Anda di halaman 1dari 9

ACTA VETERINARIA INDONESIANA Vol. 5, No.

2: 57-65, Juli 2017


P-ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373

Penelitian

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes dari Susu Sapi


Segar di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan
(Isolation and Identification of Listeria monocytogenes from
Raw Milk in Enrekang District South Sulawesi)

Kusumandari Indah Prahesti1,2*, Ni Luh Putu Ika Mayasari3, Ratmawati Malaka1,


Farida Nur Yuliati1, Fachriyan Hasmi Pasaribu3
1
Laboratorium Mikrobiologi Hewan, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Program Studi Mikrobiologi Medik, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor
3
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor
*Penulis untuk korespondensi: kusumandari.indah@gmail.com
Diterima 31 Oktober 2016, Disetujui 24 Februari 2017

ABSTRAK
Listeria monocytogenes merupakan bakteri patogen yang dapat menginfeksi manusia melalui bahan pangan
sehingga menimbulkan penyakit listeriosis. Wabah listeriosis terjadi akibat konsumsi bahan pangan yang
terkontaminasi L. monocytogenes, di antaranya daging, susu, dan produk susu. Serotipe bakteri L.
monocytogenes dikaitkan dengan kasus wabah epidemik dan sporadik listeriosis pada manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi L. monocytogenes dari susu sapi segar di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan,
melakukan analisis karakteristik molekuler, dan menentukan serotipe isolat bakteri L. monocytogenes yang
diperoleh. Sebanyak 107 sampel susu diperoleh dari lima kecamatan di Kabupaten Enrekang dan dikumpulkan
menjadi 31 sampel pool, kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri. Tahap pengayaan dilakukan dengan
media Listeria enrichment broth (LEB) kemudian dilakukan kultur pada media Listeria selective agar base (LSA),
dilanjutkan dengan uji biokimiawi. Isolat bakteri L. monocytogenes yang diperoleh dikonfirmasi dengan
polymerase chain reaction (PCR) dan dilakukan pengurutan oligonukleotida. Identifikasi serotipe dilakukan
dengan PCR multipleks. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 21 isolat merupakan bakteri L. monocytogenes dan
analisis pengurutan oligonukleotida menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh memiliki kemiripan sebesar 99%
dengan strain L. monocytogenes yang terdapat pada basis data GenBank. Identifikasi serotipe menunjukkan
bahwa keseluruhan isolat termasuk dalam serogrup 2, yaitu serotipe 1/2c dan 3c.
Kata kunci: isolasi, Listeria monocytogenes, PCR, serotipe, susu segar

ABSTRACT
Listeria monocytogenes is a foodborne pathogen associated with human listeriosis especially in high risk
group. Listeriosis outbreaks were known as a result of consumption of contaminated food, include meat, milk,
and milk products. L. monocytogenes serotypes have been associated with sporadic and epidemic outbreaks of
human listeriosis. The aims of this study were to isolate L. monocytogenes in fresh milk in Enrekang District,
South Sulawesi, to analyze the molecular characterization of L. monocytogenes, and to determine the bacteria
serotypes. A total of 107 fresh milk samples were collected from five sub-districts in Enrekang and pooled into 31
samples for further isolation and identification of the bacteria.Enrichment cultures in Listeria enrichment broth
(LEB) were done prior to plating on Listeria selective agar base (LSA) media and followed by biochemical testing.
Isolated L. monocytogenes were confirmed by polymerase chain reaction (PCR) and the PCR products were
sequenced. Multiplex PCR was applied for molecular serotyping of the isolates. Result showed that 21 isolates
were confirmed as L. monocytogenes and the DNA sequence analysis showed that all isolates in this study have
99% similarity with L. monocytogenes strains in GenBank database. Molecular serotyping showed that all isolates
belong to serogroup 2, comprising serotype 1/2c and 3c.
Keywords: isolation, Listeria monocytogenes, PCR, raw milk, serotyping

© 2017 Fakultas Kedokteran Hewan IPB http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones


Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes | 58

PENDAHULUAN Epidemiologi L. monocytogenes sangat penting


bagi kesehatan manusia berkaitan dengan terjadinya
Listeria monocytogenes merupakan salah satu
wabah listeriosis yang disebabkan kontaminasi
bakteri patogen yang mendapat perhatian dalam
bakteri ini pada berbagai bahan pangan yang
industri pangan dan kesehatan masyarakat. Bakteri
dikonsumsi manusia, termasuk daging, susu, dan
L. monocytogenes terdapat secara luas di tanah,
produk susu. Kabupaten Enrekang merupakan salah
tumbuhan, air permukaan, serta ditemukan pula
satu wilayah yang menjadi prioritas pengembangan
pada silase, saluran pembuangan, limbah rumah
peternakan sapi perah di Propinsi Sulawesi Selatan
potong, susu sapi, serta feses hewan dan manusia.
dengan populasi sapi perah sebanyak 1200 ekor pada
Bakteri ini menginfeksi manusia melalui bahan
tahun 2014. Populasi terbesar, yaitu sebanyak
pangan sehingga menimbulkan penyakit listeriosis.
hampir 50% dari total populasi sapi perah terdapat di
Wanita hamil, bayi dalam kandungan, dan manusia
Kecamatan Cendana. Usaha ternak dilakukan secara
dengan gangguan sistem kekebalan merupakan
tradisional dan umumnya pada skala kecil (3–5 ekor)
kelompok beresiko tinggi terhadap penyakit ini
dengan produktivitas harian 5-8 liter/ekor/hari.
(Garbutt, 1997).
Pemerahan susu umumnya dilakukan secara manual
Yuliati dan Malaka (2013) telah melakukan isolasi
oleh peternak, yang memungkinkan terjadinya
dan mengamati karakteristik pertumbuhan L.
kontaminasi pada susu segar yang dihasilkan, namun
monocytogenes pada susu segar dengan
belum ada informasi terjadinya kontaminasi L.
penyimpanan pada suhu 4oC. Isolat diperoleh dari
monocytogenes pada susu segar yang dihasilkan.
susu segar dari peternakan sapi perah di Makassar,
Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang
Sulawesi Selatan. Penelitian tersebut menunjukkan
keberadaan L. monocytogenes pada susu sapi segar
perbedaan pembentukan filamen dan pigmen secara
di Kabupaten Enrekang. Penelitian ini bertujuan
perlahan setelah dilakukan penyimpanan susu pada
untuk mengisolasi bakteri L. monocytogenes dari
suhu 4oC yang diduga disebabkan oleh perbedaan
susu sapi segar di Kabupaten Enrekang Sulawesi
serotipe bakteri tersebut. Doumith et al. (2004)
Selatan, melakukan karakterisasi molekuler terhadap
membagi L. monocytogenes ke dalam empat grup
isolat yang diperoleh, dan menentukan serotipenya.
serotipe, yaitu grup 1 terdiri dari serotipe 1/2a dan 3a;
grup 2 terdiri dari serotipe 1/2c dan 3c; grup 3 terdiri
dari serotipe 1/2b, 3b, dan 7; dan grup 4 terdiri dari BAHAN DAN METODE
serotipe 4b, 4d, dan 4e. Sugiri et al. (2013)
Pengambilan Sampel Susu Segar
melakukan identifikasi serotipe L. monocytogenes
yang diisolasi dari daging ayam segar di pasar Jumlah populasi sapi perah betina produktif di
tradisional dan supermarket di Bandung, Jawa Barat. Kabupaten Enrekang adalah 1020 ekor (BPS, 2014).
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh Sampel susu segar diambil dari 107 ekor sapi perah
isolat L. monocytogenes yang diisolasi termasuk betina produktif. Pengambilan sampel susu segar
dalam kelompok serotipe 1/2b, 3b, dan 7. dilakukan sebanyak 100 ml susu segar per ekor sapi
Serotipe spesies L. monocytogenes ditentukan secara aseptis dengan cara memerah langsung dari
oleh keberadaan protein permukaan yang spesifik, ambing dan ditampung pada wadah steril.
yaitu antigen somatik (O) dengan 15 subtipe dan Penggabungan (pooling) sampel dilakukan
antigen flagelar (H) dengan 4 subtipe. Kombinasi berdasarkan kandang tempat pengambilan sampel
spesifik antara antigen O dan antigen H susu yang lokasinya berdekatan, terdiri dari 3-5
menghasilkan 12 serotipe L. monocytogenes, yaitu sampel per pool.
1/2a, 1/2b, 1/2c, 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, dan 7
(Seeliger & Jones, 1986). Kombinasi antigen O dan H Isolasi dan Identifikasi Listeria monocytogenes
menghasilkan 12 serotipe, namun diketahui bahwa dari Susu Segar
hanya tiga serotipe yaitu 1/2a, 1/2b, dan 4b yang
menjadi 98% penyebab terjadinya wabah listeriosis Kultur pada Media Agar dan Uji Biokimiawi
pada manusia (Wiedmann et al., 1996; Jacquet et al., Tahap pengayaan dilakukan menggunakan media
2002).Serotipe 1/2a adalah yang paling sering Buffered Listeria Enrichment Broth (Buffered LEB, CM
diisolasi dari makanan, namun serotipe 4b yang 0897, Oxoid, England). Sebanyak 25 ml sampel susu
paling banyak menjadi penyebab wabah epidemik segar ditambahkan ke dalam 225 ml LEB kemudian
pada manusia. Oleh karena itu, serotipe dapat diinkubasi pada suhu 30 oC selama 24 jam, 48 jam,
dihubungkan dengan potensi virulensi bakteri dan 7 hari. Setelah inkubasi 24 jam, dilakukan tahap
(Farber & Peterkin, 1991; Borucki &Call, 2003). isolasi dengan menumbuhkan sebanyak satu ose
http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
59 | Prahesti et al.

larutan tersebut pada media Listeria Selective Agar gelombang 260 nm dan 280 nm.
Base (Oxford Agar, CM 0856, Oxoid, England)
dengan suplementasi Listeria Selective Supplement Identifikasi Gen Hemolisin (hly) dan Gen Invasive
(Oxford formula, SR 0140). Inkubasi pada media Associated Protein(iap)
Listeria Selective Agar Base dilakukan pada suhu 35-37
o
C selama 24–48 jam. Cara yang sama dilakukan Polymerase Chain Reaction untuk identifikasi
setelah inkubasi pada media LEB selama 48 jam dan spesies L. monocytogenes dilakukan menggunakan
7 hari apabila tidak ada pertumbuhan bakteri pada primer yang spesifik untuk gen hemolisin (hly) dan
media LSA dari biakan media LEB yang diinkubasi invasive associated protein (iap) (Swetha et al.,2012).
selama 24 jam. Sekuens primer yang digunakan ditampilkan pada
Pertumbuhan Listeria dapat ditandai dengan Tabel 1.
keberadaan koloni pada media LSA yang Amplifikasi dilakukan menggunakan kit QIAGEN®
berdiameter 1 mm dengan halo berwarna coklat– HotStarTaq Plus Mastermix sesuai dengan panduan
hitam. Koloni tersebut kemudian diuji lanjut dengan perusahaan. Campuran reaksi amplifikasi
pewarnaan Gram danuji biokimiawi yaitu uji mengandung 1 µl template DNA bakteri, 10 µM
fermentasi karbohidrat (rhamnosa, mannitol, dan masing–masing primer sebanyak 1µl, 10 µl 1×QIAGEN
xylosa), uji motilitas pada media sulfide-indol- HotStarTaq Plus Mastermix (mengandung 5U taq
motilitas (SIM), uji katalase, uji KOH 3%, dan uji polymerase, PCR buffer dengan 3 mM MgCl2, dan
hemolisa pada media agar darah. Strain L. 400 µM dNTP), dan RNAse free water dengan
monocytogenes ATCC 7644 digunakan sebagai volume akhir 20 µl. Siklus PCR diawali dengan pre-
kontrol positif. denaturasi pada 95 oC selama 3 menit diikuti dengan
35 siklus dengan suhu 95oC selama 1 menit, 54–59oC
(suhu annealing masing–masing primer seperti
Ekstraksi DNA Bakteri
tercantum pada Tabel 1)selama 30 detik, 72oC selama
DNA bakteri diekstraksi dengan menggunakan 1 menit, dan tahap akhir 72oC selama 10 menit.
PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit (Geneaid Biotech Produk PCR divisualisasi menggunakan
Ltd.) sesuai dengan panduan perusahaan. elektroforesis gel agarosa 1.5% yang mengandung
Konsentrasi dan kemurnian DNA yang diperoleh etidium bromida 0.4 μg/ml dan diamati
diukur dengan spektrofotometer pada panjang menggunakan UV transluminator.

Tabel 1 Primer yang digunakan untuk identifikasi spesies L. monocytogenesa


Ukuran Suhu
Primer Gen target Sekuen primer
produk (bp) Annealing(oC)
iap iap For: 5'–ACAAGCTGCACCTGTTGCAG–3'
131 59
Rev: 5'–TGACAGCGTGTGTAGTAGCA–3'
For: 5'–GCAGTTGCAAGCGCTTGGAGTGAA–3'
hlyA hly 456 54
Rev: 5'–GCAACGTATCCTCCAGAGTGATCG–3'
a
Sumber: Swetha et al. (2012)

Tabel 2 Primer yang digunakan untuk identifikasi serotipe L. monocytogenesa


Primer Sekuen primer Ukuran produk (bp) Spesifisitas serotipe
lmo0737 For: AGGGCTTCAAGGACTTACCC
691 1/2a, 1/2c, 3a, 3c
Rev: ACGATTTCTGCTTGCCATTC
lmo1118 For: AGGGGTCTTAAATCCTGGAA
906 1/2c, 3c
Rev: CGGCTTGTTCGGCATACTTA
ORF2819 For: AGCAAAATGCCAAAACTCGT
471 1/2b, 3b, 4b, 4d, 4e
Rev: CATCACTAAAGCCTCCCATTG
ORF2110 For: AGTGGACAATTGATTGGTGAA
597 4b, 4d, 4e
Rev: CATCCATCCCTTACTTTGGAC
a
Sumber: Doumith et al.(2004)

© 2017 Fakultas Kedokteran Hewan IPB


Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes | 60

Pengurutan Oligonukleotida (Sequencing) DNA Kultur pada Media Agar dan Uji Biokimiawi
Produk–produk PCR yang menunjukkan hasil Kultur pada media Listeria selective agar (LSA)
positif terhadap L. monocytogenes dikirim untuk setelah dilakukan pengayaan pada media Listeria
proses sekuensing DNA. Sekuensing DNA dilakukan enrichment broth (LEB) menunjukkan hasil semua
menggunakan BigDye® Terminator v3.1 cycle sampel (31 pool) dapat tumbuh pada media selektif
sequencing kit serta primer hlyA-forward. Hasil tersebut dan sebagian besar kultur terdiri atas 2 koloni
sekuensing DNA dianalisis dengan perangkat lunak bakteri yang berbeda, yaitu koloni yang membentuk
BioEdit® sequence alignment editor (Hall, 1999). halo berwarna coklat-hitam dan koloni yang tidak
Parameter yang dianalisis adalah kemiripan susunan membentuk halo. Kultur kontrol positif bakteri L.
oligonukleotida dari isolat sampel dengan beberapa monocytogenes ATCC 7644 pada media LSA
strain L. monocytogenes yang terdapat pada basis menghasilkan koloni bakteri berdiameter 1 mm dengan
data di GenBank. halo berwarna coklat-hitam (Gambar 1).
Pewarnaan Gram dari 31 koloni menunjukkan hasil
Identifikasi Serotipe Isolat Listeria monocytogenes sebanyak 24 koloni berbentuk batang dan bersifat Gram
positif, dan selanjutnya diuji lanjut dengan uji biokimiawi.
Identifikasi serotipe isolat L. monocytogenes
Hasil uji biokimiawi terhadap 24 isolat menunjukkan
dilakukan dengan metode PCR multipleks menurut
sebanyak 21 isolat adalah L. monocytogenes. Kedua
Doumith et al. (2004). Tabel 2 menampilkan sekuens
puluh satu isolat tersebut menunjukkan hasil positif
primer dan spesifisitas serotipenya yang digunakan
untuk fermentasi rhamnosa dan uji katalase, serta hasil
dalam PCR multipleks. Reaksi PCR multipleks
negatif untuk fermentasi xylosa, fermentasi mannitol,
dilakukan menggunakan QIAGEN® Multiplex PCR Kit
dan uji KOH. Pada pengujian motilitas, terdapat 5 dari 21
sesuai dengan panduan perusahaan. Campuran
isolat yang menunjukkan hasil negatif, sedangkan pada
reaksi amplifikasi mengandung 1 µl template DNA
pengujian hemolisa dengan media agar darah terdapat
bakteri, 10 µM masing–masing primer sebanyak 0.4
9 dari 21 isolat yang menunjukkan hasil negatif.
µl, 10 µl 1×QIAGEN Multiplex PCR mastermix, dan
Listeria monocytogenes diketahui bersifat motil bila
RNAse free water dengan volume akhir 20 µl. Siklus
ditumbuhkan pada suhu 20-25oC dengan adanya
PCR diawali dengan pre-denaturasi pada suhu 95 oC
pertumbuhan flagela peritrikus (Gyleset al., 2010).
selama 15 menit, diikuti dengan 35× (94 oC selama 30
Motilitas L. monocytogenes ditunjukkan oleh
detik, 57 oC selama 90 detik dan 72 oC selama 90
pertumbuhan berbentuk payung pada media
detik) dan ekstensi akhir pada 72oC selama 10 menit.
semipadat. Pada pengujian motilitas, sering kali
Produk PCR multipleks divisualisasi menggunakan
ditemukan isolat L. monocytogenes yang non motil,
elektroforesis gel agarosa 1,5% yang mengandung
sehingga hasil pengujian motilitas saja tidak cukup
etidium bromida 0,4 μg/ml dan diamati
untuk menentukan isolat tersebut adalah L.
menggunakan UV transluminator.
monocytogenes (Gorski, 2008). Kemampuan L.
monocytogenes menghasilkan zona hemolisa pada
Analisis Data media agar darah disebabkan adanya toksin hemolisin
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian yang disebut Listeriolisin O (LLO). Listeriolisin O
ini dianalisis secara deskriptif. merupakan faktor virulensi yang utama. Sekresi
hemolisin sangat penting dalam pertumbuhan
HASIL intraseluler dan pengenalan organisme ini oleh sel T
(Farber & Peterkin, 1991).
Pengambilan Sampel Susu Segar
Sampel susu segar diambil dari 107 ekor sapi Kualitas DNA Hasil Ekstraksi
secara acak dari lokasi pemeliharaan sapi perah pada Isolat kontrol positif L. monocytogenes ATCC 7644
lima kecamatan yang merupakan sentra pemeliharaan dan 24 isolat sampel menghasilkan konsentrasi DNA
sapi perah di Kabupaten Enrekang, yaitu Kecamatan bakteri yang bervariasi. Konsentrasi tertinggi adalah
Enrekang, Cendana, Baraka, Anggeraja, dan Alla. isolat 4B yaitu 241,2ng/μl dan konsentrasi terendah
Tabel 3 menampilkan jumlah sampel susu segar yang adalah isolat 29B, yaitu 10,9 ng/μl. Tingkat kemurnian
diambil dari masing–masing kecamatan. DNA terendah pada isolat 4B dan 19B dengan nilai rasio
A260/A280 sebesar 1,55. Nilai tersebut
Isolasi dan Identifikasi Listeria monocytogenes mengindikasikan keberadaan kontaminasi oleh protein
dari Susu Segar atau fenol.

http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
61 | Prahesti et al.

Tabel 3 Lokasi dan jumlah sampel susu segar yang diambil dari lima kecamatan di Kabupaten Enrekang
No. Kecamatan Jumlah sampel Jumlah pool
1. Enrekang 21 5
2. Cendana 45 14
3. Baraka 11 3
4. Anggeraja 24 7
5. Alla 6 2
Jumlah 107 31

Gambar 1 Hasil kultur bakteri pada media LSA. A.Kultur isolat kontrol positif bakteri L. monocytogenes ATCC
7644,B. Kultur isolat sampel diduga L. monocytogenes
Identifikasi Parsial Gen iap dan hly dari Listeria ATCC 7644, isolat sampel 18A, 18B, 20, 25A, dan 25B.
monocytogenes Hasil analisis kemiripan urutan oligonukelotida gen
hly dari isolat sampel L. monocytogenes yang
Reaksi PCR dilakukan menggunakan 2 pasang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan
primer, yaitu iap dan hlyA. Hasil elektroforesis gel persentase nilai kemiripan sebesar 99% dengan
agarosa dari produk PCR menggunakan primer iap beberapa strain L. monocytogenes yang terdapat
secara umum menunjukkan pita yang lebih tipis pada basis data di GenBank (Tabel 4).
daripada hasil PCR dengan primer hlyA. Gambar 2 Hasil pengurutan oligonukleotida parsial gen hly
menunjukkan hasil elektroforesis gel agarosa dari memperlihatkan deretan basa nukleotida sepanjang
produk PCR isolat L. monocytogenes ATCC 7644 dan 395 basa, yaitu mulai basa ke-868 sampai dengan
isolat sampel. basa ke-1262 dari gen hly. Urutan oligonukleotida
Keseluruhan hasil PCR dengan primer iap dan parsial gen hly dari isolat yang diperoleh pada
hlyA menunjukkan hasil yang sama, yaitu 21 isolat penelitian ini menunjukkan urutan oligonukleotida
diidentifikasi sebagai L. monocytogenes. Hasil yang sama dengan beberapa strain L.
tersebut sesuai dengan hasil identifikasi melalui monocytogenes yang terdapat pada basis data
metode kultur konvensional. Primer iap didesain dari GenBank, antara lain strain L2676, EGD, 2015
gen iap yang mengode invasive associated protein TE19005-1355, dan 2015 TE24968.
(p60). Primer hlyA didesain dari gen hly yang
mengode Listeriolisin O (LLO). Selama proses infeksi,
Identifikasi Serotipe Isolat Listeria monocytogenes
LLO membantu bakteri L. monocytogenes untuk
meloloskan diri dari fagosom. Strain L. Gen penanda yang digunakan untuk pengujian PCR
monocytogenes yang kehilangan fungsi LLO menjadi multipleks adalah lmo0737 dan lmo1118 yang
bersifat nonvirulen. Sifat sitotoksik dari LLO ditandai diidentifikasi pada sekuen L. monocytogenes strain
dengan terjadinya lisis sel darah merah pada media EGDe, serta ORF2819 dan ORF2110 yang diidentifikasi
agar darah (yaitu β-hemolisis) dan menjadi indikasi pada sekuen parsial dari L. monocytogenes strain CLIP
keberadaan aktivitas gen virulensi (Gorski, 2008). 80459 serovar 4b (Doumith et al.,2004). Gambar 3
menunjukkan hasil elektroforesis gel agarosa dari
Pengurutan Oligonukleotida Parsial Gen hly dari produk PCR isolat sampel dan kontrol positif L.
Listeria monocytogenes monocytogenes ATCC 7644. Hasil menunjukkan seluruh
21 isolat L. monocytogenes memberikan hasil positif
Pengurutan oligonukleotida dilakukan terhadap dengan primer lmo0737 dan primer lmo1118, sehingga
produk PCR dari isolat kontrol positif L. monocytogenes termasuk dalam serogrup 2, yaitu serotipe 1/2c dan 3c.

© 2017 Fakultas Kedokteran Hewan IPB


Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes | 62

Gambar 2 Hasil elektroforesis produk PCR menggunakan primer iap dan hlyA. M1: DNA marker 100 bp; M2:
DNA marker 1000bp; K+: L. monocytogenes ATCC 7644; NTC: no template control

Tabel 4 Analisis kemiripan urutan oligonukleotida gen hly isolat sampel L. monocytogenes dengan basis data
GenBank
Persentase kemiripan
No. Strain L. monocytogenes Kode akses Genbank
dengan isolat sampel
1. 2015 TE24968, complete genome CP014790.1 99%
2. EGDe, complete genome HG421741.1 99%
3. L2676, complete genome CP007685.1 99%
4. L2626, complete genome CP007684.1 99%
5. J2-031, complete genome CP006593.1 99%
6. 2015 TE19005-1355, complete genome CP014261.1 99%
7. WSLC 1001, complete genome CP007160.1 99%
8. Lm 3163, complete genome CP013722.1 99%
9. L1846, complete genome CP007688.1 99%
10. FSL R2-561, complete genome CP002003.1 99%

PEMBAHASAN dan triptofan), biotin, riboflavin, dan thiamin (Lovett


et al.,1990; Donnelly, 2001). Media pengayaan
Listeria monocytogenes yang tumbuh padamedia
buffered LEB yang digunakan dalam penelitian ini
atau pada bahan pangan memerlukan faktor-faktor
merupakan media tumbuh yang baik bagi L.
intrinsik dan ekstrinsik media bakteri tersebut.
monocytogenes dengan kandungan soya broth, yeast
Kondisi yang diperlukan oleh L. monocytogenes
extract, potassium dihydrogen orthophosphate, dan
dalam pertumbuhannya adalah pH antara 4,39–9,4,
disodium hydrogen orhthophosphate dengan pH 7,3±
suhu -1,5–45°C, aw minimum 0,90, dan nutrisi
0,2. Media LSA digunakan untuk menghambat
esensial seperti asam amino (isoleusin, leusin,
pertumbuhan bakteri selain Listeria. Tahap isolasi
glutamate, valin, methionin, arginin, sistein, histidin,

http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
63 | Prahesti et al.

Gambar 3 Hasil elektroforesis produk PCR multipleks. M: DNA marker 1000 bp; K+: L.
monocytogenes ATCC 7644; NTC: no template control

dengan metode kultur konvensional dan uji Kejadian listeriosis pada manusia di Indonesia
biokimiawi menghasilkan sebanyak 21 isolat belum pernah dilaporkan, demikian pula penelitian
dinyatakan sebagai L. monocytogenes. tentang keberadaan L. monocytogenes pada susu
Reaksi PCR untuk identifikasi spesies L. segar masih sangat terbatas. Yuliati dan Malaka
monocytogenes dilakukan menggunakan dua pasang (2013) mengamati pertumbuhan L. monocytogenes
primer, yaitu iap dan hlyA. Primer iap didesain dari pada susu dengan penyimpanan pada suhu 4 oC dan
gen iap yang mengkode invasive associated protein menduga adanya perbedaan serotipe bakteri
(p60), sedangkan primer hlyA didesain dari gen hly tersebut, namun tidak melakukan penelitian lanjutan
yang mengkode Listeriolisin O (LLO). Reaksi PCR untuk identifikasi serotipe. Identifikasi serotipe isolat
menunjukkan bahwa 21 isolat diidentifikasi sebagai L. L. monocytogenes yang diperoleh pada penelitian ini
monocytogenes, hasil tersebut sesuai dengan hasil dilakukan dengan metode PCR multipleks dan
identifikasi melalui metode kultur konvensional. menunjukkan hasil bahwa keseluruhan 21 isolat
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa deteksi L. termasuk dalam serogrup 2, yaitu serotipe 1/2c dan
monocytogenes dalam bahan pangan dengan 3c. Sugiri et al. (2013) melakukan identifikasi serotipe
metode PCR baru bisa menunjukkan hasil yang sama L. monocytogenes yang diisolasi dari daging ayam
dengan metode konvensional bila jumlah minimal segar di pasar tradisional dan supermarket.
bakteri di dalam bahan pangan tersebut adalah 100 Penelitian tersebut juga menggunakan metode PCR
sel/gram. Konsentrasi bakteri yang lebih rendah bisa multipleks menurut Doumith et al. (2004), namun
dideteksi dengan melakukan kombinasi metode memberikan hasil yang berbeda, yaitu seluruh isolat
kultur pengayaan dan PCR. Bila pada bahan makanan L. monocytogenes yang diisolasi termasuk dalam
yang diuji terdapat konsentrasi sel bakteri mati yang serogrup 3, yang terdiri dari serotipe 1/2b, 3b, dan 7.
tinggi, dapat terdeteksi melalui uji PCR sehingga Penentuan serotipe L. monocytogenes memiliki
dilakukan kultur pengayaan sebelum PCR untuk implikasi klinis, yaitu diketahui bahwa serotipe 4b
menambah jumlah sel yang masih hidup saja menyebabkan listeriosis endemik pada manusia
(Josephson et al.,1993; Manzano et al.,1996). sedangkan serotipe 1/2a, 1/2b, dan 1/2c menjadi
Karakterisasi molekuler melalui analisis hasil penyebab listeriosis sporadik. Penelitian yang
pengurutan oligonukleotida dari isolat sampel L. dilakukan oleh Goulet et al. (2006) di Perancis
monocytogenes yang diperoleh dalam penelitian ini menyebutkan bahwa serotipe 4b, 1/2a, 1/2b, dan 1/2c
menunukkan terdapat kemiripan sebesar 99% paling banyak diisolasi dari kasus klinis listeriosis
dengan strain-strain L.monocytogenes yang terdapat pada manusia, dari jumlah tersebut serotipe 4b
pada basis data GenBank. menjadi penyebab 49% kasus penyakit endemik

© 2017 Fakultas Kedokteran Hewan IPB


Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes | 64

foodborne yang dikaitkan dengan Listeria. Pada studi [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2014. Kabupaten
yang dilakukan oleh Barbour et al. (2001), L. Enrekang dalam angka. Kabupaten Enrekang (ID):
monocytogenes serotipe 4b, 1/2a, 1/2b, dan 1/2c BPS Kabupaten Enrekang.
menunjukkan infektivitas yang tinggi setelah
Donnelly CW. 2001. Listeria monocytogenes. Di
inokulasi intragastrik pada hewan mencit dan
dalam: Hui YH, Pierson MD, Gorham JR, editor.
seluruh serotipe dari L. monocytogenes, kecuali
Foodborne Disease Handbook 2nd Edition. New
serotipe 4a, mampu menyebabkan kematian mencit.
York (US): Marcel Dekker Inc. p213-245.
Secara keseluruhan, penelitian ini telah berhasil
mendeteksi keberadaan L. monocytogenes pada Doumith M, Buchrieser C, Glaser P, Jacquet C, Martin
sampel susu segar yang diperoleh dari Kabupaten P. 2004. Differentiation of major Listeria
Enrekang Sulawesi Selatan. Isolasi dan identifikasi monocytogenes serovars by multiplex PCR.
yang dilakukan dengan metode kultur konvensional Journal of Clinical Microbiology 42(8): 3819-3822.
dan PCR menunjukkan hasil yang sama, yaitu Farber JM, Peterkin PI. 1991. Listeria monocytogenes,
sebanyak 21 isolat dari 31 sampel pool diidentifikasi a food-borne pathogen. Microbiology Reviews
sebagai L. monocytogenes. Hasil analisis kesamaan 55(3): 476-511
urutan oligonukelotida dari isolat sampel L.
monocytogenes yang diperoleh pada penelitian ini Garbutt J. 1997. Essentials of Food Microbiology.
menunjukkan persentase nilai kemiripan sebesar 99% Great Britain (GB): The Bath Press.
dengan beberapa strain L. monocytogenes yang Gorski L. 2008. Handbook of Listeria monocytogenes.
terdapat pada basis data di GenBank. Identifikasi Liu D, editor. New York (US): CRC Press.
serotipe menunjukkan bahwa keseluruhan 21 isolat
tersebut termasuk dalam serogrup 2, yaitu serotipe Goulet V, Hedberg C, Le Monnier A, de Valk H. 2006.
1/2c dan 3c. Increasing incidence of listeriosis in France and
Dari keseluruhan data dapat disimpulkan bahwa other European countries. Emerging Infection
keberadaan L. monocytogenes pada susu segar di Disease 14(5): 734-740.
Kabupaten Enrekang menjadi indikasi perlunya Gyles CL, Prescott JF, Songer G, Thoen CO. 2010.
dilakukan pengujian terhadap keberadaan cemaran Pathogenesis of Bacterial Infections in Animals 4th
bakteri tersebut pada susu sapi segar di wilayah edition. New Jersey (US): Wiley-Blackwell.
lainnya. Penelitian lanjutan yang juga diperlukan
Hall TA. 1999. Bioedit: a user-friendly biological
adalah karakterisasi virulensi strain L.
sequence alignment editor and analysis program
monocytogenes melalui deteksi gen yang berkaitan
for Windows 95/98/NT. Nucleic Acids Symposium
dengan sifat virulensi. Selain itu, juga perlu dilakukan
Series41: 95-98.
analisis resiko keberadaan L. monocytogenes
terhadap keamanan pangan mengingat pentingnya Jacquet C, Gouin E, Jeannel D, Cossart P, Rocourt J.
bakteri ini dalam industri pangan dan kesehatan 2002. Expression of ActA, Ami, IniB, and
masyarakat. listeriolysin O in Listeria monocytogenes of human
and food origin. Applied and Environmental
"Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan Microbiology 62: 1461-1466.
dengan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini".
Josephson KL, Gerba CP, Pepper IL. 1993.
Polymerase chain reaction detection of nonviable
bacterial pathogens. Applied and Environmental
DAFTAR PUSTAKA Microbiology 59: 3513-3515.
Barbour AH, Rampling A, Hormaeche CE. 2001. Lovett J, Wesley IV, Vandermaaten MJ, Bradshaw JG,
Variation in the infectivity of Listeria Francis DW, Crawford RG, Donnelly CW, Messer
monocytogenes isolates following intragastric JW. 1990. High-temperature short-time
inoculation of mice. Infection and Immunity pasteurization inactivates Listeria monocytogenes.
69(7): 4657-4660. Journal of Food Protectection53(9): 734-738.
Borucki MK, Call DR. 2003. Listeria monocytogenes Manzano M, Cocolin L, Ferroni P, Cantoni C, Comi G.
serotype identification by PCR. Journal of Clinical 1996. A simple and fast PCR protocol to detect
Microbiology 41:5537-5540. Listeria monocytogenes from meat. Journal of the
Science of Food and Agriculture74: 25-30.

http://www.journal.ipb.ac.id/indeks.php/actavetindones
65 | Prahesti et al.

Seeliger HPR, Jones D. 1986. Listeria. Di dalam: Wiedmann M, Bruce JL, Knorr D, Bodis M, Cole EM,
Sneath PHA, Nair NS, Sharpe NE, Holt JG, McDowell CI, McDonough PL, Batt CA. 1996.
Editor.Bergey’s Mannual of Systematic Ribotype diversity of Listeria monocytogenes
BacteriologyVolume 2. Baltimore (US): Williams strain associated with outbreaks of listeriosis in
and Wilkins. p1235-1245. ruminants. Journal of Clinical Microbiology34:
1086-1090.
Sugiri YD, Kleer J, Golz G, Meeyam T, Chaisowwong
W, Alter T. 2013. Prevalence and antimicrobial Yuliati NY, Malaka R. 2013. Karakteristik
susceptibility of Listeria monocytogenes in fresh pertumbuhan Listeria monocytogenes dalam susu
poultry products in Bandung, Indonesia. selama penyimpanan refrigerator sebagai dasar
http://disnak.jabarprov.go.id/files_arsip/Chicken_ dalam pencegahan infeksi asal pangan.
Listeria_Prevalence_Bandung_YONI.pdf.Downloa Proceeding Seminar Nasional Peternakan
d: Mei 30, 2014. Berkelanjutan 5: Peningkatan Produktivitas
Sumberdaya Peternakan; 2013 November 12;
Swetha CS, Rao TM, Krishnaiah N, Kumar V. 2012.
Bandung, Indonesia. Bandung (ID): Fakultas
Detection of Listeria monocytogenes in fish
Peternakan Universitas Padjajaran. p576–585.
samples by PCR assay. Annals of Biolology
Research 3(4):1880-1884.

© 2017 Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Anda mungkin juga menyukai