Anda di halaman 1dari 10

Nama : Jihan Ni’ami Midroro

NIM : 170210102080
Kelas : A

BAB II
APLIKASI MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
A. Perkembangan Multimedia dalam Pendidikan
 Dekade 1960, komputer telah menghasilkan teks, suara, dan grafik walaupun
masih sangat sederhana sehingga bisa digunakan dalam media pendidikan
 Uji coba pembelajaran berbasis komputer pertama dilakukan pada tahun 1976 di
sekolah Waterford Elementary School
 Dekade 1990, komputer berbasis multimedi interaktif mulai berkembang, para
pendidik mulai mempertimbangkan implikasi apa yang timbul dari media baru
ini jika diterapkan dalam lingkungan belajar mengajar
 Penggunaan teknologi multimedia di lembaga pendidikan ipandang perlu agar
pendidikan tetap relevan dengan abad ke-21 (Selwyn dan Gordard, 2003)
 Kegagagal kurangnya efektivitas penerapan multimedai dalam pendidikan,
selain dari tidak terintegrasinya ultimedia ke dalam kurikulum, juga dilatar
belakangi suatu kenyataan bahwa kebanyakan pendidik tidak siap untuk
perubahan yang dituntut dan dihasilkan oleh hadirnya media

B. Karaketristik Multimedia untuk Keperluan Pendidikan


 Penggunaan multimeda dalam pendidikan mepunyai beberapa keistimewaan :
a. Multimedia dalam pendidikan berbasis komputer
b. Multimedai mengintegrasikan berbagai media (teks, gambar, suara, video,
dan animasi) dalam sau program secara digital
c. Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan
umpan balik
d. Multimedia meberikan kebebasan kepda peserta didik dalam menentukan
materi pelajaran
e. Multimedia memberikan kemudahan mengontrol yang sistematis dalam
pembelajaran
 Multimedia dalam pendidikan berbasis komputer, menyampikan pengajaran
dengan menggunakan program komputer. Komputer menjadi populer sebagai
media proses belajar karena komputer memiliki kesitimewaan, antara lain :
a. Hubungan interaktif
b. Pengulangan
c. Umpan balik dan penguatan

 Multimedia mengintegrasikan berbagai media. Integrasi teknologi adalah


sebuah proses yang mengarah pada transformasi dan inovasi juga mengarahkan
perhatian kita kepada kebutuhan untuk memasukkan unsur – unsur praktek
reflektif ke dalam setiap kerangka kerja dan pedoman pengembangan pendidik
 Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan
balik. Implikasi umpan balik yang bisa diterapkan dalam proses belajar
membaca dengan menggunakan multimedia melalui konsep permodelan,
latiham, dukungan, artikulasi, dan refleksi. Hasil umpan balik diharapkan dapat
mengingkatkan anak-anak belajar. Teknologi multimedia sebagai alat untuk
komunikasi dan transfer informasi
 Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menetukan
materi pelajaran. Kebebasan menentukan topik adalah salah satu karakteristik
proses belajar dengan menggunakan komputer
 Multimedia memberikan kemudahan mengontrol yang sistematis dalam
pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mempunyai kontrol terhadap
kedalaman dan pemilihan bahan tetapi juga yang memungkinkan peserta didik
menjalin komunikasi dengan program

C. Proses Belajar Menggunakan Multimedia


 Proses multimedia, menggunakan multimedai dalam sistem belajar dan
mengajar dapat memungkinkan peserta didik untuk berpikir kritis, menjadi
pemecah masalah, lebih cenderung untuk mencari informasi, dan lebih
termotivasi dalam proses belajar
a. Multimedia pre-authoring (perakitan elemen media)
1) Acquire media : memperoleh/memutuskan elemen-elemen multimedia
2) Digitalize media: mengkonversi menjadi bentuk digital
3) Edit media : Mengedit konten di media yang digunakan
b. Multimedia authoring (macromedia director)
1) Import media : elemen media diimpor dan disimpan di PC
2) Add interactivity: menambahkan unsur nteraktivitas dan navigasi
3) Package application : pembualatan aplikasi media interaktif

c. Post authoring (kemasan untu pengirima)


1) Deliver final
2) Application to user

 Kelemahan penggunaan sistem pengajaran tradisional adalah hanya


menggunakan media tunggal dalam menyampaikan informasi, dimana sisrem
pembelajaran peserta didik menjadi pembelajaran pasif. Sedangkan dengan
multimedia, pendidik dapat menyajikan informasi secara inovatif serta bisa terus
memotivasi proses belajar peserta didik

D. Aplikasi Multimedia dalam Pendidikan


 Aplikasi multimedia adalah aplikasi yang dirancang serta dibangun dengan
menggabungkan elemen-elemen seperti teks/dokumen, suara, gambar, animasi
dan video
 Multimedia memberikan berbagai peluang kepada para pendidik
mengaplikasikan berbagai teknik pengajaran dan peserta didik diberi
kesempatan untuk memegang kekuasaan kontrol untuk sesuatu sesi
pembelajaran
 Multimedia akan membantu peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam
belajar, dan menjadikan pendidik sebagai fasilitator yang memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar bukan sebagai pemberi
perintah/instruksi kepada peserta didik
 Penyajian informasi berbasis multimedia meningkatkan tingkat dan laju belajar
peserta didik dan memungkinkan peserta didik untuk mengatur kecepatan
belajarnya.
 Berikut ini merupakan beberapa contoh bagaimana sebuah aplikasi multimedia
bisa digunakan dalam bidang pendidikan : Kamus Multimedia Elektronik,
Eksperimen, Simulasi Proses Kerja, Bahan Sejarah, Sumber Rujukan
Elektronik, Pendidikan Permainan dan Hiburan
 Teknologi multimedia merupakan perpaduan dari teknologi komputer baik
perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik
 Sebuah survei membuktikan bahwa seorang peserta didik dapat mengerti
dengan baik sebuah materi jika disajikan dengan menggunakan teks yang
singkat, padat, jelas, dan menggunakan animasi, dibandingkan dengan peserta
didik yang belajar dari membaca sebuah teks biasa
 (Levie & Lentz, 1982; Mayer & Anderson, 1991, 1992; Nugent, 1982; Pezdek,
Lehrer, & Simon, 1984; Severin, 1967) memandang jenis penyajian informasi
bahwa dua media yang digunakan atau bervariasi dapat meningkatkan
pembelajaran 53 yang lebih baik daripada satu media
 Fenrich (1997) menyimpulkan keunggulan multimedia pembelajaran antara
lain:
a) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan, dan
keinginannya
b) Peserta didik menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat
melakukan kesalahan
c) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Belajar kapan saja sesuai kemauan mereka tanpa terikat suatu waktu yang
telah ditentukan
e) Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat menambah motivasi
belajar anak lebih meningkat
BAB III
INTEGRASI MULTIMEDIA KE DALAM KURIKULUM
 Permasalahannya adalah bagaimana multimedia dapat diintegrasikan ke dalam berbagai
standar yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) karena
pada dasarnya standar-standar tersebut merupakan penterjemahan dari kurikulum
 Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
 Implikasi dari pencapaian tujuan pendidikan yang telah dikemukakan dalam undang-
undang tersebut, jawabannya adalah kurikulum sebab kurikulum sebagai jawaban
terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa dan umat manusia yang dilayani
kurikulum tersebut (Hasan, 2008: 103)
A. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Isi
 Multimedia mempercayakan pada model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang berpusat pada berbagai aspek yang mendukung
pembelajaran, lingkungan belajar, kelas, laboratorium, komputer, websites
maupun worksite
 Strategi yang harus dilakukan berkenaan dengan materi pembelajaran dengan
melibatkan beragam bahasa dan budaya di dunia. Sementara konten berbasis
komputer banyak tersedia melalui online.
 Permasalahannya adalah bagaimana menjelaskan integrasi multimedia terhadap
seluruh isi kurikulum itu suatu hal yang sulit dilaksanakan, sebab setiap materi
pelajaran memiliki karakteristik 59 yang berbeda dalam cara penyampaian,
menggunakan media dan tujuan dari materi pelajaran tersebut disampaikan
 Contohnya konsep kata "MAKAN" dengan menggunakan multimedia bisa
diperkenalkan kepada kanak-kanak sekaligus cara membaca, cara mengucapkan,
menjelaskan makna, menjelaskan fungsi dan pandangan penggunaannya
 Penerapan pembelajaran kontekstual di kelas melibatkan tujuh utama
pembelajaran efektif, yaitu:
1) Konstruktivisme ( mengembangkan pemikiran peserta didik akan belajar
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri ),
2) Bertanya ( mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya ),
3) Inquiry ( peserta didik diberi pembelajaran untuk menangani permasalahan
yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata),
4) Masyarakat belajar (belajar dalam kelompok),
5) Pemodelan (menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran),
6) Refleksi ( ringkasan dari pembelajaran yang telah disampaikan pendidik),
7) Penilaian sebenarnya ( melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara)

 Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat ditunjukan berupa


kombinasi dari kegiatan-kegiatan berikut ini:
a) Pembelajaran otentik : pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik belajar dalam konteks yang bermakna
b) Pembelajaran berbasis inquiry : memaknakan strategi pembelajaran dengan
metode-metode sains
c) Pembelajaran berbasis masalah : pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah-masalah yang ada di dunia nyata atau di
sekelilingnya
d) Pembelajaran layanan : metode pembelajaran yang menggabungkan
layanan masyarakat dengan struktur sekolah untuk merefleksikan layanan
e) Pembelajaran berbasis kerja : pendekatan pembelajaran yang menggunakan
konteks tempat kerja dan membahas penerapan konsep mata pelajaran di
lapangan

 Prinsip dasar pembelajaran kontekstual adalah agar peserta didik dapat


mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang
telah diketahui dan apa yang ada di masyarakat, yaitu aplikasi dan konsep yang
dipelajari. Pembelajaran kontekstual membantu peserta didik menguasai tiga
hal, yaitu: Pengetahuan, Kompetensi atau keterampilan, dan Pemahaman
kontekstual

B. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Proses


 BSNP mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
 Heinich dkk. (1986), mengatakan model pembelajaran dengan menggunakan
multimedia dapat berupa model drill and practice, tutorial, game, simulasi,
penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving)
 Munir (2008) mengelompokkan keaktifan peserta didik ini menjadi beberapa
aspek, antara lain yaitu:
1> Aktif secara jasmani seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat,
mencium, merasa, dan meraba atau melakukan ketrampilan jasmaniah
2> Aktif berpikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide,
berpikir logis, sistematis, dan sebagainya
3> Aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerjasama dengan orang
lain

C. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


 BSNP menyatakan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi:
(i) Kompetensi pedagogik
(ii) Kompetensi kepribadian
(iii) Kompetensi profesional
(iv) Kompetensi sosial

 Dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing, melatih keterampilan


intelektual, keterampilan psikomotorik, dan memotivasi peserta didik agar
memiliki kemampuan inovatif dan kreatif
 Pendidik perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan
berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi
pembelajaran, termasuk di dalamnya memanfaatkan bebagai sumber dan media
pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran
 Kepala sekolah berkewajiban melaksanakan kebijakan yang mendukung
terhadap terlaksananya pembelajaran berbasis multimedia, penyediaan
infrastruktur dan dukungan terhadap pengembangan pendidik dan staf melalui
pendidikan dan pelatihan
 Pihak Pejabat Pendidikan di Daerah seharusnya dilibatkan untuk membimbing
dan mendukung sekolah untuk membuat pelan pembangunan TIK dan
seterusnya memantau perlaksanaannya

D. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Sarana Prasarana


 BSNP menjelaskan standar sarana dan prasarana pendidikan meliputi peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
 Pengelolaan komputer dalam pembelajaran bergantung pada faktor-faktor
seperti keadaan lembaga pendidikan, bentuk bangunan atau ruangan kelas,
informasi pembelajaran, pengalaman warga belajar dan yang tidak kalah penting
faktor keuangan
 Sarana dan prasarana berhubungan dengan kebutuhan pembelajaran berbasis
komputer (multimedia), yaitu: laboratorium komputer, kelas, pusat sumber
belajar
 Pemanfaatan sumber belajar dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran
karena mengkondisikan peserta didik untuk belajar dengan menciptakan suasana
belajar mengajar yang variatif, sehingga meningkatkan minat belajar dan
memudahkan peserta didik menerima materi pembelajaran
E. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Pengelolaan
 Keterampilan mengelola kelas akan menjadikan seorang pendidik memahami
konsep kelas, prinsip pengontrolan kelas dan prinsip disiplin dalam kelas
 Strategi pengembangan perangkat lunak pembelajaran (program multimedia)
untuk mengatasi pembelajaran global dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Individualisasi : Perangkat lunak (program multimedia) ini harus beradaptasi
dengan setiap peserta didik secara otomatis ketika hal ini berlangsung
2) Pembelajaran kolaboratif: Pendidik merancang pembelajaran kolaboratif dan
pembelajaran individu
3) Penguasaan: Perangkat lunak (program multimedia) ini dirancang agar
peserta didik paham akan semua materi yang diberikan
4) Budaya: Materi pelajaran harus sesuai dan menghormati budaya setiap
kelompok peserta didik
5) Bahasa: Materi pelajaran harus dapat diterjemahkan ke dalam banyak bahasa
yang berbeda dengan sistem penulisan yang berbeda pula
6) Otonomi: Perangkat lunak (program multimedia) ini tidak boleh bergantung
pada, atau bahkan berasumsi bahwa setiap institusi pembelajaran sebagai
lingkungan mereka
7) Motivasi: Perangkat lunak (program multimedia) ini harus dapat memotivasi
secara intrinsik
8) Keterjangkauan: Perangkat lunak (program multimedia) ini tidak harus
dijauhkan dari penggunanya dengan cara apapun
9) Penyampaian: Mekanisme penyampaian harus dapat menjangkau semua
peserta didik
F. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Pembiayaan Pendidikan
 Biaya pembelajaran berbasiskan multimedia bergantung pada sejumlah faktor
yang berbeda untuk masing-masing jenis pembelajaran, dan juga bergantung
pada apakah pembelajaran tersebut diselenggarakan secara internal, eksternal,
atau duaduanya.
 Pada pembelajaran berbasis multimedia, maka perlu memperhatikan berbagai
faktor, misalnya sarana dan prasarana yang perlu dipertimbangkan, atau apa dan
bagaimana sumber daya manusianya.

G. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Penilaian Pendidikan


 Munir (2010) menjelaskan bahwa penilaian pembelajaran berbasis multimedia
bertujuan untuk mengukur keterlaksanaan dan keberhasilan pembelajaran dalam
suatu aktivitas pembelajaran. Komponen-komponen yang dievaluasi antara lain:
(1) Ketercapaian tujuan program
(2) Waktu
(3) Pendidik

 Prosedur penilaian pembelajaran berbasis multimedia menjadi bagian penting


dalam pembelajaran dengan memperhatikan aspek obyektif, komprehensif,
kooperatif, guna mengumpulkan informasi secara akurat tentang hasil belajar
peserta didik
 Untuk menguji penguasaan aspek-aspek tersebut dapat digunakan instrumen
evaluasi seperti tes tertulis, tes tindakan, pedoman observasi (daftar cek),
instrumen lainnya yang sesuai dengan upaya pengukuran terhadap tujuan-tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dalam kerangka mata ajaran bersangkutan

H. Integrasi Multimedia ke dalam Standar Kompetensi Lulusan


 Setelah melalui perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran berbasis
multimedia maka lulusan memiliki kompetensi yang telah ditetapkan dalam
standar kompetensi lulusan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.
 Hasil penilaian pencapaian belajar yang berupa kemampuan yang sudah dan
belum dikuasai oleh peserta didik ini harus segera dianalisis dan ditindak lanjuti,
dengan dua program:
a) Program Remedial, yaitu program kegiatan pembelajaran untuk membantu
peserta didik mencapai atau menguasai kompetensi dasar dengan kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan
b) Program Pengayaan, yaitu program pendalaman kompetensi bagi peserta
didik yang sudah mencapai atau menguasai kompetensi dasar dengan
kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
 Ada dua faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya peserta didik dalam
belajar, yaitu faktor akademik dan non akademik (ketidak harmonisan keluarga,
mengisolir diri dari teman, faktor ekonomi (tidak memiliki buku pegangan),
faktor internal (malas)).

Anda mungkin juga menyukai