Anda di halaman 1dari 14

TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

BAB V
ANALISIS DATA

Analisis data dapat diklasifikasikan kedalam analisis spasial dan analisis non-spasial.
Analisis data spasial adalah…., sedangkan analisis non-spasial adalah….Pada bab analisis
data ini hanya menjelaskan tentang analisis spasial, sedangkan analisis non-spasial dijelaskan
lebih lanjut dalam Tata Cara Penyusunan Dokumen RZWP-3-K. Proses analisis data spasial
dilakukan setelah peta-peta tematik yang disusun diverifikasi melalui konsultasi publik
dokumen awal. Proses verifikasi peta-peta tematik tersebut dianalisis lebih lanjut untuk
menghasilkan peta usulan alokasi ruang RZWP-3-K. Penjelasan lebih lanjut mengenai
analisis data spasial dijabarkan sebagai berikut:
5.1. Analisis Data
Penentuan usulan alokasi ruang dilakukan setelah diperoleh peta-peta tematik
yang telah disepakati di daerah melalui konsultasi publik. Penentuan usulan alokasi
ruang melalui dua metode, yaitu : a) kesesuaian perairan laut dan pesisir terhadap
kawasan, zona, sub zona; atau b) penyusunan Paket Sumberdaya terhadap kriteria
kawasan dan zona. Hasil analisis ini berupa usulan alokasi ruang. Secara rinci
rangkaian aktivitas diatas dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Diagram Analisis Data

80
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

5.1.1. Analisis Kesesuaian Perairan


Analisis kesesuaian perairan dilakukan terhadap wilayah perairan laut dan pesisir
dengan mendeliniasi masing-masing parameter peta-peta tematik berdasarkan
kriteria kesesuaian zona/subzona tertentu. Hasil deliniasi masing-masing
parameter peta-peta tematik tersebut diatas dilakukan tumpang susun/overlay.
Proses ini dilakukan dengan cara yang sama terhadap parameter peta-peta tematik
tertentu berdasarkan kriteria zona/subzona lainnya.
Hasil dari proses tumpang susun tersebut berupa peta-peta kesesuaian untuk
masing-masing zona/subzona dengan kategori kesesuaiannya (sesuai (S1), kurang
sesuai (S2), dan tidak sesuai (N)). Masing-masing peta-peta kesesuaian
zona/subzona tersebut kemudian di tumpang susun sehingga menghasilkan peta
multikesesuaian untuk zona/subzona. Berdasarkan peta multikesesuaian dilakukan
penilaian kesesuaian akhir untuk zona/subzona, sehingga dihasilkan usulan
alokasi ruang dalam bentuk Peta Alokasi Ruang. Analisis non-spasial dapat
digunakan apabila dalam satu lokasi memiliki beberapa kategori kesesuaian yang
sama.
Ilustrasi proses analisis kesesuaian perairan laut dan pesisir dapat dilihat pada
diagram alir berikut.

81
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Gambar 5.2. Diagram Analisis Kesesuaian Perairan

Tabel 5.1. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Selam Dan Rekreasi Air
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Batimetri (m) 5 0-3 3-5 >5
Substrat dasar 3 >6 5-6 <5
Arus (m/dt) 3 0 - 0.2 > 0.2 - 0.4 > 0.4
Kecerahan (m) 1 >5 > 3 - 10 <3
Total 12 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 12 -
19        
S2 : Nilai 20 -
27        
N : Nilai 28 -
36        

82
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Tabel 5.2. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Yachting, Sailing, Surfing
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Batimetri (m) 5 >8 4-8 <4
Arus (m/dt) 3 0 - 0.15 > 0.15 - 0.40 > 0.40
Total 8 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 12 -
19        
S2 : Nilai 20 -
27        
N : Nilai 28 -
36        

Tabel 5.3. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Rekreasi Pantai
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Batimetri (m) 5 0-3 3-5 >5
Substrat dasar 3 Pasir Karang berpasir Lumpur
Arus (m/dt) 3 0 - 0.34 0.34 - 0.51 > 0.51
Kecerahan (m) 1 > 10 > 3 - 10 <3
Total 12 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 12 -
19        
S2 : Nilai 20 -
27        
N : Nilai 28 -
36        

Tabel 5.4. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya Kerapu
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Salinitas 1 >75 25-75 < 25
Batimetri (m) 5 1-3 3 - 10 > 10
Arus (cm/dt) 3 0 - 15 15 -30 > 30
Kecerahan (m) 3 > 10 5-10 <5

83
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Suhu (Celcius) 3 28-30 25-28 < 25 & > 30


DO (mg/l) 1 >4 2-4 <2
Ph 3 7.5 -8.6 6.5 -7.5 < 6.5 & > 8.6
Total 19 3 2 1
Keterangan : Jumlah =
Skor x bobot      
S1 : Nilai 45-57        
S2 : Nilai 32-44        
N : Nilai 19-31        

Tabel 5.5. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya Kerang Mutiara
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Salinitas 1 >75 25-75 < 25
Batimetri (m) 5 1-3 3 - 10 > 10
Arus (cm/dt) 1 0 - 15 15 -30 > 30
Nitrat 5 > 80 30 - 80 < 30
Fosfat 3 < 30 30 -80 > 80
Substrat dasar 5 Berkarang Berpasir Berlumpur
Kecerahan (m) 3 >10 5-10 <5
Klorofil (mg/l) 1 >20 10-20 <10
Suhu (Celcius) 1 28-30 25-28 < 25 & > 30
pH 2 7.5 -8.6 6.5 -7.5 < 6.5 & > 8.6
DO (mg/l) 3 > 6.5 5.5 -6.5 < 5.5
Total 30 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 71-
90        
S2 : Nilai 51-
70        
N : Nilai 30-
50        
Tabel 5.6. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya Udang
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Nitrat 3 < 0.05 0.05 - 0.1 > 0.1

84
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Fosfat 3 < 30 30 -80 > 80


Kecerahan (m) 3 >4 2-4 <2
pH 5 >6 4-6 <6
DO (mg/l) 5 > 3.0 2-3 <2
Total 19 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 45-57        
S2 : Nilai 32-44        
N : Nilai 19-31        

Tabel 5.7. Bobot Dan Skoring Kesesuaian Sub Zona Budidaya Rumput Laut
Kategori Kategori Kategori
Parameter Bobot
S1 (3) S2 (2) N (1)
Batimetri (m) 5 >4 2–4 < 2m
pH 5 >6 5–6 <5
DO (mg/l) 3 > 3.0 1- 2 <1
Gelombang
5 0 - 0.25 0.26 - 0.5 > 0.5
(m)
Arus (cm/dt) 5 20 - 40 10 -20 atau 40 – 50 < 10 atau > 50
Suhu ( C ) 3 27 - 30 25 - < 27 atau > 30 – 32 < 25 atau > 32
Salinitas 3 29 – 33 25 - < 29 atau > 33 – 37 < 25 atau > 37
Nitrat (mg/l) 5 0,1 – 0,7 0,01 – < 0,1 < 0,01
Fosfat (mg/l) 3 0,1 – 0,2 0,02 – < 0,1 < 0,02
Klorofil 3 3,5 – 10 0,2 - < 3,5 < 0,2
Total 40 3 2 1
Keterangan : Jumlah = Skor x bobot    
S1 : Nilai 40-
66        
S2 : Nilai 67-
93        
N : Nilai 94-
120        

5.1.2. Penyusunan Paket Sumberdaya

85
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Paket sumberdaya merupakan informasi mengenai kondisi sumberdaya yang ada


di area tertentu di dalam satu unit perencanaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil. Unit perencanaan merupakan kawasan tertentu yang ada di suatu wilayah
perencanaan. Batas spasial unit perencanaan merupakan kombinasi dari kondisi
topografi, oseanografi, ekologi, pemanfaatan perairan yang sudah ada. Di dalam
setiap unit perencanaan terdapat paket-paket sumberdaya yang memiliki potensi
untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik biofisik dan lingkungannya.
Berbagai kegiatan pemanfaatan umum yang dapat dikembangkan diantaranya
perikanan tangkap, budidaya perairan, pariwisata, permukiman, pertambangan,
dan sebagainya. Proses penyusunan paket sumberdaya dijelaskan dalam diagram
alir sebagai berikut:

Gambar 5.3. Proses Penyusunan Paket Sumberdaya


Sebagai contoh paket sumber daya Kabupaten Banggai. Paket sumberdaya
tersebut dihasilkan dari tumpang susun antara peta kedalaman perairan, geologi
dan geomorfologi laut, pemanfaatan wilayah laut yang telah ada, ekosistem
perairan, oseanografi fisika dan kimia (arus, suhu, salinitas, klorofil), dan risiko
bencana yang menghasilkan peta paket sumberdaya. Peta paket sumberdaya yang
dihasilkan terdiri dari 13 unit area yang diberi nama Unit 1 s.d. Unit 13. Berikut
adalah contoh unit-unit area dalam peta paket sumberdaya hasil tumpang susun
berbagai karakteristik perairan.

86
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Gambar 5.4. Peta Paket Sumberdaya Hasil Tumpangsusun Berbagai Karakteristik


Lahan dan Perairan Kab. Banggai
Unit-unit area yang ada di dalam Peta Paket Sumberdaya tersebut dideskripsikan
pada masing-masing unit area. Hasil pendeskripsian nilai-nilai sumberdaya
digunakan untuk menentukan usulan zona untuk seluruh perairan di wilayah
perencanaan. Sebagai contoh, deskripsi nilai-nilai sumberdaya dapat dilihat pada
tabel dibawah.
Tabel 5.8. Nama Unit-Unit Area dalam Paket Sumberdaya dan Karakteristik
Nilai-nilai Sumberdaya
Wilayah
Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah
Perencanaan
Nama Unit- Usulan Zona
unit dalam Berdasarkan
Nilai-Nilai Sumberdaya
Paket Nilai-nilai
Sumberdaya Sumberdaya
…Unit 1… Memiliki kedalaman yang relatif dangkal, kondisi arus Perikanan
yang tenang, memiliki keterlindungan yang baik dengan budidaya
tinggi gelombang yang kecil, salinitas yang tidak terlalu
tinggi, dan oksigen terlarut yang tinggi, kandungan pH
rata-rata air laut, dengan TSS yang rendah, kandungan
klorofil yang tidak terlalu tinggi.
Substrat dasar berupa karang mati, dimana tutupan karang
sedang dengan jumlah famili ikan yang rendah dan

87
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Wilayah
Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah
Perencanaan
Nama Unit- Usulan Zona
unit dalam Berdasarkan
Nilai-Nilai Sumberdaya
Paket Nilai-nilai
Sumberdaya Sumberdaya
jumlah individu ikan yang relatif tinggi.
…Unit 2… Berjarak sekitar 2 mil laut dari bibir pantai, rata-rata Perikanan
merupakan perairan laut dalam dengan kecerahan tangkap
perairan yang sedang, suhu rata-rata perairan terbuka,
dengan salinitas yang tidak terlalu tinggi, memiliki
kecepatan arus yang cepat dan gelombang yang tinggi.
Memiliki kandungan pH rata-rata air laut pada umumnya,
dengan TSS yang rendah, dengan kandungan klorofil
yang cukup tinggi.
…Unit 3… Memiliki tutupan terumbu karang yang baik. Dekat dari Pariwisata
darat tetapi terlindung dari aktivitas yang bersifat
destruktif. Kedalaman perairan yang relatif dangkal.
Terletak di sekitar teluk sehingga cukup terlindung dari
arus.
Memiliki suhu dan salinitas perairan laut rata-rata dengan
kandungan oksigen terlarut yang relatif tinggi dengan
TSS yang rendah dan tingkat kecerahan yang tinggi.
Substrat dasar berupa karang hidup yang memiliki
tutupan karang yang tinggi dengan keberagaman jenis
ikan karang yang berlimpah.
…Unit 4… Merupakan daerah yang terlindung dengan kecepatan arus Perikanan
dan tinggi gelombang yang relatif rendah. Kedalaman budidaya
perairan yang relatif dangkal dan memiliki suhu dan
salinitas perairan laut rata-rata dengan kandungan oksigen
terlarut yang relatif tinggi dengan TSS yang rendah dan
tingkat kecerahan yang tinggi sehingga memungkinkan
cahaya matahari tembus sampai dasar perairan. Substrat
dasar berupa pasir dan karang mati.

5.2. Penentuan Usulan Alokasi Ruang


Penentuan alokasi ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus
memperhatikan hal-hal, sebagai berikut:
1. Kawasan Konservasi
Usulan Kawasan konservasi harus memperhatikan keberadaan wilayah yang
berpotensi menjadi kawasan konservasi. Kawasan konservasi ditetapkan untuk
wilayah yang memiliki ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan
pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. Pembagian
kawasan konservasi disesuaikan dengan jenis/kategori kawasan konservasi.

88
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

2. Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT)


Alokasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu memperhatikan kriteria-kriteria:
batas-batas maritim kedaulatan negara yang telah ditetapkan; kawasan yang
secara geopolitik, pertahanan dan keamanan negara; situs warisan dunia;
pulau-pulau kecil terluar yang menjadi titik pangkal dan/atau habitat biota
endemik dan langka. Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) pada peta
RZWP-3-K digambarkan batas terluarnya.
3. Kawasan Pemanfaatan Umum
Usulan Kawasan Pemanfaatan Umum memperhatikan kriteria: tidak termasuk
ke dalam wilayah yang ditetapkan menjadi kawasan konservasi dan Kawasan
Strategis Nasional Tertentu, dan merupakan wilayah yang sebagian besar
dipergunakan untuk aktivitas ekonomi.
4. Alur Laut
Usulan Alokasi Ruang untuk Alur Laut memperhatikan kriteria: ruang yang
dapat dimanfaatkan untuk alur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan migrasi
biota laut yang perlu dilindungi.
Aturan mengenai alur pelayaran dapat mengikuti Permen Perhubungan No.68
tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut, dimana alur pelayaran di laut
terdiri atas :
a. Alur pelayanan umum dan per-lintasan; dan
b. Alur pelayaran masuk pelabuhan.
Pipa/kabel bawah laut merupakan instalasi yang dapat dibangun di perairan,
dengan persyaratan, sebagai berikut :
a. penempatan, pemendaman, dan penandaan;
b. tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunanatau instalasi Sarana
Bantu Navigasi-Pelayaran dan fasilitas Telekomunikasi-Pelayaran;
c. memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan;
d. memperhatikan koridor pemasangan kabel laut dan pipa bawah laut; dan
e. berada di luar perairan wajib pandu.
Sedangkan Alur Migrasi Ikan adalah pola ruaya (migrasi) ikan yang
dipengaruhi suhu, salinitas, kecepatan dan arah arus, pasang surut, tinggi dan
panjang gelombang, warna perairan, substrat dasar, kedalaman perairan, dan
tipologi kelandaian dasar laut. Kecepatan dan arah arus akan memberikan
indikasi terhadap pola pergerakan dan alur migrasi ikan, sementara keterkaitan
suhu, salinitas, kedalaman perairan, kontur dasar, dan warna perairan
memberikan informasi perairan optimum terhadap ikan-ikan target tangkapan
yang dikehendaki. Alur migrasi biota laut, dapat berupa : alur migrasi cetacea,
tuna, penyu belimbing, penyu lekang, paus dll.
Klasifikasi Kawasan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil berdasarkan UU
No. 27 tahun 2007 Jo UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, dan penentuan arahan pemanfaatan alokasi ruang wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil dilakukan melalui penentuan zona dan sub zona atau arahan
pemanfaatannya pada masing-masing kawasan. Penentuan zona pada masing-masing
kawasan dilakukan dengan menggunakan metode kesesuaian perairan. Hasil kesesuaian
perairan dan contoh peta alokasi ruang dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.

89
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

Gambar 5.5. Ilustrasi Pembagian Kawasan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Subandono, 2016)
Alokasi Ruang di dalam Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi,
dan Kawasan Strategis Nasional Tertentu dan Alur Laut dijabarkan ke dalam zona, sub
zona dan arahan pemanfaatan untuk setiap zona pada masing-masing kawasan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 5.9. Pembagian Kawasan menjadi Zona dan Sub Zona
ARAHAN PEMANFAATAN
KAWASAN
ZONA Sub zona
1. KAWASAN Wisata bahari 1. wisata Alam Bentang Laut;
PEMANFAATAN 2. wisata Alam Pantai /Pesisir
UMUM dan Pulau-pulau kecil;
3. wisata Alam bawah laut;
4. Wisata budaya;
5. Wisata sejarah; dan
6. Wisata olah raga air
Pemukiman 1. pemukiman nelayan;
dan/atau
2. pemukiman non-nelayan
Pelabuhan 1. Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan
(DLKp); dan/atau
2. Wilayah Kerja dan Wilayah
Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan.

90
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

ARAHAN PEMANFAATAN
KAWASAN
ZONA Sub zona
Hutan mangrove

Pertambangan 1. Mineral;
2. Pasir Laut;
3. Minyak Bumi;
4. Gas Bumi; dan
5. Panas Bumi.
Perikanan Budidaya 1. budidaya laut; dan/atau
2. budidaya air payau.
Perikanan Tangkap 1. Pelagis;
2. Demersal; dan/atau
3. Pelagis dan demersal
Pergaraman
Industri 1. Industri pengolahan ikan;
2. Industri maritim;
3. Industri manufaktur;
4. Industri biofarmakologi; dan
5. Industri bioteknologi.
Bandar udara
Pendaratan pesawat
Jasa/Perdagangan
Energi
Fasilitas Umum 1. Pendidikan
2. Olahraga
3. Keagamaan
Pemanfaatan air laut selain
energi
Pemanfaatan lainnya sesuai
dengan karakteristik
biogeofisik lingkungannya
KAWASAN
KONSERVASI
Kawasan Konservasi KKP3K dan KKM, dirinci Pemanfaatannya, antara lain:
dikategorikan atas: atas: 1) perlindungan mutlak habitat
a. Kawasan 1. Zona Inti dan populasi ikan serta alur
Konservasi Pesisir migrasi biota laut;
dan Pulau-Pulau 2) perlindungan ekosistem
Kecil (KKP3K) pesisir unik dan/atau rentan
b. Kawasan terhadap perubahan;
Konservasi Maritim 3) perlindungan situs budaya
(KKM); atau adat tradisional;
c. Kawasan 4) penelitian; dan/atau
Konservasi Perairan 5) pendidikan
(KKP); dan

2. Zona Pemanfaatan terbatas Pemanfaatannya, antara lain:

91
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

ARAHAN PEMANFAATAN
KAWASAN
ZONA Sub zona
1) perlindungan habitat dan
populasi ikan
2) pariwisata dan rekreasi
3) penelitian dan
pengembangan
4) pendidikan
3. Zona Lain sesuai Pemanfaatannya, antara lain:
peruntukan kawasan 1) Rehabilitasi
(zona lain sesuai dengan 2) Perlindungan
peruntukan Kawasan)
Kawasan lindung yang
telah ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
KAWASAN
STRATEGIS
NASIONAL
TERTENTU (KSNT)
Kawasan Strategis Sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (pada peta
Nasional Tertentu, yang RZWP-3-K digambarkan batas terluarnya)
dimanfaatkan untuk :
1) Pengelolaan batas-
batas maritim
kedaulatan negara;
2) pertahanan dan
keamanan negara;
3) pengelolaan situs
warisan dunia;
4) kesejahteraan
masyarakat;
dan/atau
5) pelestarian
lingkungan.
ALUR LAUT Alur Pipa/kabel bawah laut:
1. Pipa Air Bersih
2. Pipa Minyak dan Gas;
3. Pipa dan kabel lainnya;
4. Kabel Listrik
5. Kabel Telekomunikasi;

Alur Pelayaran:
1. Pelayaran Internasional;
2. Pelayaran Nasional;
3. Pelayaran Regional;
4. Pelayaran Lokal;
5. Pelayaran Khusus (Wisata, Tambang, dll)

92
TATA CARA PENYAJIAN PETA RZWP-3-K

ARAHAN PEMANFAATAN
KAWASAN
ZONA Sub zona
Alur Migrasi Biota Laut:
1. Migrasi Ikan Tertentu (Tuna, Sidat, dll);
2. Migrasi Penyu;
3. Migrasi Mamalia Laut (Paus, Lumba-lumba, Dugong)

Setelah diperoleh Peta Usulan Alokasi Ruang selanjutnya dilakukan analisis non-
spasial, diantaranya adalah Analisis Kebijakan dan Kewilayahan, Analisis Sosial dan
Budaya, Analisis Infrastruktur, Analisis Ekonomi Wilayah, Analisis Pengembangan
Wilayah, Analisis dampak aktivitas dari wilayah sekitar, Analisis Isu dan
Permasalahan perencanaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan Analisis
Konflik Pemanfaatan Ruang (Resolusi Konflik). Penjelasan analisis non-spasial secara
lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran I Tata Cara Penyusunan Dokumen RZWP-
3-K. Hasil analisis non spasial diformulasikan untuk menyempurnakan Peta Usulan
Alokasi Ruang menjadi peta RZWP-3-K.

93

Anda mungkin juga menyukai