Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Saat ini perawat bekerja di berbagai tempat dengan berbagai peran dan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan yang ada. Praktik keperawatan di
atur oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan dan institusi
lainnya. Perawat juga berperan dalam membuat kebijakan kesehatan di wilayah
dan provinsi, sertamenetapkan regulasi legal dan spesifik untuk praktik
keperawatan. Selain itu, organisasi profesi keperawatan juga menetapkan
standar kerja sebagai criteria untuk asuhan keperawatan professional.

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menenmukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran
dari rencana keperawatan dapat diterima. Perencanaan merupakan dasar yang
mendukung suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan
kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan
atau intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin
dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dan klien. (Mubarak, 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Standart Praktek Keperawatan Komunitas
2. Apa Tujuan Standart Praktek keperawatan komunitas
3. Apa Dasar Hukum Praktek Keperawatan Komunitas
4. Apa Sumber Hukum Praktek Keperawatan Komunitas
5. Apa Saja Macam-Macam Standar Profesi Keperawatan
6. Apa Standart Praktek Keperawatan Komunita.
7. Apa Pengertian Dari Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas
8. Apa Tujuan Dari Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas

1
9. Apa Manfaat Dari Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas
10. Apa Tahapan Dari Program Evaluasi Dalam Keperawatan Komunitas
11. Apa Metode/Alat Yang Digunakan Dalam Keperawatan Komunitas

C. Tujuan
a.    Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar jurusan keperawatan khususnya
pada mata kuliah keperawatan komunitas.

b.    Tujuan khusus
Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar
mahasiswa mahasiswi mengetahui bagaimana standar praktik dalam
keperawatan komunitas dan program evaluasi.

D. Manfaat
Dengan mempelajari standar praktik dalam keperawatan komunitas dan
program evaluasi maka kita semua dapat mengetahui serta memahami tentang
bagaimana suatu proses dari sebuah system keperawatan komunitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN


A. Definisi
Standart praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang
mutu pekerjaan seseorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yg
dirumuskan & digunakan sebagai pedoman pemberian keperawatan serta
merupakan tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat. Standar
merupakan pernyataan yang sah, suatu model yang disusun berdasarkan
kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sasuai, dapat
diterima, dan layak dalam praktek keperawatan. Standar pratek menguraikan
apa yang harus di lakukan, mengidentifikasi tanggung jawab dan pelaksaan
tanggung jawab tersebut. Standar praktek keperawatan bergantung pada
tempat dan waktu, sehingga standar praktek keperawatan dapat berubah dari
waktu ke waktu pada tempat yang berbeda.

Keperawatan telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi.


Sejumlah standar praktik keperawatan telah ditetapkan. Standar untuk
praktik sangat penting sebagai petunjuk yang obyektif untuk perawat dalam
memberikan peerawatan dan sebagai criteria untuk melakukan evaluasi
asuhan, termasuk agar klien mendapatkan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Lebih lanjut, standar praktik sangat penting jika muncul
masalah hokum. Apakah perawat telah melaksanakan tugas dengan
semestinya pada kasus tertentu.ANA dan CNA telah mempublikasikan
standar pratik keperawatan.

Standar CNA untuk praktik keperawatan, antara lain:

3
1. Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang
menjadi dasar praktik
2. Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses proses
keperawatan secara efektif.
3. Pratik keperawatan memelukan hubungan yang saling membantu
untuk menjadi dasar interaksi antara klien-perawat.
4. Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung
jawab profesinya.
Sedangkan standaar kinerja professional dan standar praktik keperawatan
(ANA) antara lain, sebagai berikut:
1.  Standar kinerja professional
a. Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan
praktik keperawatan.
b. Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan yang
dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional, peraturan
dan regulasi yang berlaku.
c. Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
d. Perawat berkontribusi dalam pengembangan professional dari rekan-
rekan, kolega dan orang lain.
e. Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis.
f. Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien.
g. Perawat menggunakan hasil penelitian di lahan praktik.
h. Perawat mempertimbangkan factor-faktor yang berkaitan dengan
keamanan, keefektifan dan biaya dalam merencanakan serta
memberikan perawatan pada klien.

2. Standar praktik keperawatan

4
Table standar praktik keperawatan dari ANA

No Standar Elemen
1. Pengkajian 1.      Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh
Perawat mengidentifikasi kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.
dan pengumpulan data2.      Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik
tentang status kesehatan pengkajian yang sesuai .
klien. 3.      Pengumpulan data melibatkan klien, orang-
orang terdekat klien dan petugas kesehatan..
4.      Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan
berkesinambungan.
5.      Data-data yang relevan didokumentasikan dalam
bentuk yang mudah  didapatkan  kembali.

2 Diagnosa 1.      Diagnosa ditetapkan  dari data hasil pengkajian.


       Perawat menganalisa2.      Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang
data yang dikaji untuk terdekat klien, tenaga kesehatan bila
menentukan diagnosa. memungkinkan.
       Perawat 3.      Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang
mengidentifikasi hasil memudahkan perencanaan perawatan.
yang diharapkan secara
individual pada klien. 1.      Hasil diambil dari diagnosa.
2.      Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-
tujuan yang dapat diukur.
3.      Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama
klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.
4.      Hasil harus nyata (realistis)  sesuai dengan
kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.
5.      Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai

5
dengan  sumber-sumber yang tersedia bagi klien.
6.      Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan
waktu  pencapaian.
7.   Hasil yang diharapkan memberi arah bagi
keanjutan perawatan.

3 Perencanaan 1.      Rencana bersifat individuali sesuai dengan


Perawat kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.
menetapkan  suatu 2.      Rencana tersebut dikembangkan bersama  klien,
rencana keperawatan orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan.
yang menggambarkan3.      Rencana tersebut menggambarkan praktek
intervensi keperawatan keperawatan sekarang
untuk mencapai hasil4.      Rencana tersebut didokumentasikan.
yang diharapkan. 5.   Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan
perawatan.

4 Implementasi 1.      Intervensi bersifat konsisten dengan rencana


Perawat perawatan yang dibuat.
mengimplementasikan 2.      Intervensi diimplementasikan dengan cara yang
intervensi yang aman dan tepat.
diidentifikasi dari rencana3.      Intervensi didokumentasikan
keperawatan.

5 Evaluasi
Perawat mengevaluasi1.      Evaluasi bersifat sistematis dan
kemajuan klien terhadap berkesinambungan.
hasil yang telah dicapai. 2.      Respon klien terhadap intervensi
didokumentasikan.
3.      Keefektifan intervensi dievaluasi dalam
kaitannya dengan hasil.
4.      Pengkajian terhadap data yang bersifat
kesinambungan digunakan untuk merevisi

6
diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk
selanjutnya,
5.      Revisi diagnosa, hasil dan  rencana perawatan
didokumentasikan.
6.      Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi  

B. Tujuan Standar

Standar keperawatan adalah pernyataan deskriptif dari kualitas yang


diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien. Standar
keperawatan dapat digunakan sebagai target atau ukuran untuk menilai
penampilan perawat. Standar member arah dan bimbingan langsung kepada
perawat dalam melaksanakna asuhan keperawatan. Dengan demikian, standar
berguna untuk melindungi perawat dank lien dari keselahan dan untuk
mengetahui apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tenaga
medis/perawat lali atau salah.
Menurut Ann Gillies (1989) mengidentifikasi tujuan dari standar keperawatan,
antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Menurunkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan; alasannya adalah:
a. Apabila perawat yang telah ditetapkan pada standart setidak- tidaknya
kegiatan yg tdk perlu tidak akan terjadi.
b. Permasalahan klien lebih cepat teratasi
c. Hari rawat inap lebih efektif ( pendek)
3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melakukan tugas & melindungi
klien dari tindakan yang tidak sesuai.

7
Dengan demikian, standar asuhan keperawatan harus dapat menguraikan
prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan,
sehingga kesalahn dan kelalaian dapat dihindarkan. Dengan adanya standar
praktik, profesi keperawatan yang bertangguan jawab melindungi masyarakat
atau kkomunitas dapat diwujudkan. Penyusunan pelaksanaan standar pratik
mempunyai fungsi utama dalam organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Mempertahankan akuntabilitas aonggota dalam melaksanakan standar.
2. Mendidik masyarakat untuk menghargai standar serta individu yang tidak
memenuhi standar atau tidak menikuti standar.
3. Menetukan dan meningkatkan standar.
Perlu dipahami bersama bahwa standar keperawatan setiap negara
berbeda dan bermacam-macam. Namun, secara umum komponen yang
dapat dimasukkan dalam pratik keperawatan antara lain:
a. Pengetahuan tentang keperawatan harus dipahami dan dianalisis oleh
setiap perawat yang professional, yaitu pada konsep keperawatan.
b. Akuntabilitas professional, baik independen maupun interdependen
pada setiap tahap proses keperawatan.

C. Dasar Hukum
Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :
1. Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan :
a. Pasal 53 ayat 1 “ Tenaga kesh berhak memperoleh perlindungan hukum
dlm melaksanakan tugas sesuai dgn profesinya “
b. Pasal 53 ayat 2 & 4 “ Tenaga kesh dlm melaksanakan tugasny
berkewajiban utk mematuhi standart profesi dan menghargai hak pasien

2. Peraturan Pemerintah No 32 th 1996
a. Pasal 21  Ayat 1. “setiap tenaga kesh dlm melakukan tugasnya
berkewajiban  utk mematuhi standart profesi tenaga kesh.” Ayat 2
“Standart profesi kesh sebagaimana dimaksud dlm ayat (1)  ditetapkan
oleh menteri.

8
b. Pasal 22 Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dlm melakukqan tugas
profesinya berkewajiban utk :
1) Menghormati hak pasien
2) Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien
3) Memberikan informasi yg berkaitan dgn kondisi dan tindakan
yg akan dilakukan
4) Membina persetujuan thd tindakan yang akan dilakukan
5) Membuat dan memelihara rekam medis.

c. Pasal 24
Perlindungan hukum diberikan kepada tenga kesehatan
yang  melakukan tugasnya sesuai dengan standart profesi kesehatan.
3. SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek
keperawatan Pasal 17 : ” Perawat dlm melakukan praktek keperawatan
hrs sesuai dgn kewenagan yg diberian, berdasarkan pendidikan dan
pengelaman serta dlm memebrikan pelayanan berkewajiban mematuhi
standart profesi

D. SUMBER
1. Organisasi profesi PPNI
a. 1993 : Rancangan standart profesi keperawatan (lingkup praktik
keperawatan, standar pelayanan, standar praktik, standar
pendidikan, dan standaar pendidikan berlanjut).
b. 1999   : Standart Praktek Keperawatan Profesional
c. 2001  : Standart asuhan yang parallel dengan langkah-langkah proses
keperawaatan dan standart kenierja professional yang terkait
dengan sikap, tindakan, dan peran professional.
2. Undang-Undang / Keputusan Presiden (Kepres)/ Peraturan Pemerintah
(PP) :
a. UU No 23 th. 1992 tentang Kesehatan
b. Kepres No 56 th. 1995 tentang Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan

9
c. PP No 32 th. 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
d. UU No 8 th 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed )
4. Rumah sakit
Rumah Sakit menyusun standart asuhan keperawatan sbg pedoman
pemberian askep utk 10 kasus terbanyak pd masing-masing jenis
pelayanan.

E. Macam-Macam Standar Profesi Keperawatan


Sesuai SK DPP PPNI No.3/DPP/SK1/1996, standar profesi
keperawatan terdiri atas standar pelayanan keperawatan, standar praktik
keperawatan,standar pendidikan keperawatan,dan standar pendidikan
berkelanjutan.

1. Standar Pelayanan Keperawatan


Standar pelayanan keperawatan terdiri atas tujuh hal,antara lain sebagai
berikut.
a.    Standar 1
Difisi keperawatan mempunyai falsafah dan struktur yang menjamin
pemberian asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan merupakan sarana
untuk menyelesaikan berbagai persoalan praktik keperawatan di seluruh
institusi asuhan atau pelayanan kesehatan.
b.    Standar 2
Difisi perawatan di pimpin oleh seorang perawat eksekutif yang memenuhi
persyaratan dan anggota direksi.
c.    Standar 3
Kebijaksanaan dan praktik  difisi keperawatan menjamin pelayanan
keperawatan merata dan berkesinambungan yang mengakui perbedaan
agama,social budaya,dan ekonomi di antara klien atau pasien di
institusi pelayanan kesehatan.
d.    Standar 4

10
Difisi keperawatan menjamin bahwa proses keperawatan di gunakan untuk
merancang dan memberikan asuhan keperawatan guna memenuhi
kebutuhan individu klien atau pasien dalam konteks keluarga.
e.    Standar 5
Difisi perawatan menciptakan lingkungan yang menjamin efektivitas
praktik keperawatan.
f.    Standar 6
 Difisi keperawatan menjamin pengembangan berbagai program
pendidikan untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan bermutu
tinggi.
g.    Standar 7
Difisi perawatan memprakarsai ,memanfaatkan,dan berperan serta dalam
berbagai proyek penelitian untuk peningkatan asuhan klien atau pasien.

Standar praktik keperawatan adalah ekspektasi minimal dalam memberikan


asuhan keperawatan yang aman,efektif,dan etis.standar praktik keperawatan
merupakan kemitraan propesi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.standar praktik harus
dinamis,sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun penjelasan dari standar praktik keperawatan adalah sebagai berikut.
1)   Standar 1
Pengumpulan data tentang status kesehatan  klien atau pasien dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan
2)    Standar 2
Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan.
3)    Standar 3
Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan
diagnosis keperawatan
4)    Standar 4

11
Rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan
keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang disusun
berdasarkan diagnosis keperaawatan.
5)    Standar 5
Tindakan keperawatan member kesempatan klien untuk berpartisipasi dalam
peningkatan,pemeliharaan,dan pemulihan kesehatan.
6)    Standar 6
Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan
kemampuannya untuk hidup sehat.
7)    Standar 7
Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh klien dan
perawat.
8)    Standar 8
Ada tidaknya kemajuan dalampencapaian tujuan member arah untuk
melakukan pengkajian ulang,pengaturan kembali urutan
prioritas,pencapaian tujuan baru,dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
9)    Standar 9
Pemanfaatan sumber-sumber
Lingkup standar praktik keperawatan profesional meliputi:
a) Standar 1, ilmu keperawatan
b) Standar 2, akuntabilitas professional
c) Standar 3, pengkajian
d) Standar 4, perencanaan
e) Standar 5, pelaksanaan
f) Standar 6, evaluasi
sementara standar kinerja profesioanal meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Standar 1, jaminan mutu
b) Standar 2, pendidikan
c) Standar 3, penilaian kinerja atau pertimbangan prestasi kerja
d) Standar 4, keselamatan
e) Standar 5, etik

12
f) Standar 6, kolaborasi
g) Standar 7, penelitian
h) Standar 8, pemanfaatan sumber-sumber.

2. Standar Pendidikan Keperawatan


Standar yang harus terdapat dalam pendidikan keperawatan adalah:
a.    Standar 1
lembaga pendidikan keperawatan berada dalam suatu institusi
pendidikan tinggi
b.   Standar 2
lembaga pendidikan keperawatan mempunyai falsafah yang
mencerminkan misi darik institusi induk dan dinyatakan dalam
kurikulum.
c.   Standar 3
Lembaga pendidikan keperawatan konsisten denagn struktur
administrasi dari institusi induk dan secara jelas menggambarkan jalur-
jalur hubungan keorganisasian tanggung jawab dan komunikasi.
d.   Standar 4
Sumber daya manusia, financial dan material dari lembaga pendidikan
keperawatan memenuhi persaratan dalam kualuitas maupun kuantitas
untuk memperlancar proses pendidikan.
e.   Standar 5
Kebijaksanaan lembaga pendidikan keperawatan mengatur penerimaan
seleksi dan kemajuan mahasisiwa mencerminkan falsafah dan standar
institusi,dengan tetap berpedoman pada aturan yang berlaku bagi suatu
lembaga pendidikan tinggi.
f.   Standar 6
Lingkungan lembaga pendidikan keperawatan menjamin
terselenggaranya tridharma perguruan tinggi, keterlibatan keprofesian
dan perkembangan kepemimpinan dari tenaga mengajar dan

13
mahasiswa,serta member kesempatan pengembangan bakat dan minat
mahasiswa.
g.    Standar 7
Penyelenggaraan penelitian keperawatan menggunakan kurikulum
nasioanal yang dikelola oleh lembaga yang berwewenang serta
dikembangkan sesuai dengan falsafah dan misi dari lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
h.   Standar 8
Tujuan dan desain kurikulum pendidikan keperawatan propesional
mencerminkan  falsafah pendidikan keperawatan dan mempersiapakan
sikap serta kompetensi khusus bagi para lulusan nya.
i.   Standar 9
Lembaga pendidikan keperawatan ikut serta dalam evaluasi internal dan
eksternal yang sistematik.
j.  Standar 10
Lulusan program pendidikan keperawatan professional mengemban
tanggung jawab professional sesuai dengan persiapan tingkat
pendidikan

3. Standar Pendidikan Berkelanjutan


Standar pendidikan berkelanjutan yang harus terdapat di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a.   Standar 1
Seluruh organisasi  dan administrasi dari unit penyelenggara
pendidikan berkelanjutan konsisten dengan falsafah maksut dan tujuan
lembaga penyelenggara serta sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan,standar praktik keperawatan,dan standar pendidikan
berkelanjutan,yang dikeluarkan oleh organisasi profesi keperawatan
nasianal.

b.   Standar 2

14
Pemimpin,tenag mengajar,narasumber dan staf penunjang yang
berkwalitas diikutsertakan dalm pencapaian tujuan inti
penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan.
c.   Standar  3
Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka dan
dalam merencanakan kegiatan pendidikan berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
d.   Standar 4
Desain pendidikan berkelanjutan untuk setiap program terdiri atas
pengalaman belajar yang berencana,terorganisasi,dievaluasi
berdasarakn prinsip pendidikan orang dewasa.
e.   Standar 5
Sumber daya material dan fasilitas memadai untuk mencapai tujuan
dan melaksanakan fungsi seluruh untuk penyelenggaraan pendidikan
berkelanjutan.
f.   Standar 6
Penyelaggaraan pendidikan berkelanjutan menetapkan dan
memelihara system penyimpanan,pencatatan,dan pelaporan.
g.   Standar 7
Evaluasi merupakan proses kendali mutu secara integral yang terus
menerus dan sistematis mengenai unit penyelenggaraan pendidikan
berkelanjutan dan setiap program.
Masing-masing standar pendidikan berkelanjutan tersebut di atas
dilengkapi dengan rasional, kriteria struktur, kriteria proses, kriteria hasil.
Standar profesi keperawatan agak berbeda dengan standar asuhan
keperawatan di rumah sakit dimana standar asuhan keperawatan di rumah
sakit  berdasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Yanmed No.
YM.00.03.2.6.7637 yang disusun sebagai
berikut:
1)      Standar 1, falsafah keperawatan
2)      Standar 2, tujuan asuhan keperawatan

15
3)      Standar 3, pengkajian keperawatan.
4)      standar 4, diagnosis keperawatan
5)      Standar 5, perencanaan keperawatan.
6)     Standar 6, intervensi keperawatan.prosedur keperawatan umum
terdiri atas 14 komponen yaitu:
a) Memenuhi kebutuhan oksigen
b) Memenuhi kebutuhan nutrisi,keseimbangan caairan,dan
elektrolit.
c) Memenuhi kebutuhan keamanan
d) Memenuhi kebutuhan eliminasi
e) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
f) Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
g) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
h) Memenuhi kebutuhan spiritual.
i) Memenuhi kebutuhan emosional
j) Memenuhi kebutuhan komunikasi
k) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan.
l) Memenuhi kebutuhan penyuluhan
m) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
n) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
7)      Standar 7, evaluasi keperawatan.
8)      Standar 8, catatan asuahan keperawatan.

4. Jenis Standar Profesi Keperawatan


Dari berbagai macam standar profesi keperawatan di atas,dapat disampaikan
bahwa terdapat tiga jenis standar,yaitu sebagai berikut:
a.  Standar proses,merupakan proses pemberian pelayanan keperawatan
yang mencakup sifat pelayanan dan metode dalam memberikan
pelayanan.

16
b.  Standar struktur,meliputi fasilitas fisik dan kondisi dimana pelayanan
diberikan serta unsur penunjang pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Standar hasil,meliputi hasil yang diharapkan dari pemberian pelayanan
keperawatan yang berdasarkan struktur dan proses pemberian
pelayanan keperawatan.

F. Standart Praktek Keperawatan Komunitas


Sejak tahun 1986, standar praktik keperawatan komunitas ditulis
dalam suatu kerangka kerja proses keperawatan. Keperawatam kesehatan
komunitas diinterpretasikan secara luas untuk mencakup sub-bidang
keahlian tentang kesehatan masyarakat, kesehatan rumah, kesehatan kerja,
sekolah keperawatan, dan praktisi perawata dalm bidang asuhan primer.
Proses keperawatan digunakan untuk mengkaji, merencanakan,
mendiagnosis, mengintervensi, dan mengevaluasi individu, keluarga dan
komunitas. Kolaborasi dengan keluarga sangat ditekankan. Oleh karena itu,
praktik keperawatan kesehatan komunitas mengarahkan pelayanannya
kepada individu, keluarga dan kelompok meski tanggug jawab dominannya
tetap pada populasi secara keseluruhan (friedman dan Marilyn, 1998).
Standar praktik keperawatan merupakan komitment profesi keperawatan
dalam melindungi masyarakat terhadap prakatik yang dilakukan oleh
anggota profesi (DPP PPNI, 1999). Steven (1983) menjelaskan tentang dua
pengertian standar praktik keperawatan komunitas seperti yang tertera di
bawah ini.
1. kriteri keberhasilan
2. sebagai dasar untuk mengukur peristiwa.
Sedangkan menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas
adalah :
1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus
2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.

17
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu

a. Tatanan Praktik Keperawatan Komunitas

            Jumlah perawat yang bekerja dikomunitas meningkat secara


bermakna. Peningkatan biaya perawatan dirumah sakit mendorong
peningkatan kebutuhan terhadap adanya pelayanan di komunitas yang
ditujukan untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan
pada fase penyembuhan. Perawat di komunitas difokuskan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan mamajement,
serta mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restorative didalam
lingkungan komunitas klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan
kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta embantu lien berupaya
melawan penyakit dan masalah kesehatan. Sementara perawatan kesehatan
diinstitusi berfokus pada individu dan keluarga.perawatan komunitas juga
mengacu pada kesehatan komunitas dan interaksi antar individu dalam
komunitas tersebut. Komunitas dapat berupa suatu lokasi khusus, misalnya
area urban / pelosok atau sekelompok orang disuatu tempat kerja, sekolah
atau kelompok lain yang memiliki minat dan karakteristik tertentu, sehingga
tampak perawat komunitas memiliki tempat kerja yang bervariasi. Tempat
kerja tersebut meliputi wilayah komunitas, pusat-pusat kesehatan okupasi,
sekolah, lembaga pelayanan kesehatan rumah, klinik kesehatan dan tempat
praktik swasta (perry dan potter, 2005)
Menurut CHS (1992), pratik keperawatan yaitu tindakan mandiri perawat
professional melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tim
kesehatan lain. Perawat professional dalam memberikan asuhan
keperawatanharus sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.tindakan

18
keperawatan harus dapat dipertanggungjawabkan dengan mengacu pada
standar profesi.

b. Pusat Kesehatan Komunitas


Pusat kesehatan masyarakat menawarakn program yang komprehensif
berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,
pendidikan, manajemen, serta koordinasi asuhan keperawatan dalam
komunitas. Pusat pelayanan komunitas menyediakan pelayanan rawat jalan
(asuhan yang dicari oleh klien yang dating ke pusat perawatan kesehatan
komunitas) dan asuhan keperawatan dirumah. Perawat yang bekerja di tempat
ini sering kali bekerja lebih mandiri daripada perawat yang bekerja di
institusi. Pusat kesehatan masyarakat juga memperjakan profesi kesehatan
lainnya, tetapi perawat secara umum memberikan perawatan dalam porsi
yang lebih besar bahkan mungkin menjalankan tugas dan mengoperasikan
tempat tersebut secara mandiri. Contoh pusat kesehatan masyarakat adalah
klinik persiapan menjadi orang tua, pusat kesehatan keluarga, dan kesehatan
mental. Penyelenggaraan pelayanan di komunitas meliputi pelayanan sebagai
berikut:

1) Sekolah atau Kampus


Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan pendidikan seks. Selain
itu, perawat yang bekerja disekolah dapat memberikan perawatan pada
peserta didik dengan penyakit akut/yang bukan kasus kedaruratan.
Misalnya, penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi
virus. Perawat juga memberikan rujukan kepada peserta didik dan
keluarganya bila membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih sfesifik
Standar praktik keperawatan sekolah adalah sebagai berikut:
a) Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik dalam
melakukan pratik keperawaatan kesehatan di sekolah.

19
b) Perawat sekolah mengguakan pendekatan sistemik dalam pemecahan
masalah.
c) Perawat sekolah berkontribusi dalam pendidikan siswa dengan
pendekatan proses keperawatan.
d) Perawat sekolah menggunakan keterampilan berkomunikasi secara
efektif dalam melaksanakan tugas.
e) Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan
sekolah secara komprehensif.
f) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk
memenuhi kebutuhan siswa.
g) Perawat sekolah elakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam
menyusun system pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung
antara sekolah dan masyarakat.
h) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga dan
komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui
pendidikan kesehatan.
i) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah.
j) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
professional.

2) Lingkungan Kesehatan Kerja


Beberapa perusahaan beser memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya
di pusat kesehatan okupasi yang berlokasi di gesug perusahaan tersebut.
Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawat
mengembangkan program yang bertujuan untuk:
a) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja.
b) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja.
c) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja.

20
d) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
pendidikan kesehatan.
e) Mengintervensi kasus-kasus akut nonkedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.

3) Lembaga Perawatan Kesehatan Di Rumah


Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan yang khusus yang
dapat diberikan secara efisien dirumah. Perawat dalam lembaga ini
memberikan perawatan kesehatan di rumah, misalnya perawat yang bekerja
di lembaga perawatan komunitas, hospice, dan lembaga perawatan rumah
swasta melakukan kunjungan rumah.perawat yag bekerja di rumah harus
memiliki kemampuan untuk mendidik, fleksibel, kreatif dan percaya diri,
selain kemampuan klinik yang kompeten (perry dan potter, 2005).

4) Lingkungan Kerja Lain


Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat dapat bekerja dengan peran
dan tanggung jawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat bekerja
ditempat praktik dokter, membuka praktik mandiri atau bekerja sama
dengan perawat lain, serta bekerja di bidang pendidikan dan penelitian.
Berkaitan dengan lingkungan tempat bekerja, perawat ditantang untuk
memberikan perawatan berkualitas. Penelitian keperawatan yang
mengaitkan penelitian tentang kualitas hasil perawatan dengan biaya
perawatan memberikan hasil bahwa peerawat memjawab tantangan di atas.
Perawat terlibat aktif dalam isu-isu perawatan kesehatan di seluruh tingkat
peerintahan (holzemer. 1990).

C. Pengaruh Keperawatan Pada Kebijakan Dan Praktik Perawatan

Nursing’s Agenda For Health Care Reform mendorong lahirnya


system pelayanan kesehatan yang mudah diperoleh, berkualitas dan dengan

21
biaya yang rasional. Rencana untuk pembaharuan sangat berfokus pada
pelayanan perawatan kesehatan, promosi, restorasi, dan mempertahankan
kesehatan (Tri Council, 1991). Aktivitas dan komitmen politik merupakan
bagian dari profesionalisme. Politik merupakan aspek yang penting dalam
memberikan perawatan kesehatan. Perawat dapat mempelajari teknik-teknik
dalam memengaruhi klien, bernegosiasi, dan teknik dalam melakkukan
interaksi social dengan klien/masyarakat.

2. PROGRAM EVALUASI

A. Pengertian Program Evaluasi

Pemahaman definisi tentang program evaluasi dapat berbeda-beda sesuai


dengan pengertian evaluasi yang bervariasi oleh para ahli:
1. Menurut Leininger (2002) program evaluasi adalah proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
2. Menurut Anderson (2006) program evaluasi adalah proses membuat
penilaian yang rasional tentang capaian, efektifitas, efisiensi, dan
adekuasi dari sebuah program, berdasarkan pengumpulan data
secara sistemik dan juga analisis. Hal tersebut juga berfokus
aksebilitas, penerimaan, ketersediaan, kesadaran, komprehensif,
keberlanjutan, integrasi dan juga biaya pelayanan.
3. Menurut Patton (2001) program evaluasi adalah pengumoulan
informasi secara sistemik tentang aktivitas, karakteristik, dan hasil
dari sebuah program yang digunakan oleh orang-orang tertentu
untuk mengurangi, meningkatkan efektifitas, dan membuat sebuah
keputusan apakah program yang dijalankan dilakukan dengan baik
dan membawa pengaruh.

22
Jadi, dapat disimpulkan bahwa program evaluasi keperawatan
adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu program keperawatan tercapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui
apakah ada selisih diantara keduanya. Serta bagaimana manfaat
yang telah didapatkan dari program kesehatan masyarakat yang
telah dilaksanakan bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang
ingin diperoleh.( Ervin, 2002)

B. Tujuan Program Evaluasi

Tujuan utama dari program evaluasi adalah untuk mengidentifikasi


masalah, kekurangan atau keterbatasan dari sebuah program yang
dilaksanakan dan juga dapat menjadi masukan bagi pengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut,
perluasan atau penghentian program keperawatan yang dilaksanakan.
Adapun alasanalasan tentang pentingnya sebuah pelaksanaan program
evaluasi adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendemonstrasikan bahwa program evaluasi berjalan
sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan.
2. Untuk menentukan apakah hasil dari pelaksanaan program
sejalan dengan tujuan.
3. Untuk menentukan apakah kebutuhan yang di identifikasi dari
program yang di desain telah terpenuhi atau sebaliknya tidak
ada perubahan.
4. Untuk menentukan biaya yang digunakan pada program
tersebut meliputi : keuangan, orang yang terlibat, dan juga
waktu yang digunakan.
5. Untuk menentukan apakah prioritas utama dari program yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.

23
6. Untuk menggalang bantuan untuk ekspansi program.

7. Untuk membandingkan jenis-jenis program yang berbeda


dalam hal metode, efek dan biaya yang digunakan.( Ervin,
2002)

C. Manfaat Program Evaluasi

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.

2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan


keperawatan yang diberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru


dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
keperawatan.

D. Tahapan Program Evaluasi

Proses program evaluasi terdiri dari dua, yaitu :

1. Mengukur Pencapaian tujuan klien

Perawat menggunakan ketrampilan pengkajian untuk mendapatkan


data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor yang dievaluasi
mengenai status kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa
komponen, meliputi : KAPP( Kognitif, Affektif, Psikomotor,
Perubahan fungsi tubuh dan gejala yang spesifik).

24
a. Kognitif (pengetahuan)

Tujuan mengidentifikasi pengetahuan yang spesifik yang


diperlukan setelah klien diajarkan tentang teknik-teknik
tertentu. Lingkup evaluasi pada kognitif meliputi : pengetahuan
klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejalagejalanya,
pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat-alay, resiko
komplikasi, gejala yang harus dilaporkan, pencegahan,
pengukuran,dll. Evaluasi kognitif diperoleh melalui interview
atau tes tertulis.
b. Affektif (status emosional)

Affektif klien cenderung ke penilaian yang subjektif dan sangat


sukar di evaluasi. Hasil penilaian emosi di tulis dalam bentuk
perilaku yang akan memberikan suatu indikasi terhadap status
emosi klien, hasil tersebut meliputi: tukar menukar perasaan
tentang sesuatu, cemas yang berkurang ada kemauan
berkomunikasi dan seterusnya.
c. Psikomotor

Psikomotor biasanya lebih mudah dievaluasi dibandingkan


dengan lainnya jika perilaku yang dapat di observasi sudah di
identifikasi pada tujuan (kriteria hasil). Hal ini biasanya
dilakukan melalui observasi secara langsung. Dengan melihat
apa yang dilakukan klien sesuai dengan yang diharapkan adalah
suatu cara yang terbaik untuk mengevaluasi psikomotor klien.

d. Perubahan fungsi tubuh dan gejala

Evaluasi pada komponen perubahan fungsi tubuh mencakup


beberapa aspek atatus kesehatan klien yang bisa di obesrvasi.
Untuk mengevaluasi perubahan fungsi tubuh maka perawat
memfokuskan pada bagaiamana fungsi kesehatan klien

25
berubah setelah dilakukan tindakan keperawatan. Evaluasi
pada gejala yang spesifik digunakan untuk menentukan
penurunan atau peningkatan gejala yang memperngaruhi status
kesehatan klien. Evaluasi tersebut bisa dilakukan dengan cara
observasi secara langsung, interview, dan pemeriksaan fisik.

2. Penentuan Keputusan pada Tahap Evaluasi

Setelah data terkumpul tentang status keadaan klien, maka perawat


membandingkan data dengan outcomes, tahap berikutnya adalah
membuat keputusan tentang pencapaian klien terhadap outcomes.
Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini :
a. Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. Pada
keadaan ini perawat akan mengkaji masalah klien lebih lanjut
atau mengevaluasi outcomes yang lain.

b. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang telah


ditentukan. Perawat mengetahui keadaan klien pada tahap
perubahan kearah pemecahan masalah.

E. Metode/ Alat Program Evaluasi
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan, 
yaitu :
1. Proses (formatif)
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan
hasil pelayanan tindakan keperawatan, Evaluasi proses harus
dilakukan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan
untuk membuat keefektifan terhadap tindakan. Evaluasi formatif terus
menerus dilaksanakan sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
Metode pengumpulan data dalam evaluasi formatik terdiri dari analisa
rencana tindakan keperawatan, open-chart audit, pertemuan

26
kelompok,
interview, dan observasi dengan klien, dan menggunakan form
evaluasi. Sistem penulisan tahap evaluasi ini bisa menggunakan
sistem SOAP atau metode dokumentasi lainnya.
2. Hasil (sumatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan
klien pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapun
metode penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari closed-chart
audit, interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan
pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap
ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi,
sumatif evaluasi bisa menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas
dan evaluasi tindakan yang telah diberikan. Komponen evaluasi dapat
dibagi menjadi 5 komponen menurut (Wilkinson, 2006):
a. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.
b. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru.
c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standart.
d. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
e. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan dan kesimpulan

27
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Standart praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu
pekerjaan seseorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yg
dirumuskan & digunakan sebagai pedoman pemberian yang kepwt serta
merupakan tolok ukur penilaian penampilan kerja perawat.
Menurut Ann Gillies (1989) mengidentifikasi tujuan dari standar keperawatan,
antara lain:
1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Menurunkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan; alasannya adalah.
3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melakukan tugas & melindungi
klien dari  tindakan yang tidak sesuai.
 Di Indonesia dasar hukum yg digunakan dlm praktik keperawatan adalah :
1.) Undang-Undang No 23 th 1992 : tentang kesehatan,
2.) PP No 32 th 1996,
3.) SK Menkes No 647 Tahun 2000 : Tentang registrasi dan praktek
keperawatan Pasal 17 :
Sumber
1. Organisasi profesi PPNI,
2. Undang-Undang / Keputusan Presiden (Kepres)/ Peraturan Pemerintah (PP),
3. Departemen Kesehatan RI ( SK. Menkes, SK Dirjen Yanmed ),
4. Rumah sakit
Macam-macam standar profesi keperawatan
1.      Jenis standar profesi keperawatan
2.      Standar pendidikan berkelanjutan
3.      Standar pendidikan keperawatan
4.      Standar pelayanan keperawatan

28
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini
termasuk pencatatan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan
intervensi jika perlu. Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting
tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada keadaan kesehatan klien,
suatu pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu:
1. Pencatatan data mengenai status klien saat itu
2. Pernyataan kesimpulan. Mengidentifikasi penilaian perawat sehubungan
dengan pengaruh intervensi terhadap status kesehatan klien.

2. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah
makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa
supaya lebih giat dalam belajar

29

Anda mungkin juga menyukai