Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa kami haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang benderang.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat
dorongan serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh
kekurangan.Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata
kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi
kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................... 1
Daftar Isi..................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan.................................................................................... 3
a. Latar Belakang................................................................................. 3
b. Rumusan Masalah............................................................................ 3
c. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
BAB III Pembahasan............................................................................... 5
Pemanasan Global........................................................................................ 5
BAB IV Penutup...................................................................................... 31
Kesimpulan.................................................................................... 31
Saran.............................................................................................. 31
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak
menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari
cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda.
Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan global atau global warming,
dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang juga
telah terjadi El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut
yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri
sebenarnya adalah bentuk penyimpangan pola cuaca.
Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang
pemanasan global dan penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-
hal yang menyebabkannya, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi
dalam mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet
sebagai pendukung dan menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi lebih dalam
mengenai pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini.
Bab II Landasan Teori
Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi
telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas
yang sampai ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi.
Sebagian dari panas tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan
kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi
akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan
bumi. Akibatnya, energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi,
sehingga suhu di permukaan bumi pun meningkat.
Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat
diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya
energi panas di atmosfer bumi. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah
pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.Protokol Kyoto adalah kesepakatan
internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC
atau FCCC), yg ditujukan untuk melawan pemanasan global. UNFCCC adalah
perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan mencapai “stabilisasi
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yg akan mencegah gangguan
antropogenik yg berbahaya dengan sistem iklim.” Protokol Kyoto awalnya
diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang, dan mulai berlaku
pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Berikut ini beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain:
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik
bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida
sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia,
berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat
setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus
segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk
melakukan ini.
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah
pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh
semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa
sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat
digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia
untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap
panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang
meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.
Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena
mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di
seluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah
mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota Jakarta beberapa tahun
mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.
2. Peningkatan Intensitas Terjadinya Badai
Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang
telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan
akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang dapat memicu
terjadinya badai kuat.
World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan bahwa pada kondisi terburuk,
pemanasan global bisa mengakibatkan populasi terumbu karang menghilang.
Diperkirakan hal itu bisa saja terjadi pada tahun 2100 terkait dengan
meningkatnya temperature dan tingkat keasaman lautan. Sekarang saja,
dampaknya pada terumbu karang sudah terlihat. Banyak terumbu karang yang
mengalami pemutihan atau bleaching. Jika terumbu karang kolaps (menghilang),
maka ekosistem laut akan terganggu. Banyak flora maupun fauna laut yang akan
terancam punah.
Hal ini tentunya akan mengancam manusia secara langsung. Karena air bersih
merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan. Hal ini tejadi karena adanya
penggundulan hutan. Jika hutan terus menerus digunduli maka akan mengganggu
siklus hidrologi air yang menyebabkan krisis air bersih.
7. Wabah Penyakit
El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk
penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu
permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.
El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para
penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera
Pasifik bagian Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena
alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka
laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya
dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan
ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak
nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan
Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-
laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini
biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan
bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula
fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat
menguatnyaupwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-
Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini
umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya.
Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan
curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan
udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di
atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia
terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa
pada waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya
fenomena La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun,
lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang
lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya. Kejadian El-Nino tidak terjadi secara
tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian
dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi
sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6
tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan
dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali
kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara
umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino
tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun
kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.
Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi
dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan
Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina
terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36
bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya
pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami
dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra
Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air
hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air
dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang
berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air
itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina
umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka
laut yang ada di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik
timur akan lebih dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih
mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan
banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur
mengalami kemarau dan kekeringan.
Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan
La Nina dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti
fenomena yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.
La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka
laut atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas
sedang, dan intensitas kuat.
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3
bulan berturut-turut.
3. Intensitas Kuat
Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari
perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim
panas.
Pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi,
sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami
musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas.
Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan
timur, menyebabakan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer.
Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang
diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari
yang kuat). Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di
Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan
angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munsoon yang lebih kuat dari daratan
Asia), menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang
bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara
dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang
menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan
timur.
Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina
1. Pada Alam
Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya
suhu dan salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass)
dan terumbu karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang
lamun dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning
ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding
ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena sinar
matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang
lamun dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan
salinitas 25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang
bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang
menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma),
ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus brasiliensis),
ikanrudder (Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong
(Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea.
Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m
dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan
(bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-
ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan
padang lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka
ikan-ikan akan melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga
mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis
seperti ikan sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan
mackerel (Tranchurus murphyi dan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena
sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan
berkurangnya hasil perikanan tangkap.
Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan
pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi
di kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik
barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.
Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi
hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan.
Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini
menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.
2. Pada Manusia
Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang
menyebabkan kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan,
dan menelan korban lebih dari satu juta jiwa.
Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang
drainasenya kurang baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil
pertanian yang baik pada daerah yang curah hujannya rendah mengingat sebelum
La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di Indonesia.
Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit,
juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal
perkebunan di mana pembibitan sedang dilakukan.
Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat
hutan di Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak
mungkin adalah ekosistem di dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur
hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara dingin dengan berkoloni
dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih
banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.
Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino
yang umum terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan
tanaman akibat kelebihan air atau banjir di samping akibat meningkatnya
populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau kelebihan air
tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda
daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap
perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya lebih rendah.
La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C)
dan hujan yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika
ditelaah efeknya bagi pertanian, perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak.
Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat banyak dan memiliki respon
tertentu terhadap cuaca.
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino
juga dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan
pakan bagi ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang
mengalami keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan
sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan
peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan
jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1. Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-
nino. Informasi tersebut didistribusikan ke daerah agar segera diketahui
perkembangannya guna menyiapkan langkah yang diperlukan.
4. Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang
dapat memperbesar penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan
pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal penanaman dengan prakiraan
terjadinya el-nino.
Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang
benar-benar terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan
terbatas pada mempertahankan kondisi tanaman. Namun untuk tanaman
semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian khusus. Oleh karena itu,
pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar tindakan penanggulangan
dapat di laksanakan pada kesempatan paling dini.
Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino
dan La-Nina terjadi:
1. Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan
mulsa, pemutusan pipa kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau
pengurangan naungan.
2. Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan
pelaksanaan penyiraman.
Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan
ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita
buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang mengandalkan
pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti memberi waktu
tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap
ditelan samudera.
Melihat luasnya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh isu pemanasan global
ini, maka ada baiknya manusia mulai memikirkan upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pemanasan global. Baik secara individu, kelompok
maupun masyarakat.Ada beberapa cara ampuh mengurangi dan mengatasi
pemanasan global yaitu :
Kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan
besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya
untuk menanam pohon.
Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar
menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi
pohon gratis untuk di tanam setiap rumah. Kini banyak pihak yang sepakat bahwa
menanam pohon adalah satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya
saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda
kepada pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa
menganalisa tentang dampak lingkungan dalam proyek mereka.
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan
cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda
yang di tata dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk
berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah.
Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum
mendapat respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat
jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak. Dengan kendaraan ini. Disamping sehat.
kita juga bisa mengurangi dari dampak Polusi yang telah tercemar.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita
naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat
polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan
kaki, maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki
mobil. Sama – sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang
di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah
bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari
mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari.
Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat.
Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan
seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam
penggunaaan listrik.
Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda
lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah.
Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya
angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam
pohon di pekarangan rumah Anda.
14. Jangan membeli bunga potong.Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias,
maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat lain. Hal ini akan menghasilkan
“jejak karbon” yang besar.
Bab IV Penutup
Kesimpulan
Pemanasan global (Global Warming) adalah proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi
telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun
terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Berikut ini
beberapa hal-hal yang menyebabkan pemanasan global, antara lain gas metana
pada peternakan & pertanian,polusi karbondioksida ,aktivitas penebangan
pohon & penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Akibat-akibat pemanasan
global diantaranya adalah wabah penyakit, penurunan hasil pertanian, naiknya
permukaan air laut, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa cara untuk
mengurangi pemanasan global adalah menghemat listrik, mengurangi bangunan
kaca, mengurangi penggunaan plastik, & menanam pohon.
Saran
Kita harus menjaga kelestarian bumi kita agar dapat mengurangi pemanasan
global. Dengan cara yang sederhana pun sebenarnya kita telah membantu
mengurangi pemanasan global. Contohnya lebih memilih naik sepeda untuk ke
warung yang jaraknya dekat dengan rumah, mematikan listrik yang tidak
digunakan & menanam pohon. Hal hal kecil inilah justru dianggap sepele oleh
sebagian orang. Jika kebiasaan ini terus menerus dilakukan maka akan membuat
pemanasan global semakin parah.