DISUSUN OLEH:
RENI, S.Pd
199309062019022005
i
BERITA ACARA
LAPORAN AKTUALISASI OPTIMALISASI MINAT BACA PESERTA
DIDIK MELALUI PENATAAN, PEMBUATAN JADWAL KUNJUNGAN
PERPUSTAKAAN DAN LOMBA DUTA BACA DI SD NEGERI 52
PANGKALPINANG
Pada hari Senin, tanggal 06 Mei 2019 telah dilaksanakan Laporan
Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN bagi peserta diklat Prajabatan
golongan lll angkatan 1 tahun 2019 Pemerintah kota Pangkalpinang di
Gedung Diklat BKPSDMD Provinsi, atas nama :
Nama : Reni, S.Pd
NIP : 19930906 201902 2 005
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Instansi : Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang
Mentor : Susilawati, S.Pd
Coach : Imam Rosadi, S.TP.,M.Eng
Judul Laporan : Optimalisasi Minat Baca Peserta Didik Melalui
Penataan, Pembuatan Jadwal Kunjungan
Perpustakaan dan Lomba Duta Baca di SD Negeri
52 Pangkalpinang.
Pangkalpinang, 06 Mei 2019
Mentor, Peserta,
Penguji, Coach,
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Tim Pembimbing
Mentor, Coach
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Optimalisasi Minat Baca Peserta Didik Melalui Penataan, Pembuatan
Jadwal Kunjungan Perpustakaan dan Lomba Duta Baca di SDNegeri
52 Pangkalpinang.
Tim Pembimbing
Mentor, Coach
Penguji Mengetahui,
Kepala Badan Kepegaiwaian
dan Pengembangan SDM
Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporanaktualisasi
yang berjudul “Optimalisasi Minat Baca Peserta Didik Melalui Penataan,
Pembuatan Jadwal Kunjungan Perpustakaan dan Lomba Duta Baca di SD
Negeri 52 Pangkalpinang”.
Laporan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi syarat pada
Pelatihan DasarCPNS Golongan III Angkatan I tahun 2019 Kabupaten
Bangka Selatan yang bekerja sama dengan BKPSDM Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Penulis menyadari bahwa aktualisasi ini tersusun atas bantuan dan
dukungan pihak-pihak terkait, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. H. Sahirman, M.Si, selaku Kepala BKPSDM Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beserta jajarannya;
2. Bapak Imam Rosadi, STP, M.Eng., selaku pembimbing (coach) yang
selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikirannyanya untuk
memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penyusunan
rancangan aktualisasi ini;
3. Ibu Susilawati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang sekaligus mentor penulis dalam pelaksanaan
aktualisas inii;
4. Dewan Guru Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang, yang
membantu dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama masa
habituasi.
5. Orang tua sebagai Motivasi penulis dalam penyusunan laporan
aktualisasi ini.
6. Widyaiswara yang telah memberi banyak motivasi;
7. Panitia dan Pengasuh Pelatihan Dasar CPNS Provinsi Bangka
Belitung Golongan III Angkatan I tahun 2019;
v
8. Teman-teman satu angkatan Pelatihan Dasar.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan aktualisasi ini. Oleh karena itusaran dan masukan yang
membangun dari pembaca sangat diperlukan. Semoga aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Reni, S.Pd
NIP. 19930906 201902 2 005
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................... 5
Tabel 2. Jumlah Peserta Didik ...................................................... 6
Tabel 3. Kegiatan Aktualisasi ........................................................ 34
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 Bertemu dan membuat jadwal untuk
bimbingan dengan mentor................................................ 41
Gambar 3.1.2 Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan............ 42
Gambar 3.1.3 Berdiskusi dan meminta saran ke mentor......................... 43
Gambar 3.1.4 Meminta persetujuan dari mentor...................................... 44
Gambar 3.1.5 Keadaan perpustakaan sebelumnya................................ 46
Gambar 3.1.6 Proses penataan buku sesuai kode buku.......................... 47
Gambar 3.1.7 Perpustakaan sesudah dirapikan...................................... 48
Gambar 3.1.8 Proses mengeprint jenis pengkodean buku...................... 49
Gambar 3.1.9 Jadwal dan buku kunjungan.............................................. 50
Gambar 3.2.0 Poster dan Brosur Gerakan Donasi Buku.......................... 51
Gambar 3.2.1 Peserta didik mengantri dalam mengisi buku kunjungan.. 53
Gambar 3.2.2 Kegiatan peserta didik di dalam perpustakaan.................. 54
Gambar 3.2.3 Membagikan Brosur Gerakan Donasi Buku
ke peserta didik................................................................. 55
Gambar 3.2.4 Hasil buku yang disumbangkan peserta didik................... 56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sesuai dengan fungsinya, guru tidak hanya bertugas
menyampaikan materi pembelajaran saja, tetapi guru juga berinovasi
dalam meningkatkan belajar siswa terutama minat baca siswa di
perpustakaan sekolah.
Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola suatu ruangan
yang terdapat pada suatu lembaga yang menyediakan berbagai
koleksi buku dan non buku yang mengandung berbagai informasi
yang dapat dimanfaatkan oleh pemakainya. Perpustakaan sekolah
merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas proses belajar mengajar. Sebuah perpustakaan tidak bisa
dipisahkan dengan memberikan kenyamanan pengunjung melalui
penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan perpustakaan merupakan salah satu hal yang penting
dalam menarik minat baca peserta didik.
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, terutama pada pasal 45. Pasal tersebut menyatakan :
“ Bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta
didik. Dengan diadakannya sarana untuk membaca ditingkatkan
pelajar, diharapkan siswa akan giat untuk membaca diperpustakaan”.
Sekolah dasar negeri 52 Pangkalpinang masih belum
mengoptimalkan gerakan Literasi sekolah, minat siswa yang
mengujungi perpustakaan hanya sedikit, dikarenakan faktor pertama,
dari keluarga yang kurang menekankan minat baca dirumah, kedua,
kurangnya optimalnya motivasi dari guru untuk gemar membaca, guru
diharapkan bisa merancang sebuah proses kegiatan pembelajaran
yang mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Ketiga,
koleksi bahan pustaka, untuk menumbuhkan minat berkunjung siswa
2
keperpustakaan diantaranya adalah koleksi bahan pustaka. Bahan
pustaka bukan hanya berupa buku-buku pelajaran, tetapi juga berupa
majalah, novel, surat kabar, komik, peta, globe dan masih banyak
jenis buku perpustakaan.
Berdasarkan Peraturan Pemeritah Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, ada
beberapa jenis Diklat PNS salah satunya jenis Latihan dasar (Latsar)
yang merupakan syarat Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. Dan sejalan dengan itu, maka
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III adalah
kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional
dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar. Lima nilai
dasar profesi tersebut adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi atau bisa juga disingkat menjadi
ANEKA.
Kelima nilai dasar tersebut memiliki indikator-indikator yang perlu
untuk diimplementasikan dalam lingkungan kerjanya dan merupakan
modal penting bagi Aparatur Sipil Negara khususnya guru untuk
diterapkan dalam kegiatan pekerjaan untuk mendukung terwujudnya
sistem pelayanan publik di bidang pendidikan yang lebih baik
sehingga tujuan pendidikan nasional akan tercapai. ASN yang mampu
memahami nilai-nilai dasar tersebut diharapkan dapat memperbaiki
kinerja dan mengubah karakter Calon Aparatur Sipil Negara untuk
menjadi pelayan masyarakat yang profesional dalam mewujudkan
cita-cita dan tujuan bangsa. Selain itu, ASN diharapkan mampu
menjadi pionir dalam menggalakkan dan menyukseskan reformasi
birokrasi yang sedang gencar dilakukan oleh instansi-instansi
pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sebagai Calon Pegawai
3
Negeri Sipil yang sedang mengikuti Latihan Dasar, membuat
rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Minat Baca Peserta
Didik Melalui Penataan, Pembuatan Jadwal Kunjungan Perpustakaan
dan Lomba Duta Baca di SDNegeri 52 Pangkalpinang”.
4
Tabel 1
Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Status
No Nama NIP Jenis PTK
Kepegawaian
Kepala
1 Susilawati, S.Pd 196508041988042004 PNS
Sekolah
Korence Raja Guk Guk,
2 196003171980112002 PNS Guru Kelas
S.Pd
Muhammad Yunus,
3 196002161983031017 PNS Guru Kelas
S.Pd
Mumun Maimunah,
4 196304191983032006 PNS Guru Kelas
S.Pd
5 Arisin, S.Pd 196610151987031002 PNS Guru PAI
Sumilah Chatarina,
6 196411071988042001 PNS Guru Kelas
S.Pd
7 Supiwiarti, S.Pd 197110311994102001 PNS Guru Kelas
8 Khairul Akmal, S.Pd 197007262006041002 PNS Guru PJOK
9 Dita Amelia, S.Pd 199105182019022002 CPNS Guru Kelas
11 Reni, S.Pd 199309062019022005 CPNS Guru Kelas
12 Dinda Restania, S.Pd 199306062019022004 CPNS Guru Kelas
13 Januar Ichsan, S.Pd Honor Guru Kelas
Eka Purnama Dewi,
14 Honor Guru Kelas
S.Pd
15 Fingki Irawan Honor TU (Operator)
TU
16 Dewita Sari Honor
(Administrasi)
Tenaga
17 Basri Honor
Kebersihan
Tenaga
18 Syalamuharni Honor
Perpustakaan
5
Tabel 2
JumlahPeserta Didik
Jumlah Siswa
No Nama Rombel Tingkat Kelas
L P Total
1 Kelas I 1 25 16 41
2 Kelas II A 2 23 15 38
3 Kelas II B 2 24 12 36
4 Kelas III A 3 25 15 40
5 Kelas III B 3 22 16 38
6 Kelas IV 4 21 15 36
7 Kelas V A 5 13 14 27
8 Kelas V B 5 15 12 27
9 Kelas VI 6 18 15 33
Visi
Terwujudnya sumber daya manusia yang berprestasi, terampil, berbudi
pekerti luhur, beriman dan bertakwa serta berwawasan lingkungan.
Misi
1. Meningkatkan prestasi mutu lulusan bagi peserta didik
2. Meningkatkan prestasi peserta didik baik dibidang akademik maupun
non akademik.
3. Mengembangkan keterampilan peserta didik melalui ilmu pengetahuan
dan tekhnologi sejak dini.
4. Menanamkan perilaku cinta terhadap lingkungan
5. Menanamkan perilaku berbudi pekerti yang luhur, beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Motto
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,2007), yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis(perandemokratis)untuk mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional), dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar ).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi)dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan
Kinerja.Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
7
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. NASIONALISME
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
8
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara
sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-
nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang
terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa
memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos
kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan
potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk
kemakmuran masyarakat.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman
dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia
9
terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam
jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang
membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga
didukung oleh semangat gotong royong. Dengan kegotong royongan
itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah
darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur
masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan
menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu
perlu disikapi secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling
memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui proses
penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan
universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan
keadilan antar umat manusia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama
, badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara
persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa
kebaikan bagi semua pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada tiga prasyarat dalam
pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1) kekuasaan pemerintah
berasal dari rakyat yang diperintah; (2) kekuasaan itu harus dibatasi;
10
dan (3) pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk
dapat menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien.
Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi, yaitu :majoritarian
democracy (demokrasi yang lebih mengutamakan suara mayoritas) dan
consensus democracy ( demokrasi yang mengutamakan konsensus
atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan demokrasi konsensus
berupa demokrasi permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa
membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
5. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan
perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain
:
a. perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan
b. pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan
c. proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan
d. dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi
semua orang.
3. ETIKA PUBLIK
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991).
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan
antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau
apayang seharusnyadilakukan.Etika jugadipandang sebagai karakter
atauetos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
11
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
12
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua
mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
13
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
5. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
14
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
15
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
16
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Indonesia sebagai negara hukum telah menempatkan landasan
yuridis bagi warga negaranya dalam memperoleh pekerjaan yang layak,
sebagaimana tertulis dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945,
yang berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Isi pasal tersebut, Negara menyadari akan arti penting dan
mendasarnya masalah pekerjaan bagi kelangsungan hidup manusia.
Manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya, maka perlu bekerja untuk
menghasilkan sesuatu imbalan berupa materi, dan salah satu dari
pekerjaan itu adalah dengan cara mengabdi pada Negara dengan menjadi
Pegawai Negeri.
Tujuan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur secara merata dan berkesinambungan materill dan spiritual. Hal
tersebut dapat dicapai salah satunya dengan adanya Pegawai Negeri
sebagai Warga Negara, Unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi
Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
Hubungan antara Pegawai Negeri dengan negara menimbulkan
kaidah-kaidah dalam hukum kepegawaian Kelancaran pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan tergantung pada kesempurnaan dan
kemampuan aparatur Negara, dalam hal ini adalah Pegawai
Negeri.Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi
pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri
merupakantulang punggung pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa : Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
17
Dengan terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil Negara, pegawai negeri sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai:
a. Pelaksana kebijakan public
b. Pelayan publik dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan pada Pasal 13 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
tentang aparatur sipil Negara mengatur bahwa jabatan ASN terdiri atas:
a. Jabatan Administrasi
b. Jabatan Fungsional; dan
c. Jabatan Pimpinan Tinggi.
Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan
mereka memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik dan inovasi yang
berkaitan dengan whole of government (WOG).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
18
induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karir tertinggi.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai
ASN sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan
bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan public.
2) Pelayan publik
19
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayananpublik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah.
ASN menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan
dan kebijakan manajemen ASN, salah satunya asas persatuan dan
kesatuan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik , dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK
yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut;
PNS berhak memperoleh:
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2) Cuti
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4) Perlindungan; dan
5) Pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
1) Gaji dan tunjangan
2) Cuti
3) Perlindungan; dan
20
4) Pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN
memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Jaminan kematian
5) Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang
sepatutnya diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN wajib:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran,dan tanggung jawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; danh.
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Whole of Government(WoG)
Whole of Government (WoG) Berdasarkan interpretasi analitis dan
manifestasi empiris di lapangan, maka WoG didefinisikan sebagai “suatu
21
model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan di atasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
a. Penerapan Whole of Government
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah
dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level
tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar lembaga. Penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi
ini biasanya diberikan status lembaga setingkat lebih tinggi, atau
setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
3) Membangun gugus tugas, gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordnasi tadi.
4) Koalisi sosial, koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.
22
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius
ketika pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau
akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan
kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolaborasi dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budayA organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai
tujuan yang diharapkan
c. Praktek Whole of Government (WoG)
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenalI dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
1) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga
masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status
kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau penguasaan
atas barang, termasuk dokumen-dokumen resmi seperti SIUP, izin
trayek, izin usaha, akta, sertifikat tanah dan lain-lain
2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan dan lainnya.
3) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain
4) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat. Adapun berdasarkan
23
pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan dalam lima macam pola
pelayanan sebagai berikut:
Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan publik
yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas,
fungsi dan kewenangannya. Pelayanan merupakan pelayanan sektoral,
yang bisa jadi sifatnya hanya relevan dengan sektor itu, atau menyangkut
pelayanan di sektor lain. WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan
publik ini mempunyai karakter yang sama atau memiliki keterkaitan antar
satu sektor dengan yang lainnya.
Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara terpadu pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing. Pola ini memudahkan masyarakat pengguna
izin untuk mengurus permohonan izinnya, walaupun belum mengurangi
jumlah rantai birokrasi izinnya.
Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan
wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan. Ini
adalah salah satu bentuk kelembagaan WoG yang lebih utuh, dimana
pelayanan publik disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai izin
sudah dipangkas menjadi satu saja.
Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh
suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang
pelayanan masyarakat yang bersangkutan
Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang
dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
elektronik atau daring (online) sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.
d. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai
dasar berikut ini.
1) Koordinasi
24
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien
antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan
2) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga
sehingga menjadi kesatuan yang utuh
3) Singkronisasi
Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang
berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh sumber
tersebut.
4) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait
data/proses disuatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan
biaya.
3. Pelayanan Publik
Sebagai Aparatur pemerintahan, ASN mempunyai salah satu peran
yang penting dalam tugas dan fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan pelayanan publik kepada masyarakat. Aparatur Sipil Negara
melakukan perannya sebagai aparatur pemerintah dengan memberi
pelayanan publik.
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003,
mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah
c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja
satuanorganisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat
maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
25
d. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada
penerima pelayanan publik.
e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah
yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang- undangan
f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah
dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut menghasilkan suatu
produk yang berupa pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan.
Aparatur Sipil Negara merupakan penyelenggara pelayanan publik
dituntut untuk memberikan kinerja dengan produktivitas yang baik dalam
memberikan pelayanan, memberikan kualitas pelayanan yang baik dan prima,
dimana Aparatur Sipil Negara responsive serta responsibel dalam
melakasanakan dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat dan
bertanggung jawab atau ada pertanggung jawaban (akuntabel) terhadap
tugas dan fungsinya serta hasil pencapaian yang telah dilaksanakannya.
Prinsip-prinsip Pelayanan Publik Penyelengaraan pelayanan publik
juga harus memenuhi beberapa prinsip pelayanan sebagaimana yang
disebutkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Negara Nomor 63
Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggung jawab
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
8. Kemudahan akses
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
10. Kenyamanan
26
BAB III
CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI
27
yang terjadi. Adapun isu-isu tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya minat baca peserta didik di perpustakaan
sekolah.
2. Kurang menariknya perpustakaan sekolah bagi peserta didik.
3. Sifat malas yang masih melekat di peserta didik.
28
berdasarkan hal tersebut penyusun hendak memberikan solusi
dengan meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan melalui
dekorasi, poster-poster yang menarik, pemberian rewards bagi peserta
didik yang sering berkunjung, dan perlombaan duta baca di Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 52 Pangkalpinang Maka gagasan pemecahan isu
yang diusulkan adalah mengoptimalisasi minat baca peserta didik melalui
penataan, pembuatan jadwal kunjungan perpustakaan dan lomba duta
baca di SDN 52 Pangkalpinang (ini dijadikan judul) .
Kegiatan yang diusulkan dalam menyelesaikan isu diatas adalah:
1. Kordinasi dengan kepala sekolah
2. Menata tata letak tempat baca Perpustakaan
3. Menata ulang Buku – Buku dan daftar buku kunjungan
4. Mendesain poster dan tata tertib peraturan di perpustakaan
5. Memberikan reworsbagi pengunjung/ Pembaca buku tersering
6. Mengadakan perlombaan duta baca dalam rangka menarik minat dan
keterampilan peserta didik
29
Tabel 3
Kegiatan Aktualisasi
April
No Kegiatan Minggu Ke
1 2 3 4 5
1. Melakukan koordinasi dengan atasan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan.
2. Mengatur tata ruang perpustakaan
3. Menerapkan kegiatan Pengisian buku Kunjungan
30
b. Melaksanakan lomba
c. Penilaian hasil perlombaan
5. Evaluasi Kegiatan Aktualisasi
- Kuesioner dijawab oleh Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik.
31
Adanya nilai kedisiplinan dalam peraturan tata tertib ketika berada
diperpustakaan sehingga peserta didik mampu bertanggung jawab
dalam menjalankan peraturan tertulis tersebut.
c. Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama yang baik dengan
atasan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.
Kejelasan, Memberikan informasi dengan jelas kepada peserta didik.
d. Komitmen Mutu
Dalam mendekorasi perpustakaan dibutuhkan nilai Komitmen Mutu
yaitu Kreatif dan inovatif (dalam hal mendekorasi membutuhkan
kreativitas dan inovatif ).
32
Transparansi, adanya keterbukaan dalam sistem penilaian.
b. Etika Publik :
Peserta didik melaksanakan tugas sesuai dengan perintah.
c. Komitmen Mutu :
Inovasi,memotivasi peserta didik untuk membangun karakter dan
minat baca siswa melalui perlombaan dan hadiah.
d. Pelayanan Publik
Koordinasi dengan Kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik
dibutuhkan nilai pelayanan publik yaitu transparansi (adanya
keterbukaan pada saat melakukan sesama pegawai saling
membantu dalam menyiapkan peralatan, jadwal, sarana dan
prasarana, tidak ada yang di tutupi) dan Akuntabel (kegiatan
yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan).
5. Mengevaluasi
a. Akuntabilitas :
Transparan, adanya keterbukaan dalam penilain sehingga
terlihat hasil yang ingin dicapai.
b. Nasionalisme
Jujur, adanya kejujuran dalam mengisi penilaian sesuai dengan
kedaan dilapangan.
33
tersebut belum dapat diselesaikan akan berpengaruh terhadap
pencapaian Visi Misi dan Motto sekolah yang telah ditentukan
atausebagaimana disebutkan diatas. Jikacore isu itu tidak bisa
dicarikan permasalahannya maka mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Rapuhnya pondasi nilai-nilai budi pekerti peserta didik
2. Pemanfaatan waktu yang efektif digunakan peserta didik selama
proses kegiatan di sekolah Kurang maksimal
3. Rendahnya pemahaman peserta didik tentang pentingnya
membaca
4. Tidak tereksplorasi bakat peserta didik dalam mengembangkan
prestasi yang lebih baik
Pemecahan gagasan untuk menyelesaikan core isu tersebut
yaitu melaksanakan kegiatan melaui tahapan-tahapannya dengan
mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar PNS dan juga
mengaktualisasikan Nilai Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.
Hasil pelaksanaan kegiatan dan tahapan-tahapan ini nantinya
bermanfaat untuk saya dan juga secara umum akan bermanfaat lebih
luas yaitu manfaat yang dirasakan oleh peserta didik serta terwujudnya
Visi, Misi dan Motto sekolah serta pemangku kepentingan/stakeholder
internal dan eksternal dalam kegitan aktualisasi ini
34
1. Melakukan koordinasi dengan mentor
Kegiatan konsultasi dengan mentor dilakukan untuk
menginformasikan dan meminta izin untuk pelakanaan kegiatan
aktualisasi sehingga mendapatkan persetujuan secara tertulis dan
dukungan dari mentor. Kegiatan konsultasi dengan mentor ini telah saya
laksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu pada hari senin tanggal 01 April
2019 di ruang kepala Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang. Kegiatan
tersebut telah saya aktualisasikan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ANEKA dan nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari senin tanggal 01April
2019 bertempat di ruang kepala Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang.
Dalam melaksanakan tahapan 1 kegiatan 1 ini, saya
telahmengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan
PNS dalam NKRIyaitu sebagai berikut :
Etika Publik: Hormat dan sopan dalam berkomunikasi menentukan
jadwal pertemuan dengan mentor dan penyampaian rencana kegiatan,
menghormati keputusan mentor.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah
adanyaDokumentasi foto kegiatan.
Gambar 3.1.1.
Bertemu dan membuat jadwal untuk bimbingan dengan mentor
35
Kegiatan 1 Tahapan 2 : Menyampaikan dan menjelaskan kepada mentor
tentang kegiatan apa yang akan dilakukan
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari senin tanggal 01April
2019 bertempat di ruang Kepala Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang.
Dalam melaksanakan tahapan 2 kegiatan 1 ini, saya telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1.2.
Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
36
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Kamis tanggal 04 April
2019 bertempat di ruang guru Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang.
Dalam melaksanakan kegiatan 1 tahapan 3 ini, saya telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI yaitu sebagai berikut:
Etika Publik: Komunikasi, Konsultasi, dan kerjasama dalam melakukan
diskusi dengan mentor untuk membahas kegiatan yang akan dilakukan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi foto kegiatan.
Gambar 3.1.3.
Berdiskusi dan meminta saran ke Mentor
37
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi foto kegiatan dan lembar persetujuan.
Gambar 3.1.4.
Meminta persetujuan dari mentor
38
2. Mengatur Tata Ruang Perpustakaan
Kegiatan pengaturan ruang baca perpustakaan yang nyaman sangat
memperngaruhi minat baca peserta didik serta menarik minat berkunjung
siswa keperpustakaan sekolah.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan 2 Tahapan 1 : Mengatur tata ruang, buku sesuai dengan rak
buku pengkodean, dan menyusun tata letak
meja dan kursi.
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jum’at tanggal 05 – 07 April
2019 bertempat di Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang.
Dalam melaksanakan kegiatan 2 tahapan 1 ini. nilai-nilai dasar PNS yaitu
sebagai berikut:
Akuntabilitas
Kepemimpinan,dimana guru berperan penting dalam menciptakan
lingkungan belajar yang menarik.
Nasionalisme
Adanya kerjasama antara peserta dengan tenaga perpustakaan
pembantu untuk mengatur tata letak tempat duduk diperpustakaan.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi foto kegiatan.
Gambar 3.1.5.
Keadaan perpustakaan sebelumnya
39
Gambar 3.1.6.
Proses penataan perletakan buku sesuai kode buku
40
Gambar 3.1.7.
Perpustakaan sesudah dirapikan
41
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi foto kegiatan
Gambar 3.1.8
Proses Mengeprint Jenis Pengkodean Buku
42
telah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI yaitu sebagai berikut:
Etika Publik : Kejelasan, dimana memberikan informasi dengan
jelas kepada peserta didik (Pengunjung) agar mengetahui jadwal setiap
kelas dan mengetahui informasi nama pengujung yang datang dari daftar
buku pengujung.
Gambar 3.1.9
Jadwal dan buku Kunjungan
43
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi berupa foto kegiatan.
Gambar 3.2.0
Poster dan Brosur Gerakan Donasi Buku
44
Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat telah dilaksanakannya kegiatan mengatur tata ruang
perpustakaan yaitu menarik minat membaca bagi peserta didik, terciptanya
lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis, serta kegiatan yang telah
dilaksanakan berjalan dengan baik dan lancar.
45
Gambar 3.2.1
Peserta didik Mengantri dalam Mengisi buku kunjungan
Gambar 3.2.2
Kegiatan Peserta didik di dalam perpustakaan
46
Kegiatan 3 Tahapan 2 : Guru membagikan brosur dan menerima buku
yang akan disumbangan peserta didik
keperpustakaan.
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Selasa tanggal 9 16
April 2019 bertempat di Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang. Dalam melaksanakan kegiatan 3 tahapan 2 ini, saya telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI yaitu sebagai berikut:
Komitmen Mutu, Efektif dan efisien, agar peserta didik bisa menikmati
buku bacaan diperpustakaan dengan mudah dan
murah.
Gambar 3.2.3
Membagikan Brosur Gerakan Donasi Buku ke Peserta Didik
47
Gambar 3.2.4
Hasil buku yang disumbangan Peserta Didik
Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat telah dilaksanakannya kegiatan ini yaitu menarik
minat membaca bagi peserta didik dan menambah koleksi buku di
perpustakaan sekolah, terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan
harmonis, serta kegiatan yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik dan
lancar.
48
4.Perlombaan Duta Baca
Adanya kegiatan perlombaan Duta Baca diharapkan mencari bakat siswa
yang belum terlihat dengan adanya perlombaan duta baca diharapkan
peserta didik bisa menampilkan yang terbaik.
Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan dengan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ANEKA.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan 4 : Mengadakan kegiatan perlombaan Duta Baca di
Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang.
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Jumat tanggal 26
April 2019 bertempat di Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang. Dalam melaksanakan Kegiatan 4, saya telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI yaitu sebagai berikut:
Komitmen Mutu, Inovasi memotivasi peserta untuk membangun
karakter dan minat baca siswa melalui perlombaan
dan hadiah.
Pelayanan Publik, Transparansi adanya keterbukaan pada saat
melakukan penilaian.
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi berupa foto kegiatan.
Gambar 3.2.5
Pengarahan dari Kepala Sekolah Kepada Peserta
49
Gambar 3.2.6
Peserta Lomba Duta Baca
Gambar 3.2.7
Peserta Menampilkan pidato mereka masing-masin
50
Pemberian Hadiah Juara 1 Pemberian Hadiah Juara 2
Gambar 3.2.8
Pemberian Hadiah Kepada Peserta
51
Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat telah dilaksanakannya kegiatan ini yaitu menarik
minat membaca bagi peserta didik dan memotivasi peserta didik dalam
mengasah kemampuan mereka dalam bidang ini, terciptanya lingkungan
kerja yang kondusif dan harmonis, serta kegiatan yang telah dilaksanakan
berjalan dengan baik dan lancar.
52
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan ini adalah adanya
dokumentasi berupa foto kegiatan.
Gambar 3.2.9
Pengisian Kuesioner Oleh Guru
Gambar 3.3.0
Pengisian kuesioner oleh peserta didik
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Adapun Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi
diwujudkandengan Menerapkan pengisian kuesioner oleh guru dan
peserta didik mengenai perkembangan yang ada diperpustakaan yang
ada di sekolah dasar negeri 52 pangkalpinang, kegiatan yang akan
dilakukan adalah diharapkan dapat menghasilkandan berkontribusi dalam
53
mendukung Visi Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang agar
menanamkan perilku berbudi pekerti yang luhur, beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat telah dilaksanakannya kegiatan ini yaitu menjadi
saran dan perubahan untuk peserta agar bisa menciptakan inovasi yang
lebih baik lagi dan bermanfaat bagi sekolah, guru dan peserta didik,
terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis, serta kegiatan
yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik dan lancar.
Dampak apabila kegiatan aktualisasi ini tidak dilakukan :
1. Peserta tidak mendapatkan informasi mengenai kekurangan atau
kelebihan kegiatan yang dilakukan
2. Tidak adanya evaluasi perbaikan yang lebih baik lagi
54
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Laporan aktualisasi ini berisi rencana kegiatan yang telah dilakukan di
Sekolah Dasar Negeri 52 Pangalpinang yang dapat digunakan oleh peserta
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan kedudukan peran PNS dalam NKRI. Laporan Rancangan
aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan mutu peserta
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III angkatan I dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Guru Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang serta diharapkan juga berkontribusi dalam mewujudkan Visi,
Misi serta Motto Instansi. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan aktualisasi di Sekolah Dasar Negeri 52 Pangkalpinang, diharapkan
Coach, Mentor dapat membimbing penulis secara optimal sehingga laporan
aktualisasi dapat terlaksana dengan baik. Bagi lembaga lokasi aktualisasi
sekiranya dapat membantu memfasilitasi dan mendukung kegiatan penulis
selama melakukan kegiatan aktualisasi dengan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi dan Nilai Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .
4.2. Saran
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah dilaksanakan di Sekolah
Dasar Negeri 52 Pangkalpinang oleh Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini
merupakan kegiatan positif yang mendukung Visi, Misi dan Motto Sekolah.
Oleh karena itu, penyusun berharap agar setiap pihak terus dan tetap
mendukung kegiatan ini. Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Sekolah Dalam hal ini adalah Sekolah Dasar Negeri 52
Pangkalpinang, agar kegiatan aktualisasi yang menekankan pada nilai-nilai
pembentukan karakter. Selain itu, kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
CPNS agar tetap berjalan dan sama-sama memperbaiki yang kurang
sehingga hal ini dapat berkontribusi untuk mewujudkan Visi dan Misi serta
Motto sekolah.
55
2. Untuk Penyelenggara Diklat Dalam hal ini adalah Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, agar meningkatkan fasilitas dan sarana bagi
peserta diklat dengan memperkaya referensi sehingga mempermudah
penyusunan laporan kegiatan aktualisasi.
3. Untuk Peserta Diklat Peserta diklat agar lebih proaktif dalam melaksanakan
pendidikan dan pelatihan yang telah diberikan, peserta tetap menjalin
koordinasi yang baik dengan Coach, Mentor dan setiap pihak yang terlibat
sehingga kegiatan aktualisasi, habituasi, hingga penyusunan laporan
berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan.
56
DAFTAR PUSTAKA
[1] Basseng, Inf Sammy Ferrijana, Tri Atmojo Sejati., 2017. Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III Wawasan Kebangsaan dan
Nilai-nilai Bela Negara, Jakarta.
[2] Kusumasari, B., Dwiputrianti, S., Layuk Allo, E., 2015. Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III Akuntabilitas. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
[3] Latief, Y., Suryanto, A., Muslim, A.A., 2015. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III Nasionalisme. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, Jakarta.
[5] Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011. Pendidikan Anti
Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Anti Korupsi Jkt. Kemendikbud.
[6] Fatimah, E., Irawati, E., 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan III Manajemen Aparatur Sipil Negara. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
[7] Suwarno, Y., Sejati, T.A., 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan III Whole of Government. Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia, Jakarta.
[8] Purwanto, E.A., Tyastianti, D., Taufiq, A., Novianto, W., 2017. Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III Pelayanan Publik. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
57
Lampiran 1
58
FOTO KEGIATAN BIMBINGAN DENGAN COACH
59
Lampiran 2
60
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1
Bertemu dan membuat jadwal bimbingan dengan mentor
61
Gambar 2
Berdiskusi dan meminta saran mentor
62
Lampiran 3
63
Gambar 3
Keadaan perpustakaan sebelumnya
Gambar 4
Keadaan perpustakaan sebelumnya
64
Gambar 5
Tampak dari samping
Gambar 6
Tampak dari depan
65
Gambar 7
Proses penataan perpustakaan
Gambar 8
Proses perletakan buku sesuai jenisnya
66
Lampiran 4
67
Gambar 9
Keadaan perpustakaan sesudah dirapikan
Gambar 10
Aktifitas peserta didik diperpustakaan
68
Lampiran 5
Foto Kegiatan 4
69
Gambar 11
Peserta lomba duta baca
Gambar 12
Salah satu penampilan peserta
70
Lampiran 6
Foto Kegiatan 5
Mengevaluasi Kegiatan
Evaluasi
71
Gambar 13
Pengisian kuesioner oleh guru
Gambar 14
Pengisian kuesioner oleh guru
72
Lampiran 7
Evaluasi Diri
73
Evaluasi Diri
Kegiatan 1. Koordinasi Dengan Atasan
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) diaktualisasikan dengan baik, maka
jadwal kegiatan akan terlaksana dengan baik dibawah bimbingan atasan.
Namun apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak diaktualisasikan dengan
baik, maka bimbingan dengan atasan tidak akan terlaksana dan kegiatan
yang akan dilakukan tidak akan tercapai sebagaimana mestinya.
74
Kegiatan 3. Menerapkan Kegiatan Pengisian Buku Kunjungan
75