Anda di halaman 1dari 66

VIRTUAL LAN DAN ROUTING

OBJEKTIF
 Memahami peran VLAN dalam network
 Mengenal Router
 Mengkonfigurasi IP address pada router
 Memahami struktur tabel routing
 Mendeskripsikan bagaimana router menentukan arah tujuan paket
 Memahami perbedaan operasi routing statik dan dinamik.
 Mengkonfigurasi dan mem-verifikasi routing statik.
 Memahami cara kerja protokol routing distance vector seperti RIP.
 Mengkonfigurasi dan mem-verifikasi RIP
OVERVIEW
Switch tanpa VLAN

 1 collision domain / port.


 Semua port anggota 1 broadcast domain.
 Paket broadcast akan dikirim ke semua port.
 Semua port berada dalam 1 LAN network (subnet) yang sama.
 Setiap host yang terhubung ke switch bisa berkomunikasi secara
langsung dengan host-host lain.
Switch dengan 2 VLAN
OVERVIEW Anggota VLAN merah.

Anggota VLAN biru.

1 VLAN = 1 broadcast domain = 1 subnet

Ada 2 broadcast domain.


Paket broadcast dari VLAN merah hanya akan dikirim ke port-port anggota VLAN
merah.
Setiap VLAN merupakan sebuah LAN network (subnet) tersendiri.
Sekarang, host pada VLAN merah tidak bisa secara langsung berkomunikasi
dengan host pada VLAN biru.
 Dibutuhkan device layer 3 (Router) sebagai perantara.
VLAN
VLAN adalah pengelompokan logik device-device network yang
terhubung pada port switch seakan-akan berada pada network
tersendiri.
VLAN dapat diberi nama.
Pada switch :
 Konfigur VLAN.
 Assign port-port ke VLAN yang diinginkan.
Pada PC :
 Assign IP address yang sesuai dengan subnet dalam VLAN.
VLAN -> KEUNTUNGAN
Security
 Sekelompok device yang memiliki data-data sensitif dapat ditaruh dalam 1 VLAN tersendiri terpisah dari
user lain.

Hemat biaya
 Untuk membuat network (subnet) tidak perlu switch tersendiri.

Performa meningkat
 Memecah broadcast domain dapat mengurangi trafik yang tidak penting.
 Mencegah broadcast storm.

Efisiensi meningkat
 User-user dengan kepentingan yang sama dapat ditaruh dalam 1 VLAN tanpa harus membeli switch baru.

Flexibility
 Anggota VLAN tidak harus berada dalam 1 switch dan 1 tempat.
VLAN -> KARAKTERISTIK
VLAN normal-range ID
 1 – 1005
 1002 – 1005 digunakan untuk VLAN Token Ring dan FDDI
 VLAN 1, 1002 – 1005 sudah otomatis ada dan tidak bisa di hapus.
 Konfigurasi VLAN disimpan di file vlan.dat dalam flash.

VLAN extended-range ID
 1006 – 4094
 Biasanya dipakai oleh service provider
 Disimpan dalam file running configuration
VLAN -> TIPE-TIPE
VLAN data
 VLAN yang membawa trafik data dari end-user.

VLAN default
 Tanpa di konfigurasi, secara default semua port switch merupakan anggota dari VLAN 1.
 VLAN 1 tidak bisa dihapus atau di rename.
 Dianjurkan untuk tidak menggunakan VLAN 1, konfigurasi semua port sebagai anggota dari VLAN
selain VLAN 1.

VLAN management
 VLAN yang digunakan untuk me-manage device-device network.
 Secara default menggunakan VLAN 1, sebaiknya diubah.
 Konfigure IP address switch-switch agar berada dalam 1 subnet VLAN management yang sama.
VLAN -> VOICE VLAN

Misal Voice VLAN berada pada VLAN 200, 2950sw1(config-if)#switchport mode access
gunakan perintah switchport voice vlan agar port 2950sw1(config-if)#switchport access vlan 150
switch mendukung voice. 2950sw1(config-if)#switchport voice vlan 200
Memberikan prioritas pada trafik voice. 2950sw1(config-if)#mls qos trust cos

Trafik voice sebaiknya dipisahkan dalam VLAN tersendiri.


 Trafik voice harus diperlakukan secara istimewa.

Trafik voice membutuhkan


 Jaminan bandwidth untuk kualitas voice.
 Prioritas transmisi yang lebih tinggi dari trafik data.
 Jaminan transmisi meski trafik dalam network sedang padat
 Delay transmisi kurang dari 150 milisecond.
VLAN -> VOICE VLAN
VLAN -> MEMBERSHIP
aabb.ccdd.eeff = VLAN 10

Dinamik
 Keanggotaan port-port switch dalam sebuah VLAN ditentukan oleh sebuah server VMPS (VLAN Membership Policy
Server).
 Keanggotaan berdasarkan MAC address device yang terhubung.
 User / device terhubung ke port manapun tetap berada pada VLAN yang sama.
 Sudah jarang digunakan pada network production.
VLAN -> MEMBERSHIP
Port 1 = VLAN 10 (biru) Port 3 = VLAN 20 (merah) Port 5 = VLAN 10 (biru)

Siapapun yang terhubung ke port1


akan menjadi anggota dari VLAN 10

Port 2 = VLAN 10 (biru) Port 4 = VLAN 20 (merah)

Static
Port-port pada switch di konfigurasi secara manual sebagai anggota
sebuah VLAN tertentu.
Kongurasi dan monitoring lebih mudah.
Lebih dianjurkan untuk digunakan.
VLAN -> TRUNK
Trunk link membawa trafik dari
berbagai macam VLAN

Link antara :
 Switch dan switch.
 Switch dan router.
Trunk memperluas jangkauan VLAN melebihi satu switch.
Trunk link membawa trafik data dari berbagai macam VLAN.
Setiap frame yang lewat akan diberi informasi VLAN (tagging)
 ISL
 802.1Q
Feature layer 2
VLAN -> TRUNK -> ISL

ISL Header (26 bytes) Frame original CRC 4 Bytes

Protokol Cisco Proprietary.


 Hanya dapat digunakan oleh produk-produk Cisco.
Frame di enkapsulasi kedalam frame yang baru.
 Header (26 bytes)
 Trailer (CRC 4 bytes)
Tidak menggunakan native VLAN
 Frame yang tidak di enkapsulasi akan di drop.
VLAN -> TRUNK -> 802.1Q
Dest.Address Src.Address Len/Type Data FCS

Original Frame

Nilai CRC dalam FCS akan di hitung


ulang karena isi data juga berubah
Tagged Frame

Dest.Address Src.Address Tag Len/Type Data FCS


Open Standar IEEE.
 Dapat di implementasikan pada vendor apapun.

Menyelipkan sebuah Tag kedalam frame original.


 4 byte tag

Menggunakan native VLAN


 Frame dari host anggota native VLAN tidak akan di tag.
 Frame yang tidak di tag di anggap anggota native VLAN.
VLAN -> TRUNK -> SWITCHPORT MODE
Mode Fungsi
Dynamic Auto 1. Membentuk Trunk tergantung dari request DTP switch seberang.
2. Tidak mengirimkan request DTP.
Dynamic Desirable 1. Mengirimkan request DTP untuk menjadi Trunk.
2. Menjadi trunk jika port switch seberang mode Trunk / Desirable.
Trunk Mengaktifkan Trunk pada port , terlepas dari status port dari switch
seberang ataupun ada tidaknya request DTP dari switch seberang.
Access Mendisable Trunk pada port, terlepas dari status port dari switch
seberang ataupun ada tidaknya request DTP dari switch seberang.
Nonegotiate Mencegah interface mengirimkan request DTP.

DTP, Dynamic Trunking Protokol, merupakan protokol proprietary Cisco, berfungsi mengatur
negosiasi trunk dengan port switch seberang.
VLAN -> TRUNK -> SWITCHPORT MODE
Link hasil interaksi antara 2 port switch yang terhubung

f0/0 vs f0/0 Dynamic Auto Dynamic Desirable Trunk Access


Dynamic auto Access Trunk Trunk Acces
Dynamic desirable Trunk Trunk Trunk Access
Trunk Trunk Trunk Trunk Tidak dianjurkan
Access Access Access Tidak dianjurkan Access
 Access
 Gunakan mode access ketika port switch terhubung ke end-device.
 Port mode access merupakan anggota sebuah VLAN.
 Trunk
 Gunakan mode trunk ketika port switch terhubung dengan switch lain (atau router).
 Port mode trunk membawa traffik dari semua VLAN (default).
VLAN -> MASALAH UMUM
Native VLAN 10 (merah)

Native VLAN 20 (biru)

Native VLAN mismatch, dapat menimbulkan resiko keamanan, network merah di sebelah
kiri seolah-olah berada dalam 1 network dengan network biru di sebelah kanan.

Terjadi pada metode tagging 802.1q, ISL tidak ada fitur native VLAN
VLAN -> MASALAH UMUM

(config-if)switchport mode trunk

(config-if)switchport mode access

Mode Trunk Mismatch, dapat menimbulkan masalah koneksi putus, misal satu port di
konfigurasi sebagai trunk sementara port switch seberangnya di konfigurasi sebagai access
VLAN -> MASALAH UMUM

Allowed VLAN 10,20,30

Allowed VLAN 10,20

Allowed VLAN Mismatch, dapat menimbulkan masalah koneksi, dalam contoh di atas,
VLAN 30 di sebelah kiri tidak bisa menghubungi VLAN 30 di kanan dan sebaliknya.
ROUTER
ROUTER ⇒ KOMPONEN
1. Memori
2. Tabel routing 1. Read Only Memory
3. running configuration 2. Bootstrap/POST
4. isi hilang saat reboot

RAM Interface Kartu Jaringan


ROM
1. Storage NVRAM Console
2. startup configuration FLASH
3. configuration register
4. isi tetap meski reboot. CLI (Command Line Interface)
untuk memasukkan perintah-
perintah konfigurasi.
Tempat image IOS

 Router sebenarnya adalah sebuah komputer spesial untuk proses routing.

 Router memerlukan Operating System, dalam Cisco disebut Internetwork Operating


System (IOS), digunakan untuk menjalankan file-file konfigurasi, aplikasi (routing,
switching) dan fungsi-fungsi internetworking lainnya.
BOOTING Nyala Power-On Self Test digunakan untuk testing hardware
POST
router

ROM : bootstrap RAM : bootstrap


Load Bootstrap
Program bootstram di kopi dari ROM ke memori.
Kemudian CPU mengeksekusi program tersebut.

Cari IOS IOS biasanya berada dalam memori flash. Tapi


bisa juga berada di tempat lain, misal : tftp.

Load IOS -> Memory flash: Cisco ios RAM : Cisco ios

Kopi IOS ke dalam memori (RAM)

Cari file konfigurasi startup dalam NVRAM


Cari file konfigurasi bernama startup-config
(startup-config)
NVRAM: startup-config RAM : running-config
Load file konfigurasi -> Memori
(running-config) Kopi startup-config ke dalam memori running-config
ROUTER ⇒ FILE SYSTEM show running-config

RAM
running-config

NVRAM show startup-config


startup-config

Flash
IOS Image

show flash:
AKSES KONSOLE

1. Device cisco biasa disertai sebuah kabel konsole untuk keperluan management.
2. Kabel konsole menghubungkan port serial pada PC ke port console pada router.
3. Dengan begitu, admin bisa mengakses command line interface console menggunakan
program-program seperti :
1. Hyperterminal, program bawaan windows
2. Putty
3. secureCRT, dan lain lain
4. Setting :
1. Baud rate : 9600
2. Data bits : 8
3. Parity : none
4. Stop bits : 1
5. Flow control : none
Cisco menyediakan command-line interface (CLI) untuk keperluan konfigurasi device

CLI Mode

Router> Router# Router(config)#

1. User EXEC mode 1. Privileged EXEC mode 1. Global configuration mode


2. Akses terbatas 2. Akses “ADMIN” 2. Merubah konfigurasi
3. Bercabang ke beberapa mode spesifik

Router>enable
Router#
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#
Router(config)#end
Semua perubahan
Router#
*Mar 1 00:06:41.495: %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console konfigurasi pada router di
Router# eksekusi mulai dari mode
Router#disable global configuration.
Router>
Router>
ROUTER -> CLI
Cisco IOS CLI Command Syntax

Router#configure terminal
Berganti dari mode dari privileged EXEC ke mode global configuration.
Router(config)#
Tanda (config)# menunjukkan bahwa Router sedang berada pada mode global configuration.
Router(config)#interface fastethernet 0/1
Berpindah dari mode global configuration ke mode interface configuration interface fastethernet 0/1
Router(config-if)#
Tanda (config-if)# menunjukkan Router sedang berada pada mode interface configuration.
Router(config-if)#exit
Keluar dari mode interface configuration, dan akan masuk pada mode global configuration.
Router(config)#exit
Keluar dari mode global configuration, dan akan masuk pada mode privileged EXEC
Router#
ROUTER ⇒ CLI ⇒ TANDA TANYA (?)
Fungsi help (tanda tanya) menampilkan list perintah-perintah yang Router#cl?
tersedia dalam mode saat ini yang diawali dengan cl. clear clock
Contoh sebuah perintah yang tidak lengkap Router#clock
% Incomplete command.
Contoh sebuah perintah yang salah ketik. Router#colck
Translating "colck"
% Unknown command or
computer name, or unable to
find computer address
Dalam hal ini, fungsi help (tanda tanya) akan menampilkan Router#clock ?
subcommand yang berhubungan dengan perintah clock. set Set the time and date
Fungsi help (tanda tanya) menampilkan argumen-argumen yang Router#clock set ?
diperlukan untuk perintah clock set. hh:mm:ss Current Time

Cisco IOS menyediakan bantuan untuk melakukan konfigurasi device melalui command line
yang berupa sebuah tanda tanya (?). Ketikkan tanda tanya dimana saja untuk
mempermudah proses konfigurasi.
ROUTING
ROUTING
Network A Network B
20.20.1.0/24 10.10.1.0/24

Proses mentrasfer paket data dari satu network ke network lain.


Membutuhkan device layer 3 (mis: Router)
Protokol routing digunakan untuk berbagi informasi routing antar router
secara dinamis, contoh : RIP, OSPF, EIGRP.
ROUTING

PC1 R1 R2 PC2

Router bekerja pada layer 1,2, dan 3


ROUTING Untuk melakukan proses routing, router harus mengetahui :
1. IP address tujuan dari paket yang di routing.
2. Informasi network yang dituju oleh paket. (route)
3. Semua kemungkinan jalur untuk mencapai network tersebut
4. Jalur terbaik dari semua jalur yang ada (best routes)

Semua informasi network yang dimiliki oleh router akan


disimpan dalam sebuah tabel routing.

R2621#show ip route

Gateway of last resort is not set

C 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1

Contoh tabel routing :


F0/1 F0/0

ROUTING Network A
20.20.20.0/2
Network B
10.10.10.0/2
4 4

By default, informasi network yang terhubung langsung (directly connected),


akan otomatis tercantum dalam tabel routing.

R2621#show ip route
Router harus mempelajar informasi
Gateway of last resort is not set
network yang tidak terhubung langsung
20.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets (network remote), baik secara statik
C 20.20.20.0 is directly connected, maupun dinamik.
FastEthernet0/1
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected,
FastEthernet0/0
ROUTING  TIPE ROUTING
1. Informasi network remote di konfigurasi secara
manual kedalam tabel routing oleh network admin.
Statik 2. Tidak membebani CPU.
3. Tidak “makan” bandwidth.
4. Tidak mungkin digunakan dalam network berskala
besar.

1. Informasi network remote didapatkan secara dinamik


dengan memanfaatkan protokol routing.
Dinamik
2. Network admin mendeploy protokol routing.
3. Jika ada perubahan topologi, protokol routing akan
otomatis menyesuaikan informasi routing.
4. “Makan” CPU dan Bandwidth untuk update routing
oleh protokol routing..
ROUTING  STATIK
R1(config)#ip route network [mask]
{address | interface}[distance] [permanent]

ip route Digunakan untuk membuat statik routing


network Merupakan network yang dituju
Mask Subnet mask dari network yang dituju
Address next-hop address, IP address dari router next-hop, router yang kita
forward packet kepadanya agar paket sampai tujuan
Interface Exit Interface. Interface kita, sebagai router, dimana paket akan kita
forward keluar.
Distance Optional, administrative distance, by default, routing statik memiliki
administrative distance = 1.
permanent Entri informasi routing akan tetap ada meski next-hop address tidak dapat
dicapai, atau exit interface down.

R1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2


ROUTING  STATIK
R1(config)#ip route network [mask]
{address | interface}[distance] [permanent]

10.10.10.2

10.10.10.1
Network E
192.168.2.0/24

Network A
192.168.1.0/24

20.20.20.1
Network F
192.168.3.0/24

20.20.20.2

 By default, R1 hanya tahu informasi network A, B dan C saja (directly connected)


 Agar R1 dapat me-routing paket menuju network E atau F, R1 harus tahu
informasi tentang network E dan F.
ROUTING  STATIK
R1#show ip route R1#show ip route

Gateway of last resort is not set Gateway of last resort is not set

20.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets 20.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets


C 20.20.20.0 is directly connected, Serial1/1 C 20.20.20.0 is directly connected, Serial1/1
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets 10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, Serial1/0 C 10.10.10.0 is directly connected, Serial1/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0 C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
S 192.168.2.0/24 [1/0] via 10.10.10.2
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 20.20.20.2

1
2

10.10.10.2 merupakan next-hop address bagi


R1#config term R1 untuk mencapai network E.
R1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2 20.20.20.2 merupakan next-hpp address bagi
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 20.20.20.2 R1 untuk mencapai network F.
R1(config)#end
R1#
ROUTING  STATIK 10.10.10.1
10.10.10.2

Network E
192.168.2.0/24

Network A
192.168.1.0/24

20.20.20.1
Network F
192.168.3.0/24

20.20.20.2

R1#config term
R1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.2
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 20.20.20.2
R1(config)#end R3#config ter
R1# R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 20.20.20.1
R3(config)#end
R2#config ter R3#
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R2(config)#end
R2#
ROUTING  DEFAULT ROUTES
10.10.10.1

10.10.10.2

 Dapat digunakan pada network stub.


 Network stub adalah network yang hanya punya 1 pintu untuk
keluar.
 Network Enterprise disamping merupakan contoh stub network.
 Default routes dapat di gunakan untuk me-routing paket yang
router tidak tahu informasi tentang network tujuan dari paket
tersebut (solusi terakhir).

R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 {address | interface}

R1#conf t
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.2
R1(config)#
R1#
ROUTING  PROTOKOL ROUTING
Aku tahu informasi tentang network
A, B, dan C, kamu bisa mencapai
network2 tersebut lewat aku Network D

Network E
Network A
Network F
Network B

Network C
Aku tahu informasi tentang network
D,E, dan F, kamu bisa mencapai
network2 tersebut lewat aku

 Protokol routing, bahasa yang digunakan oleh router untuk saling bertukar
informasi network (routes) dengan router lain.

 Contoh : RIP, EIGRP, OSPF, ISIS, BGP.

 Paket yang “di routing kan” disebut routed protocol, contoh : IP, IPX, dll.
PROTOKOL ROUTING  KATEGORI
AS, Autonomous System, Sekumpulan network yang berada dalam 1 kebijakan routing yang sama

 Interior Gateway Protocol

IGP  Digunakan untuk routing antar router


dalam satu AS

 Contoh : RIP, OSPF, EIGRP

 Exterior Gateway Protocol

EGP  Digunakan untuk routing oleh router antar


AS

 Contoh : BGP
PROTOKOL ROUTING  TIPE
1. Menentukan arah (vector) dan jarak (distance/hops) untuk
Distance Vector mencapai sebuah network.
2. Disebut juga routing by rumor .
3. Misal : RIP v1 dan v2, IGRP (sudah tidak dipakai)

1. Membuat sebuah gambaran (peta/map) tentang


Link State keseluruhan topologi network dimana router berada.
2. Disebut juga algoritma SPF (Shortest Path First)
3. Misal : OSPF dan ISIS

1. Kombinasi antara DVP dan Link State protokol


Hybrid Routing 2. Disebut juga algoritma SPF (Shortest Path First)
3. Misal : EIGRP
PROTOKOL ROUTING  CLASSFUL ROUTING
 Tidak menyertakan subnet mask dalam proses advertisement informasi routing.
 Mengasumsikan bahwa dalam network yang sama, semua menggunakan subnet mask
yang sama.
 Informasi routing (routes) akan di summary (di ringkas) menjadi kelas default saat
diterima oleh interface router yang berbeda major network dengan update routing
tersebut.
 Network kelas A di summary menjadi /8, kelas B menjadi /16, dst.

Contoh :
 RIP versi 1
 IGRP
PROTOKOL ROUTING  CLASSLESS ROUTING
 Menyertakan subnet mask dalam proses advertisement informasi routing nya.
 Mendukung penggunaan subnet mask yang bervariasi (Variable-Length Subnet
Mask/ VLSM).
 Summary dapat di kontrol secara manual.
Contoh
 RIP versi 2
 EIGRP
 OSPF
 IS-IS
DISTANCE VECTOR
Distance  seberapa jauh sebuah network dari saya?
Vector  kearah mana network tersebut berada?

1. Menggunakan algoritma Bellman Ford


2. Disebut routing by rumor (semua informasi routing
didapatkan dari tetangga).
3. Best Route (jalur terbaik)
 RIP  Hop (jumlah router yang dilewati)
 IGRP  Composite.

Tabel Routing Tabel Routing Tabel Routing Tabel Routing

Setiap router mengirimkan kopi dari tabel routing yang dimiliki kepada tetangganya secara periodik.
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 F0/0 0
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 2 40.40.40.0 S1/1 1 10.10.10.0 S1/0 2

Routing Loop, sebuah kondisi dimana paket terus menerus di routing dalam jalur lingkaran tanpa henti
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20. 30.30.30.0
0 40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 F0/0 Down
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 2 40.40.40.0 S1/1 1 10.10.10.0 S1/0 2

Proses convergence yang lambat dapat menghasilkan informasi routing yang tidak konsisten
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 S1/0 2
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 2 40.40.40.0 S1/1 1 10.10.10.0 S1/0 2

1. Router R2 memberikan update informasi routing tentang network 40 kepada Router R3


2. Router R3 memutuskan bahwa network 40 dapat dicapai melalui router R2 dengan metrik = 2
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 S1/0 2
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 4 40.40.40.0 S1/1 3 10.10.10.0 S1/0 2

1. Router R3 meng-update tabel routing nya dengan informasi baru tapi metrik nya salah.
2. Router R3 menyebarkan informasi tabel routing barunya
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 S1/0 4
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 6 40.40.40.0 S1/1 5 10.10.10.0 S1/0 2

Metrik (Hop Count) untuk network 40 akan terus meningkat tak terbatas (counts to infinity)
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Paket untuk network 40

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 S1/0 4
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 6 40.40.40.0 S1/1 5 10.10.10.0 S1/0 2

Paket yang ditujukan untuk network 40 akan terus berputar (loop) antara router R2 dan R3
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS  MAX
HOP COUNTS
10.10.10.0 20.20.20. 30.30.30.0
0 40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 S1/0 16
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 16 40.40.40.0 S1/1 16 10.10.10.0 S1/0 2

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya loop 1. RIP memberi batas maksimal hop = 15
tanpa henti (infinite loop) adalah dengan memberi 2. Informasi routing (route) dengan metrik 16
batas maksimal nilai hop (Max Hop Counts). dianggap unreachable dan tidak valid.
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS  SPLIT
HORIZON
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 F0/0 0
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 2 40.40.40.0 S1/1 1 10.10.10.0 S1/0 2

Tidak perlu mengirimkan kembali update routing 1. Dapat mengatasi masalah looping.
tentang informasi network kepada pengirim
update tersebut. 2. Tidak boleh mengirimkan update route
kembali ke arah dimana update tersebut
diterima.
DISTANCE VECTOR  ROUTING LOOPS 
ROUTE POISONING
10.10.10.0 20.20.20.0 30.30.30.0
40.40.40.0

Tabel Routing R1 Tabel Routing R2 Tabel Routing R3


10.10.10.0 F0/0 0 20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/0 0
20.20.20.0 S1/0 0 30.30.30.0 S1/1 0 40.40.40.0 F0/0 16
30.30.30.0 S1/0 1 10.10.10.10 S1/0 1 20.20.20.0 S1/0 1
40.40.40.0 S1/0 2 40.40.40.0 S1/1 1 10.10.10.0 S1/0 2

1. Biasa digunakan bersama dengan split


horizon.
2. Ketika network 40 down, maka router R3
Router mengirimkan update network yang
akan men-set hop count menjadi sama
down dengan metrik = infinity (RIP = 16)
dengan nilai infinity.
3. Dalam RIP, infinity = 16.
DISTANCE VECTOR  TRIGGERED UPDATES
 Tabel routing dikirimkan secara periodik.
 Update RIP dikirim setiap 30 detik.
 Triggered update dikirimkan langsung ketika terjadi perubahan dalam
tabel routing.
 Router yang mendeteksi adanya perubahan topologi langsung
mengirimkan update ini kepada router-router tetangga.
 Triggered update, bersama dengan route poisoning, memastikan semua
router mendeteksi adanya informasi-informasi route network yang down.
DISTANCE VECTOR  HOLDDOWNS
 Sebuah metode yang digunakan untuk memastikan bahwa sebuah route (informasi routing)
yang baru saja di hapus atau berubah tidak akan di restore kedalam tabel routing untuk
beberapa waktu meski mendapat update tentang route tersebut.
 Holddowns mencegah pesan update regular untuk merestore informasi routing (route)
sebuah network yang up and down.
 Holddowns mencegah informasi route berubah terlalu cepat.
 Holddowns membuat router menunggu beberapa waktu sebelum menerima update tentang
network yang baru saja berubah.
 By default, waktu Holddowns dalam RIP adalah 3 kali waktu interval update periodiknya.
DISTANCE VECTOR  RIP
Max Hop Counts = 15 protokol routing distance-vector

Metrik berupa hop count

Administrative Distance = 120.


RIP

Cocok untuk network berskala kecil.

RIPv1 merupakan classful routing.


RIPv2 merupakan classless routing.

Update periodik setiap 30 detik


Algoritma Bellman-ford
RIP  CONFIG
Router(config)#router rip
Dari mode global configuration, jalankan proses routing rip dengan perintah router rip. Perintah ini akan
memindah mode ke mode konfigurasi routing rip.
Router(config-router)#network 10.0.0.0
1. Perintah network digunakan untuk membuat proses routing menentukan interface-interface mana
saja yang berpartisipasi dalam mengirim dan menerima update routing.
2. Address network yang dimasukkan adalah address kelas default-nya, bukan subnet atau host.
Router#show ip protocols
Verifikasi konfigurasi RIP, perintah ini juga menghasilkan output network-network dan interface-interface
yang ikut berpartisipasi dalam proses routing RIP.
Router#show ip route
Menampilkan tabel routing
Router#debug ip rip
Melakukan debug. User bisa melihat operasi-operasi yang sedang dilakukan oleh RIP.
RIP  CONFIG

R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 172.16.0.0
R2(config-router)#network 172.17.0.0
R2(config-router)#end
R2#

R1(config)#router rip R3(config)#router rip


R1(config-router)#network 192.168.10.0 R3(config-router)#network 172.17.0.0
R1(config-router)#network 172.16.0.0 R3(config-router)#network 192.168.20.0
R1(config-router)#end R3(config-router)#end
R1# R3#
RIP  VERIFIKASI
R1#show ip protocols
Routing Protocol is "rip"
Outgoing update filter list for all interfaces is not set
Incoming update filter list for all interfaces is not set Verifikasi konfigurasi RIP
Sending updates every 30 seconds, next due in 24 seconds
Invalid after 180 seconds, hold down 180, flushed after 240 Interface yang
Redistributing: rip
Default version control: send version 1, receive any version
berpartisipasi dalam proses
Interface Send Recv Triggered RIP Key-chain routing RIP
FastEthernet0/0 1 12
Serial0/0 1 12
Automatic network summarization is in effect
Maximum path: 4
Routing for Networks:
172.16.0.0
192.168.10.0
Routing Information Sources:
Gateway Distance Last Update
172.16.20.2 120 00:00:16 Network yang di advertise
Distance: (default is 120)
RIP  SHOW IP ROUTE
R1#show ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type
2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0


R 172.17.0.0/16 [120/1] via 172.16.20.2, 00:00:29, Serial0/0
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.20.0 is directly connected, Serial0/0
R 192.168.20.0/24 [120/2] via 172.16.20.2, 00:00:29, Serial0/0
RIP  DEBUG IP RIP
R1#debug ip rip
RIP protocol debugging is on
R1#
RIP: received v1 update from 172.16.20.2 on Serial0/0
172.17.0.0 in 1 hops
192.168.20.0 in 2 hops
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0 (172.16.20.1)
RIP: build update entries
network 192.168.10.0 metric 1
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.10.1)
RIP: build update entries
network 172.16.0.0 metric 1
network 172.17.0.0 metric 2
network 192.168.20.0 metric 3
RIP  PASSIVE INTERFACE

R2(config)#router rip
R2(config-router)#passive-interface s0/0

R1#show ip route
Gateway of last resort is not set Passive-interface mencegah RIP
mengirim update keluar melalui
C 192.168.10.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0 interface tersebut.
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.20.0 is directly connected, Serial0/0

R2#show ip route
 Dalam RIP, router dengan passive-interface Gateway of last resort is not set
tetap menerima update routing.
R 192.168.10.0/24 [120/1] via 172.16.20.1, 00:00:26,
 Dalam EIGRP, passive-interface tidak akan Serial0/0
mengirim ataupun menerima update 172.17.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
routing. C 172.17.30.0 is directly connected, Serial0/1
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.20.0 is directly connected, Serial0/0
R 192.168.20.0/24 [120/1] via 172.17.30.2, 00:00:05,
Serial0/1
RIP VERSION 2
RIPv1 RIPv2
Distance Vector Distance Vector
Max Hop Counts = 15 Max Hop Counts = 15
Classful Classless
Tidak support VLSM Support VLSM
Tidak support network discontiguous Support network discontiguous
Update broadcast Update multicast
Tidak ada otentikasi Support otentikasi

R2(config)#router rip
R2(config-router)#network 172.16.0.0
R2(config-router)#network 172.17.0.0
R2(config-router)#version 2
RIPV2  CONFIG

R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network 192.168.1.0

R1(config)#router rip R3(config)#router rip


R1(config-router)#ver sion 2 R3(config-router)#version 2
R1(config-router)#netw 192.168.1.0 R3(config-router)#netw 192.168.1.0

R2#show ip route

192.168.1.0/24 is variably subnetted, 4 subnets, 3 masks


R 192.168.1.32/28 [120/1] via 192.168.1.10, 00:00:11,
Serial0/1
C 192.168.1.8/30 is directly connected, Serial0/1
C 192.168.1.4/30 is directly connected, Serial0/0
R 192.168.1.16/29 [120/1] via 192.168.1.5, 00:00:22,
Serial0/0
THANKS

Anda mungkin juga menyukai