Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH VIDEO TENTANG TEKNIK MENCUCI

TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN ANAK DALAM


MENCUCI TANGAN DI PAUD EMAUS
KOREM 181 PVT KOTA SORONG

PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi tugas penelitian dengan Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

FEBBY LAVENIA USMANY


NIM : 201914201207B

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG
2020
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasi-eksperimen, meneliti pengaruh video tentang teknik
mencuci tangan terhadap kemampuan anak dalam mencuci tangan di PAUD Emaus Korem 181
PVT kota Sorong. Rancangan penelitian one group pre-post test, kemampuan anak dalam
mencuci tangan diukur sebelum dan sesudah diberikan video tentang teknik mencuci tangan.
One group pre-post test adalah suatu teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan (Sugiyono, 2012).

Secara bagan, desain kelompok tunggal desain pre-test dan post-test dapat digambarkan sebagai
berikut:

pretest Intervensi posttest

O1 X O2

Gambar. 3.1 Rancangan Penelitian (Sugiyono, 2012)

O1 : Kemampuan anak dalam mencuci tangan sebelum diberikan video tentang teknik
mencuci tangan (Pre Test).

X: Perlakuan (video tentang teknik mencuci tangan).

O2 : Kemampuan anak dalam mencuci tangan sesudah diberikan video tentang teknik mencuci
tangan (Post Test).
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun dianggap lebih efektif

mencegah terjadi berbagai penyakit yang timbul pada anak prasekolah antara lain: diare,

kolera, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), cacingan, flu, dan hepatitis A (Proverawati

dan Rahmawati, 2012). Perilaku mencuci tangan yang buruk merupakan salah satu

penyebab kematian anak di bawah 5 tahun yaitu sebesar 19% meninggal karena diare,

infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan flu hingga 50% (Depkes , 2009). Berdasarkan

data dari United Nations Emergency Children's Fund (UNICEF, 2009) menunjukan bahwa

kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian

diare hingga 50% dan ISPA hingga 45%. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat

Septriani, Rahmayanti dan Santoso (2017), mencuci tangan menggunakan sabun akan

mengurangi terjangkitnya resiko terkena diare lebih dari 40% dan mengurangi resiko

penyakit infeksi saluran pernafasan hampir 25%.

Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013 perilaku mencuci tangan yang benar

hanya sebesar 47,0% dan lima provinsi


1 terendah adalah Sumatra Barat (29,0%), Papua

(29,5%), Kalimantan selatan (32,3%), Sumatra Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Menurut

Kementrian Kesehatan tahun 2011, rendahnya kebiasaan cuci tangan pada saat penting

dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah
menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan

hanya 6%. Menurut penelitian Quintero, Freeman dan Neumark (2009), membuktikan

bahwa hanya 36% anak melakukan cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum

makan dan setelah buang air besar.

Salah satu untuk membudayakan perilaku mencuci tangan adalah dengan

memberikan pendidikan kesehatan. Mencuci tangan yang benar harus di mulai saat anak

sudah banyak bermain dan banyak melakukan kontak dengan lingkungan. Tujuan

diberikannya pendidikan kesehatan yaitu untuk mengubah perilaku orang atau

masyarakat dari perilaku yang tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku sehat. World

Health Organization (WHO) tahun 2009 menjelaskan bahwa kedua tangan merupakan

salah satu media utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh, karena tangan yang

paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan anggota tubuh lainnya (Priyoto,

2015).

Peningkatan kesadaran tentang mencuci tangan pada anak prasekolah di awali dengan

upaya meningkatkan kemampuan mencuci tangan menggunakan air dan sabun yang baik

dan benar. Bentuk kegiatan mencuci tangan harus menghibur, menyenangkan, mendidik

dan mudah dimengerti oleh anak, perlunya pemberian stimulus yang tepat akan

merangsang keinganan anak agar termotivasi melakukan kegiatan mencuci tangan (Wong,

2008).
Pendidikan kesehatan pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) diperlukan metode

yang memungkinkan anak dapat belajar secara nyata. Salah satu metode untuk meningkatkan

kemampuan melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan air pada anak prasekolah adalah

dengan menonton video. Video merupakan media pembelajaran yang menyajikan audio dan

visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi

pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video

merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan- pesan atau materi pembelajaran. Video dikatakan tampak dengar karena

unsur dengar (audio) dan unsur tampak (visual) dapat disajikan serentak (Arsyad, 2013).

Video dapat memberikan stimulus terhadap pandangan dan pendengaran dengan

memegang prinsip psikomotor, behavioristic, dan kognitif, sehingga responden bisa

menerima informasi melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu

mata, sehingga informasi disampaikan dapat diterima secara maksimal, sehingga dapat

mengaplikasikan praktek cuci tangan yang baik dan benar (Sadiman, 2012).

Media video merupakan alat bantu tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini

dilandaskan dengan keyakinan bahwa proses belajar dengan bantuan media video

mempertinggi kegiatan belajar anak. Kegiatan belajar anak dengan bantuan video akan

menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan

bantuan media. Karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak

terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran (Mubarak , 2009).


Jayastri (2014) mengatakan dari kutipan yang berasal dari Magnesen, berpendapat

bahwa 10% kita belajar dari apa yang kita baca, 20% kita belajar dari apa yang kita dengar,

30% kita belajar dari apa yang kita lihat, 50% kita belajar dari apa yang kita lihat dan kita

dengar, 70% kita belajar dari apa yang kita katakan dan 90% kita belajar dari apa yang kita

katakan dan kita lakukan.

Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara dengan para pengajar Paud Emaus

Korem 181 PVT Kota Sorong tanggal 01 Juli 2020 bahwa belum ada sosialisasi atau

pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada anak. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti

belum ada tersedia fasilitas cuci tangan seperti keran air, sabun dan handuk atau tisu

dilingkungan Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong. Berdasarkan wawancara dengan

Kepala Sekolah tingkat penyakit yang dialami oleh anak Paud Emau Korem 181 PVT Kota

Sorong adalah penyakit pilek, jika satu anak yang terkena pilek maka sebagian besar anak

juga di dalam kelas juga terkena pilek. Kondisi ini diperkirakan karena kurangnya

pengetahuan tentang cuci tangan yang benar karena itu penulis tertarik dan terdorong

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Video tentang Teknik Mencuci

Tangan Terhadap Kemampuan Anak di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong”.

B. Rumusan Masalah

Kurangnya praktik cuci tangan tidak hanya terjadi di negara

berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakat masih lupa

untuk melakukan cuci tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar
masih tinggi ditemukan pada anak, sehingga dibutuhkan peningkatan kemampuan dan

kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya cuci tangan pakai sabun dan tingginya

tingkat efektifitas cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka

sangat penting adanya upaya promosi kesehatan dalam peningkatan teknik cuci tangan

tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus studi yang telah dijelaskan peneliti di

atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Video

tentang Teknik Mencuci Tangan Terhadap Kemampuan Anak dalam mencuci tangan di

Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh video tentang teknik mencuci tangan terhadap

kemampuan anak dalam mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota

Sorong.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kemampuan anak dalam cuci tangan sebelum diberikan video

tentang teknik mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong.

b. Mengetahui kemampuan anak dalam cuci tangan sesudah diberikan video tentang

teknik mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong.
c. Menganalisis pengaruh video tentang teknik mencuci tangan terhadap

kemampuan anak sebelum dan sesudah mencuci tangan di Paud Emaus Korem

181 PVT Kota Sorong.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil dari penelitian dapat memberikan tambahan literatur dan refrensi

tambahan dalam bidang keperawatan khususnya keperawatan komunitas anak dan

pendidikan anak prasekolah yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan

sehat khususnya pelaksanaan teknik mencuci tangan.

2. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak

sekolah untuk mengoptimalkan kegiatan mencuci tangan dalam upaya

meningkatkan kemampuan pelaksanaan teknik mencuci tangan pada anak

pendidikan anak usia dini (PAUD)

3. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan

pribadi dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai