Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
2020/2021
Sistem Demokrasi di Era Soekarno dan Soeharto
Pada 11 Maret 1966, Indonesia masih dalam keadaan terguncang dan terjebak dalam
kekacauan. Tepat pada hari itu, Presiden Soekarno dipaksa menandatangani sebuah
dekrit yang memberikan kekuasaan kepada Jenderal Suharto untuk melakukan
tindakan-tindakan demi menjaga keamanan, kedamaian dan stabilitas negara. Dekrit
ini dikenal sebagai dokumen Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) dan menjadi
alat pemindahan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Suharto. Suharto dengan cepat
melarang segala aktivitas PKI, mulai membersihkan militer dari elemen-elemen
aliran kiri, dan mulai memperkuat peran politik militer di masyarakat Indonesia.
Meski masih tetap presiden, kekuatan Soekarno makin lama makin berkurang
sehingga Suharto secara formal dinyatakan sebagai pejabat sementara presiden pada
tahun 1967 dan dilantik menjadi Presiden Indonesia kedua pada tahun 1968. Ini
menandai munculnya era baru yang disebut 'Orde Baru' dan berarti bahwa kebijakan-
kebijakan pemerintah diubah dengan drastis. Pemerintah Suharto ini berfokus pada
pembangunan ekonomi. Hubungan dengan dunia Barat, yang telah dihancurkan
Soekarno, dipulihkan sehingga memungkinkan mengalirnya dana bantuan asing yang
sangat dibutuhkan masuk ke Indonesia. Manajemen fiskal yang penuh kehati-hatian
mulai dilaksanakan oleh para teknokrat dan konfrontasi yang berbahaya dan mahal
melawan Malaysia dihentikan.
Muak dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), ribuan orang melakukan
demonstrasi di tahun 1974 waktu Perdana Menteri Jepang melakukan kunjungan ke
Jakarta. Demonstrasi ini berubah menjadi kerusuhan yang besar yang disebut
'Kerusuhan Malari'. Itu adalah pengalaman yang mengerikan bagi pemerintahan yang
baru karena hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah tidak bisa menguasai massa.
Kuatir bahwa suatu hari mungkin akan ada perlawanan dari jutaan penduduk miskin
di perkotaan dan pedesaan, kebijakan-kebijakan baru (yang lebih menekan)
dilaksanakan oleh Pemerintah. Dua belas surat kabar ditutup dan para jurnalis ditahan
tanpa persidangan. Hal ini mendorong media melakukan sensor sendiri. Semua
ketidakpuasan yang diekspresikan di publik (seperti demonstrasi) segera ditekan. Sisi
ekonomi dari perubahan kebijakan ini - dan yang mendapat banyak dukungan dari
masyarakat Indonesia - adalah dimulainya usaha-usaha membatasi investasi asing dan
kebijakan-kebijakan yang memberikan perlakuan khusus bagi para pengusaha
pribumi
Dalam politik nasional, Suharto berhasil semakin memperkuat posisinya pada tahun
1970an. Produksi minyak domestik yang memuncak memastikan bahwa pendapatan
negara berlimpah. Pendapatan ini digunakan untuk membiayai pembangunan
infrastruktur dan program-program pengentasan kemiskinan. Namun, di dunia
internasional, citra Indonesia memburuk karena invasi Timor Timur. Setelah
berhentinya masa penjajahan Portugal - dan deklarasi kemerdekaan Timor Timur
pada 1975 - militer Indonesia dengan cepat menginvasi negara ini; sebuah invasi
yang diiringi kekerasan.
Pada tahun 1984, semua organisasi sosial politik harus menyatakan Pancasila (lima
prinsip pendirian Negara Indonesia yang diperkenalkan oleh Soekarno pada tahun
1940an) sebagai satu-satunya ideologi mereka. Suharto kemudian menggunakan
Pancasila sebagai alat penekanan karena semua organisasi berada di bawah ancaman
tuduhan melakukan tidakan-tindakan anti-Pancasila.
Pada masa pemerintahan Gus Dur, kondisi perekonomian Indonesia mulai membaik
nih dibandingkan era sebelumnya. Misalnya nih, laju pertumbuhan PDB (nilai pasar
semua barang dan jasa yang diproduksi negara) mulai positif, laju pertumbuhan
ekonomi yang hampir mencapai 5% membuat Indonesia menuju pemulihan
perekonomiannya.Tapi Squad, ternyata banyak lho pihak yang tidak senang dengan
beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Gus Dur. Banyak yang menganggap
kebijakan Gus Dur terlalu sering menuai kontroversi. Hingga mengakibatkan
kredibilitas Gus Dur perlahan-lahan menurun. Nah oleh sebab itu, kepemimpinan Gus
Dur tidak berlangsung lama. Ia harus mundur dari jabatannya pada 23 Juli 2001.
Puncak jatuhnya itu ketika MPR yang saat itu dipimpin oleh Amin Rais, atas usulan
DPR mempercepat sidang istimewa MPR. MPR menilai Presiden Gus Dur melanggar
Tap. No. VII/MPR/2000 dan atas kebijakan-kebijakannya yang kontroversial. Setelah
Gus Dur lengser, kemudian jabatan presiden digantikan oleh wakilnya, yaitu
Megawati Soekarnoputri. Sejak saat itu, pemilihan presiden kemudian dilakukan
setiap 5 tahun sekali Squad. Setelah Megawati selesai menjabat, terpilihlah Soesilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dengan menjabat selama 2 periode. Setelah SBY selesai
menjabat, selanjutnya adalah Joko Widodo (Jokowi) yang sampai hari ini masih
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Lima prinsip di atas merupakan saripati dari demokrasi Indonesia, yaitu demokrasi
Pancasila. Inilah yang saya yakini sebagai demokrasi sejati, perpaduan antara
demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Dia mengatakan demokrasi Pancasila
tidak akan terjadi eksploitasi kaum lemah oleh pemilik modal karena tidak berdiri di
sisi liberalisme namun berseberangan dengan otoritarianisme, dan totalitarianisme
yang hanya akan mendorong sentralisasi demokrasi serta kekuatan diktator.
Demokrasi adalah sebuah cara, bukan tujuan, poin utama demokrasi adalah
demokrasi yang didasari oleh kebijaksanaan dan kemufakatan, bukan oleh debat atau
taktik yang hanya akan berakhir dengan perebutan kekuasaan dan perhitungan suara
atas pro-kontra yang pasti dimunculkannya. Dia menjelaskan, Demokrasi Pancasila
mengakui kemerdekaan berpikir dan berbicara, namun juga harus dibarengi dengan
pertanggungjawaban dan sejumlah batasan.Hal itu menurut dia mengenai kebebasan
yang menghargai hak warga negara lainnya, sejalan dengan hukum serta aturan yang
ada, serta kepatuhan terhadap norma Ketuhanan. Megawati juga mengatakan, di sisi
ekonomi, tujuan Demokrasi Pancasila adalah mencapai Trisakti yang berintikan tiga
hal yakni mendorong Indonesia berdaulat di bidang politik; mandiri dalam
perekonomian; dan berkepribadian dalam kebudayaan.