Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS PENYEBAB OVERHEAT PADA EXCAVATOR UNIT 210

Di PT Brantas Abipraya – ADP, KSO

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin

Disusun Oleh :
Nama : Khalifah Pratama Izwar
No. Mahasiswa : 16525031
NIRM : 2016040541

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS PENYEBAB OVERHEAT PADA EXCAVATOR UNIT 210


Di PT Brantas Abipraya – ADP, KSO

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Disusun Oleh :
Nama : Khalifah Pratama Izwar
No. Mahasiswa : 16525031
NIRM : 2016040541

Gunung Kidul, 3 November 2020

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

Dr. Muhammad Khafidh, S.T., M.T. _______________

ii
iii
KATA PENGANTAR ATAU UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, serta karunia-Nya selama ini. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT.
BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO yang berlangsung pada 5 Oktober – 5
November 2020.
Kerja praktek ini merupakan salah satu kurikulum kuliah yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan program Strata-1 di Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Tersusunnya laporan kerja praktek ini hingga selesai tidak lepas dari
dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan karunia-Nya
sehingga penulis diberikan kesabaran serta kemampuan kepada penulis
untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
2. Orang tua, Kakak, dan Adik penulis yang selalu mengisi hari-hari nya
untuk memberikan doa serta semangat kepada penulis.
3. Bapak Arif Budi wicaksono, ST., M.Eng. selaku dosen pembimbing kerja
praktek.
4. Bapak sebagai yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
bergabung di salah satu divisi PT. BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO.
5. S selaku pembimbing lapangan kerja praktik yang senantiasa membagi
ilmu yang dimiliki nya serta membimbing kami dengan baik.
6. Segenap senior di PT. BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO yang tak
lupa memberikan saran dan berbagi pengalaman dengan kami.
7. Juliyanto, Khalifah Pratama Izwar, Gufran Rahardi Muhlis sebagai rekan
kerja yang banyak membantu perjalanan kerja praktek ini.
8. Segala pihak yang turut membantu lancar nya kerja praktek ini yang tak
mungkin penulis sebutkan satu persatu.

iv
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini
masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari semua pihak
demi perbaikan Lapoan Kerja Praktek ini sangat diharapkan oleh penyusun.
Semoga Laporan Kera Praktek ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Gunungkidul, 3 November 2020

Khalifah Pratama Izwar

v
ABSTRAK

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan Pembimbing...........................................................................ii
Kata Pengantar atau Ucapan Terima Kasih...........................................................iii
Abstrak...................................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................v
Daftar Tabel..........................................................................................................vii
Daftar Gambar.....................................................................................................viii
Daftar Notasi..........................................................................................................ix
Bab 1 Pendahuluan..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Pelaksanaan..............................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1
1.4 Manfaat.....................................................................................................1
1.5 Sistematika Penulisan...............................................................................1
Bab 2 Profil perusahaan..........................................................................................2
2.1 Subbab 1...................................................................................................2
2.2 Subbab 2...................................................................................................2
2.3 Cara Penulisan Kutipan............................................................................2
2.3.1 Kutipan 1...........................................................................................2
2.3.2 Kutipan 2...........................................................................................3
2.3.3 Kutipan 3...........................................................................................3
2.4 Judul Gambar dan Tabel...........................................................................3
2.5 Persamaan Matematika.............................................................................4
Bab 3 Deskripsi Proses/Kegiatan Produksi.............................................................5
3.1 Subbab 1...................................................................................................5
3.2 Subbab 2...................................................................................................5
Bab 4 Tugas Khusus...............................................................................................6
4.1 Latar Belakang Permasalahan/Pengembangan.........................................6
4.2 Penentuan Permasalahan..........................................................................6
4.3 Identifikasi Akar Masalah........................................................................6

vii
4.4 Rumusan/Batasan Masalah.......................................................................7
4.5 Kajian Pustaka..........................................................................................7
4.6 Pengembangan Alternatif Penyelesaian Masalah.....................................8
4.7 Pemilihan Prioritas Solusi Masalah..........................................................8
4.8 Pembahasan..............................................................................................9
4.9 Refleksi Kerja Praktik..............................................................................9
Bab 5 Penutup.......................................................................................................10
5.1 Kesimpulan.............................................................................................10
5.2 Saran.......................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Contoh penulisan tabel......................................................................4

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Contoh penulisan gambar..............................................................3

x
DAFTAR NOTASI

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan maksimal terdiri dari 3 halaman.

1.1 Latar Belakang


Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu perwujudan dari konsep link
and match, dimana mahasiswa menerapkan ilmu yang sudah diperolehnya di
dunia perkuliahan. Selama kegiatan KP berlangsung, mahasiswa dituntut untuk
belajar menyesuakan diri dengan situasi dan kondisi industri yang sebenarnya
bermaksud melengkapi pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sekaligus
menerapkan teori yang didapatkan diperguruan tinggi melalui aplikasi nyata di
sebuah perusahaan.
PT Brantas Abipraya (Persero) adalah salah satu badan usaha milik
negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang kontraktor, dengan kegiatan utama
perusahaan berupa proyek-proyek bidang ke-airan (Bendungan, Dam, Jaringan
Irigasi, dll). pada masa sekarang ini perusahaan ini sudah berekspansi menangani
proyek-proyek diluar ke-airan, yaitu Jalan, Jembatan, Gedung, Darmaga,
Bandara, Reklamasi dan lainnya. Wilayah kerja PT. Brantas Abipraya (Persero)
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. PT Brantas Abipraya (Persero) merupakan
perusahaan kontraktor BUMN yang sedang berkembang pesat, dengan core
business proyek-proyek bidang ke-airan (Bendungan, Dam, Jaringan Irigasi, dll).
Saat ini perusahaan sudah berekspansi menangani proyek-proyek diluar ke-airan,
yaitu Jalan, Jembatan, Gedung, Darmaga, Bandara, Reklamasi dan lainnya

1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada :
Waktu : 5 Oktober 2020 – 5 November 2020
Tempat : PT. BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO, Paket LOT 5:
Jerukwudel – Baran – Duwet , Gunungkidul, Yogyakarta.
Selama pelaksanaan kerja praktek penulis diberikan tugas untuk
mengamati serta membantu melakukan meninjau dan mengawasi penerapan K3

1
dilapangan serta melakukan pengecekan atau inspeksi alat yang berhubungan
dengan K3.

1.3 Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan penulis melakukan kerja praktek di PT.
BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO :
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan, serta membandingkan teori-teori yang
didapat selama perkuliahan dengan realita didunia kerja atau dilapangan.
2. Untuk memperoleh pengalaman kerja, serta mengetahui kondisi dan aktivitas
yang terjadi dilingkungan kerja yang sebenarnya.
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman lapangan dalam kerja Praktik
khususnya yang berhubungan dengan Praktik keteknikan seperti menejemen
produksi, fabrikasi, permesinan, perakitan, perbaikan dan perawatan
(maintenance) suatu mesin.

1.4 Manfaat

Berikut ini adalah manfaat dari pelaksanaan kerja praktek di PT.


BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO :
1. Memahami penerapan ilmu yang didapat saat masa perkuliahaan pada dunia
kerja yang sebenernya.
2. Terpenuhinya salah satu persyaratan dalam menempuh gelar S1 di Program
Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam
Indonesia.
3. Dapat membina hubungan baik dengan industri sehingga memungkinkan
untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksanaan Kerja Praktik tersebut
setelah lulus kuliah.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, waktu pelaksanaan, tujuan, dan
manfaat pelaksanaan kerja praktek, serta sistematika penulisan laporan kerja
praktek.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai perusahaan, antara lain status
kepemilikan, sejarah singkat, struktur organisasi, unit kerja, produk serta
pemasarannya.

BAB III DESKRIPSI KEGIATAN


Bab ini menguraikan tentang Sistem maintenance alat berat serta kegiatan selama
pelaksanaan kerja praktik, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan maintenance
alat berat di PT. BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO.

BAB IV TUGAS KHUSUS


Bab ini berisi mengenai optimasi tugas khusus yang berisi latar belakang
permasalahan, penentuan permasalahan, identifikasi akar masalah,
rumusan/batasan masalah, kajian pustaka, pengembangan alternatif penyelesaian,
pemilihan prioritas solusi masalah, pembahasan, dan refleksi selama melakukan
kerja praktek di PT. BRANTAS ABIPRAYA – ADP, KSO.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berupa rangkuman dari pelaksanaan
maupun dalam penulisan laporan selama proses kerja praktek berlangsung.
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan PT. Brantas Abipraya (Persero)


Nama Perusahaan : PT. Brantas Abipraya (Persero)
Alamat : Jl. DI. Panjaitan Kav. 14 Cawang Jakarta Timur 13340
Telepon : +62 21 851 6290
Fax : +62 21 851 6095
Email : brap@brantas-abipraya.co.id
Website : www.brantas-abipraya.co.id
Bisnis Utama : Dams & Weir
Tunnel Work
Roads & Bridges
Irrigations & River Improvement
Building
Dredging & Reclamation
Mechanical & Electrical
Drilling & Grouting
Power Plant
Others

2.2 Sejarah Singkat


Pertama kali beroperasi tahun 1980 dengan membangun infrastruktur
unggul di Indonesia dan manca negara, PT Brantas Abipraya (Persero) terus
bertransformasi guna memantapkan daya saingnya. Bermula dari sebuah proyek
induk pengembangan Sungai Brantas, Brantas Abipraya berkembang menjadi
sebuah perusahaan handal di bidang industri konstruksi, dengan pengelolaan
manajemen yang konsisten, dalam perkembangan selanjutnya Abipraya telah
memasuki bidang pekerjaan lain, seperti Jalan dan Jembatan, Prasarana
Perhubungan (laut dan udara) seperti pelabuhan laut dan bandar udara,
Kelistrikan, Bangunan Gedung, dan lain sebagainya seperti industri properti dan

4
jalan tol sehingga BUMN Konstruksi ini telah berkembang menjadi General
Contractor.
Berawal dengan berkantor di Malang, Jawa Timur, lalu pada tahun 1996
Kantor Pusat Abipraya berpindah ke Jakarta tepatnya di Jalan Wijaya Jakarta
Selatan dan di tahun 2001 Brantas Abipraya resmi berkantor di Jalan D.I
Panjaitan Jakarta Timur hingga sekarang.
Brantas Abipraya kini memiliki tiga Divisi Operasi yaitu Divisi Operasi
1 yang berfokus pada Gedung dan Bangunan, Divisi Operasi 2 yang fokus pada
pembangunan Sumber Daya Air, dan Divisi Operasi 3 yang berfokus pada
pengerjaan Jalan dan Jembatan juga infrastruktur. Di tahun 2011, Abipraya
melakukan diversifikasi usaha dan mengembangkan bisnis melalui Entitas Anak,
yaitu PT Brantas Energi yang bergerak dibidang Pembangkit Listrik Hydro
Power.
Melalui Brantas Energi, Abipraya optimis dapat berkembang dan tumbuh sebagai
pengembang Hydro Power terkemuka di Indonesia, serta mendukung program
pembangunan pembangkit 35.000MW yang bersifat baru dan terbarukan.
Mulai tahun 2013, Abipraya merambah produk beton pracetak dengan
mendirikan dua pabrik beton yang berlokasi di Subang, Jawa Barat dan Gempol,
Jawa Timur. Pembentukan pabrik beton ini ditujukan untuk diversifikasi usaha
Perseroan dan melayani kebutuhan produk beton untuk proyek-proyek yang
sedang dilaksanakan oleh Perseroan. Adapun jenis produk beton yang dihasilkan
antara lain corrugated concrete sheet pile, flat prestress concrete sheet pile, i
girder, box girder, box culvert, u ditch, dan v ditch.
Dalam perkembangan selanjutnya Abipraya telah memasuki bidang
pekerjaan lain seperti berinvestasi di tol dengan membentuk unit Abipraya Tol.
Tak hanya itu, Abipraya juga merambah industri properti dan perlatan dengan
membentuk Unit Bisnis Properti dan Unit Bisnis Alat. Diversifikasi usaha
properti ini mengembangkan beberapa produk properti unggulan untuk
mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Pemerintah serta
memenuhi perumahan bagi masyarakat.

5
2.3 Visi dan Misi PT Brantas Abipraya

2.3.1 Visi
"Menjadi Perusahaan terpercaya dalam industri konstruksi”
Artinya :
 Memiliki segala persyaratan professional yang memadai;
 Dalam 5 (lima) tahun ke depan mampu menjadi 5 (lima) besar perusahaan
konstruksi nasional.

2.3.2 Misi
1. Memberikan produk yang bersaing dalam hal harga, mutu, dan pelayanan serta
mengutamakan K3L;
2. Bekerja secara efisien menurut standar yang berlaku;
3. Menjaga hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder;
4. Menerapkan teknologi informasi yang terintegrasi.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

6
7
2.5 Unit Kerja PT Brantas Abipraya
Berikut adalah unit kerja PT Brantas Abipraya (Persero) dan dewan
direksi yang sedang menjabat :
1. Direktur Utama : Bambang E. Marsono
2. Direktur Keuangan & SDM : Suradi
3. Direktur Operasi I : Catur Prabowo
4. Direktur Operasi II : Widyo Praseno

2.6 Proyek Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) LOT-5


Proyek pembangunan jalan dengan kontrak yang dikerjakan di wilayah
Gunungkidul meliputi LOT-5, yakni ruas Jerukwudel-Baran-Duwet sepanjang
10,60 kilometer dengan waktu konstruksi 30 bulan. Proyek tersebut
menghabiskan biaya Rp282.400.000.000 dengan pelaksana PT Brantas Abipraya
dengan kerjasama operasional PT Aneka Dharma Persada.

8
BAB 3
DESKRIPSI PROSES/KEGIATAN PRODUKSI

3.1 Alur Perawatan Alat Berat

3.1.1 Pastikan Unit Bersih (Washing Unit)


Besihkan semua body unit dan komponen-komponen dari tanah yang
menempel, hal ini dilakukan agar pada saat melakukan pemeriksaan setiap
komponen dapat terlihat dengan jelas sehingga mempermudah dalam
mengetahui apakah terdapat kebocoran-kebocoran pada hose ataupun komponen
lainnya. Berikut merupakan gambaran washing unit yang terdapat pada PT.

3.1.2 Alokasikan Unit Parkir


Untuk melakukan parkir unit didalam workshop maka dibutuhkan
seseorang yang memandu untuk parkir dan jangan lupa untuk saling
berkomunikasi agar parkir dengan baik dan aman, Serta tidak lupa pula untuk
memasang wheelock pada ban dan mengaktifkan parking brake serta
merelease/melepas semua pressure/tekanan yang ada.

3.1.3 Walk-around Unit


Walk-around unit (pengecekan body dan kebocoran pada unit) hal ini
dilakukan untuk memastikan kondisi area kerja kita aman dari bahaya yang
mungkin akan timbul saat kerja serta mengecek decal/Sticker peringatan. Contoh
pengecekan kebocoran pada unit dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini :

3.1.4 Mengambil Data


Take Data (mengambil data sebelum pekerjaan) pengambilan data
sebelum bekerja ini memiliki fungsi untuk mengetahui bahwa unit ini dalam
keadaan normal sebelum di lakukan service, selain itu pengambilan data ini
berguna untuk mengetahui perawatan apa yang akan dilakukan pada saat
perawatan yang akan mendatang.

9
3.1.5 Prepare to Service
Sebelum melakukan perawatan pada unit maka kita harus
mempersiapkan berkas berkas yang dibutuhkan seperti JSA ( job safety
Analisys)

3.2 Jenis-jenis Perawatan

3.2.1 Preventive Maintenance


Preventive Maintenance adalah suatu kegiatan perawatan dan
pencegahan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan mesin. Mesin
akan mengalami nilai depresiasi (penurunan) apabila dipakai terus menerus. Oleh
karena itu, dibutuhkannya inspeksi dan servis secara rutin maupun periodik.

3.2.2 Corrective Mainttenance


Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan
setelah unit atau peralatan mengalami kerusakan, kegiatan ini biasa juga disebut
sebagai tindakan perbaikan atau reparasi. Kegiatan ini tidak perlu adanya
perencanaan karena hanya menunggu terjadinya kerusakan pada unit atau alat.
Corrective maintenance dapat menimbulkan terjadinya kerusakan alat yang
lebih parah dan mengganggu kelancaran proses produksi sewaktu-waktu apabila
hal itu terjadi maka dapat dipastikan bahwa kapasitas produksi tidak akan
mencapai pada kondisi yang optimal.

10
11
BAB 4
TUGAS KHUSUS

4.1 Latar Belakang Permasalahan/Pengembangan


PT. Brantas Abipraya merupakan perusahan yang bergerak di bidang pembangunan
infrastruktur khususnya dalam konstruksi pembuatan jalan. Perusahaan ini menggunakan
berbagai macam alat berat sebagai penunjang setiap proyeknya sehingga performa dari setiap
alat yang digunakan harus disesuaikan dengan baik. Salah satu alat yang digunakan adalah
mesin excavator. Excavator sendiri berfungsi sebagai alat pengeruk dan pengangkut
batu/pasir dengan menggunakan hidrolik sebagai alat gerak dari excavator itu sendiri.
Cooling System dari mesin tersebut harus diperhatikan dengan baik dikarenakan
apabila terjadi overheat maka performa mesin menjadi kurang baik. Suhu yang terlalu tinggi
mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi dengan maksimal. Sistem pendinginan
memegang peran penting dalam keberhasilan penggunaan alat berat. Maka dari itu
dibutuhkan perawatan lebih banyak untuk menunjang performa mesin. Berdasarkan hal
tersebut, penulis mencoba menggali berbagai macam faktor yang menyebabkan terganggunya
cooling system pada mesin excavator dan solusi untuk mencegah terjadinya overheat.

4.2 Penentuan Permasalahan


Dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis menentukan bersama
pembimbing di lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya overheat pada engine.
Setelah menentukan permasalahan yang akan dibahas, penulis juga mencari faktor-faktor
penyebab dari masalah tersebut serta memberikan saran untuk penangan overheat pada
engine pada excavator.

4.3 Identifikasi Akar Masalah

Setelah menenentukan permasalahan yang akan dibahas, kemudian dilanjutkan


dengan mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut. Dari permasalahan yang dibahas
penulis telah mengidentifikasi beberapa penyebab dari masalah yang timbul tersebut,
antara lain :
1. Faktor fan :
- Fan Belt

12
- Fan Clutch
2. Faktor Radiator :
- Cap Radiator
- Radiator Bocor
- Air Radiator kurang
3. Faktor Termostat

4.4 Rumusan/Batasan Masalah


Dalam menyelesaikan permasalahan yang telah ditentukan, ada beberapa hal yang
menjadi batasan. Pemberian batasan-batasan tersebut bertujuan agar penulis berfokus pada
pada topik permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya tanpa harus menghitung
parameter-parameter lainnya. Batasan-batasan tersebut adalah :
a. Permasalahan yang diamati adalah overheat pada engine excavator Unit
210
b. Penyebab overheat pada engine excavator unit 210
c. Cara kerja dari cooling system

4.5 Kajian Pustaka

4.5.1 Pengertian Cooling System


Cooling system adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating (panas yang
berlebihan) pada engine, agar engine bias bekerja secara optimal. Cooling System yang
digunakan pada excavator namun tidak jarang cooling system juga digunakan pada mesin
yang memerlukan pendinginan ekstra. Seperti pada mesin-mesin produksi atau mesin-mesin
lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan alat berat pada
umumnya terletak berada didekat engine atau pada posisi tertentu yang menguntungkan bagi
system pendinginan. Hal ini bertujuan agar engine mendapatkan pendinginan yang maksimal
sesuai yang dibutuhkan mesin.

4.5.2 Tujuan Cooling System


Tujuan cooling system pada engine bertanggung jawab untuk mempertahankan suhu engine
yang sesuai. Sebagaiman kita ketahui bahwa didalam engine terjadi proses pembakaran bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga dan dalam proses pembakaran terebut juga menghasilkan
temperatur yang sangat tinggi didalam dalam ruang bakar.Temperatur didalam engine perlu

13
dikontrol agar tidak melebihi batasan temperature kerja untuk memaksimalkan efesiensi
pembakaran bahan bakar dan memastikan tingkat temperature dijaga agar tidak menyebabkan
kerusakan terhadap komponen.

4.5.3 Prinsip Kerja Cooling System


Prinsip kerja cooling system mensirkulasikan coolant ke seluruh bagian engine
untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh pembarakan dan gesekan dengan memanfaatkan
prinsip perpindahan panas. Prinsip Perpindahan Panas selalu bergerak dari sumber panas ke
sasaran yang suhunya lebih rendah. Sumber panas dan sasaran ini bisa berupa besi, cairan,
ataupun udara. Kuncinya terletak pada perbedaan suhu relatif di antara keduanya. Makin
besar perbedaannya, makin besar panas yang akan dipindahkan. Setiap komponen dalam
suatu cooling system memegang peran dalam hal ini. Didalam engine terjadi pembakaran,
pembakaran ini menghasilkan energi panas didalam ruang bakar, akan tetapi tidak semua
energi panas yang dihasilkan dirubah menjadi tenaga engine, hanya sekitar 33% yang terserap
menjadi tenaga engine, sekitar 30% panas dibuang melalui gas buang, 7% diradiasikan dari
engine ke udara sekitar, dan sisanya harus mampu diserap oleh cooling system. Sebab jika
tidak ini bisa mengakibatkan panas yang berlebihan dan mengakibatkan kerusakan pada
engine.

4.5.4 Komponen Dan Fungsi Cooling System

Gambar 4.1 Skema Cooling System

14
1. Water pump (Pompa air)
2. Oil cooler (Pendingin oli)
3. Engine block dan cylinder head
4. Thermostat/water temperature regulator
5. Radiator
6. Radiator cap (Tutup radiator)
7. Hose dan fan

4.5.4.1 Water pump (Pompa Air)


Water pump berfungsi mengalirkan cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan
tekanan. Water pump biasanya terpasang pada bagian depan dari cylinder block, water pump
terdiri dari sebuah housing dengan saluran inlet dan outlet.Ketika impeller berputar, coolant
terhisap masuk ke bagian inlet dari pompa (pada bagian tengah shaf), menuju blade dan
terlempar keluar oleh gaya sentrifugal dan didorong menuju outlet pompa kemudian menuju
cylinder block. Saluran inlet pompa terhubung dengan sebuah hose ke bagian bawah dari
radiator, dan coolant dari radiator masuk menuju pompa menggantikan coolant yang
didorong ke sisi outlet. Shaf yang mengikat impeller menggunakan bearing. Oleh karna itu
shaf tersebut membutuhkan pelumasan oli engine. Drive shaf mungkin terpasang
dengan v-belt atau secara langsung digerakan oleh timing gear.
Sebuah spring loaded khusus, carbon faced seal terpasang antara impeller dan housing untuk
mencegah coolant bocor. Water pump memiliki sebuah lubang pada shaf housing pada bagian
belakang pompa yang membiarkan kebocoran coolant mengalir ke bagian luar jika carbon
face seal rusak.

15
Gambar 4.2 Water Pump

4.5.4.2 Oil Cooler (Pendingin Oli)


Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan oli engine dengan memanfaatkan
sirkulasi cooling system. Cairan pendingin pengalir dari saluran keluar water pump menuju ke
oil cooler. Secara fisik, oil cooler terdiri atas satu set tabung dalam. Cairan pendingin
mengalir melalui tabung-tabung dan membuang hawa panas oli berada di sekeliling tabung.
Oil cooler membuang hawa panas dari oli pelumas, hal ini menyebabkan konsentrasi dan
sifat-sifat oli tetap terpelihara.

Gambar 4.3 Oil Cooler

4.5.4.3 Water Jacket


Water Jacket Dari after cooler, air pendingin mengalir menuju ke engine block

16
dan kesekitar cylinder liner. Rongga-rongga tempat air membuang panas yang tidak
berguna dari piston, ring dan liner tersebut disebut water jacket.

Gambar 4.4 Water Jacket


Cylinder head air pendingin bergerak dari lubang-lubang (water jacket) pada engine block
menuju cylinder head, mengambil panas dari valve seat dan valve guide.

4.5.4.4 Thermostat
Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup secara otomatis
sesuai temperatur coolant. Thermostat bekerja seperti polisi jalan raya pada system.
Thermostat bekerja untuk menjaga suhu kerja engine. Thermostat akan mengatur aliran
coolant menuju radiator, saat engine dalam kondisi dingin thermostat menutup. Air
pendingin mengalir kembali ke water pump, tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa
bypass. Ini akan membantu engine agar dapat mencapai suhu kerja dengan cepat. Bila engine
mulai panas, suhu air pendingin mulai naik sampai mencapai suhu pembukaan thermostat,
sehingga air pendingin mengalir menuju radiator untuk didinginkan sebelum memasuki
engine. Thermostat tidak secara penuh membuka atau menutup, tetapi berada dalam posisi
keduanya untuk mempertahankan agar suhu engine tetap konstan. Suhu engine yang tepat
sangatlah penting.

17
Gambar 4.5 Thermostat
Engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk
mendapatkan pembakaran yang efesien dan akan menyebabkan munculnya endapan pada
system pelumasan engine, karbon dan lapisan deposit pada dinding liner serta dapat
menimbulkan engine blowby. Jika temperature terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya
kondensasi di ruang bakar dan membentuk asam pada daerah sekitar ring piston. Engine yang
terlalu panas akan menyebabkan engine overheat dan menyebabkan kerusakan yang serius
pada engine.

4.5.4.5 Radiator
Radiator berfungsi untuk membuang panas air yang telah bersikulasi di dalam engine
ke udara luar melalui sirip-sirip yang ada pada radiator.Bila Thermostat membuka, air
pendingin mengalir melalui pipa-pipa atau hose-hose kebagian atas radiator yang telah
mengambil panas engine. Di dalam radiator situasinya air pendingin melepaskan panas ke
atmosfir. Di dalam radiator air pendingin mengalir dari atas kebawah. Tabung dan sirip-sirip
bekerja sama membuang panas. Radiator umumnya dipasang dimana udara paling banyak
dan pembuangan panas paling baik. Tutup radiator, air di dalam radiator bertekanan. Tutup
radiator akan menentukan berapa besar tekanan sistem pendingin selama engine bekerja.

18
Gambar 4.6 Radiator

4.5.4.6 Cap Radiator


Cara kerja tutup radiator adalah dengan membuang suhu panas atau mengisap air
untuk mempertahankan tekanan ideal di dalamnya. Saat tekanan sudah sangat tinggi,
melebihi ambang batas pressure valve yang tertera pada bagian atas tutup, maka komponen
ini akan membuka katupnya dan membuang tekanan tersebut ke reservoir tank radiator. 
Sebaliknya, jika tekanan di dalam mesin pendingin rendah, maka penutup radiator akan
membuka vacuum valve agar dapat mengisap air di dalam reservoir tank radiator. Hal
tersebut dilakukan untuk menambah tekanan dan menjaganya tetap ideal.
.

Gambar 4.7 Cap Radiator

4.5.4.7 Hose
Hose berfungsi sebagai penghubung antara radiator dan blok engine. Ada dua
hose di radiator, Upper hose berfungsi mengalirkan air panas dari engine ke radiator.
Sedangkan lower hose untuk menyalurkan air yang sudah didinginkan kembali ke engine.

19
Gambar 4.8 Hose
Beberapa hose mempunyai penguat pada bagian dalamnya (spring) untuk
mencegah hose terlipat ketika temperature di dalam sistem pendingin turun (drop). Clamp
hose harus diperiksa secara berkala dari kebocoran atau kekencangan pengikatannya.

4.5.4.8 Fan (Kipas)


Fan berfungsi mendinginkan coolant yang bersirkulasi didalam core radiator
bersama fin sebagai media pelepas panas.
Fan terdiri dari 2 tipe, yaitu
1. Suction fan
2. Blower fan

20
Gambar 4.9 Fan/Kipas
Tipe suction fan (1) udara luar akan dihisap dan aliran udara akan melewati fin dan
core yang ada pada radiator, terhembus ke engine dan exhaust melalui sisi ruangan pada
bagian belakang atau bagian bawah engine.Tipe blower fan (2) beroperasi dengan cara yang
berbeda yaitu dengan cara udara yang dihisap dari bagian belakang kipas melewati engine,
kemudian dihembuskan melalui radiator untuk mendinginkan coolant didalam radiator.
Blower type fan digunakan pada machine yang beroperasi pada daerah operasi yang sangat
berdebu, contohnya track type tractor yang bekerja pada tempat pembuangan akhir. Blower
type fan juga berfungsi untuk membantu mengurangi kemungkinan tersumbatnya radiator
dan kerusakan core akibat pengikisan.
Umumnya fan yang dipakai pada alat berat bahannya terbuat dari baja (steel) tetapi
ada beberapa jenis fan yang menggunakan bahan plastik. Keuntungan bahan plastik bahannya
ringan sehingga blade menjadi fleksible pada putaran kecepatan tinggi. Dan hal ini juga akan
mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan fan. Penggunaan fan dengan bahan
plastik juga meningkatkan umur dari drive belt dan bearing serta suara atau tingkat
kebisingan yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi. Beberapa engine menggunakan fan belt (tali
kipas) untuk mengerakkan kipas, pompa air atau komponen lainnya. Bila fan belt terlalu
kendor, kecepatan putar kipas turun, Ini akan mengurangi aliran udara melewati radiator dan
akan menurunkan kemampuan sistem pendingin.

4.6 Pengembangan Alternatif Penyelesaian Masalah


Setelah dilakukan identifikasi masalah yang timbul, yaitu berupa terjadinya
overheat pada engine unit 210 maka dikembangkan beberapa alternatif penyelesaian untuk
mengatasi masalah tersebut, berikut beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dapat
digunakan untuk mengatasi kendala tersebut :

21
1. Pengecekan cairan level pendingin engine secara berkala
2. Penggantian termostat setiap 3000 jam
3. Pengencekan cap radiator
4. Penggantian fan clutch
5. Penggantian fan belt

22
4.7 Pemilihan Prioritas Solusi Masalah
Setelah menentukan beberapa alternatif masalah, kemudian
menentukan prioritas solusi masalah yang akan digunakan dan dibahas.
Alternatif yang dipilih adalah yang mampu mengatasi permasalahan secara
optimal, sehingga alternatif solusi yang dipilih adalah pengecekan level
pendingin secara berkala dan menggunakan cairan pendingin yang sesuai dan
pergantian termostat secara terjadwal yaitu setiap 3000 jam.

4.8 Pembahasan

4.8.1 Overheat
Overheat pada engine excavator unit 210 merupakan salah satu
permasalahan yang sering terjadi pada engine, masalah ini disebabkan oleh
beberapa faktor yauitu masalah pada air radiator yang kurang, komponen
komponen seperti termostat yang rusak, fan yang tidak bekerja dengan
semestinya yang mengakibatkan sistem pendinginan dalam engine bermasalah.

4.8.2 Faktor Penyebab


Faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya overheat pada engine dapat
diklasifikasikan menjadi 2 faktor yaitu, faktor primer yang merupakan masalah
utama yang mengakibatkan terjadinya overheat pada engine dan faktor sekunder
yang merupakan sekumpulan masalah kecil yang dapat mengakibatkan terjadinya
overheat pada engine, berikut adalah uraian dari kedua faktor tersebut:
1. Faktor fan :
- Fan Belt
fan belt ini berfungsi sebagai menghubungkan putaran mesin ke
kipas pada radiator. Masalah dari fan belt ini yang sering terjadi
dikarenakan keausan yang disebabkan oleh kurang kencangnya
fan belt pada saat pemasangan dan terkontaminasi oleh grease
pada fan belt yang mengakibatkan belt mengalami slip dan

23
mengalami keausan pada belt sehingga menyebabkan putaran
kipas menjadi lebih pelan karena mengalami slip dan tidak
dapat menghasilkan aliran udara yang maksimal yang
mengakibatkan overheat pada engine.
- Fan Clutch
Fan clutch adalah part yang mengontrol seberapa cepat kipas
radiator atau radiator fan berputar untuk mendinginkan
radiator. Fan clutch bekerja secara otomatis. Saat temperatur
mesin panas, fan clutch akan membuat kipas radiator berputar
lebih cepat. Terjadinya slip pada fan clutch jika hal itu terjadi
maka fan tidak bisa berputar sehingga tidak ada aliran udara untuk
mendinginkan coolant di dalam radiator yang dapat
mengakibatkan engine mengalami overheat. Maka dari itu di
butuhkan maintenance secara berkala untuk pengecekan fan clutch
dan pergantian spare part dari fan clutch tersebut.
2. Faktor Radiator :
- Cap Radiator
Cap Radiator berfungsi untuk menaikkan dan menstabilkan
tekanan air dalam sistem pendingan Tutup radiator yang longgar
atau rusak akan menyebabkan sistem pendingin tidak bertekanan,
sehingga terlalu panas yang akan terjadi pada mesin yang
mengakibatkan tutup radiator rusak tidak dapat secara efektif
berfungsi menutup sistem pendinginan atau membuatnya tetap
tertekan dengan baik yang akan membahayakan fungsi sistem
pendingin yang tepat. Jadi, perlu dilakukan perawatan berkala

- sistem pendinginan Radiator Bocor


anlisis penyebab kebocoran pada radiator Kebocoran air pendingin
pada radiator disebabkan oleh penggunaan air mineral,
Penggunaan air mineral yang terus menerus akan memberi
tekanan terus menerus pula sehingga mengurangi daya tahan
logam pada radiator, pada titik tertentu komponen radiator

24
menjadi lebih cepat rusak dan retak/bocor. Karena air lebih cepat
menguap, sehingga memberikan tekanan pada komponen sistem
pendingin. komponen radiator dapat mengalami karat, atau bahkan
kebocoran karena uap air yang membutuhkan volume yang lebih
besar.
3. Faktor Thermostat
Thermostat bekerja untuk menjaga suhu kerja engine. Thermostat akan
mengatur aliran coolant menuju radiator,saat engine dalam kondisi kurang
dari 85°C maka thermostat menutup. Jika saat engine dalam kondisi
sudah lebih dari 90°C maka thermostat akan membuka. Tetapi jika
thermostat tidak membuka pada suhu 90°C itu disebabkan thermostat
yang sudah rusak karena faktor dari pemakain yang sudah lama dan tidak
dilakukan pengecekan pada thermostat itu sendiri. Maka dari itu jika
thermostat sudah tidak berfungsi perlu di lakukan pergantian thermostat
yang baru.

4.9 Refleksi Kerja Praktik


Setelah menjalani seluruh rangkain Kerja Praktik selama satu bulan dari
tanggal 18 februari 2020 sampai 18 Maret 2020 di PT. Kideco Jaya Agung,
penulis mendapatkan beberapa refleksi yang bermanfaat, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan kerja pada
minggu pertama pelaksaan kerja Praktik karena bertemu dengan
lingkungan baru dan orang-orang baru
2. Kesulitan dalam menentukan topik yang sesuai
3. Ada banyak hal baru yang tidak didapat di lingkungan kampus,
seperti halnya mengenal perawatan alat berat
4. Dengan kerja Praktik maka kita dipertemukan dengan banyak
orang-orang baru baik dari perusahaan itu sendiri sampai pada
mahasiswa-mahasiswa yang melakukan kerja Praktik, magang,
serta penelitian di perusahaan tersebut. Hal tersebut

25
memungkinkan kita untuk berkenalan dan bertukar informasi
dengan banyak pihak. Selain itu yang tidak kalah penting adalah
perluasan jaringan untuk individu kita sendiri, dengan kita
semakin banyak berkenalan dengan orang baru akan semakin
memungkinkan saling membantu dalam kehidupan kedepan yang
berkaitan dengan dunia kerja.

26
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan secara langsung
selama melaksanakan Kerja Praktik di PT. Kideco Jaya Agung, dimana penulis
terlibat dalam Departemen Procurement & HEM, divisi engine. maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses maintenane pada unit alat berat sangatlah penting, hal ini
bertujuan untuk menjaga performa alat berat sehingga unit selalu
dalam kondisi siap dioperasikan.
2. Pentingnya untuk selalu memeriksa kekencangan baut dan mur dengan
kunci torsi pada setiap alat/unit yang bertujuan agar baut dan mur
tidak terlepas pada saat dioperasikan.
3. Proses maintenance yang dilakukan sesuai dengan jadwal dapat
memperpanjang umur dari alat berat.
4. Perawatan yang rutin dapat digunakan untuk memantau kondisi

5.2 Saran
Demi peningkatan penyelenggaraan Kerja Praktik di masa yang akan
datang berikut ini beberapa saran dari penyusun agar Kerja Praktik dapat
berjalan lebih efektif.
1. Dalam proses service sebaiknya mekanik selalu menggunakan helm
dan loto yang bertujuan untuk menghindari resiko bahaya yang
mungkin dapat terjadi.
2. Untuk rekan Mahasiswa yang akan menjalani kerja praktik sebaiknya
lebih mempersiapkan kedisiplinan diri karena dalam lingkungan
perusahaan berbeda dengan lingkungan kampus

27
DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho Adi. 2010. Apa Sih motor Step Itu? Diakses dari
nugroho.staff.uii.ac.id. pada 1/1/2011.
Amstead, B.H, Ostwald, F.O., & Begeman, M.L. (1987). Manufacturing
Processes (8th ed.). John Wiley & Sons.
Aszkler, C. (2005). Acceleration, Shock and Vibration Sensors. Pada Wilson, J.
(Editor). Sensor Technology Handbook. Elsevier Inc.
Craig, J.J. (1989). Introduction to Robotics : Mechanics and Control (2nd Ed.).
Addison Wesley Publishing Company.
Deneb Robotics Inc.1998. IGRIP ® User Manual and Tuturial. Deneb Robotics
Inc.
Groover, M.P. (2005). Otomasi, Sistem Produksi, dan Computer Integrated
Manufacturing. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Bagus Arthaya & I Ketut
Gunarta. Penerbit Guna Widya.
Huang, Q. et al. (2001). Planning Walking Patterns For A Biped Robot. Robotics
and Automation, IEEE Transactions. Volume 17.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. II/MPR/1988 tentang Garis-
Garis besar Haluan Negara.
Kutz, M. (Editor). (2005). Mechanical Engineers' Handbook (3rd Edition). John
Wiley & Sons.
Martin, S. 1996. Agus T. Exhibit show psychologi’s power in treating illnesses.
Apa monitor, p.42.
Putra, T.S. (2008). Perancangan Robot Dua Kaki dengan Tiga Derajat
Kebebasan. Skripsi. tidak diterbitkan. Teknik Mesin Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
Tang, Z. (2003). Trajectory Planning for Smooth Transition of a Biped Robot.
Proceedings of the 2003 IEEE International Conference on Robotics &
Automation. Taipei, Taiwan.
Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Lembaran Ne-
gara RI No. 92 Tahun 1999.
Undang-Undang Dasar 1945.

28
LAMPIRAN 1
PENJELASAN MENGENAI TEMPLATE
LAPORAN KERJA PRAKTIK

Template ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa yang sedang


akan/sedang menyusun naskah laporan Kerja Praktik (KP) sehingga dapat sesuai
dengan format penulisan yang berlaku di Prodi Teknik Mesin. Penggunaan
template ini sangatlah mudah, anda hanya tinggal mengganti teks yang ada
disesuaikan dengan naskah yang anda buat dengan memperhatikan style atau
formatting yang digunakan. Sebelum menggunakan template ini, sangat
disarankan anda untuk mempelajari terlebih dahulu mengenai beberapa fasilitas
yang ada pada MS Word seperti style and formatting dan reference sehingga
dapat melakukan penyuntingan secara lebih efektif.
Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan template
ini antara lain konsistensi format penulisan pada keseluruhan naskah, kemudahan
dalam pemberian judul beserta pengacuan tabel dan gambar, serta otomatisasi
dalam pembuatan daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar. Diharapkan dengan
menggunakan template ini mahasiswa dapat menyusun naskah laporan TA
dengan lebih efektif dan efisien, sekaligus juga dapat meningkatkan ketrampilan
mahasiswa dalam menggunakan peranti lunak pengolah kata, khususnya MS
Word. Jika terdapat pertanyaan ataupun masukan mengenai template ini dapat
dikirimkan ke nugroho@fti.uii.ac.id.

29

Anda mungkin juga menyukai