Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK

GERGAJI POHON NANGKA (Artocarpus heterophyllus L.)


SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN INDIKATOR ASAM
BASA*)

Friyatmoko Wahyu K., Arif Hidayat, Martina Retnoyuanni


Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

This research aims at knowing the making of natural acid-base indicator


from jackfruit sawdust, the use of acid-base indicator from the jackfruit sawdust,
the color change shown by acid-base indicator from jackfruit sawdust, and knowing
the pH trayek on the acid-base indicator from jackfruit sawdust.
This research was conducted in Chemistry-physic laboratory on July 2008.
The research method involved the making of acid-base indicator from jackfruit
sawdust and the making of pH trayek.
The result of the research shows that (1) acetone solvent can produce a
better indicator than alcohol one; (2) acid-base indicator can differentiate solution
from pH 7 to pH 10, pH 11, dan pH 12; (3) the higher pH the darker the brown
color; (4) pH trayek which is produced from the indicator of jackfruit sawdust is
from light brown to dark brown.
Key words: pH indicator, jackfruit, morin

PENDAHULUAN dapat diketahui menggunakan sebuah


indikator. Asam dan basa mempunyai
Dalam kehidupan sehari-hari
sifat dapat mengubah warna dari zat
ditemukan senyawa dalam tiga
warna yang dikandung oleh tumbuh-
keadaan yaitu asam, basa, dan netral.
tumbuhan sehingga zat warna
Rasa jeruk akan terasa asam karena
tersebut dapat digunakan untuk
jeruk mengandung asam. Shampo
mengidentifikasi asam dan basa.
akan terasa pahit karena shampo
Indikator yang sering digunakan
mengandung basa. Namun, sangat
antara lain kertas lakmus, fenolftalein,
tidak baik apabila untuk mengenali
metil merah, dan brom timol biru.
sifat asam atau basa dengan
Indikator tersebut akan memberi-kan
mencicipinya karena mungkin saja zat
perubahan warna jika ditambahkan
tersebut mengandung racun atau zat
larutan asam atau basa. Indikator ini
yang berbahaya.
biasanya dikenal sebagai indikator
Sifat asam dan basa suatu zat

Universitas Negeri Yogyakarta 9


*) Artikel hasil penelitian SUG tahun 2008 dibawah bimbingan Dr. Endang Wijayanti
PELITA , Volume III, Nomor 2, Agustus 2008
PELITA

sintetis. percobaan tersebut. Tetapi pada


Indikator di atas tidak dapat kenyataannya, tidak semua sekolah
menentukan derajat keasaman suatu mampu menyediakan indikator
zat karena masing-masing indikator sintetis. Oleh karena itu, diperlukan
tersebut hanya mampu menyatakan alternatif lain sehingga proses
sifat keasaman atau kebasaan suatu pembelajaran tetap berjalan lancar.
zat secara umum. Contohnya, warna Indikator asam-basa sintetis dapat
merah yang ditimbulkan oleh kertas diganti dengan alternatif lain berupa
lakmus dalam larutan asam kuat indikator asam-basa dari bahan-bahan
sama persis dengan warna merah yang alam atau tanaman. Indikator asam-
ditimbulkannya dalam larutan asam basa dapat dibuat dengan memanfaat-
lemah. Indikator yang biasanya kan zat warna yang ada pada tanaman.
digunakan untuk menentukan derajat Tanaman yang digunakan untuk
keasamam (pH) suatu larutan adalah membuat indikator asam-basa harus
indikator universal yang merupakan memiliki karakteristik warna sehingga
campuran dari beberapa indikator. ketika digunakan sebagai indikator
Suatu indikator universal asam-basa, ekstrak tanaman tersebut
memperlihat-kan warna yang berbeda- dapat memberikan perubahan warna
beda pada setiap pH. Indikator yang berbeda-beda pada setiap pH.
universal juga dilengkapi trayek pH Kayu nangka diperoleh dari pohon
yang menunjuk-kan harga pH tertentu nangka yang merupakan famili
(Irfan Anshory & Hiskia Achmad, Moraceae, genus Artocarpus, spesies
2003: 86). Heterophylus, kelas Decosyledoneae,
Kajian kali ini akan mencermati divisi Spermathopyta. Nama
keefektifan limbah gergaji pohon Indonesia-nya nangka, nama daerah
nangka sebagai indikator asam basa. jawanya nongko. Nangka merupakan
Hal ini akan bermanfaat untuk tanaman asli dan telah lama tumbuh
pengembangan kajian teori dan liar di hutan-hutan hujan. Sudah lama
keilmuan yang terkait dengan hal nangka telah dibudidayakan dan dapat
tersebut. tumbuh alami di banyak tempat di
daerah tropis khususnya kawasan Asia
KAJIAN TEORI Tenggara. Pohon nangka hampir
Dalam pembelajaran kimia dijumpai di seluruh Indonesia.
khusus-nya materi asam dan basa, Umumnya ditanam di pekarangan
indikator pH atau indikator asam-basa rumah dan dijumpai juga tumbuh liar
diperlukan pada percobaan untuk di hutan. Untuk daerah-daerah di
mengetahui pH suatu larutan. Karena Indonesia, penanaman pohon nangka
itu, setiap sekolah seharusnya baru dilakukan pada tingkat
menyediakan indikator sintetis untuk pekarangan atau perkebunan kecil dan

10 Universitas Negeri Yogyakarta


Efektivitas Penggunaan Limbah Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus
Heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam Basa

umumnya banyak dijumpai di kimia zat warna morin antara lain


pedesaan sekitar Daerah Istimewa warna mula-mula kuning dengan basa
Yogyakarta. Produksi buah nangka akan berwarna coklat, sedangkan
memiliki umur maksimum 20-30 dalam suasana asam menjadi kuning
tahun, sesudah itu harus diremajakan. pucat. Pada pH 6,7 warna kuning, pH
Hasil buah per tahun per pohon 8,7 warna kuning coklat, pH 10,4
beragam, umumnya berkisar 8-12 warna coklat, dan pH 4,5 warna
buah/pohon/tahun (www.printer.php. kuning pucat. Morin dengan larutan
htm). Kayu nangka dianggap lebih K2Cr2O7 berwarna kuning dan
unggul daripada jati untuk pembuatan dengan Al (tawas) warnanya tetap.
meubel, konstruksi bangunan Kayu nangka dapat memberikan
pembubutan, tiang kapal, untuk tiang perubahan warna pada setiap pH
kuda dan kandang sapi (di Priangan), sehingga kayu nangka dapat
dayung, perkakas, dan alat musik dimanfaatkan sebagai alternatif
(http://id.wikipedia.org). Pemanfaatan pembuatan indikator asam-basa.
kayu nangka tersebut selain Penggunaan gergajian kayu
menghasilkan produk juga menghasil- nangka sebagai bahan pembuatan
kan limbah berupa serbuk gergaji. indikator asam basa didasarkan pada
Serbuk gergaji merupakan hasil alasan sebagai berikut.
sampingan pengolahan kayu nangka 1. Gergajian kayu nangka mudah
yang belum dimanfaatkan secara didapat dan jumlahnya melimpah,
optimal. Limbah ini seringkali dibuang terutama di Yogyakarta.
begitu saja ke tempat pembuangan
2. Gergajian kayu nangka hanya
limbah dan tidak diolah lagi. Jumlah
dibuang begitu saja dan belum
pohon nangka yang melimpah
dimanfaatkan secara optimal
menyebabkan jumlah hasil produksi
sehingga menjadi limbah dari
kayu nangka juga melimpah. Hal ini
pengolahan kayu nangka yang
juga diikuti jumlah limbah serbuk
mencemari lingkungan.
gergaji kayu nangka yang melimpah.
Karena itu, limbah ini perlu dimanfaat- 3. Gergajian kayu nangka memiliki
kan agar tidak terbuang begitu saja dan kandungan zat warna morin yang
mencemari lingkungan. memiliki sensitifitas tinggi terhadap
Limbah gergaji kayu nangka tingkat keasaman, yaitu warna
memiliki karakteristik warna kuning. mula-mula kuning kemudian dalam
Kayu nangka mengandung zat warna suasana basa akan berwarna coklat,
kuning yang disebut morin (Lemmens sedangkan dalam suasana asam
dan Soetjipto, 1992). Morin merupakan menjadi kuning pucat.
derivat dari flavon yang terdapat pada Artikel ini membahas tentang
beberapa famili Moraeae. Sifat-sifat proses pembuatan, penggunaan,

Universitas Negeri Yogyakarta 11


PELITA , Volume III, Nomor 2, Agustus 2008
PELITA

perubahan warna, dan trayek pH pada mudah dibuat juga murah karena
indikator asam basa dari limbah bahan-bahannya mudah didapat.
serbuk gergaji pohon nangka. Tanaman yang digunakan untuk
membuat indikator asam-basa harus
METODE PENELITIAN memiliki zat warna kayu sehingga
Jenis penelitian yang digunakan ketika digunakan sebagai indikator
adalah penelitian pengembangan yaitu asam-basa, ekstrak tanaman tersebut
mengembangkan indikator asam-basa dapat memberikan perubahan warna
yang berbeda-beda pada setiap pH.
dari limbah gergaji kayu nangka.
Bahan yang digunakan untuk
Subjek penelitian yang digunakan
membuat indikator asam-basa pada
adalah limbah serbuk gergajian kayu
penelitian ini adalah limbah gergajian
nangka. Objek penelitian yang
kayu nangka. Limbah gergajian kayu
digunakan adalah kemampuan nangka yang digunakan yaitu
ekstrak atau larutan dari limbah gergajian yang berasal dari kayu
serbuk gergajian kayu nangka sebagai nangka yang berwarna kuning
indikator asam-basa. Variabel bebas kecoklatan.
dalam penelitian ini adalah berbagai Pembuatan indikator asam-basa
variasi pH larutan Buffer. Sedangkan dilakukan dengan mengambil ekstrak
variabel terikat dalam penelitian ini gergajian kayu nangka. Ekstrak
yaitu perubahan warna yang tersebut merupakan indikator asam-
dihasilkan oleh indikator asam-basa basa yang mengalami perubahan
dari limbah serbuk gergajian kayu warna jika ditetesi larutan asam atau
nangka. basa. Indikator asam-basa yang dibuat
Tahapan dalam penelitian ini berupa indikator cair dan indikator
antara lain pembuatan indikator asam- kertas. Untuk menghasilkan 50 mL
basa dari limbah serbuk gergajian kayu indikator cair dibutuhkan 70 gram
nangka dan pembuatan trayek pH gergajian kayu nangka dan 250 mL
pada indikator asam-basa dari serbuk pelarut yaitu alkohol 70% atau aseton
gergaji kayu nangka. 99%. Biaya tersebut tentunya jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan
HASIL PENELITIAN DAN kita membeli indikator asam basa
PEMBAHASAN yang tersedia di toko-toko bahan kimia.
Selain itu, penggunaan indikator asam
Indikator asam-basa dapat dibuat
basa dari serbuk gergajian kayu
dengan memanfaatkan zat warna yang
nangka mampu mengoptimalkan
ada pada tanaman. Zat warna pada
fungsi dari limbah itu sendiri.
tanaman merupakan senyawa organik
Proses pembuatan indikator cair
berwarna seperti yang dimiliki oleh menggunakan 2 macam pelarut, agar
indikator sintetis. Indikator ini selain didapat hasil yang maksimal. Pelarut

12 Universitas Negeri Yogyakarta


Efektivitas Penggunaan Limbah Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus
Heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam Basa

yang dipakai adalah etanol dan aseton Pembuatan indikator kertas


didasarkan pada tingkat kepolaran. dilakukan dengan cara merendam
Indikator cair yang direndam dalam kertas Whattman 42 ke dalam
pelarut aseton memiliki warna yang indikator cair selama satu hari.
berbeda dengan indikator cair yang Akibatnya sebagian zat warna (morin)
direndam dalam pelarut alkohol. meresap ke dalam pori-pori kertas
Warna indikator cair yang direndam Whattman. Warna kertas yang
dalam pelarut aseton lebih gelap bila semula putih berubah menjadi coklat
dibandingkan dengan warna indikator muda (dalam pelarut etanol) dan
cair yang direndam dalam pelarut kuning (dalam pelarut aseton).
alkohol. Hal ini menunjukkan bahwa Kemudian dilakukan pengeringan
zat warna morin lebih larut dalam dalam oven pada temperatur 500 C
aseton dibandingkan dalam alkohol.
untuk menghilangkan air yang ikut
Karena itu, indikator asam-basa dari
terikat dalam pori-pori kertas.
kayu nangka lebih baik dibuat dengan
Pengeringan dilakukan menggunakan
menggunakan pelarut aseton.
oven dimaksudkan agar tidak
terkontaminasi oleh zat-zat lain di
udara. Adapun pengeringan dilakukan
dalam suhu rendah agar zat warna
morin tidak menguap. Indikator kertas
yang dihasilkan berbentuk potongan
kertas yang berwarna kuning.
Setelah dilakukan pembuatan
indikator asam basa, indikator cair
dikemas dalam botol kaca yang ditutup
rapat. Indikator kertas disimpan dalam
plastik dan siap digunakan.

Penggunaan Indikator Asam Basa


dari Limbah Serbuk Gergaji
Pohon Nangka
Cara penggunaan indikator cair
yaitu meneteskan sebanyak 2 - 3 tetes
indikator tersebut pada larutan yang
akan diuji pHnya. Larutan akan
Gambar 1. Indikator Cair dari Serbuk memberikan perubahan warna yang
Gergajian Kayu Nangka yang direndam kemudian perubahan warna tersebut
dalam pelarut alkohol (atas) dan aseton dicocokkan dengan warna pada trayek
(bawah). pH indikator tersebut. Masing-masing

Universitas Negeri Yogyakarta 13


PELITA , Volume III, Nomor 2, Agustus 2008
PELITA

warna pada trayek pH memiliki pH


OH OH
yang berbeda setiap warnanya. Warna
HO H-O
-OH H
HO O HO O
larutan yang sama dengan warna pada + H
OH
trayek pH menunjukkan bahwa pH OH O OH O

larutan sama dengan pH pada trayek


pH indikator tersebut.
Saat indikator bercampur dengan HO HO H
O
O HO
larutan asam, maka akan terjadi reaksi O

seperti yang ditunjukkan oleh gambar


HO
H OH
OH O OH O
4. Dimana gugus keton pada zat warna
(morin) akan mengikat atom H+ dari Gambar 3. Mekanisme reaksi morin
larutan asam sehingga membentuk dalam suasana basa
gugus hidroksil. Senyawa baru Cara penggunaan indikator kertas
tersebut yang memberi warna kuning yaitu mencelupkan indikator tersebut
pucat pada larutan. pada larutan yang akan diuji pHnya.
HO OH HO OH Indikator kertas yang telah tercelup
HO O H+ HO O
dalam larutan akan memberikan
OH
perubahan warna yang kemudian
OH
OH O OH O perubahan warna tersebut dicocokkan
dengan warna pada trayek pH
indikator tersebut. Masing-masing
HO OH H+ warna pada trayek pH memiliki pH
HO OH
O OH
yang berbeda setiap warnanya. Warna
HO
OH
O
larutan yang sama dengan warna pada
OH OH OH trayek pH menunjukkan bahwa pH
larutan sama dengan pH pada trayek
OH OH

Gambar 2. Mekanisme reaksi morin pH indikator tersebut. Reaksi yang


dalam suasana asam terjadi pada indikator kertas sama
seperti reaksi yang terjadi pada
Saat indikator bercampur dengan
larutan basa, maka akan terjadi reaksi indikator cair terhadap asam dan basa
seperti yang ditunjukkan oleh gambar (gambar 4 dan 5).
5. Morin akan bereaksi dengan gugus Perubahan Warna yang
hidroksil membentuk senyawa baru
ditimbulkan oleh Indikator Asam
seperti yang ditunjukkan pada
Basa dari Limbah Serbuk Gergaji
gambar. Senyawa baru tersebut
Pohon Nangka
memberi warna coklat tua pada
larutan. Larutan buffer yang semula tidak
berwarna berubah warna menjadi

14 Universitas Negeri Yogyakarta


Efektivitas Penggunaan Limbah Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus
Heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam Basa

seperti pada gambar 6 setelah memberikan perubahan warna yang


diberikan 3 tetes indikator cair. Pada hanya bisa membedakan larutan
pH rendah (suasana asam), warna dengan pH < 10 dan pH < 10.
larutan setelah ditetesi indikator
adalah kuning pucat. Sedangkan pada
pH yang lebih tinggi, warna larutan
semakin coklat. Masih sulit bagi mata
untuk membedakan warna larutan
asam maupun basa menggunakan
indikator tersebut. Perbedaan warna
larutan asam dan basa lebih mudah
dikenali dari pada menggunakan
indikator cair dengan pelarut etanol. A
Pada pH 2-6, warna larutan kuning
pucat. Pada pH 7-11 larutan berwarna
coklat. Sedangkan pada pH 12, larutan
menjadi coklat kehitaman.

B
Gambar 5. Perubahan Warna Larutan
Buffer pH = 2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11, dan 12
Setelah Penambahan Indikator pH
Gambar 4. Perubahan Warna Larutan Kertas Gergajian Kayu Nangka dengan
Buffer pH = 2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11, dan 12 pelarut alkohol (A) dan aseton (B)
Setelah Penambahan Indikator pH Cair
Gergajian Kayu Nangka dengan pelarut Perubahan warna larutan buffer
alkohol (atas) dan aseton (bawah) setelah penambahan indikator kertas
gergajian kayu nangka dengan pelarut
alkohol dan pelarut aseton ditunjukkan
Indikator yang dibuat dengan
oleh gambar 5. Pada pH = 2 - 9 warna
pelarut aseton tampak lebih jelas
larutan setelah ditetesi indikator
dalam memberikan perubahan warna
adalah kuning. Sedangkan pada pH =
larutan buffer setelah ditetesi dengan
10, warna larutan menjadi kuning tua.
indikator tersebut. Indikator tersebut
Pada pH = 11 warna larutan orange
dapat membedakan larutan mulai pH
dan pada pH = 12 warna larutan
7 sampai dengan pH 10, pH 11, dan
menjadi orange tua. Perubahan warna
pH 12. sedangkan indikator yang
yang terjadi pada indikator kertas
dibuat dengan pelarut alkohol

Universitas Negeri Yogyakarta 15


PELITA , Volume III, Nomor 2, Agustus 2008
PELITA

dengan pelarut aseton hampir sama


dengan indikator kertas dengan pelarut
alkohol tetapi warna yang diberikan
oleh indikator kertas dengan pelarut
aseton lebih tajam dari pada
penggunaan indikator kertas dengan
pelarut alkohol. Hal ini disebabkan
indikator cair dengan pelarut aseton
mengandung gugus aktif (yang
berwarna) morin lebih banyak Gambar 6. Trayek pH indikator cair
dibanding penggunaan pelarut alkohol. dengan pelarut alkohol
Sehingga kertas saring dalam indikator
cair dengan pelarut aseton menangkap
morin yang lebih banyak dibanding
penggunaan pelarut alkohol.

Pembuatan Trayek pH pada


Indikator Asam Basa dari Limbah
serbuk Gergaji Pohon Nangka
Pembuatan trayek pH pada
indikator cair dilakukan dengan Gambar 7. Trayek pH indikator cair
meneteskan indikator cair dalam dengan pelarut aseton
larutan buffer pada pH = 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12. Penambahan
indikator cair pada larutan tersebut Pembuatan trayek pH pada
akan menimbulkan perubahan warna indikator kertas dilakukan dengan
pada larutan. Pada setiap larutan mencelupkan indikator kertas dalam
terjadi perubahan warna yang berbeda larutan buffer pada pH = 2,3,4,5,6,7,8,
berdasarkan pH larutan tersebut. Hal 9,10,11,12. Pencelupan indikator
ini dikarenakan morin yang terkan- kertas pada larutan tersebut akan
dung dalam indikator cair mengalami menimbul-kan perubahan warna pada
perubahan warna jika diteteskan indikator tersebut. Indikator kertas
kedalam larutan dengan perubahan memberikan perubahan warna yang
warna yang berbeda-beda pada setiap berbeda pada setiap larutan buffer
larutan berdasarkan pH larutan berdasarkan pH larutan tersebut. Hal
tersebut. Perubahan warna yang ini dikarenakan morin yang
terjadi diamati dan dicatat dalam terkandung dalam indikator kertas
lembar pengamatan kemudian trayek mengalami perubahan warna jika
pH dibuat sesuai perubahan warna indikator kertas dicelupkan kedalam
yang terjadi. larutan buffer dengan perubahan

16 Universitas Negeri Yogyakarta


Efektivitas Penggunaan Limbah Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus
Heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam Basa

warna yang berbeda-beda pada setiap 2. Zat warna (morin) pada indikator
larutan berdasarkan pH larutan lama-kelamaan larut dalam cuplikan
tersebut. Perubahan warna yang (bersifat merusak cuplikan),
terjadi diamati dan dicatat dalam sehingga cuplikan yang digunakan
lembar pengamatan. Trayek pH dibuat hanya dapat digunakan untuk satu
sesuai perubahan warna yang terjadi. kali uji.
3. Indikator asam basa tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi
pH larutan berwarna, karena warna
morin kurang dominan dibanding-
kan zat warna lain.
Untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan di atas, diperlukan
optimalisasi baik pada pemilihan
bahan maupun pada proses
Gambar 8. Trayek pH indikator kertas pembuatan. Berikut faktor-faktor yang
dengan pelarut alkohol mempengaruhi kualitas indikator pH
yang dihasilkan baik indikator cair
maupun indikator kertas.
1. Karakteristik bahan (gergajian kayu
nangka)
Bahan yang digunakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Gergajian kayu nangka yang
digunakan berbentuk serbuk.
Bahan yang berbentuk serbuk
Gambar 9. Trayek pH indikator kertas memiliki luas permukaan yang
dengan pelarut aseton
lebih besar dibandingkan dalam
Penggunaan serbuk gergajian bentuk potongan-potongan yang
kayu nangka sebagai indikator asam berukuran lebih besar, sehingga
basa memiliki beberapa kelemahan, morin yang terekstrak lebih oleh
antara lain: pelarut lebih banyak. Gergajian
1. Perbedaan warna antara pH yang kayu nangka yang berbentuk
satu dengan yang lain kurang potongan kayu nangka berukuran
mencolok. Range warna yang kecil perlu digunakan setelah
ditimbulkan antara pH 2 hingga 12 dibuat serbuk terlebih dahulu
hanya berkisar antara kuning pucat agar diperoleh hasil yang lebih
dengan coklat tua. banyak.

Universitas Negeri Yogyakarta 17


PELITA , Volume III, Nomor 2, Agustus 2008
PELITA

b. Gergajian kayu nangka yang dilakukan dalam ruang tertutup


digunakan masih segar, belum (oven) agar bahan tidak teroksidasi
teroksidasi oleh udara, berwarna oleh udara, sehingga dapat
kuning dengan keadaan masih menurunkan kualitas bahan. Bahan
baik dan tidak busuk (belum dikeringkan dengan suhu 50°C
mengalami perubahan warna). selama 15 menit, apabila suhu lebih
2. Karakteristik pelarut tinggi atau waktu yang digunakan
Pelarut yang digunakan terlalu lama maka gergajian kayu
berdasarkan sifat like and dislike, nangka dapat terbakar.
karena zat warna yang terkandung 4. Lama perendaman
dalam gergajian kayu nangka Lama perendaman (ekstraksi)
merupakan senyawa semi polar gergajian kayu nangka dilakukan
maka pelarut yang digunakan selama satu hari. Semakin lama
merupakan pelarut semi polar yaitu perendaman maka zat yang
aseton 99%. Pemilihan aseton terekstrak semakin banyak.
sebagai pelarut selain dilihat dari
sifat polaritasnya juga dilihat dari KESIMPULAN DAN SARAN
aspek ekonomisnya. Aseton lebih
mudah didapatkan dan harganya Kesimpulan
lebih murah dibandingkan dengan Berdasarkan hasil-hasil penelitian
pelarut lainnya. Selain berdasarkan yang telah dilakukan maka dapat
jenis pelarut, hal lain yang harus diambil kesimpulan sebagai berikut.
diperhatikan adalah perbandingan
pelarut dengan bahan. Penggunaan 1. Pembuatan indikator asam basa dari
pelarut yang berlebih menyebabkan serbuk gergajian kayu nangka lebih
indikator yang dihasilkan terlalu cocok menggunakan pelarut aseton
encer. Akibatnya warna dari dengan lama perendaman
indikator itu terlalu pudar, dan saat (ekstraksi) lebih dari satu hari.
digunakan untuk mengidentifikasi 2. Penggunaan indikator cair yaitu
larutan cuplikan wananya semakin dengan meneteskan 2 - 3 tetes
sulit untuk dibedakan. indikator ke dalam larutan cuplikan
3. Pengeringan dan diamati perubahan warnanya.
Pengeringan dilakukan untuk Penggunaan indikator kertas yaitu
mengurangi kadar air dalam serbuk dengan mencelupkan indikator
gergajian sebelum dilakukan kertas ke dalam larutan cuplikan
ekstraksi. Kadar air yang terlalu dan diamati perubahan warnanya.
tinggi menyebabkan ekstraksi tidak 3. Perubahan warna yang terjadi
berjalan sempurna. Pengeringan adalah dalam larutan asam

18 Universitas Negeri Yogyakarta


Efektivitas Penggunaan Limbah Serbuk Gergaji Pohon Nangka (Artocarpus
Heterophyllus L.) Sebagai Alternatif Pembuatan Indikator Asam Basa

indikator menunjukkan warna DAFTAR PUSTAKA


kuning pucat, sedangkan pada pH Anonim. Artocarpus heterophyllus
di atas 10 indikator menunjukkan diakses dari http://www.kehati.
warna coklat tua. or.id tanggal 9 Mei 2008.
4. Trayek pH dari indikator serbuk Anonim. Nangka.diakses dari
gergaji kayu nangka adalah: pH 2 - www.wiki pedia.co.id
6 : kuning pucat; pH 7 - 10 : coklat
muda; pH 11 - 12 : coklat tua. Anonim. Nangka Buah Harum dengan
Segudang Manfaat. diakses dari
Saran http://www.lautanindonesia.com
tanggal 9 Mei 2008.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Crys, Fajar Partana, dkk.2003.
diperoleh dari penelitian ini, dapat Common Text Book (Edisi Revisi)
diberikan beberapa saran sebagai Kimia Dasar 2. Yogyakarta:
berikut. FMIPA UNY.
1. Penentuan perbandingan bahan dan Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik
pelarut yang paling optimal belum Dasar. Jakarta : Gramedia.
dilakukan, oleh karena itu perlu
adanya penelitian lebih lanjut http:// www.printer.php.htm diakses
tanggal 3 Mei 2008
tentang penentuan perbandingan
bahan dan pelarut yang paling Irfan Anshory & Hiskia Achmad.
optimal. (2003). Acuan Pelajaran Kimia.
Jakarta : Erlangga.
2. Perlunya penelitian mengenai bahan
alam lain (terutama limbah yang Lemmens dan Soetjipto.1992.Dye and
kurang dimanfaatkan) sebagai Tannin Producing Plants.
bahan baku pembuatan indikator Bogor:Prosea Foundation.
asam basa. Michael Purba.2000.Kimia Jilid 2B.
Jakarta: Erlangga.
Sistem Informasi Manajemen Pemba-
ngunan di Perdesaan,
BAPPENAS. Nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk) diakses dari
http://www. iptek.net.id tanggal 9
Mei 2008.

Universitas Negeri Yogyakarta 19

Anda mungkin juga menyukai