Anda di halaman 1dari 8

Posisi Islam di Antara Agama-agama di Dunia

            Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar di dunia yang semuanya
merupakan kekuatan raksasa yang menggerakan revolusi dunia dan mengubah nasib sekalian
bangsa,agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang
sebelumnya. Mengenai posisi islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat
dikemukakan sebagai berikut.

1.      Ciri Khas Agama Islam Dari Sudut Keyakinan

            Dapat dilihat dari ciri khas agama islam yang paling menonjol yaitu bahwa islam menyuruh
para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekian agama besar di dunia sebelumnya
yang datang diturunkan dan diwahyukan oleh Allah SWT. Salah satu rukun iman ialah bahwa umat
islam harus beriman kepada semua nabi yang diutus sebelum nabi Muhammad SAW . Di dalam Al-
Qur’an dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat islam mengakui agama-agama yang diturunkan
sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman.

Artinya:  Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat. (QS Al-Baqarah: 4).

Berdasarkan ayat tersebut terlihat jelas bahwa posisi islam diantara agama-agama lainya dari sudut
keyakinan  adalah agama yang meyakini dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul
sebelumnya. Dengan demikian orang islam bukan saja beriman kepada nabi Muhammad SAW.
Melainkan beriman pula kepada semua nabi. Dengan demikian, orang islam adalah orang yang
beriman kepada para nabi. Orang yahudi hanya percaya kepada para nabi bangsa Israel, orang Kristen
hanya percaya pada yesus kristus dan dalam kadar kecil, percaya juga kepada para nabi bangsa Israel,
orang budha hanya percaya pada sang budha, orang majusi hanya percaya kepada zaraustra, orang
hindu hanya percaya kepada para nabi yang timbul di india, orang kong hu cu hanya percaya kepada
kong hucu, tetapi orang islam percaya kepada semua nabi dan kepada Muhammad SAW sebagai nabi
terakhir.

Oleh karena itu, islam adalah agama yang meliputi semuanya, yang mencangkup segala agama
didunia. Demikian pula dengan kitab sucinya, yaitu Alquran, adalah gabungan dari semua kitab suci
di dunia. Maka kita sebagai umat muslim harus percaya kepada semua nabi-nabi yang diutus oleh
Allah SWT.
2.      Islam Sebagai Agama Penyempurna

            Posisi islam diantara agama-agama besar didunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama islam
yang memberikan kedudukan yang istimewa diantara sekalian agama. Selain menjadi agama yang
terakhir, dan yang meliputi semuanya, islam adalah pernyataan kehendak ilahi yang
sempurna. Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain, kesadaran beragama bagi
manusia sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dari abad keabad mengalami kemajuan, dan ini
menciptakan titik kesempurnaan dalam islam.

            Didalam Al-Qur’an pun dijelaskan dan dibuktikan bahwa agama islam lah agama yang
sempurna :

Artinya : Orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. (QS Al-Maidah: 3).

3.      Peran Penting Yang Dimainkan Oleh Islam

Posisi islam diantara agama-agama yang lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkanya.
Dalam hubungan ini agama islam memiliki tugas besar, yaitu:

1)   Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan diantara sekalian agama


di dunia. Hal ini telah dijelaskan dalam al-qur’an bahwa banyak dijumpai ayat-ayat dalam
yang menganjurkan kepada umat islam agar hidup saling berdampingan dan saling
menghormati dengan penganut agama yang lainnya.

2)   Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya. Hal
ini diibaratkan dengan sebuah rumah, agama-agama sebelumnya dapat diibaratkan sebagai
yang membawa genteng, dinding, pintu, jendela dan yang lainnya. Islam datang
dengan  membawa semua yang menghimpunya dalam sebuah sistem bangunan yang kokoh
dan utuh.

3)   Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh para penganut agama


sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu. Hal ini dijelaskan di
dalam al- qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan adanya penyimpangan yang
dilakukan sebagain penganut agama tertentu yang kemudian dimasukkan ke dalam agama
tersebut. Islam dengan al- qur’an datang mengoreksinya. Dalam hubungan ini al- qur’an
datang sebagai al-muhaimin,yaitu yang menguji dan menyeleksi serta sekaligus
membersihkan agama dari pengaruh paham-paham yang salah. Contoh  kesalahan orang-
orang yang beragama Kristen dijelaskan dalam al-qur’an .

Artinya : Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri (yang
berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-
Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS Al-Mu’minun: 32).

              Dalam kaitan ini kita jumpai adanya paham bahwa Tuhan terdiri dari tiga unsur (unsur
anak,roh kudus dan bapak) yang dikenal dengan nama trinitas. Al- qur’an menyatakan
bahwa trinitas itu bukan berasal dari ajaran Isa,bahwa dianggap sebagai penyimpangan dari
ajaran Isa. Hal ini pun telah Allah nyatakan dalam al-qur’an . 

  

Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah


seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS Al-Maidah: 73).

4)   Mengajarkan kebenaran yang abadi yang sebelumnya belum pernah diajarkan, berhubungan
dengan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat
perkembangan mereka dan yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan
rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju, karena agama-agama yang datang
sebelumnya hanya berlaku hanya utuk zaman tertentu saja, tetapi islam datang untuk zaman
yang tidak terbatas. Islam berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan segala keadaan
ajarannya tetap berlaku.

4.      Unsur Pembaharuan di Dalam Agama Islam


            Posisi islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan di
dalamnya. Dengan datangnya islam, agama memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang
ada dua hal, yaitu:

1)      Agama tidak boleh dianggap sebagai digma atau aturan yang orang harus menerimanya,
jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal. Dalam islam, agama harus diperlakukan
sebagai ilmu yang didasarkan atas pengalaman universal umat manusia. Bukan hanya
bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah yang menerima wahyu ilahi.
Sebaliknya wahyu diakui sebagai factor penting untuk evolusi manusia. Selanjutnya
mengenai pengertian agama sebagai ilmu, ini dimantapkan dengan menyajikan ajaran
agama sebagai landasan bagi perbuatan. Tak ada satupun ajaran agama yang tak
dijadikan  landasan perbuatan bagi perkembangan manusia menuju tingkat kehidupan
yang lebih tinggi dan baik lagi.

2)      Ruang lingkup agama itu tidak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup
kehidupan dunia. Karena islam tidak hanya mengajarkan kehidupan akhirat saja,tetapi agama
islam membawa dan mengajarkan kedua-duanya baik itu kehidupan dunia maupun kehidupan
di akhirat. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya
kehidupan yang lebih tinggi dan kehidupan yang abadi.

5.      Sifat Yang Dimiliki Oleh Ajaran Agama Islam

            Posisi islam diantara agama-agama yang lain dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran islam,
yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaran-ajaran agama masa lalu dengan
memberikan makna dan semangat baru di dalamnya. Sebelum islam datang misalnya dijumpai adanya
kebiasaan melakukan kurban persembahan kepada para dewa dan arwah leluhur untuk memperoleh
keberkahan.

            Kebiasaan kurban ini diteruskan oleh agama islam dengan mengganti benda yang dikurbankan
bukan lagi manusia melainkan hewan ternak. Tujuan dari kurban adalah sebagai pengabdian dan rasa
syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan Nya, sedangkan daging kurban diberikan
kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang mampu. Dengan kurban tersebut maka akan
tercipta tujuan agama, yaitu menjalani hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia
dengan manusia. Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri
nikmat Allah. Syariat atau dalil tentang berkurban ini diabadikan dalam Alquran .
 

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. (QS Al-Kautsar: 1-2).

            Hal lain yang merupakan  masa lalu yang diteruskan oleh islam pada masa berikutnya dengan
melakukan perubahan adalah kebiasaan melakukan pesta paling kurang dua kali selama setahun yang
diadakan disekitar ka’bah. pada pesta tersebut mereka memperlombakan pembacaan pusi, nyayian-
nyayian, hingga mabuk-mabukan dan perbuatan-perbuatan foya-foya lainnya. Islam melanjutkan
kebiasaan tersebut dengan perayaan Idul Adha dan Idul Fitri, yang diisi dengan memanjatkan
puji syukur, ibadat salat, berkurban dan melakukan sedekah dengan serangkaian perbuatan kebaikan
yang lainnya.

Selanjutnya yang kedua adalah ciri islam terhadap agama lainnya adalah persuasif(bersifat membujuk
secara halus), yaitu dari satu segi islam melihat adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus
dihilangkan, namun dari segi yang lain islam mengupayakan agar menghilangkan proses yang
demikian tidak menimbulakan gejolak sosial atau masalah yang merugikan. Upaya tersebut dilakukan
secara persuasif. Proses tersebut dilakukan secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan
tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual atau kecerdasan mereka, hingga
akhirnya perbuatan tersebut benar-benar ditinggalkan.

            Sebagai contoh adalah terlihat pada larangan islam terhadap riba, judi dan minuman keras.
Islam menjelaskan bahwa riba dan judi akan menimbulakan kesengsaraan dan merugikan ekonomi
sosial masyarakat. Sedangkan minuman keras dapat merusak pikiran dan kesehatan yang dapat
merugikan kehidupan manusianya itu sendiri .

            Namun dengan demikian islam dalam proses pelarangannya menggunakan cara yang
persuasif. Dimulai dengan membiarkan apa adanya, kemudian menjelaskan pengaruh positif dan
negatifnya pada saat mereka bertanya. Seteah itu minuman keras tersebut dilarang pada saat-saat
tertentu saja, yaitu pada saat akan melakukan salat, kemudian dilarang pada waktu kapan saja. Hal ini
pun telah dijelaskan dalam al-quran.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS Al-Maidah:90).
6.      Islam Dilihat Dari Segi Moral Atau Akhlak

Hubungan islam dengan agama lain dilihat dari segi ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada di
dalamnya. Seperti kita jumpai ajaran moral dalam agama-agama sebagai berikut:

Dalam hindu terdapat ajaran pengandalian tentang kesenangan. Ajaran ini megajarkan bahwa
keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat alamiah, sesuai dengan kodrat manusia.
Kepada orang yang menginginkan kesenangan, ajaran hindu mengatakan: silahkan, hal itu tidak
jelek. Karena dunia penuh dengan keindahan dan hal-hal yang menyenangkan bagi pancaindera
kita. Ajaran tentang pengendalian diri dari mempertaruhkan hawa nafsu yang berakibat terjadinya
tindak kejahatan ini dapat pula dijumpai pada agama budha. Dalam ajaran budha terdapat sejumlah
ajaran etnis tentang larangan membunuh, larangan mencuri, berdusta, mempertaruhkan hawa nafsu,
dan minum-minuman yang memabukkan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam
ajaran yahudi yang dibawa oleh nabi Musa.

Selanjutnya dalam agama kristen dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada
pengendalian diri. Dalam kitab perjanjian lama, terdapat kata-kata yang sering diulang-ulang oleh
yesus. Kata-kata tersebut antara lain berbunyi: “ cintailah sesama manusia seperti anda mencintai
dirimu sendiri. Lakukanlah terhadap orang lain apa yang anda ingin lakukan terhadap diri anda
sendiri. Datanglah kepadaku, kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan
kamu.”

Lebih lanjut dalam agam kristen ditekankan agar mengabaikan sama sekali  sifat-sifat pribadi pada
orang –orang tertentu, yang bisanya menimbulkan perasaan suka atau tidak suka pada mereka, atau
dengan kalimat yang hampir sama nadanya:

“Karena itu hendaklah engkau menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan bersifat pemurah
dalam setiap hal yang menyangkut kebaikan hatimu”.

            Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang diikuti oleh keharusan
melakukan hal yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat dijumpai pula dalam ajaran
islam yang bersumber pada Alquran dan Al-Sunah. Alquran mengingatkan kepada penganutnya agar
jangan tunduk terhadap hawa nafsu, karena mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah
terjerumus ke dalam kehidupan yang menyengsarakan. Allah SWT berfirman:

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah
selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika
berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al-
An’am: 56).
            Berdasarkan ayat tersebut terlihat dengan jelas bahwa posisi ajaran islam diantara agama-
agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan sambil memberikan makna baru
dan tambahan-tambahan sesuai dengan kebutuhan zaman.

   Sifat Islam di Antara Agama-agama Lain

            Posisi islam diantara agama-agama lain tampak bersifat:

1.      Adil

Dengan sifatnya yang adil, ajaran Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan atau
digunakan oleh agama-agama yang pernah ada didunia dan tidak memihak salah satu agama serta
tidak menyalahkan agama-agama sebelumnya.

2.      Obyektif

Dengan sifatnya yang obyektif, ajaran islam memberikan penilaian apa adanya terhadap agama-
agama lain. Ajaran islam adalah agama yang memperbaiki dan meluruskan ajaran-ajaran agama yang
salah dan tersesat.

3.      Proporsional.

Dengan bersifat proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap ajaran agama yang tidak
seimbang. Islam adalah agama yang terbuka, mau berkompromi dan berdialog dengan agama lain.
Dengan sifatnya yang demikian ini, Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar dan
sekaligus sebagai pembaru.

Posisi islam yang demikian itu membawa penganut islam sebagai umat yang ideal dan sempurna,
menjadi pemersatu dan perekat diantara agama-agama yang yang ada di dunia. Namun demikian,
diketahui bahwa di antara agama-agama tersebut terdapat segi-segi perbedaan yang secara spesifik
dimiliki oleh masing-masing. Segi-segi perbedaan yang spesifik  tersebut terdapat pada ajran yang
bersifat teologis normative. Ajaran tersebut dianggap sebagai yang ideal dan harus dilaksanakan.
Ajaran-ajaran yang demikian itu berkaitan dengan keyakinan dan ritualistic, yakni peribadatan.
Terhadap ajaran-ajaran yang demikian itu masing-masing agama dianjurkan harus menghargai dan
menghormati.

Dengan melihat posisi islam yang demikian itu, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk
mencurigai atau takut pada islam. Islam agama perdamaian, jauh dari sikap bermusuhan, peperangan
dan sebagainya. Terjadinya pertentangan antara satu agama dengan agama lain sebagaimana terlihat
dalam sejarah, sama sekali bukan disebabkan karena faktor agama, melainkan karena faktor-faktor
lain yang mengatasnamakan agama. Hal seperti ini harus segera dicegah dan dikembalikan kedalam
situasi yang merperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama yang ada didunia.

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,1998

1. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada,2014). hlm.119-120
2. Diposkan oleh Saniah Lubis.Bandung:2014
Http://djamilawaludin.blogspot.co.id/2014/05/posisi-islam-di-antara-agama-agama-di.html .
Diakses pada tanggal 13 november 2016.
3.  H.M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,( Bandung: Mizan,1998),hlm.67
4.  Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2012).hlm.123-124
5.  Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2012).hlm.140-141

Anda mungkin juga menyukai