Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI ALTERNATIF PEMBELAJARAN

BAHASA ARAB DI PONDOK MODERN GONTOR


Oleh : KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

PENDAHULUAN

Ada sebuah kekhususan yang hanya dimiliki Bahasa Arab, yaitu:


keterikatannya yang sangat erat dengan sebuah agama, dalam hal ini
agama Islam, dimana bahasa tersebut telah ditempatkan sebagai faktor
utama untuk memahami, mengerti dan mendalami hakekat Islam, baik
yang berhubungan dengan syari’ah maupun yang berkaitan dengan
aqidah.

Hubungan yang sangat istimewa antara al-Qur’an dan Bahasa


Arab ini telah mengilhami para pakar dan ilmuwan dalam berbagai
bidang untuk terus mencari dan menciptakan sarana pembelajaran
yang kondusif guna melestarikan bahasa tersebut dengan
menggunakan berbagai pendekatan.

GONTOR DAN BAHASA ARAB

Sejak berdirinya pada tahun 1926, Gontor telah memprioritaskan


pengajaran bahasa asing, dalam hal ini Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris, dengan memberikan perhatian besar dan mencurahkan seluruh
kemampuan, mengingat bahwa, Bahasa Arab khususnya, adalah
sarana dan piranti satu-satunya guna memahami al-Qur’an dan al-
Hadits dan literatur-literatur yang berbahasa Arab, sehingga tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa belajar Bahasa Arab secara aktif
menurut madzhab Gontor hukumnya adalah : Fardlu ‘Ain. Itu dari
satu sisi, sementara dari sisi yang lain, dengan Bahasa Arab Gontor
selalu berupaya untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pendidikan
dalam rangka Islamisasi kampus.

Untuk mengenal lebih rinci lagi, walaupun melalui uraian


yang serba singkat, perkenankanlah saya menyampaikan poin-poin
penting sebagai berikut:

makalah disampaikan dalam seminar nasional dengan tema “Seminar Pengembangan
Pembelajaran Bahasa Asing (Arab/Inggris) di Perguruan Tinggi Universitas
Cokroaminoto Yogyakarta, Sabtu 20 April 2002.

1
I. Tujuan Pengajaran Bahasa Arab
II. System dan Metode
III. Kegiatan-kegiatan Penunjang untuk Peningkatan
Bahasa
IV. PembentukanTeam Khusus
V. Beberapa Faktor Pendukung Pengajaran Bahasa
VI. Catatan

I. TUJUAN PENGAJARAN BAHASA ARAB

Para pakar bahasa telah menggariskan bahwa, tujuan dari


pengajaran suatu bahasa asing – termasuk didalamnya Bahasa Arab –
adalah untuk menguasai empat skill bahasa, yang dalam bahasa Arab
disebut, al-Mahaarat al-Lughawiyyah al-Arba’, yaitu:
- Mendengar : al-Istima’ : Listening
- Berbicara : al-Muhadatsah : Speaking
- Membaca : al-Qira’ah : Reading
- Menulis : al-Kitabah : Writing

Kalau di Gontor, selain empat skill di atas, ada tambahan satu


skill lagi yang lebih signifikan, yaitu: kemampuan mengajarkan
bahasa tersebut dengan baik. Dengan demikian, tampak jelas bahwa,
tujuan pengajaran Bahasa Arab di Gontor adalah untuk membawa
anak didik agar:
1. Bisa mendengar dengan baik
2. Bisa berbicara dengan baik
3. Bisa membaca dengan baik
4. Bisa menulis dengan baik
5. Bisa mengajarkan dengan baik

II. SISTEM DAN METODE

Dalam proses belajar dan mengajar Bahasa Arab, Gontor


menggunakan sistem perpaduan antara dua teori yang saling
menopang :
- All in one system (nadhariyyatu-L-wihdah)
- Polysystemic approach (nadhariyyatu-L-furu’)

Hal ini dapat dilihat dari pola berikut:


1. Pengajaran Bahasa Arab dibagi dalam beberapa materi
yang memang merupakan cabang-cabang bahasa Arab,

2
seperti; Insya’ – Muthola’ah – Nahwu dan Saraf –
Mahfudzot – Khath – Tarikh Adab.
2. Pembagian tersebut dimaksudkan untuk mempermudah
proses belajar mengajar sambil memberikan penekanan
khusus pada materi-materi tertentu yang diperlukan.
3. Tidak memisahkan hubungan antara satu materi dengan
materi lain karena pada dasarnya seluruh materi tersebut
adalah cabang dari sebuah induk yang saling terkait.

Sementara itu, dari sekian banyak metode pengajaran bahasa asing,


yang jumlahnya tidak kurang dari 15 (lima belas) macam, dalam
memulai pengajaran Bahasa Arab, Gontor lebih menitik beratkan
penggunaan Direct Method (al-Thariqah al-Mubasyarah) yang
kemudian dibantu dengan metode-metode modern lain. Hal ini
berlaku untuk seluruh materi Bahasa Arab dan mata pelajaran agama.

Mata Pelajaran bahasa Arab Mata Pelajaran Agama


Bahasa Arab dan Latihan Al-Qur’an
Insya’ Tafsir
Mahfudzat Hadist
Nahwu Musthalahul Hadist
Shorof Fiqih
Balaghah Ushul Fiqh
Tarjamah Faraidl
Imla’ Tauhid
Khot Muqaranatul Adyan
Tarikh adab arabi Tarikh Hadharah
Ilmu Tarbiyah wa Ta’lim

Kalaupun ada ungkapan yang mengatakan bahwa “metode


lebih penting dari materi” tapi untuk di Gontor ungkapan tersebut
harus ditambah dengan kata-kata dan “guru/mudarris jauh lebih
penting dari pada metode”.

Sebagai gambaran, untuk mata pelajaran Bahasa Arab pada


tahap permulaan, penggunaaan metode langsung ini dapat dituturkan
sebagai berikut :
1. Mula-mula guru mengucapkan kata-kata, atau kalimat dengan
ucapan yang jelas dan terang, dengan memilih kalimat-kalimat
yang sering digunakan dalam percakapan dan keperluan sehari-
hari.

3
2. Menirukan, dimulai dari yang mudah hingga yang sulit, mulai
dari nama-nama benda, kemudian “dharaf zaman wal makan”,
kemudian “huruf jar”, kemudian hitungan, warna, lantas kata
kerja. (khusus kata kerja dimulai dengan “fi’il mudharai’”,
lantas “fi’il amr”, kemudian “fi’il maddhi”).
3. Ini berlangsung selama lima bulan dan diulang-ulang sehingga
murid dapat menguasai dasar-dasar percakapan.
4. Penggunaan tata bahasa/nahwu dan shorof dimulai dengan
melalui lisan, bukan dengan menghafal, untuk itu diperlukan
banyak contoh-contoh penggunaan sebelum sampai pada
kaidah-kaidah tertentu.
5. Bila memakai buku maka guru harus memberi contoh dalam
membaca dengan jelas, dan kemudian ditirukan oleh murid.
6. Harus memperbanyak latihan-latihan baik untuk pendengaran,
lisan, menirukan, maupun latihan-latihan tulisan.
7. Tidak diperbolehkan menggunakan tarjamah agar anak didik
dapat berfikir dengan bahasa yang dipelajari/Bahasa Arab.

Adapun untuk mata pelajaran Agama, Fiqh umpamanya, proses


pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Kelasa I, pelajaran ini menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantarnya. Begitu juga dengan mata pelajaran
Aqa’id, Tajwid, Tafsir, dan Hadist.
2. Kelas II, Bahasa Arab mulai digunakan sebagai bahasa
pengantar walaupun masih cukup sederhana.
3. Kelas III, dan IV, pelajaran Fiqh, juga pelajaran agama lain
terus ditingkatkan dengan menggunakan Bahasa Arab yang
meningkat pula.
4. Kelas V, mulai menjelajahi Buku-buku Maraji’ Islamiyah,
seperti :
- Bidayatul Mujtahid wa nihayatul muqtashid, karya :
Ibnu Rusyd al-Andalusy.
- Fathul Mui’n, karya : Ibnu Hajar al-Haitsamy
- Fathul Wahhab, karya: Abu Zakaria al-Anshory
- Al-Asybah wa-n-Nadhair, karya : Imam Jalaluddin As-
Suyuthi.
5. Kelas VI, dengan dibekali ilmu dan bahasa yang sudah
memadai, anak didik sudah siap untuk menjelajahi ummahat-ul-
mashadir.

4
Kemudian, ada satu hal yang sangat penting sekali untuk diketahui,
yaitu: Gontor tidak memisahkan dan tidak mengenal apa yang biasa
disebut dengan : Intra-curriculair dan extra – curriculair, karena
menurut paham Gontor, yang disebut “curriculum” itu meliputi
seluruh aktifitas dan kegiatan yang terorganisir dan terprogram dengan
baik, yang dilaksanakan anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ter-rumuskan, baik di dalam kelas, maupun di luar kelas.
Dengan demikian, pendidikan di Gontor itu meliputi seluruh aktifitas
dan kegiatan anak didik selama 24 jam.

III. KEGIATAN PENUNJANG UNTUK PENINGKATAN


BAHASA

Berangkat dari pemahaman “curriculum” di atas, maka


diselenggarakanlah kegiatan-kegiatan penunjang yang dilaksanakan di
luar kelas dengan tujuan untuk membuka kesempatan berpraktek
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang seluas-luasnya, serta
menumbuhkan rasa bahasa “al-dzauq al-lughawy” dan kecintaan
bahasa, diantara kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

A. Muhadharah
Pendidikan berpidato ini diselenggarakan 3 kali dalam
seminggu dengan menggunakan 3 bahasa ;
- Ahad malam/malam Senin dengan menggunakan Bahasa
Inggris
- Kamis siang dengan menggunakan Bahasa Arab
- Kamis malam/malam Jum’at dengan menggunakan
Bahasa Indonesia
Anak didik dibagi dalam beberapa kelompok yang dibimbing oleh
anak didik senior/siswa kelas VI dan diasuh langsung oleh Bapak
Pimpinan. Selain untuk menumbuhkan sikap percaya diri, melalui
muhadharah ini anak didik dapat membiasakan diri berpidato dengan
Bahasa Arab dan Inggris, di samping Bahasa Indonesia.

B. Al-Insya’ Al-Yaumi
“Daily Composition” ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis dengan baik. Setelah mendapat pengarahan-
pengarahan yang menyangkut teknis pelaksanaan kegiatan ini, anak
didik dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan kelasnya
masing-masing dan langsung dibimbing oleh Bapak-bapak guru.

5
C. Majalah dinding
Majalah dinding ini diterbitkkan oleh anak-anak didik sendiri
sebagai sarana untuk peningkatan Bahasa Arab dan Inggris secara
teratur untuk tiap-tiap asrama, antar klub-klub bahasa dan antar kelas
setelah dikoreksi oleh para guru.

D. Penyebaran kosa kata baru dengan tulisan yang diletakkan di


tempat-tempat strategis.

E. Mendengarkan ceramah-ceramah dan pengumuman-


pengumuman dalam Bahasa Arab dan Inggris, baik di masjid
maupun di asrama.

F. Mendatangkan tamu-tamu “native speaker”, baik dari Arab


maupun Inggris.

G. Pelatihan Bahasa Arab dan Inggris di Laboratorium

H. Motivasi demonstratif dengan Bahasa Arab dan Inggris oleh


Bapak Kyai dan Pembantu-pembantu beliau.

I. Inventarisasi istilah-istilah Bahasa Arab dan Inggris dari


seluruh kegiatan santri, yang meliputi :
- Olah raga
- Kesenian
- Kantin
- Kelas
- Kamar mandi
- Dapur
- Kendaraan

J. Pementasan drama dengan Bahasa Arab di setiap asrama

K. Penerbitan brosur mingguan dalam Bahasa Arab dan Inggris


yang dibagikan kepada setiap anak didik.

IV. TEAM KHUSUS

Untuk memantau seluruh aktivitas yang berlangsung, khususnya


dalam proses pembelajaran Bahasa Arab, maka dibentuklah Team
Khusus yang langsung diarahkan, dibimbing, dan dikontrol oleh

6
Bapak Pimpinan/Bapak Kyai dan para pembantu beliau. Team
tersebut terdiri dari dua jenjang :
Pertama: Terdiri dari para guru yang berfungsi sebagai motivator
sekaligus pengontrol seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
peningkatan dan pengembangan Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris.Team ini dinamai : Language Advisory Council (al-Hai’ah al-
Istisyariyah li-Tarqiyatil-Lughoh).

Kedua: Terdiri dari anak didik/santri senior yang langsung menangani


pengembangan Bahasa Arab dan Inggris di setiap asrama. Team ini
tergabung dalam : Central Language Encouragement (Al-Maktab Al-
Markazy li Tasji’I-l-Lughah).

V. BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG PENGAJARAN


BAHASA

1. Pemakaian Bahasa Arab dalam proses belajar mengajar, baik


untuk Mata Pelajaran Bahasa Maupun Mata Pelajaran Agama
2. Seluruh anak didik tinggal dalam asrama yang telah direkayasa
dengan baik guna menciptakan lingkungan/bi’ah yang kondusif.
3. Ketekunan dan keseriusan guru-guru dalam menggunakan
“Direct Method” yang didukung metode-metode modern lain.
4. Sikap “istiqomah” yang prima yang tercermin dari perilaku
Bapak Pimpinan/Kyai dan para pembantu beliau, khususnya
dalam melaksanakan misi dan idealisme Pondok.
5. Adanya “ghirah Arabiyyah Islamiyyah” yang selalu
memotivasi anak didik untuk meningkatkan penguasaan Bahasa
Arab.

VI. CATATAN

Seperti juga di institusi-institusi lain yang berkiprah dalam dunia


pembelajaran bahasa asing, Gontor dalam hal ini juga dihadapkan
pada sejumlah kendala yang pada akhirnya turut mempengaruhi
kelancaran proses belajar mengajar, diantara hal-hal tersebut adalah :
1. Faktor dialek/lahjah yang merupakann kelemahan umum bagi
anak-anak didik di Indonesia.
2. Penanggung jawab dan pelaksana seluruh aktifitas di pondok,
khususnya yang berhubungan dengan Bahasa Arab dan Inggris,
selalu datang dan pergi silih berganti. Hal ini berarti bahwa,
proses pembinaan harus dilakukan secara terus menerus.

7
3. Sarana Laboratorium Bahasa yang sangat terbatas, tidak
sebanding dengan jumlah anak didik dan santri.
4. Adanya sejumlah keterbatasan yang belum memungkinkan
Gontor untuk mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru
yang berkaitan dengan tehnik pembelajaran bahasa asing.
5. Kurangnya buku-buku bacaan pendukung dalam Bahasa Arab
yang sesuai dengan tingkatan usia dan kemampuan berpikir
anak-anak didik guna menopang pencapaian tujuan pendidikan
di Gontor.

PENUTUP

Demikianlah apa yang telah, sedang, dan terus dilaksanakan di Gontor


yang sementara ini dianggap telah berhasil dalam mengembangkan
proses belajar mengajar Bahasa Arab. Namun kami yang di Gontor,
terus terang, belum puas dengan apa yang telah dicapai.
Kami terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan
dengan segala cara agar proses pembelajaran ini selalu sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman.
Semoga Allah SWT. senantiasa bersama kita, amien.

DAFTAR PUSTAKA

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., Thoriqatu Ta’limi-l-Lughah al—


Arabiyyah Dakhil al-Fushul ad-Dirosiyyah wa Kharijaha, makalah
tidak diterbitkan.
Balai Pendidikan Pondok Modern, Pedoman dan Arah Tiap-tiap
Pelajaran Pada Tiap-tiap Kelas, Percetakan DArussalam Gontor, t.t.
Serba Singkat Tentang Pondok Modern Darussalan Gontor, Percetakan
Darussalam Gontor, t.t.
Edward M. Stack, The Language Laboratory and Modern Language
Teaching, Oxford University Press, New York, 1966
Abdul Alim Ibrahi, Al-Muwajjih al-Fanni li Mudarrisi al-Lughohal-
Arabiyyah, Dar el-Ma’arif bi Mishr, Cairo, 1962
Dihyatun Masqon, Al-Ittijahat al-Haditsah fi Ta’limil-Lughoh al-
Arabiyyah Lighoiri-n-Nathiqien biha fi Indonesia, Disertasi Doktor
(tidak diterbitkan).
Mahmud Yunus dan Qasim Bakri, At-Tarbiyah wa-t-Ta’lim, Mathba’ah
Darussalam, t.t.

Anda mungkin juga menyukai