ERRIN W.Saskep Kebutuhan Mobilisasi PDF
ERRIN W.Saskep Kebutuhan Mobilisasi PDF
Disusun Oleh :
Dona Kurniawan
A01201621
2015
i
2
ii
3
iii
4
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
PADA TN.S DI RUANG CEMPAKA UNIT HCR
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang telah
diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan mengenai kebutuhan mobilisasi.
Tujuan umum penulisan yaitu memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan
dengan masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke non
hemoragik.
Dalam pembahasan, salah satu masalah keperawatan yang muncul adalah
hambatan mobilitas fisik.
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah pasien meningkat dalam aktivitas fisik.
intervensinya adalah monitoring peningkatan kekuatan otot, lakukan ROM, bantu
pasien memenuhi kebutuhan, posisikan miring kanan dan miring kiri 2 jam sekali.
Implementasinya adalah memonitor kekuatan otot, memposisikan supinasi,
menganjurkan miring kanan dan miring kiri, melakukan ROM.
Evaluasi dilakukan selama tiga hari yaitu pasien lebih nyaman, kekuatan otot
meningkat. Keluarga pasien mampu melakukan latihan ROM kepada pasien.
Rencana tindakan selanjutnya adalah anjurkan keluarga melakukan latihan ROM
pada pasien secara rutin.
iv
5
ABSTRACT
NURSING CARE OF NEED FULLFILLER MOBILIZATION
TO TN.S IN ROOM UNIT CEMPAKAHCR
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Background work problem write scientific this the data to be based that have been
obtained from various source of library about mobilization need.
Writting public aim that is to give it picture about bring up of treatment with the
problem of mobilization need-fullfiller to patient strokenonhemoragik.
In discussion, one of the treatment problem that appear is of physical carity.
Main aim who want be reached is patient level in physical activity. its intervention
is strength monitoring leveling muscle, do ROM, assist patient to fulfill need,
position it aslant of right and aslant of left 2 time once.
The implementation is to monitor muscle strength, to position it supinasi, to
recommend it aslant of right and aslant of left, to do ROM.
The evaluation is done as long as three days that is patient more comfort, muscle
strength to level. the able patient Family to do training ROM to patient.
Action plan next is recommend it family do training ROM to patient routinely.
v
6
KATA PENGANTAR
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk mendapatkan gelar ahli madya keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong. Penulis menyadari bahwa terselesaikanya karya tulis
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
vi
7
10. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap karya tulis
ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
vii
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................... 4
BAB II KONSEP DASAR
A. Mobilisasi ............................................................................................ 6
B. ROM (Range Of Motion) ..................................................................... 13
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................... 18
B. Analisa Data ........................................................................................ 21
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ............................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perfusi jaringan serebral tidak efektif ................................................. 28
B. Hambatan mobilitas fisik .................................................................... 29
C. Defisit perawatan diri .......................................................................... 30
D. Implementasi ....................................................................................... 33
E. Analisa tindakan .................................................................................. 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan kesehatan se-Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 juta
orang terkena stroke setiap tahunya. Stroke merupakan penyebab kematian
utama urutan kedua pada kelompok usia diatas 60 tahun. Dinegara miskin
dan berkembang seperti Indonesia, insiden stroke cenderung meningkat
setiap tahunya meskipun sulit untuk mendapat data yang akurat (Ginanjar,
2009). Mobilisasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan
aktivitas karena aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke
tempat lain (Suratun, dkk, 2006).
Paralisis (kelumpuhan) merupakan salah satu gejala klinis yang
ditimbulkan oleh penyakit stroke (Junaidi, 2006). Paralisis disebabkan
karena hilangnya suplai saraf ke otot sehingga otak tidak mampu
menggerakan ekstremitas, hilangnya suplai saraf ke otot akan
menyebabkan otot tidak lagi menerima sinyal kontraksi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan ukuran otot yang normal sehingga terjadi atropi.
Hambatan mobilitas fisik yaitu suatu suatu keterbatasan pada
pergerakan fisik tubuh baik satu ataupun lebih pada ekstremitas secara
mandiri dan terarah, seperti kelemahan otot dan kerusakan fungsi
ekstremitas yang disebabkan oleh suatu penyakit, dan faktor yang
berhubungan dengan hambatan mobilitas yaitu gangguan neuromuskuler
(Hermand, 2012).
Gangguan mobilisasi fisik (imobilisasi) adalah suatu keadaan
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak
fisik, perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan
intruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Penulisan
Untuk memberikan gambaran dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi pada pasien dengan stroke non hemoragik.
4
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pasien
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien sehingga keluarga
dapat melakukan apa yang telah diajarkan mengenai mobilisasi untuk
pasien stroke dan dapat diterapkan dirumah.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Memberikan asuhan keperawatan ini dan melakukan tindakan
mobilisai dirumah sakit, supaya diterapkan sebagai rujukan tambahan
tentang penerapan mobilisasi. ROM (range of motion) merupakan
tanggung jawab perawat bukan hanya tanggung jawab fisioterapi dan
menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini nantinya dapat menjadi
objek perbaikan dimasa yang akan datang.
5
Mutaqib. 2013. Perbedaan Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif dan Aktif
selama 1-2 Minggu Terhadap Peningkatan Rentang Gerak Sendi Pada
Gerak Sendi Pada Penderita Stroke Di Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Jurnal Keperawatan Sudirman (The Journal Of Nursing) volume
8, http//jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article Diakses Senin, 06 Juni
2015
Nurbaeni J, Suduana K J, Hermayetty. 2009. Latihan ROM Lengan Meningkatkan
Kekuatan Otot Pada Pasien Pasca Stroke. Jurnal Ners, 5.
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental of Nursing : Concept, Prosess, and
Practice (4 ed.). Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (konsep, proses dan
praktik). Jakarta: EGC.
Saryono, Ridlwan. 2008. Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik pada Pasien di
Ruang Bedah. Jakarta: rekatama.
Suratun, dkk. 2006. Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal : Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sylvia, P. A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit (Vol. 1). Jakarta:
EGC.
Utami, W. 2009. Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Kemampuan Mobilisasi
Pada Lansia Dengan Gangguan Muskuloskeletal di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 03 Ciracas Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 5, No 3. http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id
Diakses Senin, 07 Juli 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun oleh :
DONA KURNIAWAN
A01201621
DIII KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Tujuan
a. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan agar pasien dan keluarga
dapat mengetahui serta memahami tentang hipertensi
b. Tujuan intruksional khusus
Setelah pasien dan keluarga mendapatkan penyuluhan ini diharapkan
agar pasien dan keluarga mampu:
1) Mampu mengetahui dan memahami tentang hipertensi
2) Menyebutkan dan memahami tentang penyebab hipertensi
3) Menyebutkan dan memahami tentang tanda gejala hipertensi
4) Menyebutkan dan memahami tentang komplikasi yang ditimbulkan
oleh hipertensi
5) Menjelaskan dan memahami tentang penatalaksanaan hipertensi
2. Sasaran
Pasien dan keluarga
3. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media penyuluhan
a. Lembar balik
b. Liflet
5. Waktu
1x20 menit
6. Kegiatan
N Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Audience
o
1 Pembukaan 5 Menjawab salam
a. Mengucapkan salam menit Mendengarkan
b. Perkenalan diri dengan aktif
c. Mengingatkan kontrak Mendengarkan
d. Menyampaikan tujuan dengan
e. Menanyakan kesediaan memberikan
f. Apersepsi respon
Mendengarkan
dengan respon
2 Penyuluhan 10 Mendengarkan
a. Menjelaskan materi menit dengan
secara sistematis memberikan
1) Menjelaskan respon
pengertian hipertensi Memberikan
2) Menyebutkan pertanyaan
penyebab hipertensi Mendengarkan
3) menjelaskan tanda jawaban atas
gejala hipertensi pertanyaan
4) menjelaskan tentang
komplikasi yang
ditimbulkan oleh
hipertensi
5) Menjelaskan tentang
penatalaksanaan
hipertensi
b. Membuka pertanyaan
c. Menjawab pertanyaan
3 Penutup 5 Mendengarkan
a. Evaluasi menit serta memberikan
b. Memberikan motivasi respon
c. Memberikan kesimpulan Menjawab salam
d. Mengucapkan salam
7. Pelaksanaan
8. Materi: terlampir
9. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
1) Materi sudah siap dan sudah dipelajari oleh penyuluh
2) Media sudah siap sebelum pelaksanaan
3) Kotrak waktu sudah dilakukan
4) Tempak sudah siap sebelum pelaksanaan
5) SAP sudah siap sebelum pelaksanaan
b. Evaluasi proses
1) 75% peserta didik datang tepat waktu
2) Pasien dan keluarga memperhatikan penjelasan dari penyuluh
3) Pasien dan keluarga aktif bertanya atau memberikan pendapat
4) Media dapat digunakan secara efektif
c. Evaluasi hasil
1) Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan dan mengidentifikasi pmasalah hipertensi pada
Tn.S
2) Keluarga menyebutkan komplikasi yang timbul akibat
hipertensijika tidak segera ditangani
3) Keluarga menyebutkan cara perawatan hipertensi dirumah
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis
(dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit
diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali
dalam jangka beberapa minggu.
B. Penyebab Hipertensi
E. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan
BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron
dalam plasma.
b. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi
yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh
klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Santhopo. Marcia dan Ruth N. Knollmueller. 2007. Keperawatan Komunitas,
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC