Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusus Oleh:
Yasinta Ria Yuliasari
NPM : 20149011228

Mata Kuliah : Konsep Dasar Profesi


Dosen Pembimbing: Ns. Raden Surahmat, S.Kep,M.Kep
A.Konsep Teori Kebutuhan Dasar

1. Definisi

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau
bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan
kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito, Linda Jual, 2000).
Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengauhi kemampuan seseorang.
1) Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan
yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida.
2) Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika
kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi
dengan lambat
3) Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda
yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
Kenyamanan
1) Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton
Hall, 1997).
a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang
melaporkan adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan
nyeri akut biasanya mendadak, durasinya singkat kurang dari
6 bulan.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat
kausa keganasan dan non keganasan atau intermiten selama
6 bulan atau lebih.
c. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang
tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang
mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.

2. Anatomi Fisiologi
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri
terhadap empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan
persepsi. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu
sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri
melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi melewati
saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan jaringan neoron-neuron
pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak. Medulasi nyeri melibatkan
aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat
mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga
melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan
aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri adalah
pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas
transmisi nyeri oleh saraf.

MUAL
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak
dibelakang tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah.
Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yangberkaitan dengan
mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi
dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang
mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual sering kali
adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan,
berkeringat,dantakikardia.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem


1) Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2) Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
3) Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti
gangguan penciuman dan penglihatan
4) Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
5) Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
6) Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca
dapat menimbulkan kecelakaan.
7) Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
8) Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok Status
nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu. Usia Pembedaan perkembangan yang
ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri Jenis Kelamin Secara umum pria
dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan
tingkat kenyamanannya. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai
kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat
kenyaman yang mereka punyai.

4. Gangguan terkait Rasa Aman dan Nyaman


a. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan
psikis.
I. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik,
thermal, kimiawi, maupun elektrik )
a) Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung
– ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat
benturan, gesekan, ataupun luka.
b) Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung
saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas
atau dingin
c) Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam
atau basa yang kuat
d) Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena
pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor
rasa nyeri.
II. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan
atau keerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri
dan juga terikan, jepitan atau metaphase.
a) Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena
adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor
akibat pembengkakan.
b) Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah,
biasanya pada pasien infark miokard dengan tanda
nyeri pada dada yang khas.

b. Proses terjadinya

1. Vakolasi

 Mengaduh
 Menangis
 Sesak nafas
 Mendengkur

2. Ekspresi Wajah

 Meringis
 Mengeletuk gigi
 Mengernyit dahi
 Menutup mata, mulut dengan rapat
 Menggigit bibir

3. Gerakan Tubuh
 Gelisah
 Imobilisasi
 Ketegangan otot
 Peningkatan gerakan jari dan tangan
 Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
 Gerakan melindungi bagian tubuh

4. Interaksi Sosial

 Menghindari percakapan
 Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
 Menghindar kontak social
 Penurunan rentang perhatian

c. Manifestasi klinis

Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu
pelepasan mediator biokimia (misalnya histamin, bradikinin,
prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini kemudian
mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul
dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari satu neuron ke
neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya
persepsi nyeri tersebut terjadi di struktur korteks sehingga
memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku kognitif
untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali
ke tanduk dorsal medula spinalis yang terkonduksi dengan
nosiseptor impuls supresif.

d. Komplikasi
1. Hipovolemik
2. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Edema Pulmonal
6. Kejang

5. Pemeriksaan diagnostic/pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui


apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :

1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi


2. Menggunakan skala nyeri
a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien
tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara
memukul.

6. Penatalaksanaan medis
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada
nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam
pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi
visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi
pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi
pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen
nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan
tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada
saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah
terjadinya penyakit baru seperti decubitus.

B.Pengkajian

a. Keamanan
Memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-
hal yang memberi kontribusi keadaan rumah, komunitas, atau lingkungan
pelayanan kesehatan dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap
keamanan klien dan lingkungan
1) Komunitas
Ancaman keamanan dalam komunitas dipengaruhi oleh terhadap
perkembangan, gaya hidup, status mobilisasi, perubahan sensorik, dan
kesadaran klien terhadap keamanan.
2) Lembaga pelayanan kesehatan
Jenis dasar resiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan
pelayanan kesehatan adalah terjadi kecelakaan yang disebabkan klien,
kecelakaan yang disebabkan prosedur, dan kecelakaan yang
menyebabkan penggunaan alat.

b. Kenyaman
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang bersifat
subyektif dan hanya yang menerimanya yang dapat menjelaskannya.

Tanda-tanda yang menunjukan seseorang mengalami sensasi nyeri:


1) Posisi yang memperlihatkan pasien

Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang


memberikan rasa nyaman

2) Ekspresi umum

 Tampak meringis, merintih


 Cemas, wajah pucat
 Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
 Keluar keringat dingin
 Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak
dalam posisi menggenggam
 Pasien tampak mengeliat karena kesakitan

3) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah

 Lokasi nyeri
 Waktu timbulnya nyeri
 Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
 Karakteristik nyeri
 Faktor pencetus timbulnya nyeri
 Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri

c. Perencanaan Keperawatan

No. Dx Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC


1 Cemas Setelah dilakukan Penurunan Kecemasan
berhubungan tindakan keperawatan (5820)
dengan perubahan selama .....x24 jam - Tenangkan klien
status kesehatan diharapakan - Berusaha memahami
kecemasan menurun keadaan klien
atau pasien dapat - Berikan informasi
tenang dengan kriteria tentang
: diagnosa,prognosis dan
Control Cemas tindakan
(1402) - Kaji tingkat kecemasan
-Menyingkirkan tanda dan reaksi fisik pada
kecemasaan (140202) tingkat kecemasan
-Menurunkan stimulasi - Gunakan pendekatan
lingkungan ketika dengan sentuhan
cemas (140203) (permisi) verbalisasi
-Menggunakan teknik - Temani klien untuk
relaksasi untuk mendukung keamanan
menurunkan cemas dan menurunkan rasa
(140207) takut
-Melaporkan - Instruksikan pasien
penurunan kebutuhan untuk menggunakan
tidur adekuat (140214) teknik relaksasi
-Tidak ada manifestasi - Berikan pengobatan
perilaku kecemasan untuk menurunkan
(140216) cemas dengan cara
Koping (1302) yang tepat
-Memanajemen Peningkatan Koping
masalah (130205) (5230)
-Mengekspresikan - Hargai pemahaman
persaan dan pasien tentang proses
kebebasan emosinal penyakit
(130206) - Gunakan pendekatan
-Memelihara yang tenang dan
kestabilan financial memberikan jaminan
(130214) - Sediakan informasi
-Menggunakan suport actual tentang
sosial (130218) diagnosa,penanganan
Keterangan Penilaian dan prognosis
NOC - Dukung keterlibatan
keluarga dengan cara
1. tidak yang tepat
dilakukan - Bantu pasien untuk
samasekali mengidentifikasi strategi
2. jarang positif untuk mengatasi
dilakukan keterbatasan dan
3. kadang mengelola gaya hidup
dilakukan atau perubahan peran
4. sering
dilakukan
5. selalu
dilakukan

2 Resiko Trauma Setelah dilakukan Enviromental


berhubungan tindakan keperawatan Manajement Safety
dengan faktor selama .....x24 jam (6286)
resiko eksternal diharapkan tidak ada- sediakan lingkungan
yang berasal dari trauma, dengan yang aman bagi klien
lingkungan sekitar kriteria: - identifikasi kebutuhan
dan internal yang - knowledge : personal keamanan pasien,
berasal dari diri safety (1809) sesuai dengan kondisi
sendiri - safety behavior :faal fisik dan fngsi kognisi
prevention (1909) pasien dan riwayat
- safety status : penyakit terdahulu
physical injury (1913) pasien
Keterangan Penilaian- menghindarkan
NOC lingkungan yang
1. tidak dilakukan berbahaya
samasekali - memasang side rail
2. jarang dilakukan tempat tidur
3. kadang dilakukan - menyediakan tempat
4. sering dilakukan tidur yang aman dan
5. selalu dilakukan bersih
- membatasi pengunjung
- memberikan
penerangan yang cukup
- menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
- mengontrol lingkungan
dari kebisingan
- berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga
pasien atau pengunjung
tentang adanya
perubahan status
kesehatan dan
penyememasang side
rail tempat tidur
- menyediakan tempat
tidur yang aman dan
bersih
- membatasi pengunjung
- memberikan
penerangan yang cukup
- menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
- mengontrol lingkungan
dari kebisingan
- berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga
pasien atau pengunjung
tentang adanya
perubahan status
kesehatan dan
penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta: Salemba Medika.

Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan
Media Aesculapius FKUI.

Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Penerbit: Media Aesculapius, Jakarta, 1999

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan


Nyaman.

Nanda (2000). Nursing Diagnosis: prinsip dan Clasfication. 2005-2006.


Philadelphia USA.

Penyusun, Tim, Diagnosa Nanda (Nic & Noc), 2007-2008.

Anda mungkin juga menyukai