Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRESS KERJA

PERAWAT IGD RSUD. A. WAHAB SJAHRANIE

Bibit Nurcahyawati

Fakulas Psikologi Universias 17 Agustus Samarinda

Abstract

This study aims to determine whether there is a positive and significant influence
between the workload of the working stress on hospital emergency room nurse. A.
Wahab Sjahranie. The hypothesis proposed in this study is that there is a positive and
significant influence between workload against work stress. Subjects in this study
were hospital emergency room nurse. A. Wahab Sjahranie totaling 50 subjects. The
scale used in this study is the job stress scale refers to those aspects of psychological,
physiological and behavioral proposed by Handoko and the scale of the workload
with aspects such as mental workload and physical workload. The results showed
there was a positive influence between workload against work stress, which in point
of product moment correlation analysis is r = 0.458 (p <0.05), which means that the
variable job stress and workload has a high correlation. If the stress of work and the
workload are correlated, then the chances of factors can affect between them with a
chance 0% (p = 0.000). The hypothesis of this study is stated in the receipt.

Keywords: Job Stress, Workload

PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan termasuk rujukan dari pelayanan tingkat
dalam industri jasa kesehatan yang dasar, seperti puskesmas. Oleh
utama dan memegang peran karena itu sebagai pusat rujukan
penting. Rumah sakit merupakan dari pelayanan kesehatan tingkat
salah satu bentuk organisasi di dasar, maka pelayanan di rumah
industri jasa kesehatan yang sakit perlu menjaga kualitas
bergerak dibidang pelayanan pelayanannya terhadap masyarakat
kesehatan di mana salah satu upaya yang membutuhkan. Sesuai dengan
yang dilakukan adalah mendukung Undang-undang Nomor 44 tahun
2009 definisi rumah sakit yaitu Pelayanan tersebut dilaksanakan
institusi pelayanan kesehatan yang oleh pekerja kesehatan yang ada di
menyelenggarakan pelayanan rumah sakit.Tenaga keperawatan
kesehatan perorangan secara adalah salah satu tenaga kesehatan
paripurna yang menyediakan yang juga ikut dalam melaksanakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, penanganan terhadap pasien.
dan gawat darurat. Rumah sakit Tenaga keperawatan merupakan
agar dapat “survive” harus The caring profession yang
memiliki system manajemen yang memiliki peranan penting dalam
baik khususnya dalam pengelolaan menghasilkan kualitas pelayanan
sumber daya manusia sehingga kesehatan di rumah sakit.
dapat memenuhi semua kebutuhan Pelayanan yang diberikan
masyarakat dan pasien. Segala berdasarkan pendekatan bio-psiko-
aktivitas rumah sakit dapat berjalan sosial-spiritual yang dilaksanakan
dengan baik apabila mendapat selama 24 jam dan
dukungan dari seluruh anggota berkesinambungan merupakan
organisasi. Pelayanan dari rumah kelebihan tersendiri dibandingkan
sakit yang bermutu, efektif dan pelayanan yang lainnya
efisien harus ditunjang dengan (Departemen Kesehatan RI ,2001).
tenaga yang memadai secara Menurut UU RI No. 23
kuantitas dan kualitas, pengadaan 1992 perawat merupakan mereka
pembinaan dan pengembangan yang memiliki kemampuan dan
tenaga memerlukan waktu dan wewenang melakukan tindakan
biaya yang tidak sedikit, untuk itu keperawatan berdasarkan ilmu
perlu suatu kiat manajemen dalam yang dimiliki diperoleh melalui
perencanaan sumber daya. Sebagai pendidikan keperawatan .Perawat
pemberi jasa pelayanan kesehatan, merupakan salah satu pekerja
rumah sakit beroperasi 24 kesehatan yang selalu ada di setiap
jamsehari. Rumah sakit membuat rumah sakit dan merupakan salah
pemisahan terhadap pelayanan satu pekerja kesehatan rumah
perawatan pasien yaitu pelayanan sakit.Namun tidak sembarang
pasien yang memerlukan orang dapat dikatakan sebagai
penanganan emergensi, tidak perawat, disebutkan Intenational
emergensi sakit, dan opname. Council of Nursing perawat
merupakan seseorang yang telah membutuhkan pelayanan di IGD
menyelesaikan pendidikan dapat datang setiap waktu.
keperawatan yang memenuhi syarat Dalam menjalankan tugas
serta berwenang di negeri dan profesinya perawat rentan
bersangkutan untuk memberikan terhadap stres. Setiap hari, dalam
pelayanan keperawatan yang melaksanakan pengabdiannya
bertanggung jawab untuk seorang perawat tidak hanya
meningkatkan kesehatan, berhubungan dengan pasien, tetapi
pencegahan penyakit dan juga dengan keluarga pasien, teman
pelayanan penderita sakit pasien,rekan kerja sesama perawat,
(Suardana, 2012).Perawat di rumah berhubungan dengan dokter dan
sakit memiliki tugas pada peraturan yang ada di tempat kerja
pelayanan rawat inap, rawat jalan serta beban kerja yang terkadang
atau poliklinikdan pelayanan gawat dinilai tidak sesuai dengan kondisi
darurat. fisik, psikis dan emosionalnya
Unit Gawat Darurat (UGD) (Almasitoh, 2011).
atau Instalasi Gawat Darurat (IGD) Selain permasalahan
merupakanbagian dari rumah sakit tersebut, permasalahan lain yang
yang menjadi tujuan pertama kali dapat menimbulkan stres adalah
pasien yang mengalami keadaan keterbatasan sumber daya manusia.
darurat agar segera mendapatkan Di mana banyaknya tugas belum
pertolongan pertama. Bukan hanya diimbangi dengan jumlah tenaga
melakukan pertolongan pertama, perawat yang memadai.Jumlah
perawat bagian IGD juga antara perawat dengan jumlah
melakukan proses pencatatan kasus pasien yang tidak seimbang
dan tindakan yang dilakukan di akanmenyebabkan kelelahan dalam
IGD serta proses pemindahan bekerja karena kebutuhan pasien
pasien dari IGD ke rawat inap jika terhadap pelayanan perawat lebih
memang pasien membutuhkan besar dari standar kemampuan
perawatan intensif dan diharuskan perawat. Kondisi seperti inilah
melakukan rawat inap. Sehingga yang akan berdampak pada
mengharuskan perawat yang keadaan psikis perawat seperti
bertugas di IGD selalu ada setiap lelah, emosi, bosan, perubahan
saat karena pasien atau orang yang mood dan dapat menimbulkan stres
pada perawat. Fluktuasibeban kerja seseorang. Stress yang terlalu besar
merupakan bentuk lain pemicu dapat mengancam kemampuan
timbulnya stres. Pada jangka waktu seseorang untuk menghadapi
tertentu bebannya sangat ringan lingkungan. Sebagai hasilnya, pada
dan saat-saat lain bebannya bisa diri karyawan berkembang berbaga
berlebihan.Keadaan yang tidak macam gejala stress yang dapat
tepat seperti ini menimbulkan mengganggu pelaksanaa kerja
kecemasan, ketidakpuasan kerja mereka (Handoko, 2013). Berbeda
dan kecenderungan hendak dengan Beehr & Newman (dalam
meninggalkan pekerjaan, Wijono, 2010) mendefinisikan
Munandar (dalam, Ambarwati bahwa stress kerja sebagai suatu
2014). keadaan yang timbul dalam
Menurut Robbins & Judge interaksi diantara menusia dan
(dalam Sunyoto 2013) stress adalah pekerjaan. Oleh sebab itu stres
kondisi dinamis dimana seseorang pada perawat sangat perlu
dihadapkan pada suatu peluang, diperhatikan, karena apabila
tuntutan, atau sumber daya yang seorang perawat mengalami stres
terkait dengan keinginan orang yang tinggi akan berdampakpada
tersebut serta hasilnya dipandang kualitas pelayanannya. Pada
tidak pasti dan penting. Stress dasarnya perawat dituntut untuk
berkaitan dengan tuntutan/demand mampu memberikan pelayanan
dan sumber daya /resources. secara teratur dan tepatwaktu yang
Tuntutan merupakan tanggung harus didukung oleh sikap ramah
jawab, tekanan, kewajiban, atau tamah, sopan santun dan mau
ketidakpastian yang dihadapi bersabar serta mau menyisihkan
seseorang di tempat kerja. Sumber waktunya untuk mendengarkan
daya adalah segala sesuatu atau keluhan pasien dengan memberikan
benda-benda yang berada dalam informasiyang jelas dan mudah
kendali seseorang yang dapat dimengerti. Seseorang yang
digunakan uuntuk memenuhi mengalami stres mempunyai
tuntutan tersebut. perilaku mudah marah, murung,
Stress adalah suatu kondisi gelisah, cemas dan semangat kerja
ketegangan yang mempengaruhi yang rendah. Sehingga, ketika
emosi, proses berfikir dan kondisi seorang perawat terkena stres maka
kinerja dalam memberikan penelitian mengenai stress
pelayanan keperawatan akan pekerjaan :Kecemasan,
menurun, pada akhirnya akan kebingungan, dan mudah
mendatangkan keluhan dari pasien tersinggung, perasaan
(Nurmalasari, 2012). frustasi, rasa marah,
METODE PENELITIAN penarikan diri, komunikasi
Penelitian ini merupakan yang tidak efektif,
penelitian lapangan yang bersifat kebosanan, penurunan
kuantitatif dengan pengumpulan fungsi intelektual, dan
data melalui skala. Dalam kehilangan konsentrasi,
penelitian ini yang menjadi menurunnya rasa percaya
variabel bebas adalah beban kerja diri.
dan variabel terikatnya adalah
stress kerja. b) Gejala Fisilogis
Pengumpulan data Gejala-gejala fisiologis
dilakukan dengan menggunakan yang utama dari stress kerja
dua skala pengukuran, yaitu : adalah : Meningkatnya
1. Skala beban kerja denyut jantung, tekanan
a) Beban kerja mental darah, gangguan lambung,
(kompleksitas pekerjaan kelelahan secara fisik, Sakit
atau tingkat kesulitan kepala, sakit pada
pekerjaan yang punngung bagian bawah,
mempengaruhi tingkat ketegangan otot, gangguan
emosi pekerja dan tanggung tidur.
jawab terhadap pekerjaan). c) Gejala Perilaku
b) Beban kerja fisik (tata ruang Gejala-gejala perilaku
kerja, alat dan sarana kerja, yang utama dari stress kerja
sikap kerja dan stasiun adalah : Menunda,
kerja). menghindari pekerjaan, dan
2. Skala stress kerja absen dari pekerjaan,
a) Gejala Psikologis menurunnya prestasi
Berikut adalah gejala- (performance) dan
gejala psikologis yang produktivitas,meningkatnya
sering ditemui pada hasil penggunaan obat-obatan,
perilaku sabotase dalam HASIL PENELITIAN
pekerjaan, perilaku makan Pengumpulan data
yang tidak normal dilakukan dengan menyebar 58
(kebanyakan/kekurangan), kuesioner. Kuesioner yang telah
menyetir dengan tidak hati- diisi dan dikembalikan sebanyak 50
hati, menurunnya kualitas kuesioner, sedangkan 8 kuesioner
hubungan interpersonal lainnya tidak dapat dianalisis.
dengan keluarga dan teman. Sesuai dengan prosedur
Populasi penelitian ini penelitian, langkah selanjutnya
adalah perawat IGD. A. adalah menguji validitas dan
Wahab Sjahranie. reliabilitas masing-masing skala.
Pengambilan sample Berikut hasil uji validias dan
dilakukan langsung oleh reliabilitas masing-masing skala.
peneliti pada perawa di Tabel 1
IGD. A. Wahab Sjahranie. Hasil Uji Reliabilitas dan
Dalam penelitian Validitas Masing-masing Skala
yang telah dikumpulkan Skala Koef. Validit Item
kemudian dianalisis Reliabilit as Gugu
menggunakan teknik as r
corelations product
Skala 0,878 0,301- 10
moment. Penggunaan
Beba 0,592
metode ini karena untuk
n
meramalkan hubungan satu
Kerja
atau dua variabel bebas
Skala 0,922 0,291- 20
terhadap satu variabel
Stres 0,750
terikat yaitu untuk
s
mengetahui pengaruh beban
Kerja
kerja terhadap stress kerja.
Perhitungan statistik
Berikut adalah Hasil Uji Deskriptif
dilakukan dengan bantuan
masing-masing skala :
program SPSS (Statistical
Packade for Social Science)
21 for Windows.
a) Beban Kerja (X) X ≤ M – 1,5 SD X≤ Sangat
102 Rendah 2 4.00%
Berdasarkan hasil uji
deskriptif dapat diketahui bahwa Jumlah 50 100.00%

dari variable beban kerja (X)


diperoleh nilai Mean 117,14
Median 116,50 Mode 108., Std, b) Stress Kerja (Y)

Deviation 9,549 Range 46, Berdasarkan hasil uji


Minimum 96, Maximum 142 deskriptif dapat diketahui
dan Sum 5857. Selanjutnya bahwa dari variable stress kerja
dilakukan pengkategorian (Y) diperoleh nilai Mean 165,72
jumlah skor pada skala lima Median 164,00 Mode 158., Std,
dalam bentuk table sebagai Deviation 13,034 Range 60,
berikut : Minimum 143, Maximum 203

Tabel 2 dan Sum 8286. Selanjutnya


dilakukan pengkategorian
Distribusi Frekuensi dan Persentase jumlah skor pada skala lima
skor Beban Kerja (X) dalam bentuk table sebagai

Interval berikut :

Kecenderungan Skor Kategori F Persentase


Tabel 3
X ≥ M + 1,5 SD X≥ Sangat
Distribusi Frekuensi dan
131 Tinggi 5 10.00%
Persentase skor Stress Kerja (Y)
M + 0,5 SD < X 122 <
Interval
< M + 1,5 SD X<
Kecenderungan Skor Kategori F Persentase
130 Tinggi 11 22.00%
X ≥ M + 1,5 SD X≥ Sangat
M – 0,5 SD < X 112 <
185 Tinggi 4 8.00%
< M + 0,5 SD X<
121 Sedang 18 36.00%M + 0,5 SD < X 172 <
< M + 1,5 SD X<
M – 1,5 SD < X 103 <
184 Tinggi 11 22.00%
< M – 0,5 SD X<
111 Rendah 14 28.00%M – 0,5 SD < X
153 <
< M + 0,5 SD Sedang 27 54.00%
X<
171 Sminov Test diperoleh nilai
Aximp.Sig (2-tailed) 0,552 nilai
M – 1,5 SD < X 146 <
tersebut > 0,05 maka variabel
< M – 0,5 SD X<
152 Rendah 6 12.00% stress kerja (Y) adalah normal
dan memenuhi persyaratan uji
X ≤ M – 1,5 SD X≤ Sangat
normalitas dan sampel penelitian
145 Rendah 2 4.00%
dalam mewakili populasi.
Jumlah 50 100.00%
Uji linearitas bertujuan
untuk mengetahui apakah dua
Uji normalitas digunakan variable mempunyai pengaruh
untuk mengetahui apakah populasi linear atau tidak secara signifikan.
data terdistribusi atau tidak. Data yang Pengujian linearitas dalam
diuji adalahs ebaran data pada penelitian ini menggunakan test for
instrument beban kerja (X) dan stress
linearity dengan bantuan komputer
kerja (Y). Pengujian normalitas dalam
program Statistical Product and
penelitian ini menggunakan uji One
Service Solution (SPSS) versi 21.0,
Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dua variable dikatakan mempunyai
dengan taraf signifikan 0,05. Suatu
data dikatakan terdistribusi secara pengaruh yang linier apabila

normal apabila nilai Aximp. Sig (2- signifikan > 0,05.


tailed) nya > dari 0,05 level of Berdasarkan hasil
significant (α). pengujian linearitas diketahui
bahwa ada pengaruh antara
a) Skor beban kerja (X) dengan uji
variable bebas beban kerja (X)
One Sample Kolmogorov-
dengan variable stress kerja (Y)
Smirnov Test diperoleh nilai
hasil penghitungan menunjukkan
Aximp.Sig (2-tailed) 0,784 nilai
nilai p sebesar 0,768 (> 0,05).
tersebut > 0,05 maka variable
Artinya data memenuhi asumsi
beban kerja (X) normal dan
klasik linearitas sebagai
memenuhi persyaratan uji
prasyaratan alisis regresi linear.
normalitas dan sampel penelitian
Tujuan dari uji hipotesis
dapat mewakili populasi.
pertama adalah untuk menguji
b) Skor stress kerja (Y) dengan uji pengaruh beban kerja (X) dengan
One Sample Kolmogorov- stress kerja (Y). Pengujian
dilakukan dengan menggunakan yang rentan dengan infeksi
regresi sederhana. Hasil Pengujian penyakit yang mungkin ditularkan
menunjukkan ada pengaruh oleh pasien, perawat IGD tidak
signfikan antara beban kerja (X) merasa khawatir dengan hal
dengan stress kerja (Y) karena nilai tersebut karena mereka dibekali
p < 0,05 dan nilai p adalah 0,000 cara untuk menjaga diri mereka
menunjukkan pengaruh nilai dari virus yang ada di ruangan
korelasi positif yang kuat. Artinya IGD. Dengan kata lain beban kerja
ada pengaruh korelasi yang positif ekesternal yang berupa situasi kerja
artinya semakin tinggi beban kerja /arena kerja yang terdapat di IGD
maka stress kerja akan semakin tidak menjadi beban bagi perawat
tinggi. Adapun nilai R square IGD. Dapat disimpulkan bahwa
adalah 0,458 dalam hal ini berarti perawat IGD mengalami beban
45,8% stress kerjadi pengaruhi oleh kerja atas tugas dan tanggungjawab
beban kerja. mereka terhadap pasien sehingga
menimbulkan gejala stressnya
PEMBAHASAN
berupa sulit tidur dan makan yang
Dalam penelitian ini, tidak teratur.
peneliti menemukan bahwa
KESIMPULAN dan SARAN
perawat di IGD RSUD. A. Wahab
Sjahranie mengalami beban kerja Kesimpulan
eksternal dan internal dalam hal ini
Berdasarkan hasil penelitian
ekstrenal mengenai tugas dan
yang telah dilakukan terdapat
tanggung jawab mereka terhadap
hubungan yang positif dan
pasien yang harus mereka emban,
signifikan antara beban kerja
terkadang perawat merasa khawatir
terhadap stress kerja perawat IGD.
apakah pasien telah mendapatkan
RSUD. A. Wahab Sjahranie
penanganan yang baik atau tidak
dengan hasil pengujian
sehingga menimbulkan rasa cemas
menunjukkan ada pengaruh
dan khawatir pada perawat yang
signifikan antara beban kerja (X)
kemudian membuat perawat
dengan stress kerja (Y) karena nilai
kadang mengalami sulit tidur
p < 0,05 dan nilai p adalah 0,000
dimalam hari dan makan yang tidak
menunjukkan pengaruh nilai
teratur. Saat berada di ruangan IGD
korelasi positif yang kuat. Artinya perawat tersebut agar dapat
ada pengaruh korelasi yang positif. menangani masalah secara lebih
Semakin tinggi beban kerja maka baik dengan cara menceritakan apa
stress kerja akan semakin tinggi. saja yang menjadi beban kerja dan
Adapun nilai R square adalah pikiran perawat selama bekerja
0,458 dalam hal ini berarti 45,8% sehingga hal tersebut dapat
stress kerja dipengaruhi oleh beban dibicarakan nantinya dengan pihak
kerja. Dapat ditarik kesimpulan rumah sakit agar mendapatkan
bahwa semakin tinggi beban kerja jalan terbaiknya.
yang dirasakan oleh perawat IGD 2. Bagi Instansi RSUD A. Wahab
maka akan dapat meningkatkan Sjahranie
stress kerjanya begitu pula Melalui penelitian ini diharapkan
sebaliknya apabila beban kerja dapat membuat perawat untuk lebih
rendah maka akan semakin rendah mengelola beban stress mereka
pula stress kerja yang mungkin sehingga para perawat dapat
akan dialami oleh perawat IGD. mengantisipasi stress kerja yang
mereka alami selama bekerja di
Saran
IGD RSUD. A. Wahab Sjahranie.
Berdasarkan hasil penelitian Misalnya apabila perawat ditegur
yang dilakukan, maka peneliti oleh atasan perawat tidak langsung
menyarankan beberapa hal sebagai merasa marah tetapi
berikut : mengintrospeksi diri apa yang
salah pada tugas yang dikerjakan,
1. Bagi Perawat
perawat juga harus mengatur pola
Berdasarkan hasil penelitian yang
makan dan cukup istirahat untuk
telah dilakukan maka penelitian ini
menunjang kesehatannya, saat
diharapkan pada pihak manajemen
merasa tertekan perawat dapat
IGD RSUD. A. Wahab Sjahranie
melakukan relaksasi dengan
dapat menangani penyebab-
menarik napas panjang sehingga
penyebab dari stress. Pihak rumah
perawat dapat merasa lebih tenang
sakit dapat melakukan pendekatan
dan rileksdan perawat tidak merasa
dengan perawat serta pemberian
tegang atau marah.
program konseling pada perawat
dengan maksud untuk membantu
3, Peneliti selanjutnya dan dukungan sosial pada perawat.
Bagi peneliti selanjutnya dapat Studi Kuantitatif RS Swasta di
mengembangkan penelitian ini Yogyakarta). Jurnal Psikologi
dengan meneliti faktor lain yang Islam.8 (1).
dapat mempengaruhi stress kerja
Arikunto,S.(2009).
perawat. Dalam hal ini peneliti
Prosedur penelitian suatu
telah melakukan penelitian dan
pendekatan praktek. Jakarta :
telah mendapatkan hasil yang
PT Rineka Cipta.
signifikan untuk pengaruh beban
kerjaterhadap stress Azwar, S. (2010).Validitas
kerjaperawatdengannilai R square dan Reliabilitas.Yogyakarta:
45,8% yang artinya ada hubungan Pustaka Belajar.
yang signifikan bahwa 45,8%
Danim, S. (2011).
stress kerja dipengaruhi oleh beban
Metodelogi penelitian untuk
kerja. Peneliti lain dapat
ilmu-ilmu perilaku. Jakarta: PT.
melakukan penelitian dengan
Bumi Aksara.
menguji variable lainnya seperti
untuk variable X diganti dengan Dhania, D.R. (2010).
motivasi kerja, kepuasan kerja atau Pengaruh atress kerja, beban
dukungan social sehingga kerja terhadap kepuasan kerja.
penelitian ini bukan hanya untuk Jurnal Psikolosi. 1 (1).
beban kerja saja tetapi untuk
Handoko, T.H. (2013).
variable lainnya dan mendapatkan
Manajemen Personalia dan
hasil yang berbeda pula.
Sumber Daya
DAFTAR PUSTAKA Manusia.Yogyakarta: BPEE
(edisi kedua).
Ambarwati, D. (2014).
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Hadi, S. (2009). Analisis
Stress Perawat Igd Dengan Butir Untuk Instrumen.
Dukungan Sosial Sebagai Variabel Jogjakarta: CV. Andi Offset
Moderating. Tidak Diterbitkan.
Hidayati, R., Purwanto, Y.,
Almasitoh. (2011). Stress kerja Yuwono, S. (2008). Kecerdasan
ditinjau dari konflik peran ganda
emosi, stress kerja dan kinerja Revalicha, N.S. (2013).
karyawan. Jurnal Psikologi. Perbedaan stress kerja ditinjau
dari shift kerja pada perawat
Kusnadi, M.A. (2014).
rsud dr. Soetomo surabaya.
Hubungan antara beban kerja
Jurnal Psikologi. 2 (1).
dan slf-efficacy dengan stress
kerja pada dosen universitas x. Sugiyono. (2011). Metode
Jurnal Psikologi. 3 (1). penelitian kuantitatif kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Marchelia, V. (2014).
Stress kerja ditinjau dari shift Sunyoto, D. (2013).
kerja pada karyawan. Jurnal Perilaku Organisasional.
Psikologi. 2 (1). Yogyakarta: CAPS.

Mentri Kesehatan Republik Suwatno, H., Priansa, D. J.


Indonesia.(2009). Peraturan ( 2011). Manajemen SDM
Mentri Kesehatan Repubik Dalam Organisasi Publik Dan
Indonesia Nomor Bisnis. Bandung: Alfabeta.
44/MENKES/PER/III/2009
Tarwaka., Bkri, S., HA.,
Tentang Klasifikasi Rumah
Sudiajeng, L. (2004).
Sakit.
Ergonomi. Surakarta: UNIBA
Mentri Kesehatan Republik PRESS
Indonesia.(1992).Peraturan
Wijono, S. (2010).
Mentri Kesehatan Repubik
Psikologi Industri Dan
Indonesia Nomor
Organisasi. Jakarta: Kencana
23/MENKES/PER/III/1992
Tentang Kesehatan.

Nurmalasari, W. (2012).
Pengaruh lingkungan kerja dan
beban kerja terhadap stress kerja
perawat pada RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru. Jurnal
Institutional Repositury UPN
Veteran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai