Kebanyakan permasalahan voltage sag dalam system tenaga listrik dapat diatasi
dengan ferroresonant transformers atau biasa disebut constant-voltage transformers
(CVTs). CVT cocok diterapkan pada beban tegangan rendah. Tidak seperti pada
transformator konvensional, inti transformer boleh menjadi jenuh (saturated) dengan
fluks maknetis, untuk menjaga agar tegangan keluaran tetap konstan selama terjadi
variasi tegangan masukan seperti kurang tegangan, tegangan lebih dan distorsi
harmonisa.
CVT pada umumnya merupakan transformator satu fasa dengan rasio 1:1. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, CVT harus didesain sedikitnya dua kali arus beban.
Gambar 5.1 memperlihakan contoh tipikal keluaran dari ferroresonant transformer
terhadap beban.
Pertimbangan yang lain dalam menentukan ukuran sebuah CVT adalah karakteristik
pembebanan itu. Pemilihan kapasitas CVT harus pada beban maksimum. Apabila trafo
dibebani berlebihan, maka tegangan akan turun hingga mendekati nol pada kira-kira
150% dari bebannya. Oleh karena itu, jika profil beban termasuk arus inrush atau arus
starting motor, maka transfomator harus didesain untuk beban transien bukan hanya
beban steady. Harus juga diperhatikan bahwa CVT ini tidak menyimpan energi. Oleh
Harga peralatan CVT relative lebih rendah bila dibandingkan dengan peralatan
perbaikan power kualitas lainnya. Keuntungan lain dari CVT ini adalah tidak banyak
memerlukan pemeliharaan karena tidak ada komponen yang bergerak dan tidak
menggunakan baterei yang biasanya perlu pemeliharaan. Perkiraan harga CVT adalah
$ 1000 per kVA.
Untuk melayani beban-beban kritis yang tidak boleh terjadi pemutusan di industri
dipergunakan UPS. UPS bukan hanya diperuntukkan melayani beban-beban yang
sangat penting (kritis) saja, tetapi juga mengisolir beban-beban tersebut dari gangguan
listrik seperti swell, sag, impuls dan variasi tegangan yang mungkin saja terjadi.
Kualitas daya listrik yang dihasilkan oleh PT. PLN (Persero) tidak dapat dijamin bebas
dari gangguan listrik seperti pemutusan sesaat, impuls, surges, sags, drop tegangan
atau kelebihan tegangan dari batas yang seharusnya. Adanya gangguan ini biasanya
timbul karena adanya pemutusan daya dari rangkaian secara tiba-tiba, starting motor-
motor besar, pengecoran logam, pengelasan dan masuknya beban besar secara tiba-
tiba. Daya listrik yang buruk ini tidak baik bagi peralatan-peralatan yang sangat sensitif
terhadap kualitas daya, seperti peralatan instrumen, data processing, control room,
ruang gawat darurat, peralatan komunikasi dan lain sebagainya yang biasa digunakan
di industri.
Drop tegangan, pemutusan sesaat dan berbagai macam gangguan listrik lainnya
jangan sampai terjadi pada saluran ke beban kritis, Oleh karena itu diperlukan UPS
sebagai solusinya. Susunan dan konfigurasi dari UPS yang digunakan pada industri
dan bangunan komersial sangat tergantung pada keandalan sistem yang dinginkan.
AC
Inpu Battery Static Manual
t Charger Switch Bypass
Switch
Inverter
Alternati
ve
Source
Gambar 5.3 Penggunaan UPS konfigurasi tunggal.
Prinsip kerja dari sistem ini dapat dijelaskan bahwa daya AC masuk yang disearahkan
oleh rectifier/battery charger. Pengaturan daya DC didasarkan pada keperluan
pengisian battery dan keperluan daya yang masuk ke inverter. Inverter ini berfungsi
mengubah arus searah menjadi arus bolak balik yang dibutuhkan oleh beban yang
melewati static switch. Pada kondisi normal, langsung menyuplai beban yang melewati
manual switch. Tapi bila terjadi gangguan pada inverter, maka secara otomatis statis
switch merubah posisinya ke sumber alternatif. Namun untuk tujuan pemeliharaan,
posisi manual switch harus diubah agar suplai daya ke beban dapat diperoleh dari
sumber alternatif.
Apabila sumber utama mengalami gangguan, maka secara otomatis kebutuhan daya
disuplai dari bank battery yang melewati inverter, terus ke static switch hingga melewati
manual switch.
Secara singkat berikut ini akan dijelaskan masing-masing komponen seperti static
switch, manual switch, rectifier/battery charger dan inverter.
Static Switch
Fungsi utama dari pada static switch pada UPS adalah untuk memindahkan secara
otomatis keluaran daya dari inverter ke sumber alternatif bila terjadi kelebihan beban
(overload) pada UPS. Pada static switch ini dilengkapi pula rangkaian over current
transfer circuit (rangkaian pemindah arus lebih).
Rangkaian ini dilengkapi overcurrent transfer untuk memindahkan aliran ke sumber
alternatif bila terjadi pembebanan melebihi dari kapasitas inverter. Namun pada
operasi normal daya tetap tersuplai dari inverter. Pemindahan ke sumber alternatif terjadi
apabila telah terbebani sekitar 110% hingga 125%, dan secara otomatis kembali ke
posisi semula bila beban telah normal.
Manual Switch
Manual bypass switch bertujuan untuk membypass keluaran dari static switch dan
menghubungkan langsung ke sumber alternatif bila diadakan pemeliharaan/perbaikan.
Manual switch tidak dapat digunakan sebagai saklar pemutus dari static switch ke
sumber alternatif. Oleh karena itu diperlukan CB yang dipasang secara seri dengan
sumber alternatif untuk memutuskan daya dari static switch.
Rectifier/Battery Charger
Rectifier berfungsi merubah arus bolak balik menjadi arus searah sebelum masuk ke
battery charger. Sebelum rectifier biasanya dilengkapi tranformator mengisolir battery
dan inverter dari gangguan sistem. Keluaran dari battery charger harus dapat diatur dan
dilengkapi pembatas arus agar tidak melebihi dari batasan arus yang diizinkan.
Pembatas arus ini bertujuan untuk mengamankan bank battery dan inverter. Battery
charger didesain agar mampu untuk melayani beban ke inverer dan juga untuk
pengisian pada bank battery. Pengatur tegangan keluaran juga sangat penting agar
sesuai dengan tegangan kerja battery untuk meminimalkan pemeliharaan dan
memperpanjang umur dari peralatan tersebut.
Inverter
1. Mengubah arus searah menjadi arus bolak balik dengan kandungan harmonisa
(THD) kurang dari 5% atau lebih kecil.
2. Mengatur besar tegangan keluaran agar sesuai dengan tegangan kerja dari beban.
Biasanya berkisar 2% dari tegangan normal.
Konfigurasi dari jenis ini berbeda dengan yang pertama di atas. Perbedaanya terletak
pada adanya rectifier yang dipasang secara tersendiri. Recitifier di sini hanya berfungsi
untuk melayani kebutuhan daya yang masuk ke inverter dan bukan untuk pengisian
battery. Sebuah dioda atau tyristor dipasang untuk mem-blocking atau mengisolir
rectifier dari battery. Sebuah battery charger dipasang untuk melayani beban DC
secara langsung dan juga untuk mengisi bank battery. Konfigurasi UPS jenis ini dapat
dilihat pada Gambar 5.4.
Blocking
Dioda
Battery
Charger
Alternative
Source
Walaupun demikian kedua sistem ini masih memiliki kekurangan. Apabila terjadi
kerusakan pada inverternya, maka suplai daya dari rectifier dan battery ke beban AC
tidak dapat dilakukan.
Konfigurasi rangkaian UPS jenis ini dapat menutupi kekurangan dari jenis pertama dan
kedua. Sistemnya adalah dua buah UPS dipasang secara paralel untuk melayani satu
beban kritis. Tingkat keandalannya adalah dua kali lebih baik dari pada tipe yang
pertama. Sistem konfigurasinya dapat dilihat pada Gambar 5.5.
AC Static Manual
Input Switch Bypass
Switch
Alternati
ve Source
Setiap inverter didesain untuk mampu melayani beban pada kondisi normal. Pada
waktu operasi normal kedua inverter tersebut dibuat interlock antara satu dengan
lainnya, agar tidak bekerja secara paralel. Namun bila ada salah satu inverter
mengalami kegagalan maka secara otomatis beban dilayani oleh inverter lainnya. Static
inverter dipasang untuk mengamankan inverter dari gangguan yang mungkin terjadi
pada beban. Static switch berfungsi disamping untuk memindahkan beban dari inverter
Konfigurasi dari sistem UPS yang digunakan di industri sangat tergantung dari tingkat
keandalan sistem yang diinginkan. Untuk beban-beban penting namun tidak terlalu
kriris, konfigurasi pertama adalah pilihan yang sudah memadai. Namun untuk beban-
beban yang sangat kritis yang tidak boleh sama sekali ada pemutusan daya, maka
biasanya digunakan konfigurasi terakhir, walaupun agak sedikit mahal dibanding
dengan yang lainnya.
Dip-Proof Inverter (DPI) adalah suatu alat baru yang cara kerjanya secara terus
menerus mengkoreksi tegangan AC yang datang untuk mengisi bus kapasitor DC. Saat
terdeteksi adanya tegangan sag yang nilainya dibawah nilai yang sudah disetel, maka
daya yang datang akan diputus dan DPI akan menghasilkan output gelombang persegi
pada beban selama sekitar 1 sampai 3 detik. Waktu lama beban yang dapat disuplai
dihitung berdasarkan pada daya sesungguhnya dengan energi yang tersimpan di dalam
suatu bagian DPI (Gambar 5.6).
Karena DPI tidak mempunyai battery maka peralatan ini adalah alat yang rendah biaya
pemeliharaannya. Rata-rata umur dari kapasitor adalah 12 tahun. DPI ini juga ringkas
dan ringan jika dibandingkan dengan CVT ataupun UPS.
Pemprograman ulang respon sebuah Adjustable Speed Drive (ASD) terhadap voltage
sag bisa dilakukan bila deviasi kecepatan dan torsi pada motor tidak akan mengganggu
proses yang menggunakan ASD. Jika pelaksanaannya tidak mensyaratkan operator
untuk mengulang proses dari awal, ASD dapat diprogram kembali dengan menyertakan
time-delay restart non-synchronous. Saat kecepatan motor turun hingga mencapai nol,
fungsi ini akan merestart kembali motor sesuai dengan waktu delay yang telah
ditentukan.
Fitur pemrograman ulang yang lain adalah operasi non-synchronous dengan flying
restart. Ketika DC bus turun mencapai titik undervoltage trip, speed drive akan
Algoritma flying restart tidak selalu sama antara pabrikan alat kendali yang berbeda.
Pabrikan yang satu bisa saja memiliki algoritma yang lebih akurat dibanding yang lain.
Dengan demikian, suatu proses mungkin dapat saja merasakan perubahan torsi dan
kecepatan yang berbeda antara alat-alat kendali dengan algoritma flying restart dari
pabrikan yang berbeda. Flying restart sering kali menghasilkan transien arus dan torsi
yang signifikan pada motor. Oleh karena itu, seorang ahli proses harus berkonsultasi
dengan pabrikan speed drive dan mesin proses sebelum menggunakan flying restart.
Pilihan pemprograman yang lain adalah menurunkan titik undervoltege trip dari DC bus.
Beberapa proses menghendaki pengaturan kecepatan dan torsi yang presisi. Karena
torsi dan kecepatan bervariasi saat DC bus mencapai titik undervoltage trip, beberapa
pabrikan speed drive menawarkan revisi software untuk aplikasi drive yang sudah
terpasang dengan memberikan akses kepada pengguna AC drive untuk menurunkan
titik undervoltage trip dari DC bus. Dengan menurunkan titik trip, drive dan proses dapat
tetap berjalan melewati voltage sag yang lebih lama dan lebih dalam tanpa terhentinya
produksi. Sering kali, revisi software bukan bagian dari paket pembelian software kontrol
drive dan harus dimintakan dari pabrikan. Kekurangan dari pendekatan ini adalah
rectifier dan fuse akan mungkin rusak karena inrush current yang tinggi serta kondisi
overcurrent. Arus akan meningkat dengan penurunan titik undervoltage trip dari DC bus.
Kondisi ini perlu dipertimbangkan ketika menurunkan titik undervoltage trip.
Energi yang tersimpan dapat dilepaskan kembali ke jaringan dengan menggunakan koil.
Sistem power conditioner menggunakan inverter / rectifier untuk mengubah daya
alternating current (AC) menjadi direct current (DC) atau mengubah DC kembali ke
listrik AC. Inverter / rectifier menyebabkan kehilangan energi sekitar 2-3% pada setiap
arah (AC ke DC atau DC ke AC). SMES paling sedikit kehilangan listrik dalam proses
penyimpanan energi dibandingkan dengan metode penyimpanan energi lainnya. Sistem
SMES sangat efisien; efisiensi penkonversian AC ke DC dan DC ke AC lebih besar dari
95%.
Reaktor memiliki dua fungsi utama yang membantu meminimalkan pengaruh transien
dari kapasitor-switching. Pertama, impedansi reaktor, yang dinyatakan sebagai
persentase dari nilai dasar drive, menetapkan jatuh tegangan yang mengurangi
tegangan bus DC, dengan demikian diperlukan penetapan batasan yang lebih besar
untuk gangguan tegangan lebih. Kedua, reaktor membatasi besar dan laju lonjakan
arus pengisian kapasitor. Ukuran reaktor yang diperlukan adalah fungsi dari besaran
transien, impedansi sumber, dan titik gangguan drive. Biasanya sebuah reaktor 3 %
akan mencukupi. Perlu dicatat, bahwa drive yang menggunakan front-end dengan SCR
seperti DC drive dan drive sumber arus, biasanya sudah memiliki trafo isolasi terpasang.
Dalam hal tersebut, penambahan sebuah reaktor tambahan secara signifikan akan
mengurangi terjadinya arus hubung singkat dan akan memperbesar pembentukan
notching oleh drive tersebut di sisi beban reaktor. Dalam beberapa kasus, di mana
transien kapasitor-switching mungkin meningkat karena lokal resonansi dengan
kapasitor tegangan rendah, puncak tegangan overvoltage bisa lebih tinggi dari 2 p.u.
Untuk kasus seperti itu, akan dibutuhkan sebuah reaktor 5%.
Ada beberapa pilihan yang tersedia di sisi suplai untuk meminimalkan transien
overvoltage yang dihasilkan dari switching kapasitor. Permasalahan dengan semua
pilihan yang ada, adalah bahwa biaya instalasi yang berkisar antara $ 20.000 sampai $
100.000, bergantung pada besar tegangan dan ukuran capasitor bank. Kecuali bila
pelanggan yang terlibat bersedia untuk berbagi biaya ekstra dalam menerapkan solusi
ini, tidak semua pelanggan merasa perlu memilih pilihan ini. Beberapa solusi dari sisi
suplai yang memungkinkan adalah:
Voltage surge pada utility yang disebabkan oleh petir atau switching dapat dimitigasi
oleh surge suppression device. Surge suppression device melindungi peralatan dengan
mengalihkan energi ke bumi ketika tegangan melebihi tegangan break down (dadal) .
Sebagai contoh, penangkal petir dapat ditempatkan pada ketinggian tertentu di gardu
distribusi. Spark-gap device biasanya berperilaku sebagai isolator, akan membentuk
busur lebih besar secara internal dan menjadi hubung singkat pada saat tegangan
breakdown atau diatasnya. Kemudian, arus yang melewatinya turun sampai nol,
biasanya pada AC zero crossing berikutnya.
Karena tidak semua surges dihasilkan di sisi utilitas pabrik, disarankan untuk
memberikan perlindungan tambahan pada sistem distribusi tenaga listrik. Clamping
element yang digunakan berupa Metal-Oxyde Varistor (MOV). Resistansi pada MOV
turun sepanjang tegangannya naik
Ketika mengalami voltage surge besar resistansi drop sehingga energinya dialihkan
dari beban ke netral atau bumi. Transient Voltage Surge Suppressor dapat digunakan
sebagai beban plug-in , aplikasi hard-wired pada rangkaian cabang dan unit panel
board. Untuk perlindungan yang maksimal, Hal ini diaplikasikan sebagai system
proteksi berlapis. Metode ini memerlukan peralatan dengan kapasitas arus besar dan
moderate clamping level untuk aplikasi diterapkan di titik awal untuk mengalihkan
sebagian besar arus. Alat dengan kapasitas arus medium dan Medium clamping level
diaplikasikan di panel board sedangkan alat dengan kapasitas arus rendah dan low
clamping level diaplikasikan pada rangkaian cabang.
Pengaruh arus harmonisa pada fasilitas perangkat listrik dapat dikurangi dengan
beberapa cara. Salah satu metode adalah dengan menambahkan filter harmonisa
untuk mengalihkan arus harmonisa dari peralatan yang ada. Metode kedua adalah
dengan menambah reaktor atau transformator isolasi pada feeders yang terhubung ke
beban yang menghasilkan harmonisa. Metode ketiga adalah dengan mengisolasi
beban harmonisa dari peralatan yang sensitif lainnya sehingga tingkat harmonisa pada
beban sensitif tersebut menjadi lebih rendah yang disebabkan adanya impedansi
sistem antara sumber harmonisa dan beban sensitif.
Isolation transformer dan line reactor juga dapat digunakan untuk mengurangi efek
harmonisa pada sistem distribusi tenaga listrik. Aplikasi paling umum dari line reaktor
adalah dengan ASD. Seperti disebutkan sebelumnya, line reactor akan menurunkan
kemungkinan ASD mengalami kegagalan pada kondisi overvoltage saat terpengaruhi
capacitor-switching transient. Selain manfaat ini, reaktansi perangkat ini akan meredam
harmonisa yang dihasilkan oleh ASD.
Tegangan tak seimbang artinya tegangan yang tersedia di ketiga fasanya tidak sama,
ini dapat terjadi di sistem distribusi dimana saja. Ini dapat menimbulkan problem serius
pada motor dan peralatan-peralatan listrik dengan sistem induksi tiga fasa. Memang
kondisi seimbang secara sempurna tidak akan pernah tercapai, namun harus
diminimalkan.
Kondisi tak seimbang lebih sering disebabkan oleh variasi dari beban. Ketika beban
satu fasa dengan fasa lain berbeda, maka saat itulah kondisi tak seimbang terjadi. Hal
ini mungkin disebabkan oleh impendansi, type beban, atau jumlah beban berbeda satu
fasa dengan fasa lain. Misal satu fasa dengan beban motor satu fasa, fasa lain dengan
heater dan satunya dengan beban lampu atau kapasitor.
Jika motor hanya satu fasa saja yang berfungsi pada motor 3 fasa akan berakibat motor
“overheating”, karena arus menjadi sangat besar sedang kemampuan output turun.
Proteksi seharusnya dipasang disetiap fasa agar lebih aman. Langkah pertama test
tegangan tak seimbang yaitu dengan mengukur tegangan antar line di terminal mesin.
Juga ukurlah arus di tiap fasa, karena arus tak seimbang bahkan dapat mencapai 6 -10
kali lebih besar dari tegangan tak seimbang.
Tegangan tak seimbang kebanyakan disebabkan oleh distribusi beban tidak sama satu
fasa dengan fasa lain, cara memperbaiki ialah dengan mengurangi beban fasa yang
ketinggian dan menambahkan beban pada fasa rendah, sehingga menghasilkan beban
yang sedapat mungkin seimbang. Beban yang paling umum pada satu phase ialah dari
beban penerangan (lighting) dan mesin las (welder). Juga perlu di periksa fuse pada
capasitor bank ( power factor improvement capasitor).
Sebagai contoh, dampak dari terjadinya arus tidakseimbang sebesar 10 % pada motor
yang dibebani penuh lebih besar dari dampak pada motor yang sama, kalau motor
tersebut hanya dibebani 50 %. Pada dasarnya, operasi motor selama kondisi tegangan
tidak seimbang membutuhkan motor yang akan diderated. Untuk motor standar, NEMA
memberikan panduan untuk derating. Untuk tegangan tidak seimbang antara 1 % - 5 %,
NEMA MG-1-1993 merekomendasikan derating motor sesuai dengan grafik yang
ditunjukkan dalam Gambar 5.7. NEMA belum membentuk sebuah grafik derating untuk
motor hemat energi. Namun, karena motor hemat energi memiliki kerugian yang lebih
rendah selama tegangan seimbang serta kondisi tegangan tidak seimbang, penerapan
grafik derating pada Gambar 5.7 untuk motor hemat energi akan menghasilkan faktor
derating konservatif.
Selain itu, perlu juga diperhatikan ketika motor distart, motor memerlukan daya awal
yang sangat tinggi, mungkin dapat mencapai beberapa kali atau lebih dari 5 kali. Arus
tinggi menimbulkan panas dan thermal shock, sehingga jika ini dilakukan ber-kali2 dan
tanpa ada jedah waktu, maka berakibat sangat buruk terhadap winding motor,
overheating. Sehingga sangatlah perlu mendapat perhatian serius perihal start dan stop
semua motor listrik agar kerusakan fatal dapat dihindari.
Seperti dijelaskan sebelumnya, motor juga dapat mengalami kerusakan bantalan dalam
aplikasi ASD dari electrical discharge machining (EDM) karena besarnya couple
tegangan poros ke pentanahan (ground) yang terbentuk. Setelah penggunaan EDM
positif diidentifikasi sebagai akar penyebab kerusakan bantalan, pengguna akhir tidak
memiliki pilihan lain kecuali untuk mengambil tindakan korektif atas penggunaan EDM
tersebut. Walaupun ada beberapa kemungkinan alternatif mulai dari jenis khusus motor
yang terlindung elektrostatis sampai bantalan keramik dan/atau pelumas khusus,
alternatif pencegahan dasarnya adalah untuk mengatasi masalah itu dari sumber
(inverter) atau dari sisi motor. Dari sudut pandang inverter, mengurangi frekuensi
switching dan/atau menginstal filter merupakan pilihan yang mungkin untuk dilakukan.
Sebelum menginstal sistem baru, pengguna akhir harus berkonsultasi dengan
produsen inverter dan menentukan apakah dengan menurunkan frekuensi switching
dari inverter dan/atau memasang filter pada keluaran inverter akan mengurangi waktu
pembangkitan pulsa tegangan dan memecahkan masalah . Cara yang paling efektif
untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan ini akan memecahkan masalah adalah
dengan melakukan analisa sebelum dan sesudah tegangan poros-ke-pentanahan
(ground) dan analisis arus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.7.
Dari sudut pandang motor, cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah ini
adalah dengan menginstal sistem pembumian poros. Sistem ini secara efektif
menimbulkan pola impedansi rendah dari poros ke tanah dan meminimalkan besarnya
tegangan poros. Pembumian poros motor dengan sistem brush menciptakan pola
impedansi rendah ke tanah untuk aliran arus yang dinyatakan dapat merusak. Sejumlah
sistem carbon brush tersedia secara komersial. Karbon brush yang lunak tidak cocok
karena mereka bisa menciptakan sebuah film nonconductive yang mencegah kontak
listrik antara carbon brush dan poros. brush terbuat dari bahan khusus, seperti
kuningan dan stainless steel, yang tidak akan membentuk lapisan film tersebut. Juga,
sistem pembumian yang terlindung dianjurkan pada lingkungan dengan ruang yang
bersih, karena mungkin saja terkontaminasi oleh partikel udara. Selama pemeliharaan
rutin, pastikan bahwa carbon brush yang terhubung listrik dengan poros, terlepas dari
sistem pembumian.
Alternatif lain yang mungkin untuk menyelesaikan persoalan motor adalah dengan
memasang bantalan motor yang terisolasi. Meskipun pengisolasian bantalan motor
menghentikan aliran arus keluar melalui bantalan motor, mereka tidak bisa mencegah
kerusakan pada bantalan apabila poros terhubung peralatan lainnya, seperti
tachometer dan fan.
Kerusakan pada perangkat juga dapat terjadi jika daya pentanahan hilang. Jika
pembumian sudah diputus, arus pembumian akan mencari suatu jalur ke bumi. Jalur ini
dapat mengalir melalui sirkuit-sirkuit dan perangkat-perangkat yang tidak dirancang
untuk menahan arus tersebut dan menyebabkan kerusakan.
Dalam sebuah instalasi jaringan listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan
(digroundingkan) atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik
ini adalah :
1. Pada semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan
dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang
mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat
manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
2. Pada Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal
ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang
muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
3. Pada Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada
di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan
agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar
melalui kaki tiang saluran transmisi.
4. Pada titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan
dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan
hubung tanah.
Pembumian dapat diuji dengan sebuah alat uji impedansi pembumian. Sebuah alat uji
impedansi pembumian adalah instrumen multifungsi yang dirancang untuk mendeteksi
jenis pengawatan tertentu dan masalah pembumian pada sistem distribusi tenaga listrik
tegangan rendah. Fungsi utama pengetesan adalah pengukuran impedansi konduktor
pembumian peralatan dari titik uji sampai kembali ke sumber netral pembumian, serta
impedansi dari konduktor netral. Impedansi ini tidak boleh lebih dari 0,25 ohm. Hal ini
juga penting untuk menguji sistem pembumian/pentanahan gedung berkaitan dengan
tanah bumi. Hal ini harus dilakukan dengan suatu alat uji kejatuhan potensial selama
instalasi sistem pembumian gedung. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya
dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan
jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh
karena itu, dalam memasang batang pembumian, makin dalam pemasangannya akan
makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan grounding yang makin rendah.
Interferensi Elektro Magnetik (IEM) adalah noise yang disebabkan oleh adanya radiasi
akibat perbedaan tegangan listrik antara tiga kabel listrik - hot wire, kabel netral, dan
kabel pembumian. Dua tipe IEM yang umum disebabkan oleh sistem kelistrikan:
- Common-mode noise. Noise dari radiasi yang dihasilkan oleh perbedaan tegangan
antara hot wire dan kabel ground.
- Traverse-mode noise. Noise dari radiasi yang dihasilkan oleh perbedaan tegangan
antara hot wire dan kabel netral.
Ada empat metode untuk mengurangi Interfrensi Elektromagnetik (IEM) dalam fasilitas
industri, yaitu: pembumian yang tepat, attenuasi emisi pada sumber, perlindungan
peralatan sensitif, dan penangkapan dan pengembalian emisi ke sumber.
Cara terbaik untuk menghilangkan emisi sistem adalah dengan meredam emisi pada
sumber. Penggunaan Common-Mode Choke (CMC) adalah salah satu cara untuk
mencapai hal tersebut. CMC adalah sebuah induktor dengan konduktor fasa A, B, dan
C digulung dalam arah yang sama melalui sebuah inti magnetik biasa. Ini memberikan
impedansi tinggi dan induktansi tinggi ke setiap emisi arus kapasitif line to ground.
Tidak seperti line reactor atau induktor, CMC tidak mempengaruhi rangkaian salura
daya. Perangkat ini tersedia dari vendor drive (alat kontrol/kendali). Gambar 5.9
menampilkan sebuah contoh penggunaan CMC.
Jalur emisi dapat dialihkan dari peralatan yang sensitif. Contoh praktisnya adalah
memisahkan kabel kontrol dan kabel sinyal dari kabel tegangan tinggi. Akan lebih baik
jika konduktor-konduktor daya termasuk kawat pembumian ditempatkan dalam sebuah
saluran. Saluran harus terikat ke panel ASD dan kotak penghubung motor, dan kawat
pembumian harus dihubungkan ke rel pembumian panel dan tiang pembumian motor.
Kawat pembumian dan salurannya akan menyerap sebagian besar kebisingan kapasitif
dan mengembalikannya kembali ke sumber emisi.
Penerapan lain adalah memisahkan kabel kontrol dan kabel sinyal dari kabel daya
dalam tray kabel. Praktek penempatan penutup pada tray kabel sinyal akan lebih lanjut
dapat mengurangi kebisingan yang tergabung ke kabel sinyal dari kabel daya (Gambar
5.10).