Anda di halaman 1dari 34

Sentral Telepon

Syah Alam, M.T


STTI JAKARTA
Brief History
• Sentral manual
• Sentral Otomatis
– Step-by-step Exchange (Strowger Exchange)
– Crossbar Exchange
– Stored Program Controlled (SPC) Exchange
– Digital Exchange

2
Sentral Manual
• Pembentukan
hubungan antara
pemanggil dengan
yang dipanggil
dilakukan melalui
operator
• Salah satu
kelemahan:
– Privacy tidak terjaga

www.archive.org/details/1945-12-06_Nazis_Face_War_Crime_Evidence

3
The switchboard

4
Strowger Exchange
• The first automatic
exchange
• A mechanical exchange
• Ditemukan oleh Almon
Brown Strowger (1839 –
May 26, 1902)
• Disebut juga dengan He was an undertaker
nama Step-by-step
exchange
• Tidak perlu ada operator
– Perlu perangkat pendial

5
Prinsip kerja sentral Strowger

Line hunter/line finder bertugas menemukan


saluran pelanggan yang off-hook
Saluran pelanggan dihubungkan dengan the
first selector (jumlah selector
tergantung pada jumlah digit yang
digunakan) kemudian diberi dial tone
Pelanggan mendial nomor telepon tujuan
Pada contoh di kanan, pelanggan mendial
nomor 530
Ketika 5 di-dial, selector akan bergerak naik
5 step, lalu bergerak horizontal untuk
mencari selector (atau connector) berikutnya
yang tidak busy
Pada contoh di kanan hanya digunakan 3
digit nomor, maka dua digit terakhir (yaitu 3
dan 0) diarahkan ke suatu connector
ketika digit 3 dan 0 di-dial, connector
bergerak naik 3 step lalu bergerak horizontal
sebanyak sepuluh step (karena yang ditekan
adalah nol)
Note: pengendalian proses ini disebut direct
progressive control (setiap memutar nomor,
ada bagian sentral yang digerakkan) 6
• Click pada gambar
untuk mendengar
suara sentral
Strowger ketika
pelanggan mendial
'958'

7
8
Some limitations in mechanical
switch lead to the introduction of
crossbar switching system
Crossbar Switch
• Electro-mechanical
switch
• Menggunakan
kontak-kontak rele

Berkembang ke SPC

Common
Control
(Marker)

10
11
• Berbeda dengan direct progressive control,
pada common control nomor yang di-dial
disimpan dulu di register
• Nomor tersebut di atas kemudian dianalisa
untuk ditindaklanjuti oleh marker yang
merupakan sebuah hard-wired processor
• Setelah call setup selesai, register dan marker
bebas kembali untuk menangani call setup
berikutnya
• Marker khusus dirancang untuk sentral crossbar
• Marker dikembangkan kemudian menjadi Stored
program control (SPC)

12
Stored program control (SPC)

• Sistem sentral berbasis SPC memiliki empat elemen dasar


fungsional sebagai berikut:
– Switching matrix
– Call store (memory)
– Program store (memory)
– Central processor (computer)

13
There Goes the History.....

And now is digital exchange era...


Sentral Digital: Sentral yang mengolah sinyal di dalam
bentuk digital

14
• Proses penyambungan saluran telepon
pada sentral telepon analog disebut space
switching (sehingga sentral telepon
disebut juga space-division switch)
– Pada space switching, penyambungan
saluran telepon dilakukan pada spatial
domain
• Pada sentral telepon digital, selain space
switching dilakukan juga time switching
– Pada time switching dapat terjadi pertukaran
time slot

15
Hirarki Sentral
• Jaringan telepon membutuhkan
interkoneksi antar sentral untuk merutekan
trafik secara ekonomis dan efektif
• Sentral-sentral saling dihubungkan
menggunakan sekelompok saluran trunk
yang biasa disebut trunk group
• Jaringan berhirarki mampu menangani
trafik yang besar serta menggunakan
sejumlah kecil trunk groups

16
Struktur hirarki sentral menurut (ITU-T)

... ...
Tandem
exchange
17
• Salah satu contoh penerapan hirarki sentral

18
Penomoran
• Tujuan
– Memberikan identitas yang unik bagi setiap
pelanggan di dalam suatu wilayah penomoran (lokal),
atau di dalam suatu negara (nasional), atau di seluruh
dunia (internasional)
– Membantu proses perutean panggilan
• Rincian mengenai penomoran dapat dibaca
pada dokumen Fundamental Technical Plan
(FTP)
– Aspek dan teknik penomoran yang dibahas pada
kuliah ini hanya sebagian

19
• Penomoran di Indonesia
– Mengikuti Rekomendasi ITU-T E.164
untuk jaringan dan pelayanan
telekomunikasi umum
– Mengikuti Rekomendasi ITU-T X.121
untuk jaringan data umum (Public Data
Network =PDN)

20
Rekomendasi ITU-T E.164
• Nomor internasional untuk pelanggan terdiri atas
Kode Negara dan Nomor (Signifikan) Nasional
• Panjang nomor internasional maximum : 15 digit
• Indonesia diberi alokasi kode negara 2 digit
yaitu 62
– Tersisa 13 digit untuk Nomor (Signifikan) Nasional
Kode Negara Kode Tujuan Nasional Nomor Pelanggan
(Country Code:CC) (National Destination Code:NDC) (Subscriber Number:SN)

1-3 digit Nomor (Signifikan) Nasional

Nomor Internasional (maximum 15 digit)

21
• Kode tujuan ada dua macam:
– Yang mengandung informasi geografis  Kode Wilayah
– Yang tidak mengandung informasi geografis  Kode Akses
Jaringan/Kode Akses Pelayanan
• Implementasinya di dalam penomoroan:
– Untuk jaringan tetap
• Tingkat lokal : Nomor Pelanggan
• Tingkat Nasional : NDC (Kode Wilayah) + Nomor Pelanggan
• Tingkat Internasional : Kode Negara + NDC (Kode Wilayah) + Nomor
Pelanggan
– Untuk jaringan bergerak (seluler)
• Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor Pelanggan
• Tingkat internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Jaringan) + Nomor
Pelanggan
– Untuk penyelanggara jasa dengan liputan nasional
• Tingkat nasional : NDC (Kode Akses Pelayanan) + Nomor Pelanggan
• Tingkat Internasional: Kode Negara + NDC (Kode Akses Pelayanan) +
Nomor Pelanggan

22
Alokasi Kode Wilayah

Sumber: FTP Nasional 2000

23
Sumber: FTP Nasional 2000
24
Prosedur pemanggilan
• Untuk membedakan jenis panggilan yang satu
dengan yang lainnya digunakan pemilihan
dengan prefiks atau tanpa prefiks
• Jenis prefiks yang digunakan di dalam proses
pemanggilan:
– Prefiks Internasional untuk panggilan internasional
– Prefiks Nasional untuk panggilan jarak jauh nasional
dan juga untuk mengakses jaringan/pelayanan lain

25
• Prosedur pemanggilan antar pelanggan PSTN
– Panggilan lokal
• Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam
wilayah penomoran yang sama
• Pelanggan langsung men-dial Nomor Pelanggan tujuan saja
– Panggilan SLJJ
• Panggilan yang ditujukan kepada pelanggan lain yang berada di dalam
wilayah penomoran yang berbeda
• FTP Nasional 2000 memunculkan option pemilihan operator SLJJ yang
dapat dipilih oleh pelanggan
• Di sini kita bahas prosedur pemanggilan tanpa option pemilihan operator
SLJJ (operator SLJJ-nya sama dengan operator jaringan lokal)
• Pelanggan harus memutar nomor berikut: Prefiks Nasional + Kode Wilayah
+ Nomor Pelanggan
– Panggilan SLI (Sambungan Langsung Internasional)
• Prefiks SLI + Kode Negara Tujuan + Nomor (Signifikan) Nasional (di negara
tujuan)

26
• Prosedur pemanggilan untuk Jaringan
Bergerak Seluler
– Panggilan ke terminal seluler
• Prefiks Nasional + Kode Akses Jaringan + Nomor
Pelanggan
– Panggilan dari terminal seluler ke PSTN
• Prefiks Nasional + Kode Wilayah + Nomor
Pelanggan
– Panggilan SLI
• Sama dengan yang sebelumnya

27
Format dan Pengalokasian Prefiks
• Prefiks internasional
– Adalah digit ’00’
– Hanya berfungsi bila digunakan sebagai bagian dari
prefiks SLI
• Prefiks SLI
– Format : ’00X’
– X = 1,...,8
• Identifikasi penyelenggara jaringan sambungan internasional
• Prefiks Nasional
– Adalah digit ‘0’ (sesuai Rekomendasi ITU-T E.164

28
• Penomoran terminal PSTN
– Nomor (Signifikan) Nasional
• Panjang : 10 digit
– Terdiri dari 2 atau 3 digit Kode Wilayah bersama dengan 8 atau 7 digit
nomor pelanggan
– Kode Sentral
• 4 digit (atau 3 digit) pertama dari nomor pelanggan merupakan kode
sentral
• Digunakan terutama untuk proses routing dan pembebanan
(charging)
• Satu sentral dapat memiliki lebih dari satu kode sentral
– Nomor-nomor khusus
• Polisi : 110
• Panggilan darurat : 112 (khusus untuk seluler)
• Pemadam kebakaran : 113
• SAR : 115
• Ambulance : 118
• Nomor-nomor ini harus dapat diakses langsung dari seluler

29
• Penomoran pada seluler
– Mobile Subscriber International ISDN Number
(MSISDN)
• Merupakan nomor internasional untuk terminal/pelanggan
jaringan seluler
– Terdiri Kode Negara (62 untuk Indonesia) diikuti oleh N(S)N-
Mobil
– N(S)N-Mobil teridiri dari Kode Tujuan Nasional (NDC) dan
Nomor Pelanggan
• Kode Tujuan Nasional
– Setiap operator seluler diberi alokasi NDC sendiri-sendiri
» Terdiri atas 3 digit atau 4 digit
» Digit terakhir berfungsi sebagai identitas operator yang
bersangkutan
– NDC 3 digit untuk operator seluler dengan cakupan nasional
sedangkan NDC 4 digit untuk operator seluler berlingkup
regional
30
Sumber: FTP Nasional 2000
STBS : Stasiun Bergerak Seluler

31
Contoh perutean panggilan telepon
International call dari Finlandia ke Stockholm-Swedia dan
panggilan jarak jauh ke nomor telepon 09 13115 di Helsinki

32
Trunk network

33
International Network

34

Anda mungkin juga menyukai