Bibit Nurcahyawati
Abstract
This study aims to determine whether there is a positive and significant influence
between the workload of the working stress on hospital emergency room nurse. A.
Wahab Sjahranie. The hypothesis proposed in this study is that there is a positive and
significant influence between workload against work stress. Subjects in this study
were hospital emergency room nurse. A. Wahab Sjahranie totaling 50 subjects. The
scale used in this study is the job stress scale refers to those aspects of psychological,
physiological and behavioral proposed by Handoko and the scale of the workload
with aspects such as mental workload and physical workload. The results showed
there was a positive influence between workload against work stress, which in point
of product moment correlation analysis is r = 0.458 (p <0.05), which means that the
variable job stress and workload has a high correlation. If the stress of work and the
workload are correlated, then the chances of factors can affect between them with a
chance 0% (p = 0.000). The hypothesis of this study is stated in the receipt.
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan termasuk rujukan dari pelayanan tingkat
dalam industri jasa kesehatan yang dasar, seperti puskesmas. Oleh
utama dan memegang peran karena itu sebagai pusat rujukan
penting. Rumah sakit merupakan dari pelayanan kesehatan tingkat
salah satu bentuk organisasi di dasar, maka pelayanan di rumah
industri jasa kesehatan yang sakit perlu menjaga kualitas
bergerak dibidang pelayanan pelayanannya terhadap masyarakat
kesehatan di mana salah satu upaya yang membutuhkan. Sesuai dengan
yang dilakukan adalah mendukung Undang-undang Nomor 44 tahun
2009 definisi rumah sakit yaitu Pelayanan tersebut dilaksanakan
institusi pelayanan kesehatan yang oleh pekerja kesehatan yang ada di
menyelenggarakan pelayanan rumah sakit.Tenaga keperawatan
kesehatan perorangan secara adalah salah satu tenaga kesehatan
paripurna yang menyediakan yang juga ikut dalam melaksanakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, penanganan terhadap pasien.
dan gawat darurat. Rumah sakit Tenaga keperawatan merupakan
agar dapat “survive” harus The caring profession yang
memiliki system manajemen yang memiliki peranan penting dalam
baik khususnya dalam pengelolaan menghasilkan kualitas pelayanan
sumber daya manusia sehingga kesehatan di rumah sakit.
dapat memenuhi semua kebutuhan Pelayanan yang diberikan
masyarakat dan pasien. Segala berdasarkan pendekatan bio-psiko-
aktivitas rumah sakit dapat berjalan sosial-spiritual yang dilaksanakan
dengan baik apabila mendapat selama 24 jam dan
dukungan dari seluruh anggota berkesinambungan merupakan
organisasi. Pelayanan dari rumah kelebihan tersendiri dibandingkan
sakit yang bermutu, efektif dan pelayanan yang lainnya
efisien harus ditunjang dengan (Departemen Kesehatan RI ,2001).
tenaga yang memadai secara Menurut UU RI No. 23
kuantitas dan kualitas, pengadaan 1992 perawat merupakan mereka
pembinaan dan pengembangan yang memiliki kemampuan dan
tenaga memerlukan waktu dan wewenang melakukan tindakan
biaya yang tidak sedikit, untuk itu keperawatan berdasarkan ilmu
perlu suatu kiat manajemen dalam yang dimiliki diperoleh melalui
perencanaan sumber daya. Sebagai pendidikan keperawatan .Perawat
pemberi jasa pelayanan kesehatan, merupakan salah satu pekerja
rumah sakit beroperasi 24 kesehatan yang selalu ada di setiap
jamsehari. Rumah sakit membuat rumah sakit dan merupakan salah
pemisahan terhadap pelayanan satu pekerja kesehatan rumah
perawatan pasien yaitu pelayanan sakit.Namun tidak sembarang
pasien yang memerlukan orang dapat dikatakan sebagai
penanganan emergensi, tidak perawat, disebutkan Intenational
emergensi sakit, dan opname. Council of Nursing perawat
merupakan seseorang yang telah membutuhkan pelayanan di IGD
menyelesaikan pendidikan dapat datang setiap waktu.
keperawatan yang memenuhi syarat Dalam menjalankan tugas
serta berwenang di negeri dan profesinya perawat rentan
bersangkutan untuk memberikan terhadap stres. Setiap hari, dalam
pelayanan keperawatan yang melaksanakan pengabdiannya
bertanggung jawab untuk seorang perawat tidak hanya
meningkatkan kesehatan, berhubungan dengan pasien, tetapi
pencegahan penyakit dan juga dengan keluarga pasien, teman
pelayanan penderita sakit pasien,rekan kerja sesama perawat,
(Suardana, 2012).Perawat di rumah berhubungan dengan dokter dan
sakit memiliki tugas pada peraturan yang ada di tempat kerja
pelayanan rawat inap, rawat jalan serta beban kerja yang terkadang
atau poliklinikdan pelayanan gawat dinilai tidak sesuai dengan kondisi
darurat. fisik, psikis dan emosionalnya
Unit Gawat Darurat (UGD) (Almasitoh, 2011).
atau Instalasi Gawat Darurat (IGD) Selain permasalahan
merupakanbagian dari rumah sakit tersebut, permasalahan lain yang
yang menjadi tujuan pertama kali dapat menimbulkan stres adalah
pasien yang mengalami keadaan keterbatasan sumber daya manusia.
darurat agar segera mendapatkan Di mana banyaknya tugas belum
pertolongan pertama. Bukan hanya diimbangi dengan jumlah tenaga
melakukan pertolongan pertama, perawat yang memadai.Jumlah
perawat bagian IGD juga antara perawat dengan jumlah
melakukan proses pencatatan kasus pasien yang tidak seimbang
dan tindakan yang dilakukan di akanmenyebabkan kelelahan dalam
IGD serta proses pemindahan bekerja karena kebutuhan pasien
pasien dari IGD ke rawat inap jika terhadap pelayanan perawat lebih
memang pasien membutuhkan besar dari standar kemampuan
perawatan intensif dan diharuskan perawat. Kondisi seperti inilah
melakukan rawat inap. Sehingga yang akan berdampak pada
mengharuskan perawat yang keadaan psikis perawat seperti
bertugas di IGD selalu ada setiap lelah, emosi, bosan, perubahan
saat karena pasien atau orang yang mood dan dapat menimbulkan stres
pada perawat. Fluktuasibeban kerja seseorang. Stress yang terlalu besar
merupakan bentuk lain pemicu dapat mengancam kemampuan
timbulnya stres. Pada jangka waktu seseorang untuk menghadapi
tertentu bebannya sangat ringan lingkungan. Sebagai hasilnya, pada
dan saat-saat lain bebannya bisa diri karyawan berkembang berbaga
berlebihan.Keadaan yang tidak macam gejala stress yang dapat
tepat seperti ini menimbulkan mengganggu pelaksanaa kerja
kecemasan, ketidakpuasan kerja mereka (Handoko, 2013). Berbeda
dan kecenderungan hendak dengan Beehr & Newman (dalam
meninggalkan pekerjaan, Wijono, 2010) mendefinisikan
Munandar (dalam, Ambarwati bahwa stress kerja sebagai suatu
2014). keadaan yang timbul dalam
Menurut Robbins & Judge interaksi diantara menusia dan
(dalam Sunyoto 2013) stress adalah pekerjaan. Oleh sebab itu stres
kondisi dinamis dimana seseorang pada perawat sangat perlu
dihadapkan pada suatu peluang, diperhatikan, karena apabila
tuntutan, atau sumber daya yang seorang perawat mengalami stres
terkait dengan keinginan orang yang tinggi akan berdampakpada
tersebut serta hasilnya dipandang kualitas pelayanannya. Pada
tidak pasti dan penting. Stress dasarnya perawat dituntut untuk
berkaitan dengan tuntutan/demand mampu memberikan pelayanan
dan sumber daya /resources. secara teratur dan tepatwaktu yang
Tuntutan merupakan tanggung harus didukung oleh sikap ramah
jawab, tekanan, kewajiban, atau tamah, sopan santun dan mau
ketidakpastian yang dihadapi bersabar serta mau menyisihkan
seseorang di tempat kerja. Sumber waktunya untuk mendengarkan
daya adalah segala sesuatu atau keluhan pasien dengan memberikan
benda-benda yang berada dalam informasiyang jelas dan mudah
kendali seseorang yang dapat dimengerti. Seseorang yang
digunakan uuntuk memenuhi mengalami stres mempunyai
tuntutan tersebut. perilaku mudah marah, murung,
Stress adalah suatu kondisi gelisah, cemas dan semangat kerja
ketegangan yang mempengaruhi yang rendah. Sehingga, ketika
emosi, proses berfikir dan kondisi seorang perawat terkena stres maka
kinerja dalam memberikan penelitian mengenai stress
pelayanan keperawatan akan pekerjaan :Kecemasan,
menurun, pada akhirnya akan kebingungan, dan mudah
mendatangkan keluhan dari pasien tersinggung, perasaan
(Nurmalasari, 2012). frustasi, rasa marah,
METODE PENELITIAN penarikan diri, komunikasi
Penelitian ini merupakan yang tidak efektif,
penelitian lapangan yang bersifat kebosanan, penurunan
kuantitatif dengan pengumpulan fungsi intelektual, dan
data melalui skala. Dalam kehilangan konsentrasi,
penelitian ini yang menjadi menurunnya rasa percaya
variabel bebas adalah beban kerja diri.
dan variabel terikatnya adalah
stress kerja. b) Gejala Fisilogis
Pengumpulan data Gejala-gejala fisiologis
dilakukan dengan menggunakan yang utama dari stress kerja
dua skala pengukuran, yaitu : adalah : Meningkatnya
1. Skala beban kerja denyut jantung, tekanan
a) Beban kerja mental darah, gangguan lambung,
(kompleksitas pekerjaan kelelahan secara fisik, Sakit
atau tingkat kesulitan kepala, sakit pada
pekerjaan yang punngung bagian bawah,
mempengaruhi tingkat ketegangan otot, gangguan
emosi pekerja dan tanggung tidur.
jawab terhadap pekerjaan). c) Gejala Perilaku
b) Beban kerja fisik (tata ruang Gejala-gejala perilaku
kerja, alat dan sarana kerja, yang utama dari stress kerja
sikap kerja dan stasiun adalah : Menunda,
kerja). menghindari pekerjaan, dan
2. Skala stress kerja absen dari pekerjaan,
a) Gejala Psikologis menurunnya prestasi
Berikut adalah gejala- (performance) dan
gejala psikologis yang produktivitas,meningkatnya
sering ditemui pada hasil penggunaan obat-obatan,
perilaku sabotase dalam HASIL PENELITIAN
pekerjaan, perilaku makan Pengumpulan data
yang tidak normal dilakukan dengan menyebar 58
(kebanyakan/kekurangan), kuesioner. Kuesioner yang telah
menyetir dengan tidak hati- diisi dan dikembalikan sebanyak 50
hati, menurunnya kualitas kuesioner, sedangkan 8 kuesioner
hubungan interpersonal lainnya tidak dapat dianalisis.
dengan keluarga dan teman. Sesuai dengan prosedur
Populasi penelitian ini penelitian, langkah selanjutnya
adalah perawat IGD. A. adalah menguji validitas dan
Wahab Sjahranie. reliabilitas masing-masing skala.
Pengambilan sample Berikut hasil uji validias dan
dilakukan langsung oleh reliabilitas masing-masing skala.
peneliti pada perawa di Tabel 1
IGD. A. Wahab Sjahranie. Hasil Uji Reliabilitas dan
Dalam penelitian Validitas Masing-masing Skala
yang telah dikumpulkan Skala Koef. Validit Item
kemudian dianalisis Reliabilit as Gugu
menggunakan teknik as r
corelations product
Skala 0,878 0,301- 10
moment. Penggunaan
Beba 0,592
metode ini karena untuk
n
meramalkan hubungan satu
Kerja
atau dua variabel bebas
Skala 0,922 0,291- 20
terhadap satu variabel
Stres 0,750
terikat yaitu untuk
s
mengetahui pengaruh beban
Kerja
kerja terhadap stress kerja.
Perhitungan statistik
Berikut adalah Hasil Uji Deskriptif
dilakukan dengan bantuan
masing-masing skala :
program SPSS (Statistical
Packade for Social Science)
21 for Windows.
a) Beban Kerja (X) X ≤ M – 1,5 SD X≤ Sangat
102 Rendah 2 4.00%
Berdasarkan hasil uji
deskriptif dapat diketahui bahwa Jumlah 50 100.00%
Interval berikut :
Nurmalasari, W. (2012).
Pengaruh lingkungan kerja dan
beban kerja terhadap stress kerja
perawat pada RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru. Jurnal
Institutional Repositury UPN
Veteran Yogyakarta.