Anda di halaman 1dari 2

Dampak Buruk Patah Hati bagi Kesehatan Tubuh

Perasaan patah hati bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya sepertiputus
hubungan dengan kekasih atau kematian seseorang yang disayang. Banyak
dampak yang terjadi akibat patah hati, terutama dampak negatif bagi seorang
yang mengalami patah. Berikut 5 dampak negatif bagi seseorang.

1. Tidak Nafsu Makan

Saat patah hati beberapa organ dalam tubuh akan terganggu akibat menurunnya
selera makan dan tidak ada semangat untuk melakukan aktivitas. Selain itu, rasa
mual di perut akibat meningkatnya asam lambung meski tidak punya riwayat
penyakit maag. Ini diakibatkan karena saat hati kita sakit, tubuh akan merasakan
hal yang sama. Sehingga hal pertama yang dilakukan tubuh adalah memicu untuk
melepaskannya adrenalin yang akan mengalir ke seluruh tubuh dan meningkatkan
kadar kortisol.Kortisol yang terlalu banyak dalam tubuh dan terjadi dalam waktu
lama akan meningkatkan kadar gula darah, mengurangi kalsium dari tulang,
meningkatkan tekanan darah, berkurangnya massa otot, menumpuknya lemak,
bahkan berkurangnya kemampuan berpikir.Dalam jangka waktu pendek, hal itu
memengaruhi sistem imun, yang ada di usus sehingga tak heran jika nafsu makan
pun ikut terpengaruh.

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Ketidakstabilan emosi dan mental seseorang saat patah hati menyebabkan


otot jantung melemah, ritme detak jantung menjadi tidak teratur, dan daya tahan
tubuh menurun drastis. Hal ini menyebabkan lebih mudahnya terbentuk
gumpalan yang menyumbat aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung hingga 6 kali lebih besar. Produksi Hormon Terganggu Saat jatuh hati
produksi hormon bahagia akan meningkat, darah mengalir dengan baik di otak
yang disebut dengan tegmental ventral. Sebaliknya saat patah hati produksi
hormon stres meningkat, darah akan mengalir ke dua bagian otak yang disebut
korteks somatosensori sekunder dan insula posterior dorsal, kedua aktivitas
tubuh ini menyebabkan rasa sakit secara fisik. Biasanya saat patah hati seseorang
merasakan rasa tidak nyaman dan sakit di beberapa bagian tubuh, yang bisa saja
belum pernah dirasakan sebelumnya..

3. Berpengaruh pada Rambut dan Kulit rambut-rontok

Patah hati meningkatkan produksi hormon stres yang salah satu akibatnya
adalah kantung rambut akan mengalami fase telogen effuvium yaitu fase istirahat,
rambut berhenti tumbuh sementara dan menyebabkan kerontokan rambut.
Selain melalui rambut, tubuh akan mengirimkan sinyal tidak baik pada kulit, saat
produksi hormon terganggu akibat patah hati atau rasa stres bisa menyebabkan
timbulnya jerawat atau bintik-bintik pada kulit. Bahkan Penelitian di Jepang tahun
1991 membuktikan patah hati mempunyai gejala yang kurang lebih mirip dengan
gejala saat seseorang terkena serangan jantung. Sesak napas dan rasa lelah
karena kesedihan yang mendalam bisa menyebabkan fungsi jantung terganggu.
Wanita yang patah hati biasanya mengalami gejala yang lebih buruk dari pada
laki-laki.

Opinion

Tidak semua patah hati bisa diakhiri dengan yang namanya penyakit , kenapa?
Karena patah hati yang dialami setiap manusia memiliki vase kesedihan tersendiri .
semua tergantung bagaimana kita menyikapinyaa.

Congclusion

hari-hari setelah patah hati dengan kegiatan menyenangkan, luangkan waktu


bersama keluarga dan teman, jalan-jalan, memanjakan diri dengan makanan
kesukaan, lebih banyak memfokuskan pikiran ke dalam pekerjaan dan hal-hal
bermanfaat. Mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan produksi hormon
bahagia, seperti cokelat, yogurt, kacang-kacangan, semangka, pisang dan banyak
makan makanan bergizi serta olahraga bisa membantu tubuh lebih cepat pulih
setelah patah hati. Tapi jangan lupa untuk esok harinya kembalilah menjadi sosok
yang lebih bahagia!

Anda mungkin juga menyukai