NIM : 21110118120019 Kelas : A Tugas Sistem Infomasi Geografis
1. Review Substansi UU No. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
a. Urgensi Informasi Geospasial setelah terbitnya UU No 4 Tahun 2011 - Indonesia merupakan negara yang berciri nusantara dengan kekayaan alam dan sumber daya lainnya yang melimpah sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa maka harus dikelola dnegan tanggung jawab dan bijaksanana untuk kemakmuran rakyat. - Informasi Geospasial juga sangat dibutuhkan dalam proses penanggulangan bencana diwilayah NKRI dan juga wilayah yurisdiknya. b. Tugas Utama BIG Dalam UU No 14 Tahun 2011 Pasal 22 ayat 2 dikatakan bahwa Badan Informasi Geospasial (BIG) merupakan badan yang melakukan penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang bertanggung jawab pada presiden. c. Porsi peran Geodesi dalam UU No 4 Tahun 2011 Peranan Geodesi berkaitan dengan Informasi Geospasial yaitu pengumpulan data atau infomasi geospasial dengan melakukan pengukuran menggugakan alat ukur dan metode yang sesuai, pencacahan dan teknologi lainnya. Kemudian, dalam pengolahan data atau informasi geospasial menggunakan software yang sesuai. Pengolahan data meliputi perhitungan, pemoresesan dan penyajuan data geospasial. 2. Satelit yang umum digunakan di Indonesia Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan total luas 5.175.600 km2 . Dengan kondisi geografis yang beragam, dibutuhkan sebuah teknologi yang dapat mengcover seluruh negara ini, dan satelit meruapakn salah satu teknologi yang bisa melakukannya. Indonesia sudah pernah memanfaatkan teknologi ini sejak tahun 1976 ketika diluncurkannya Satelit PalapaA1 pada 9 Juli 1976 dari Kennedy Space Center. Dengan dluncurkannya satelit tersebut Indonesia menjadi negara ketiga yang mulai mengoperrasikan Sistem Komunikasi Domestik (SKSD). Satelit PALAPA A1 yang merupakan satelit Indonesia pertama berfungsi untuk melancarkan komunikasi di Indonesia melalui layanan telepon dan faksimili dan merupakan satelit yang berperan penting dalam penyebaran media komunikasi di Indonesia. Berikut beberapa satelit yang pernah dibuat oleh Indonesia : Beberapa pemanfaatan satelit di Indonesia : a. Melancarkan telekomunikasi dan penyiaran. Satelit yang digunakan yaitu Satelit Palapa, Satelit Cakrawarta, Satelit Merah Putih dan Satelit Nusantara Satu. b. Memantau laut Indonesia untuk mendeteksi kapal yang masuk ke wilayah perairan Indonesia untuk mencegah pencurian ikan. Satelit yang digunakan yaitu Satelit INDESCO ( Infrastucture Develompment fot Space Oceanography) milik pemerintah dan juga Satelit mandiri kedua milik Indoensia yaitu Satelit LAPAN 2 dan Orari c. Menghubungkan seluruh layanan perbankan ke seluruh daerah Indonesia.Satelit yang digunakan adalah Satelit BRIsat. d. Memantau kondisi bumi khususnya ketika terjadi bencana seperti kebakan hutan, tanah longsor, maupun kecelakan. Satelit uang digunakan yaitu Satelit LAPAN Tubsat yang merupakan satelit mandiri Indonsia pertama. 3. Sejarah singkat, tujuan, spesifikasi citra satelit (Satelit citra land surface) a. ENVISAT ( Enviromental Satelite) ENVISAT adalah misi obeservasi Earth ESA (Euroean Space Agency). Satelit ini diluncurkan pada tanggal 1 Maret 2002 menggunakan kapal Arianes 5 dari Guyuna Space Centre di Kourou, Guyana, Prancis. Tujuan keseluruhannya adala mempelajari dan memantau lingkungan bumi dalam berbagai skala, dari local, regional hingga global. Pemantauan dan pengelolaan sumber daya bumi yang terbarukan maupun tak terbarukan. Kelanjutan dan peningkatan layanan diberikan kepada komunitas metereologi oprerasional diseluruh dunia. Kontribusi untuk pemahanan tentang struktur dan dinamika kerak bumi dan interiornya. Disiplin utama meliputi : meteorology, klimatologi, lingkungan, kimia atmosfer, vegetasi,hidrologi, penggunaan lahan, laut, dan proses es. Jenis orbit polar sinkron matahari pada ketinggian 790 km (490 mil). Satelit ini mengorbit bumi dalam waktu sekita 101 menit dengan siklus berulang dari 35 hari. Setelah kehilangan kontak dengan satelit pada tanggal 8 April 2012, ESA secara resmi mengumumkan bearkhirnya misi Envisat pada 9 Mei 2012. b. Lapan Tubsat Satelit mikro pertama buatan perekayasa Lembaga dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lapan A1-TUBSat diluncurkan dengan roket PSLV-C7 dari Bandara Antariksa Satish Dhawan Sriharikotta, India pada 10 Januari 2007. Proyek satelit mikro ini disetujui pada tahun 2003 dan awalnya direncanakan akan diluncurkan pada Oktober 2005, namun peluncurannya ditunda akibat muatan utama roket Carthosat-2 yang akan membawa LAPAN-TUBSAT — LAPAN-TUBSAT adalah salah satu dari empat muatan roket tersebut — masih belum selesai disempurnakan. Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak. LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer. Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal ke bawah. c. QuickBird QuickBird adalah satelit observasi bumi komersial beresolusi tinggi yang diluncurkan pada tahun 2001. Satelit ini menawarkan citra resolusi sub-meter, akurasi geolokasi yang tinggi, dan penyimpanan data onboard yang besar. Orbit QuickBird dinaikan pada tahun 2011 untuk mempepanjang misi, dan Kembali memasuki atmosfer bumi pada Januari 2015. Quickbird menggunakan sensor BGIS 2000 Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter. Citra satelit ini merupakan sumber yang sangat baik dalam pemanfaatannya untuk studi lingkungan dan analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan. Dalam bidang perindustrian, citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi dan produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi lingkungan. Karakteristik Sensor Satelit Quickbird Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,USA Pesawat Peluncur Boeing Delta II Masa Operasi 7 tahun lebih Orbit 97.2°, sun synchronous Kecepatan pada Orbit 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam) Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik Akurasi 23 meter horizontal (CE90%) Ketinggian 450 kilometer Resolusi Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir) Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir)) Cakupan Citra 16.5 Km x 16.5 Km at nadir Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM (descending node) solar time Waktu Lintas Ulang 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir) Saluran Citra Pan: 450-900 nm Blue: 450-520 nm Green: 520-600 nm Red: 630-690 nm Near IR: 760-900 nm DAFTAR PUSTAKA UU NO 4 Tahun 2011 Zoneerinz.blogsopt.com. (2016, 9 Maret). Spesifikasi Satelit Dunia. Diakses pada 6 September 2020 dari http://zoneerinz.blogspot.com/2010/03/spesifikasi-satelit-dunia.html Lapan.go.id. (2016). Satelit Lapan A1 (Lapan Tubsat). Diakses pada 6 September 2020 dari https://www.lapan.go.id/page/teknologi/2/satelit- lapan-a1-lapan-tubsat Earth.esa.int. (2002). Eoporta Satelite Misson. Diakses pada 6 Sepetember 2020 dari https://earth.esa.int/web/eoportal/satellite- missions/e/envisat Ubiqu.id. (2017) Pentingnya Satelit Bagi Indonesia. Diakses pada 6 September 2020 dari https://ubiqu.id/blog/pentingnya-satelit-bagi- indonesia/#:~:text=Beberapa%20contoh%20pemanfaatan%20satelit %20di,Putih%20dan%20Satelit%20Nusantara%20Satu.