Pengaruh Video Tentang Teknik Mencuci
Pengaruh Video Tentang Teknik Mencuci
PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi tugas penelitian dengan Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Disusun Oleh :
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian ini adalah quasi-eksperimen, meneliti pengaruh video tentang teknik
mencuci tangan terhadap kemampuan anak dalam mencuci tangan di PAUD Emaus Korem 181
PVT kota Sorong. Rancangan penelitian one group pre-post test, kemampuan anak dalam
mencuci tangan diukur sebelum dan sesudah diberikan video tentang teknik mencuci tangan.
One group pre-post test adalah suatu teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan (Sugiyono, 2012).
Secara bagan, desain kelompok tunggal desain pre-test dan post-test dapat digambarkan sebagai
berikut:
O1 X O2
O1 : Kemampuan anak dalam mencuci tangan sebelum diberikan video tentang teknik
mencuci tangan (Pre Test).
O2 : Kemampuan anak dalam mencuci tangan sesudah diberikan video tentang teknik mencuci
tangan (Post Test).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun dianggap lebih efektif
mencegah terjadi berbagai penyakit yang timbul pada anak prasekolah antara lain: diare,
kolera, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), cacingan, flu, dan hepatitis A (Proverawati
dan Rahmawati, 2012). Perilaku mencuci tangan yang buruk merupakan salah satu
penyebab kematian anak di bawah 5 tahun yaitu sebesar 19% meninggal karena diare,
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan flu hingga 50% (Depkes , 2009). Berdasarkan
data dari United Nations Emergency Children's Fund (UNICEF, 2009) menunjukan bahwa
kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian
diare hingga 50% dan ISPA hingga 45%. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat
Septriani, Rahmayanti dan Santoso (2017), mencuci tangan menggunakan sabun akan
mengurangi terjangkitnya resiko terkena diare lebih dari 40% dan mengurangi resiko
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2013 perilaku mencuci tangan yang benar
(29,5%), Kalimantan selatan (32,3%), Sumatra Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Menurut
Kementrian Kesehatan tahun 2011, rendahnya kebiasaan cuci tangan pada saat penting
dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah
menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan
hanya 6%. Menurut penelitian Quintero, Freeman dan Neumark (2009), membuktikan
bahwa hanya 36% anak melakukan cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
memberikan pendidikan kesehatan. Mencuci tangan yang benar harus di mulai saat anak
sudah banyak bermain dan banyak melakukan kontak dengan lingkungan. Tujuan
masyarakat dari perilaku yang tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku sehat. World
Health Organization (WHO) tahun 2009 menjelaskan bahwa kedua tangan merupakan
salah satu media utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh, karena tangan yang
paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan anggota tubuh lainnya (Priyoto,
2015).
Peningkatan kesadaran tentang mencuci tangan pada anak prasekolah di awali dengan
upaya meningkatkan kemampuan mencuci tangan menggunakan air dan sabun yang baik
dan benar. Bentuk kegiatan mencuci tangan harus menghibur, menyenangkan, mendidik
dan mudah dimengerti oleh anak, perlunya pemberian stimulus yang tepat akan
merangsang keinganan anak agar termotivasi melakukan kegiatan mencuci tangan (Wong,
2008).
Pendidikan kesehatan pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) diperlukan metode
yang memungkinkan anak dapat belajar secara nyata. Salah satu metode untuk meningkatkan
kemampuan melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan air pada anak prasekolah adalah
dengan menonton video. Video merupakan media pembelajaran yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan- pesan atau materi pembelajaran. Video dikatakan tampak dengar karena
unsur dengar (audio) dan unsur tampak (visual) dapat disajikan serentak (Arsyad, 2013).
menerima informasi melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu
mata, sehingga informasi disampaikan dapat diterima secara maksimal, sehingga dapat
mengaplikasikan praktek cuci tangan yang baik dan benar (Sadiman, 2012).
Media video merupakan alat bantu tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini
dilandaskan dengan keyakinan bahwa proses belajar dengan bantuan media video
mempertinggi kegiatan belajar anak. Kegiatan belajar anak dengan bantuan video akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan
bantuan media. Karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
bahwa 10% kita belajar dari apa yang kita baca, 20% kita belajar dari apa yang kita dengar,
30% kita belajar dari apa yang kita lihat, 50% kita belajar dari apa yang kita lihat dan kita
dengar, 70% kita belajar dari apa yang kita katakan dan 90% kita belajar dari apa yang kita
Berdasarkan studi pendahuluan melalui wawancara dengan para pengajar Paud Emaus
Korem 181 PVT Kota Sorong tanggal 01 Juli 2020 bahwa belum ada sosialisasi atau
pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada anak. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
belum ada tersedia fasilitas cuci tangan seperti keran air, sabun dan handuk atau tisu
dilingkungan Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong. Berdasarkan wawancara dengan
Kepala Sekolah tingkat penyakit yang dialami oleh anak Paud Emau Korem 181 PVT Kota
Sorong adalah penyakit pilek, jika satu anak yang terkena pilek maka sebagian besar anak
juga di dalam kelas juga terkena pilek. Kondisi ini diperkirakan karena kurangnya
pengetahuan tentang cuci tangan yang benar karena itu penulis tertarik dan terdorong
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Video tentang Teknik Mencuci
Tangan Terhadap Kemampuan Anak di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong”.
B. Rumusan Masalah
berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakat masih lupa
untuk melakukan cuci tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun yang tidak benar
masih tinggi ditemukan pada anak, sehingga dibutuhkan peningkatan kemampuan dan
kesadaran mereka akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya cuci tangan pakai sabun dan tingginya
tingkat efektifitas cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka
sangat penting adanya upaya promosi kesehatan dalam peningkatan teknik cuci tangan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus studi yang telah dijelaskan peneliti di
atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Video
tentang Teknik Mencuci Tangan Terhadap Kemampuan Anak dalam mencuci tangan di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
kemampuan anak dalam mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota
Sorong.
2. Tujuan Khusus
tentang teknik mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong.
b. Mengetahui kemampuan anak dalam cuci tangan sesudah diberikan video tentang
teknik mencuci tangan di Paud Emaus Korem 181 PVT Kota Sorong.
c. Menganalisis pengaruh video tentang teknik mencuci tangan terhadap
kemampuan anak sebelum dan sesudah mencuci tangan di Paud Emaus Korem
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
pendidikan anak prasekolah yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak
3. Manfaat praktis