keluar), yaitu stratum germinatifum
yang berfungsi membentuk lapisan disebelah atasnya, stratum granulosum
yang berisi sedikit keratin dan menghasilkan pigmen hitam (melanin),
stratum lusidum yang merupakan lapisan transparan, serta stratum korneum
yang merupakan lapisan tanduk. Stratum germinatifum berbatasan langsung
dengan lapisan dermis. 2)Lapisan dermis mengandung kelenjer keringat
(glandula sudorifera) dan akar rambut. Didalam lapisan dermis juga terdapat
sebagian besar sel-sel reseptor yang sejajar dengan pembuluh darah dan
kelenjer minyak (glandula sebesea). Pada bagian bawah dermis terdapat
hipodermis yang banyak mengandung lemak. Lemak tersebut berfungsi
sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan penahan
panas tubuh.
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
4. Mempraktikkan pemeriksaan sensibilitas
Sensasi (sensibilitas) dapat dibagi menjadi 4 jenis , yaitu 1) Pemeriksaan
Sensibilitas Eksteroseptif/ Superfisial / Protektif. Seperti Pemeriksaan Rasa
Raba berkaitan dnegan Stimulus: gumpalan kapas, kertas atau kain yang
ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Dengan Teknik: Menyentuh pasien
dengan alat stimulus pada tubuh pasien dan bandingkan bagian-bagian yang
simetris. Yang dilakukan dengan Instruksi kepada pasien: “ beritahukan kepada
saya setiap saat anda merasakannya dan dimana anda merasakannya. Kami akan
mengujinya dengan mata anda dalam keadaan tertutup”. Hal ini dapat diketauhi
Hasil: Jika sensasi abnormal, lakukan pemeriksan di bagian proksimal sampai
batas ketinggian gangguan sensorik ditentukan.. Kelainan korteks sensori akan
mengganggu kemampuan untuk melokalisasikan daerah yang disentuh.
Kemudian Pemeriksaan Rasa Nyeri. Dengan Stimulus: ujung yang tajam dari
ujung swab stick yang patah , jarum atau peniti, ujung tumpul menggunakan
ujung swab stick yang tidak patah. Biasanya menggunakan Teknik: rasa nyeri
dibangkitkan dengan menusuk dengan jarum atau dengan menggunakan benda
tumpul pada tubuh pasien dan bandingkan bagian-bagian yang simetris, jika
bagian simetris dibandingkan, tusukan harus sama kuat. Dengan Instruksi
kepada pasien: “pejamkan mata anda, beritahukan saya setiap kali saya
menyentuh anda, apakah anda merasakan tajam atau tumpul dan dimana anda
merasakannya“.
Daftar Rujukan
Sistem Sensorik Dan Aplikasi Klinisnya. Sunday, January 1, 2012. Naya Kawaii.
http://referatnaya.blogspot.com/2012/01/referat-ilmu-penyakit-saraf-
sistem.html?showComment=1421124632185#c2631795671458255697.13
januari 2015.