PENDAHULUAN
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik [1]. Pada umumnya
sistem kelistrikkan diseluruh dunia menggunakan sistem 3 phasa, oleh karena itu
transformator juga harus dapat bekerja dengan sistem 3 phasa. Pada transformator 3 phasa
terdapat berbagai jenis hubungan belitan misalnya delta- delta, wye- wye, wye- delta, delta-
wye, zig- zag, dan lain- lain. Dari berbagai hubungan ini, apabila di beri pembeban melebihi
kapasitas dari transformator akan mempengaruhi efisiensi, regulasi tegangan maupun
ketahanan dari belitan akibat dari pembebanan pada transformator itu sendiri. Tulisan ini
membahas perbandingan masing- masing hubungan belitan terhadap efisiensi, regulasi
tegangan, dan kenaikkan suhu yang diakibatkan pembebanan yang melebihi. Kapasitas
untuk mencari perbandingan ekonomis dari setiap konfigurasi belitan trafo 3 phasa.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan
sekunder. Umumnya transformator dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubung
bintang, hubung delta, dan hubung zig zag. Kombinasi dari ketiga cara menghubungankan
transformator ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Transformator tiga fasa tanpa belitan tersier: primer-sekunder
2. Transformator tiga fasa dengan khusus
3. Transformator tiga fasa dengan belitan tersier: primer-sekunder-tersier.
Huruf menunjukkan konfigurasi dari phasa kumparan. Di sistem 3 phasa, hubungan belitan
dikatagorikan oleh Delta (D,d), Star, or Wye (Y, y), interconnected star atau zigzag (Z, z)
dan belitan open atau independent. Huruf kapital menunjukkan ke belitan tegangan tinggi
(HV), dan tegangan rendah (LV).
Jenis konfigurasi Trafo 3 fasa tanpa belitan tersier sebagai berikut:
1. Hubung Wye-Delta
Transformator hubungan Wye-Delta, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik
tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap
trafo. Perbandingan tegangan pada hubungan Wye-Delta adalah:
2. Hubung Delta-Delta
Pada transformator hubungan Delta-Delta, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa
sama untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS=VST=VTR=VLN) maka
perbandingan tegangannya adalah:
3. Hubung Wye-Wye
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (LN) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya
Hubungan Wye-Wye pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 1.5 Pada
hubungan Wye-Wye, tegangan masing-masing primer fasa adalah
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
pada transformator hubungan Wye-Wye adalah :
Dimana:
Dimana:
3. Menghitung Regulasi
Dimana:
Dimana:
Berdasarkan Uji coba dengan Trafo yang berkasitas 2 kVA, perhitungan belitan model
wye wye:
b. Keadaan Berbeban
Dari hasil perhitungan terhadap data yang diperoleh dari masing- masing
hubungan maka didapatkan grafik
Pada Grafik terlihat bahwa pada masing-masing hubungan belitan memiliki grafik
yang berbeda – beda dalam hal efisiensi pada masing-masing pembebanan yang
2.3 Konfigurasi Belitan Trafo yang Lebih Ekonomis
1 Dari hasil analisis percobaan berbeban lebih pada transformator 3 phasa pada masing-
masing hubungan belitan didapatkan bahwa effisiensi terbaik terdapat pada hubungan
belitan delta-delta ( Dd0) yaitu hubungan yang biasa digunakan pada transformator
dengan dengan tegangan rendah.
2. Dari hasil analisis percobaan berbeban lebih pada transformator 3 phasa pada masing-
masing hubungan belitan didapatkan bahwa regulasi tegangan terbaik terdapat pada
hubungan belitan wte-wye (Yy0) yang biasa digunakan pada tegangan tinggi.
3. Akibat beban lebih yang diberikan pada transformator 3 phasa terjadi kenaikan suhu yang
bervariasi untuk masing- masing hubungan belitan, kenaikan suhu belitan tertinggi terjadi
pada hubungan delta-wye (Dy1) , dan kenaikan suhu terendah terdapat pada hubungan
belitan wye-wye (Yy0).
BAB 3 KESIMPULAN
Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Dari hasil penelitian didapat bahwa
hubungan belitan delta-delta (Dd0) memiliki nilai efisiensi yang terbaik, hubungan wye-wye
(Yy0) dengan nilai regulasi tegangan terbaik dan hubungan belitan wye-wye (Yy0) dengan
kenaikan suhu terendah dalam keadaan beban lebih yang di bebankan pada transformator.