Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pertanian sudah dikenal sejak peradaban manusia, dan sekarang sudah

mengalami perubahan yang sangat berarti bagi petani sebagai pelaku utama

pembangunan pertanian di Indonesia dan telah mengalami perkembangan

yang begitu baik dan berkesinambungan. Petani dalam melakukan kegiatan

biasanya menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi saat ini, dimana

penerapan teknik budidaya tanaman dalam setiap kegiatan sudah menjadi

suatu keharusan yang harus dijalankan oleh petani sebagai pelaku usahatani.

Menurut Mardikanto (2009:13) mengemukakan pertanian, sejak dulu


merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara berkembang.
Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan
ekonomi suatu negara menduduki posisi yang vital sekali. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor berikut : (1) Sektor pertanian
merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah
yang dibutuhkan oleh suatu negara; (2) Tekanan-tekanan demografis
yang besar di negara-negara berkembang yang sering disertai dengan
meningkatnya pendapatan dari sebagian penduduk menyebabkan
kebutuhan tersebut terus meningkat; (3) Sektor pertanian harus dapat
menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk ekspansi sektor-
sektor lain terutama sekali sektor industri. Faktor-faktor ini biasanya
berwujud modal, tenaga kerja dan bahan mentah; (4) Sektor pertanian
merupakan basis dari hubungan-hubungan pasar yang penting yang
dapat menciptakan spread-effect dalam proses pembangunan; dan (5)
Sektor ini merupakan sumber foreign-exchange yang diperlukan untuk
input pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari
sebagian besar penduduk Negara-negara berkembang yang hidup di
pedesaan.

Salah satu upaya pemerintah dalam pembangunan pertanian adalah

peningkatan taraf kehidupan petani secara menyeluruh baik petani yang

1
2

tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, hal ini harus segera terwujud agar

kehidupan petani dapat terbebas dari belenggu kemiskinan dan dapat segera

menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang begitu cepat. Dalam hal ini

petani diharapkan dapat mengelola usahataninya dengan baik dan berhasil

sampai memperoleh pendapatan sesuai dengan yang diharapkan oleh petani.

Cahyadi (2007 : 11), mengemukakan kedelai merupakan sumber

protein yang penting bagi manusia, dan apabila ditinjau dari segi harga

merupakan sumber protein yang termurah sehingga sebagian besar kebutuhan

protein nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan kedelai.

Kedelai mengandung nilai gizi yang sangat beragam, mulai dari

protein, lemak, karbohidrat dan lainnya. Untuk lebih jelasnya komposisi

kimia biji kedelai kering per 100 gram, seperti terlihat pada tabel I-1 di

bawah ini:

Tabel I – 1. Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 gram.

No Komponen satuan Jumlah


1. Kalori kal 331,0
2. Protein gram 34,9
3. Lemak gram 18,1
4. Karbohodrat gram 34,8
5. Kalsium mg 227,0
6. Fosfor mg 585,0
7. Besi mg 8,0
8. Vitamin A SI 110,0
9. Vitamin B1 mg 1,1
10. Air gram 7,5
Sumber : Cahyadi,( 2007:12)
Dari tabel I – 1 di atas dapat dilihat bahwa kedelai memiliki nilai gizi

yang sangat beragam, mulai dari kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium,

fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1 dan air. Dimana kandungan yang paling
3

tinggi yaitu fosfor mencapai 585 mg, sedangkan kandungan gizi yang

terendah yaitu vitamin B1 sebanyak 1,1 gram.

Bila melihat dari nilai gizi kedelai yang sangat beragam dalam rangka

memenuhi akan gizi bagi masyarakat maka kedelai harus mendapat perhatian

tersendiri bagi petani. Disamping itu kedelai menjadi bahan baku bagi

perusahaan industri seperti untuk industri tahu, kecap, tempe, susu kedelai

dan lain sebagainya sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri,

pemerintah menempuh jalan impor.

Petani melakukan usahatani tidak lain dalam rangka untuk

mendapatkan pendapatan bagi petani yang selanjutnya akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga petani. Pendapatan yang diperoleh petani tidak

terlepas dari pengaruh harga dan luas lahan yang dikelola petani selama

proses produksi berlangsung. Kemampuan petani mengelola kedua unsur

tersebut sangat tergantung kebiasaan petani selama ini atau dengan istilah lain

pengalaman yang dimiliki petani selama berusahatani kedelai.

Bila petani menjual harga produksinya dengan harga yang tinggi

disaat panen maka akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh

petani dari usahatani kedelai. Begitu juga sebaliknya kalau harga produksi

rendah maka akan menyebabkan menurunnya pendapatan petani per musin

tanam. Untuk menghindari hal ini tentu petani harus membangun

komunikasi yang baik dengan pusat pasar penampung hasil produksi untuk

mengetahui disaat kapan saja harga kedelai mengalami peningkatan agar

siklus tanam dapat diatur dengan baik dan menguntungkan.


4

Begitu juga dengan luas lahan yang diusahakan petani selama

kegiatan produksi berlangsung, akan berpengaruh terhadap tingkat produksi

yang diperoleh, serta akhirnya dengan harga tertentu berpengaruh terhadap

pendapatan usahatani kedelai. Petani harus mampu mengendalikan unsur

lainnya berkaitan dengan luas lahan yang digunakan agar tidak berpengaruh

terhadap hasil yang diperoleh yang akhirnya berpengaruh terhadap

pendapatan petani.

Kecamatan Peureulak, merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Aceh Timur yang memiliki areal usahatani kedelai. Luas tanam, luas panen,

produksi dan produktivitas kedelai di Kabupaten Aceh Timur dapat dilihat

pada tabel I-2 berikut ini.


5

Tabel I-2. Keadaan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Kedelai di Kabupaten Aceh Timur, 2015.

Luas Tanam Luas Panen Produksi Produktivitas


No Nama Kecamatan
(Ha) (Ha) (Ton/Ha) (Kw/Ha)
1. Serbajadi 100 - - -
2. Simpang Jernih 34 34 58 17,06
3. Peunaron 80 50 77 15,40
4. Birem Bayeun 156 79 106 13,42
5. Rantau Selamat 12 7 11 15,71
6. Sungai Raya 99 68 106 15,59
7. Peureulak 195 80 113 14,13
8. Peureulak Timur 55 5 7 14,00
9. Peureulak Barat 29 9 11 14,22
10 Rantau Peureulak 280 89 125 14,04
11 Idi Rayeuk - - - -
12 Peudawa 73 53 56 10,57
13 Banda Alam 595 415 585 14,10
14 Idi Tunong 170 153 217 14,18
15 Darul Ikhsan 35 25 40 16,00
16 Idi Timur - - - -
17 Darul Aman 120 40 61 15,25
18 Peureulak 115 48 92 13,14
19 Peureulak 50 21 28 13,33
20 Julok 178 60 94 15,67
21 Indra Makmu 54 46 70 15,22
22 Pante Bidari 226 84 128 15,24
23 Simpang Ulim 65 65 93 14,31
24 Madat 125 - - -
Jumlah 2.846 1.432 2.050 275,25
Rata-rata 118,58 59,67 85,42 11,47
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Aceh Timur, 2015.

Dari tabel I-2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam adalah

118,58 hektar, luas panen 59,67 hektar, produksi 85,42 ton dan

produktivitas 11,47 kw / hektar. Luas tanam yang terbesar terdapat di

Kecamatan Banda Alam yaitu 595 hektar, dengan luas panen sebesar 415

hektar dan produksi 585 ton, dengan produktivitas 14,10 kw/ hektar.

Produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang Jernih yaitu 17,06

kw/hektar, sementara luas tanam terkecil terdapat di Kecamatan Rantau

Selamat yaitu 12 hektar.


6

Dari data tersebut di atas jelas terlihat bahwa Kecamatan Peureulak

bukanlah merupakan kecamatan yang memiliki luas tanam yang tinggi di

Kabupaten Aceh Timur, namun daerah tersebut dijadikan sebagai daerah

penelitian karena pertimbangan faktor lainnya bagi peneliti yaitu karena

faktor biaya, waktu, tenaga dan pertimbangan yang lain sehingga peneliti

menetapkan lokasi tersebut sebagai daerah penelitian. Berdasarkan

pertimbangan tersebut maka daerah tersebut dijadikan sebagai daerah

penelitian dan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk

meneliti lebih lanjut terhadap komoditi ini.

Pengaruh harga dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani

kedelai akan dapat terlihat dengan jelas di masyarakat terutama di

masyarakat tani yang kesehariannya terus bergelut dengan usahatani

kedelai, yang tentunya secara nyata dirasakan oleh petani kapan mereka bisa

mendapatkan pendapatan yang tinggi dan kapan mereka akan mengalami

kerugian. Interaksi kedua variabel ini akan dapat terjawab setelah penelitian

ini selesai dilaksanakan. Dalam menghitung pengaruh dari masing-masing

variabel terhadap variabel pendapatan akan membutuhkan informasi

selengkap mungkin terutama informasi harga jual ditingkat petani dan

berapa luas lahan yang dimiliki petani, namun informasi lainnya juga ikut

berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh.

Fadholi, H (1996 : 20), mengemukakan bahwa tujuan berusahatani

pada petani subsistem adalah untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Petani


7

ingin bahagia dan sejahtera. Hal ini tercapai bila kebutuhan keluarga dapat

dipenuhi.

Upaya yang dilakukan petani dalam rangka memaksimalkan

pendapatan adalah dengan menggunakan biaya produksi semaksimal

mungkin sesuai dengan kebutuhan usahatani per satuan luas per musim

tanam. Kemampuan petani mengkoordinasikan semua unsur terkait akan

memberikan pengaruh pada peningkatan pendapatan petani.

Menurut hasil pra survey ke daerah penelitian terlihat memang areal

usahatani kedelai yang sudah dipersiapkan dengan baik oleh petani untuk

melakukan usahatani kedelai, tapi pengelolaannya masih sangat sederhana

akibat keterbatasan kemampuan petani dalam mengelola faktor harga dan

luas lahan. Apabila kedua faktor ini dapat dipadukan dengan baik oleh

petani, kemungkinan besar petani dapat menghasilkan pendapatan sesuai

dengan yang diharapkan.

Kombinasi faktor harga dan luas lahan akan berpengaruh terhadap

pendapatan usahataninya, dan diharapkan dapat berjalan dengan baik selama

proses produksi berlangsung, sehingga usahataninya dapat menghasilkan

pendapatan sesuai dengan yang diharapkan oleh petani. Apabila hal ini

tercapai dengan baik maka petani akan termotivasi untuk berusahatani pada

musim tanam berikutnya dan bahkan mungkin akan mengkombinasikan

penggunaan harga dan luas lahan untuk mencapai tujuan tersebut pada

musim tanam berikutnya.


8

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : Apakah harga dan luas

lahan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kedelai di Kecamatan

Peureulak Kabupaten Aceh Timur.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga dan

luas lahan terhadap pendapatan usahatani kedelai baik secara partial maupun

serempak di Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur.

4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian terhadap pengaruh harga dan luas lahan terhadap

pendapatan usahatani kedelai ini diharapkan dapat memberikan sejumlah

kegunaan antara lain :

a. Secara teoritis / akademis, hasil penelitian diharapkan dapat

memperkaya khasanah Kepustakaan Pertanian, khususnya mengenai

pengaruh harga dan luas lahan terhadap pendapatan usahatani kedelai

serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk

menindaklanjuti hasil penelitian dengan mengambil kancah penelitian

yang berbeda.
9

b. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan

bagi petani kedelai dalam rangka meningkatkan pendapatan

usahataninya melalui upaya peningkatan harga dan perluasan areal

tanam. Atau luas lahan.

Anda mungkin juga menyukai