Anda di halaman 1dari 3

SEMUA TENTANG WABAH VIRUS CORONA

(All About CoronaVirus)


(Minanton, S.Kep., Ns., M.Kep)
Saya ingin membukanya dengan mengutip pidato Direktur Badan Kesehatan
Dunia (WHO), Bapak Tedros Adhanom Ghebreyesus “it’s the time for facts, no
fear” yang kurang lebih artinya inilah saatnya membicarakan fakta, bukan
menyebar ketakutan dalam menghadapi koronavirus. Pidato tersebut didorong
oleh meningkatnya rumor dan informasi yang salah dimasyarakat tentang wabah
virus korona. Informasi yang tepat dapat meningkatkan kewaspadaan dan
pengambilan keputusan yang tepat dalam melindungi diri kita dari virus korona
ini.
Nama Resmi dari wabah virus Corona

Virus Corona pertama kali dideteksi di daerah Wuhan, Cina, bulan desember 2019,
dengan manifestasinya berupa sekumpulan gejala pneumonia, dan awalnya virus
tersebut tidak diketahui sebelumnya atau tipe yang berbeda dari corona virus lainnya
semacam SARS atau MERS. 2019N-CoV (2019 novel coronavirus) merupakan nama
sementara hingga sampai tanggal 11 Februari 2020, ICTV (International Committee on
Taxonomy of Viruses) mengumumkan “SARS-CoV-2” sebagai nama resmi virus corona
tersebut, dihari yang sama WHO juga mengumumkan “COVID-19” (Coronavirus Disease-
19) sebagai nama resmi penyakitnya. Defini Covid-19 menurut WHO adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh coronavirus baru (SARS-CoV-2) yang ditularkan kepada
manusia untuk pertama kalinya. Virus ini menyebar dari orang ke orang terutama
melalui droplet yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi berbicara, batuk atau bersin.
Apakah virus corona sebagai senjata biologis atau mutasi alami virus?

SARS-CoV-2 merupakan virus korona ke tujuh yang diketahui menginfeksi manusia, yang
familiar seperti SARS-CoV-1 (SARS) dan MERS. Hampir semua jenis virus korona yang
menginfeksi manusia memiliki reservoirnya adalah kelelawar. SARS-CoV-2 tidak terlahir
dari laboratorium sebagai rekaya genetik atau senjata biologi, SARS-CoV-2 murni
terlahir dari mutasi genetik alami virus korona. Bukti ilmiah dari penelitian terbaru
tentang asal usul virus SARS-CoV-2, menyatakan bahwa virus corona memiliki unsur
penting receptor-binding domain (RBD), yang memungkinkan mereka memasuki sel dan
menginfeksi manusia. elemen struktural tersebut ditemukan kesamaan dengan virus
corona yang ada di kelelawar (96% tingkat kesamaan). Bukti ini menegaskan tidak ada
bukti bahwa virus tersebut direkayasa secara genetis di laboratorium.

Seberapa Bahaya Covid-19 dibanding SARS & MERS?

Virus SARS CoV-2 (Covid-19) sampai saat ini 03 Maret 2020, telah menyerang 75 Negara,
termasuk Indonesia dengan jumlah penderita Covid-19 diseluruh dunia yaitu 90.308
orang. Dari jumlah tersebut sekitar 50% (45.726 orang) telah dinyatakan sembuh dan
3,4% (3.087 orang) meninggal dunia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (Chinese Center for Disease Control
and Prevention) menunjukan bahwa virus SARS CoV-2 (Covid-19) lebih menular atau
infeksius dibandingkan dengan kasus SARS 2002 dan Mers 2012, namun tingkat
keparahan dan kematian pada kasus Covid-19 lebih rendah daripada kasus SARS &
MERS. Oleh karena itu, Penderita Covid-19 memiliki peluang lebih tinggi untuk sembuh
yaitu 80%.

Secara umum, tingkat keparahan dari kasus penderita Covid-19 lebih banyak dengan
kasus ringan yaitu 80%, berat 14% dan kritis 2%. Penderita Covid-19 dengan umur diatas
60 tahun keatas memiliki prognosis/prediksi perjalanan penyakit yang buruk, cenderung
fatal atau menuju kematian. Apalagi pasiennya memiliki riwayat penyakit kronik seperti
penyakit jantung, diabetes, hipertensi, penyakit paru kronis, kanker dll.

Apa gejala utama dari Covid-19 & Bagaimana pencegahannya?

Secara umum Covid-19 memiliki masa inkubasi 2-14 hari, dengan gejala umum seperti
demam, batuk dan sesak, dalam beberapa kasus berat atau parah, Covid-19
menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan
kematian. Untuk pencegahan Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
merekomendasikan standar pencegahan dan penyebaran infeksi termasuk mencuci
tangan secara teratur, memakasi masker ketika memiliki gejala batuk dan bersin,
memasak daging dan telur. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan
gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Apa obatnya untuk mengobati Covid-19?

Sejauh ini ada beberapa obat yang dicoba untuk mengobati Covid-19, namun ada tiga
obat yang memiliki kemanjuran dan keamanan yaitu Favilavir, obat coronavirus
pertama yang disetujui di Cina, Obat tersebut dilaporkan telah menunjukkan
kemanjuran dalam mengobati penyakit dengan efek samping minimal dalam uji klinis
yang melibatkan 70 pasien. Uji klinis tersebut dilakukan di Shenzhen, provinsi
Guangdong, Cina. Obat kedua dari golongan Gilead’s remdesivir, terapi intravena, obat
ini juga memiliki kemanjuran melawan Covid-19 dan telah digunakan untuk mengobati
satu pasien yang terinfeksi di AS dan rencana akhir bulan ini, Gilead akan merekrut
sekitar 1.000 pasien yang didiagnosis dengan coronavirus untuk menentukan beberapa
dosis remdesivir untuk dapat mengendalikan infeksi. Tujuan utamanya adalah
mengurangi demam dan membantu pasien keluar dari rumah sakit dalam waktu dua
minggu. sedangkan Chloroquine, anti malaria, memiliki efek penyembuhan khususnya
dengan pneumonia berhubungan virus SARS-CoV-2 (COVID-19).

Topik Tambahan: Apakah wanita hamil yang mengidap Covid-19 dapat menularkan ke
janinnya?

Kekwatiran ibu hamil penderita covid-19 terkait menularnya Virus tersebut ke janinnya,
ternyata sejauh ini tidak terbukti. Berdasarkan penelitian retropektif yang mengevaluasi
gejala gejala pneumonia Covid -19 pada kehamilahan dan potensi penularannya dari ibu
kejanin, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat ini tidak ada bukti untuk
infeksi intrauterin yang disebabkan oleh transmisi vertikal dari ibu hamil dengan gejala
pneumoni Covid-19 pada trimester ke tiga kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai