3. Kultur.
Setiap orang mempunyai kultur yang berbeda-beda. Seseorang dari Aceh, tentu punya perilaku
yang berbeda dengan orang dari Jawa atau Papua. Setiap kultur punya kekhasan masing-
masing. Gunakan perbedaan kultur yang ada sebagai kesempatan untuk lebih dekat, dan
sebagai pendekatan untuk menyampaikan materi.
6. Coach
Coach atau sosok pelatih adalah sosok yang memberikan arahan, mengajarkan cara melakukan
sesuatu, mengawasi peserta, melakukan sesuatu, memotivasi ketika gagal, memberi selamat
ketika berhasil, dan setia mendampingi agar mentee dapat melakukan suatu hal dengan benar.
Seorang mentor harus mampu bertindak sebagai sosok pelatih yang memberikan teladan yang
baik dan menjadi panutan bagi menteenya.
7. Pathfinder
Seorang pathfinder mampu memberikan jalan alternatif terbaik bagi setiap orang yang
mengikutinya. Dan seorang mentor diharapkan dapat bertindak sebagai pembimbing bagi para
peserta mentoring untuk menapaki masa depan mereka. Dalam hal ini seorang mentor perlu
memahami potensi dari peserta mentoring dan memberinya alternatif pilihan dan rekomendasi
terbaik terkait masa depannya. Oleh karena itu seorang mentor diharapkan dapat memiliki
karakter pemimpin yang bisa mengarahkan peserta mentoring.
Sering tersenyum dan membuat lelucon bisa mencairkan suasana yang kaku. Namun tentu
saja harus disesuaikan dengan momennya. Mentor yang murah senyum tentu akan mudah
mendapat posisi di hati para menteenya.
Setiap orang pasti memiliki keahlian di bidangnya. Maka kita bisa menggunakan keahlian kita
dalam menyampaikan materi atau dalam kesempatan diskusi. Misalnya dengan bernyanyi,
melucu, tilawah, sulap, maupun keahlian unik lainnya. Hal seperti ini juga dapat menarik
perhatian mentee agar tidak bosan dengan suasana kelompok yang garing.
Berilah kesempatan bagi mentee untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan. Dengan
tujuan agar komunikasi tidak hanya satu arah, yang bisa menimbulkan kebosanan para
mentee. Dalam menanggapi pendapat pun, kita tidak boleh sembarangan. Harus ada sumber
yang jelas dan akurat, agar nantinya tidak menjadi suatu kesalahpahaman diantara anggota
kelompok. Karena jawaban kita akan menjadi konsumsi dan acuan bagi mentee, maka
apabila kita belum tahu atau masih ragu dalam berpendapat, maka alangkah baiknya jika
kita berkata jujur bahwa pendapat tersebut belum final, atau akan dijawab di kesempatan
berikutnya.
Setiap orang pasti pernah salah ,maupun lupa, begitupun mentor. Maka jangan ragu untuk
meminta maaf bila kita ada salah kata, maupun lupa nama anggota kelompok. Dengan
demikian, para anggota akan menghargai kekurangan kita.
Memuji para mentee mengenai prestasi, kelebihan, maupun latar belakangnya bisa
memotivasi mereka untuk berkarya lebih giat lagi. Kata-kata yang tidak berlebihan namun
mengena akan sangat baik jika diucapkan untuk memuji para mentee.
Sebagai seorang mentor yang ada di antara anggota yang beraneka ragam sifat dan latar
belakangnya, maka akan baik jika kita bisa berlaku adil terhadap para anggota kelompok. Hal
itu bisa dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama dalam mengungkapkan
pendapat, maupun tidak memberi perhatian yang berlebih pada sekelompok anggota
tertentu.