Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya beru kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kriitik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3. Maksud Dan Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami sifat – sifat dasar larutan
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep larutan
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis – jenis larutan
4. Untuk mengetahui dan memahami macam – macam larutan
5. Untuk mengetahui dan memahami konsentrasi larutan
6. Untuk mengetahui dan memahami sifat koligatif larutan
7. Untuk mengetahui dan memahami pengaplikasian larutan dalam
kehidupan sehari – hari
1.4. Manfaat
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya
udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain.
Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.
Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi
kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan atau
penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan komposisi larutan.
Sedangkan zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih
sedikit dalam sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah pelarut
dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki
struktur tidak berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah. Contohnya yaitu
dapat kita lihat pada larutan garam. Di dalam larutan garam, air yang digunakan
lebih banyak daripada garam, sehingga air merupakan pelarutnya. Kemudian air
sendiri bentuknya tidak berubah (tetap cair) walaupun telah dicampur dengan
4
garam yang berbentuk kristal. Sebaliknya pada garam terjadi perubahan bentuk
dimana sebelumnya berbentuk kristal menjadi bentuk cair atau melarut dalam air,
sehingga disebut zat terlarut. Larutan sendiri dapat terjadi karena adanya gaya
tarik-menarik antara molekul-molekul solven dan solute. Pada bagian ini yang
dibahas adalah larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang
lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol.
5
2.3. Jenis – Jenis Larutan
Larutan dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi berikut :
1. Jenis-Jenis Larutan Berdasarkan Wujud Pelarutnya
Berdasarkan wujud pelarutnya, larutan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
larutan cair, larutan padat, dan larutan gas.
a. Larutan cair, adalah larutan yang wujud pelarut (solvent) berupa zat cair.
Contoh larutan cair antara lain larutan gula, larutan garam, dan sebagainya.
b. Larutan padat, adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat padat.
Contoh larutan padat adalah emas 22 karat yang merupakan campuran
homogen antara emas dan perak atau logam lain.
c. Larutan gas, adalah larutan yang wujud pelarutnya berupa zat gas. Contoh
larutan gas adalah udara yang kita hirup sehari-hari untuk bernafas.
6
f. Larutan cairan dalam padatan, contohnya: air dalam kayu, air dalam buah-
buahan, dan sebagainya.
g. Larutan padat dalam gas, contohnya: bau atau aroma.
h. Larutan padat dalam cairan, contohnya: air gula.
i. Larutan padat dalam padatan, contohnya: baja (campuran besi dan
karbon).
7
b. Elektrolit kuat
Elektrolit kuat memiliki ciri-ciri antara lain; dapat
terionisasi sempurna, dapat menghantarkan arus listrik, lampu
menyala terang, serta memiliki gelembung gas.
Pada asam-asam kuat seperti HCl, HNO3, dan H2SO4, gugus
sisa asamnya memiliki daya tarik relatif kuat terhadap pasangan
elektron ikatan sehingga hampir semua molekul asam dalam air
terionisasi.Dapat dikatakan bahwa asam-asam tersebut terionisasi
sempurna.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
Larutan elektrolit kuat tidak hanya berupa asam-asam kuat
(H2SO4, HCl). Namun dapat juga berupa basa-basa kuat (NaOH,
Ba(OH)2), serta garam (NaCl, KCl).
c. Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
terionisasi sebagian, dapat menghantarkan arus listrik, lampu
menyala redup, dan terdapat gelembung gas namun tidak sebanyak
pada elektrolit kuat.
Pada asam-asam lemah seperti CH3COOH, H2S, HCN, dan
H2SO3, gugus sisa asamnya memiliki daya tarik kurang kuat
sehingga tidak semua molekul-molekul asam ini dalam air
terionisasi, tetapi hanya sebagian kecil.Sisanya tetap dalam bentuk
molekulnya.
8
d. Larutan Non Eletrolit
Larutan non elektrolit yaitu larutan yang molekul-
molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik.
Contohnya seperti larutan gula, larutan urea, larutan
alkohol.Zat non elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-
ion tetapi tetap berupa molekul.
9
jenuh.Larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan.Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion
> Ksp sehingga menyebabkan pengendapan (kelewat jenuh).
b. Larutan Jenuh
Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang partikel- partikelnya tepat
habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal).
Larutan jenuh terjadi apabila hasil konsentrasi ion = Ksp maka larutan
tersebut tepat jenuh.
c. Larutan Tak Jenuh
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat
terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan
jenuh.Larutan ini partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan
pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila
hasil kali konsentrasi ion < Ksp ( masih dapat larut).
Larutan Asam-Basa
a. Asam Basa Menurut Arhenius
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan di dalam
air meningkatkan konsentrasi ion H+(aq). Asam Arrhenius dirumuskan
sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut:
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx-
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut
valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah
melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Berdasarkan valensinya, asam dibedakan atas:
· Asam bervalensi satu, misalnya: HCl, HCN, HNO3, CH3COOH,
dan lain-lain.
· Asam bervalensi dua, misalnya: H2SO4, H2CrO4, H2CO3, dan lain-
lain.
· Asam bervalensi tiga, misalnya: H3PO4, H3AsO4, dan lain-lain.
10
Sifat-sifat asam diantaranya, yaitu di dalam air menghasilkan ion
H+ , dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, larutannya
dalam air dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit), dan dapat
menyebabkan perkaratan pada logam (korosif).
Basa adalah zat yang bila dilarutkan di dalam air dapat
meningkatkan konsentrasi ion OH-(aq).Jadi, pembawa sifat basa adalah ion
OH-.
Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh satu molekul basa
disebut valensi atau martabat basa. Berdasarkan valensinya basa dibedakan
atas:
· Basa bervalensi satu, misalnya: NaOH, KOH, AgOH, NH4OH, dan
lain-lain.
· Basa bervalensi dua, misalnya: Ca(OH)2, Mg(OH)2,Fe(OH)2, dan
lain-lain.
· Basa bervalensi tiga, misalnya: Fe(OH)3, Cr(OH)3, dan lain-lain.
Sifat yang dimiliki oleh basa, yaitu jika di dalam air dapat
menghasilkan ion OH-, dapat mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, larutannya dalam air dapat menghantarkan arus listrik
(larutan elektrolit), dan jika mengenai kulit, maka dapat menyebabkan
kulit melepuh (kaustik).
11
Menurut Brønsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer
proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton. Contoh
pada reaksi asam ini dapat dilihat sebagai berikut:
HCl + H2O --> H3O+ + Cl-
Sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor
proton. Contoh dari reaksi basa ini dapat dilihat pada:
NH3 + H2O --> NH4+ + OH-
Proton (ion H+) dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat
pada molekul air karena atom O pada molekul H 2O memiliki pasangan
elektron bebas yang dapat digunakan untuk berikatan kovalen koordinasi
dengan proton membentuk ion hidronium, H3O+. Persamaan reaksinya:
H2O(l) + H+(aq) → H3O+(aq)
Dalam larutan, asam atau basa lemah akan membentuk
kesetimbangan dengan pelarutnya. Misalnya HF dalam pelarut air dan
NH3 dalam air.
12
ion positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan asam, air akan bersifat basa
dan mengeluarkan ion negatif (OH-).
c. Asam-Basa Lewis
Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan
oleh Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang
diajukan Lewis muncul definisi asam dan basa baru. Asam Lewis
didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan electron dan
merupakan senyawa dengan elektron valensi < 8.Basa Lewis didefinisikan
sebagai spesi yang memberikan pasangan electron dan mempunyai
pasangan elektron bebas.
Reaksi antara boron trifluorida dengan amonia menurut teori ini
merupakan reaksi asam-basa; dalam hal ini boron trifluorida berindak
sebagai asam dan amonia sebagai basa. Dengan menggunakan diagram
dot-elektron, persamaan reaksi kedua spesies ini dapat dituliskan sebagai
berikut:
13
Asam dapat dibedakan menjadi asam kuat dan asam
lemah, begitu pula basa. Reaksi ionisasi asam kuat, secara umum
dapat ditulis
· Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini
mengion seluruhnya (α = 1 Untuk menyatakan derajat
keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
asamnya dengan melihat valensinya.
· Asam lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini
tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1).Penentuan
besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung
dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
· Basa kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini
mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan derajat
keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH
dari konsentrasi basanya.
· Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini
tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan
besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung
dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat).
14
§ Larutan penyangga asam yang terdiri dari campuran asam lemah dan
basa konjugasinya.
§ Larutan penyangga basa yang terdiri dari campuran basa lemah dan
asam konjugasinya.
Larutan penyangga dapat dibuat secaralangsung dan secara tidak
langsung.Hal ini tergantung dari sumber asam konjugasi/basa konjugasi
dari asam lemah/ basa lemahnya.
Perhatikan peta konsep berikut!
15
H3PO4 : asam lemah
NaH2PO4 : basa konjugasi
Selain dibuat secara langsung, juga dapat dibuat secara tidak
langsung, yakni dengan mereaksikan asam lemah berlebihan dengan basa
kuat.
Contoh :
Mereaksikan 100 mL larutan CH3COOH 0,1M dengan 50 mL
NaOH 0,1M sehingga secara stokiometri dalam 150 mL campuran yang
dihasilkan terdapat 0,005 mol CH3COOH (sisa reaksi) dan CH3COO-
(hasil reaksi)
16
Mereaksikan 100 mL larutan NH4OH 0,1M dengan 50 mL larutan
HCl 0,1M sehingga secara stokiometri dalam 150 mL campuran yang
dihasilkan terdapat 0,005 mol NH4OH (sisa reaksi) dan NH4+ (hasil reaksi)
2.5. Konsentrasi
Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu
larutan digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.
1. Persen massa
Contoh :
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan
melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.
2. Persen volume
17
Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dinyatakan sebagai presentasi
volume. Hal ini bisanya dijumpai pada konsentrasi minuman beralkohol.
Misalnya vodka yang
mengandung 15 persen
alkohol artinya didalam 100 mL vodka terdapat 15 mL alkohol.
Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol
dicampur 50 mL aseton maka:
3. PPM dan PPB
Untuk larutan yang sangat sangat encer untuk menyatakan konsentrasi
digunakan satuan parts per million atau bagian perjuta (ppm), dan parts per billion
atau bagian per milliar (ppb).
Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1
bpj diartikan sebagai 1 miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.
4. Molalitas
Kemolalan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 Kg pelarut.
18
Dengan, Mr = massa molar, P = berat pelarut (gram)
Contoh :
1) Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%
Jawab :
5. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah
milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan.
19
1L = 1 dm3 = 1000 mL = 1000 cm3
1 mol = 1000 mmol
Contoh
Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan
NaOH (Mr = 40) yang konsentrasinya 0,4M. maka
a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di dalam larutan tersebut
b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan tersebut
Jawab
a. Volume larutan = 250 mL = 0,25 L
Mol NaOH yang terlarut = 0,25 L x 0,4 mol/L = 0,10 mol
b. Gram NaOH yang terlarut dalam larutan = mol NaOH x Mr NaOH
= 0,1 mol x 40 g/mol = 4 g
Hubungan molaritas larutan dengan % massa
Didalam laboratorium tersedia larutan asam format (CHO 2H) 4,6%. (Ar H =
1, C = 12 dan O = 16) dengan massa jenis 1,01 g/mL. Tentukan konsentrasi
larutan tersebut…
Jawab
Atau
v Massa larutan = 1000 mL x 1,01 g/mL = 1010 g
20
v Massa zat terlarut = % massa x massa larutan = 4,6/100 x 1010 g = 46,46 g
v Mol CHO2H yang larut dalam 1 liter larutan = 46,46 g/46 g/mol = 1,01 mol
Contoh
1) Dalam suatu larutan 16% massa naftalena dalam benzena, tentukan fraksi mol
masing-masing zat, jika diketahui Mr naftalena = 128 dan Mr benzena = 78?
Misalkan larutan total = 100 g
21
Jawab
Massa larutan = 1000 mL x massa jenis
= 1000 mL x 1,36 g/mL
= 1360 gram
NaNO3 yang terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kemolalan
22
c. Kemolaran
23
Apabila zat terlarut itu memiliki sifat non-volatil atau tidak mudah untuk
menguap (tekanan uapnya tidak bisa diukur), maka tekanan uap yang berasal dari
larutan itu akan selalu lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni yang
volatil, dalam perhitungan ideal seharusnya tekanan uap dari pelarut volatil itu
diatas larutan yang memiliki zat terlarut non-volatil berbanding lurus kepada
konsenterasi pelarut didalam larutan, sedangkan hubungan yang ada dalam sifat
koligatif larutan ini bisa dinyatakan secara kuantitatif didalam hukum Raoult yang
berbunyi
Di tahun 1878 ada seorang ilmuwan dari perancis yaitu Marie Francois Raoult
yang melakukan percobaan mengenai tekanan uap jenih larutan, dan dia bisa
mendapatkan kesimpulkan kalau tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan fraksi
nimol pelarut yang dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni, dan
kesimpulan ini yang dikenal sebagai hukum Raoult yang sudah kami tulis diatas.
24
Dan kenaikan titik didih zat cair itu adalah suhu yang tetap disaat zat cair
itu mendidih, di titik suhu ini tekanan uap zat cair itu sama dengan suhu dari udara
yang ada di sekitarnya, dan hal tersebut mengakibatkan adanya penguapan pada
semua bagian dari zat cair, titik didih suatu zat cair itu bisa diukur di tekanan 1
atmosfer, dan dari hasil dari penelitian ternyata titik didih larutan itu memang
selalu lebih tinggi jika dibandingkan dari titik didih pelarut murninya, dan hal ini
memang disebabkan karena ada partikel-partikel zat terlarut yang ada didalam
suatu larutan yang menghalangi adanya penguapan partikel-partikel pelarut, dan
karena adanya hal tersebut maka partikel-partikel pelarut itu membutuhkan energi
yang jauh lebih besar, kemudian perbedaan dari titik didih larutan itu dengan titik
didih pelarut murni itu bisa disebut sebagai kenaikan titik didih yang bisa
dinyatakan dengan ΔTb, sedangkan persamaanya juga bisa ditulis sebagai berikut
25
3. Penurunan Titik Beku
beku pada suatu larutan itu adalah temperatur dimana tekanan daru uap larutan itu
sama dengan uap pelarut murni, di temperatur inidua fasa=berada dalam
kesetimbangan-pelarut padat dan larutan cair.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan tekanan uap dari tekanan
uap pelarut, larutan itu membeku di temperatur yang lebih rendah dibandingkan
titik beku pelarut murni- titik beku larutan, Tf lebih rendah daripada titik beku
learut murni Tf º, dan dengan kata lain jumlah dari partikel-partikel pelarut yang
bisa keluar masuk padatan yang membeku persatuan waktu menjadi sama di
temperatur yang lebih rendah, dan sifat koligatif larutanitu berupa penurunan dari
titik beku ΔTf, yaitu Tf° – Tf yang berbanding lurus pada konsentrasi (molalitas,
m) larutan, sebagaimana bisa disebutkan :dan Kf itu merupakan konstanta
penurunan dari titik beku molal (didalam satuan °C/m) sedangkan m itu adalah
molalitas dari larutan.
4. Tekanan Osmotik
26
dan menurut Van’t Hoff tekanan osmotik larutan ini bisa dirumuskan sebagai
berikut
Keterangan :
Keterangan :
27
Larutan terbentuk dengan mencampur zat terlarut dalam pelarut.
Kita bisa menemukan sejumlah contoh larutan dalam kehidupan sehari-
hari. Berikut adalah daftar contoh larutan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Larutan garam terbentuk saat kita mencampur garam (umumnya garam
dapur) dalam air. Dalam larutan garam, air adalah pelarut dan garam
adalah zat terlarut.
2. Larutan gula dibentuk dengan mencampur gula dalam air.
3. Obat kumur terdiri dari sejumlah bahan kimia yang dilarutkan dalam air.
4. Tingtur iodin diperoleh dengan melarutkan kristal yodium dalam alkohol.
5. Soda mengandung gula, karbon dioksida, warna, dan lain-lain dalam air.
6. Kool Aid mengandung gula dan warna dalam air.
7. Cuka diperoleh saat kita mencampur asam asetat dalam air.
8. Larutan hidrogen peroksida terbentuk dengan mencampur hidrogen
peroksida dalam air.
9. Larutan deterjen diperoleh dengan mencampur deterjen dalam air.
10. Pembersih jendela terdiri dari sejumlah bahan kimia dan wangi-wangian
yang dilarutkan dalam air.
11. Larutan larutan asam sulfat yang terdapat pada aki.
12. Larutan asam karbonat yang terdapat dalam tubuh, sebagai larutan
penyangga/buffer.
13. Larutan asam klorida terdapat di lambung
14. Larutan natrium hidroksida terbentuk dengan mencampurkan natrium
hidroksida dalam air
15. Larutan kalium hidroksida terbentuk dengan mencampurkan kalium
hidroksida dalam air
16. Cat dalam ticner
17. Minyak parfum dalam alcohol
18. Minyak atsiri dalam alcohol
19. Larutan asam nitrat
20. Larutan urea
21. Larutan propanol
28
22. Larutan amoniak
23. Larutan magnesium klorida
24. Larutan natrium asetat
25. Larutan asam fosfat
29
obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat
suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjad iasidosis atau
alkalosis pada darah
8. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion
logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion
logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk
serbuk kristal berwarna putih. Serbuk Kristal tersebut dapat berupa
bentukan hydrous(bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung
satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentukanhydrousasam
sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat
didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk
monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentukan hydrous dengan
pemanasan di atas 74 °C.
9. Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa
dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode
asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Garam
sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam
tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam
larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
10. Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengkelat logam pada air
sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan
berfungsi denganbaik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
31
DAFTAR PUSTAKA
http://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/09/04/larutan/
http://www.ilmukimia.org/2013/01/asam-basa-lewis.html
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0184%20Kim%202-1b.htm
http://bisakimia.com/2014/02/16/larutan-penyangga-part-1/
https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/01/pengertian-sifat-jenis-
komponen-daya-hantar-listrik-dan-contoh-larutan.html?m=0
32
https://www.academia.edu/8638189/MAKALAH_KIMIA_FARMASI_D
ASAR_LARUTAN
33