Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PELAKSANAAN SURVEY MC 0%
PEMBANGUNAN SALURAN IRIGASI

Disusun :
Risa Maulina 21110118120010
Agantry Purba 21110118120019
Kholifatussholikhah 21110118120023
Andhan Purba Nala 21110118120024

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
email : geodesi@undip.ac.id
2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

I.1 Latar Belakang..........................................................................................3

I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

I.3 Tujuan........................................................................................................3

I.4 Manfaat......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

II.1 Pelaksanaan...............................................................................................3

II.2 Survei MC 0..............................................................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................3

III.1 Kesimpulan............................................................................................3

III.2 Saran......................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................3

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup semua makhluk hidup. Air juga sangat diperlukan untuk kegiatan industri,
perikanan, pertanian dan usaha-usaha lainnya. Dalam penggunaan air sering
terjadi kurang hati-hati dalam pemakaian dan pemanfaatannya sehingga
diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan
kebutuhan air melalui pengembangan, pelestarian, perbaikan dan perlindungan.
Dalam pemanfaatan air khususnya lagi dalam hal pertanian, dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan serta pengembangan wilayah. Pemerintah Indonesia
melakukan usaha pembangunan di bidang pengairan yang bertujuan agar dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air.
Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di
persawahan maka perlu didirikan sistem irigasi dan bangunan bendung.
KKebutuhan air di persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi.
Untuk irigasi, pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara
benar yakni seefisien dan seefektif mungkin agar produktivitas pertanian dapat
meningkat sesuai yang diharapkan.
Air irigasi di Indonesia umumnya bersumber dari sungai, waduk, air tanah,
dan sistem pasang surut. Salah satu usaha peningkatan produksi pangan
khususnya padi adalah tersedianya air irigasi di sawah-sawah sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan air irigasi besarnya bervariasi sesuai keadaan. Kebutuhan
air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan

1
jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah.
Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan lahan.
Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada waktu
tertentu kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut
tetap harus dipenuhi.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana tahapan pelaksanaan pengukuran mutual check 0% dalam proyek
pembangunan saluran irigasi ?
2. Bagaimana peranan surveyor dalam pelaksanaan pengukuran mutual check
0% dalam proyek pembangunan saluran irigasi?
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas Survey Rekayasa II tentang Mutal Check 0% ( MC 0).
2. Menjelasakan bagaimana tahapan dalam pelaksanaan MC 0 untuk
pembangunan saluran irigasi.
3. Menjelaskan peranan surveyor dalam pelaksanann penguukuran MC 0
untuk pembangunan saluran irigasi.
I.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana tahapan dalam pelaksanaan pengukuran MC 0
untuk pembangunan saluran irigasi.
2. Mengetahui bagaimana peranan surveyor dalam pelaksanaan penukuran
MC 0 dalam pembanguan saluran irigasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pelaksanaan
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan MC 0% dalam pembangunan
saluran irigasi :
II.1.1 Persiapan
Perkerjaan persiapan terdapat tahapan pembersihan lapangan, pengukuran
lapangan, uitzet/pemasangan profil, sewa pondok/gudang kerja dan penerapan K3.
Tahap pembersihan bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan
kedepannya. Tahap uitzet berfungsi untuk mementukan batas - batas pekerjaan
saluran irigasi yang sesuai dengan perencaan.
II.1.2 Kalibrasi Alat Ukur
Dalam pelaksanaan pekerjaan MC 0 untuk pembangunan jaringan irigasi
memerlukan beberapa alat ukur seperti Total Station, Waterpass, yang perlu
terlebih dahulu dikalibrasi agar mendapat hasil pengukuran yang baik.
II.1.3 Pemasangan Bouwplank
Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang
bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya.
Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok
hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila
pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk
membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur
bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan
dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih
rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang
harus ditimbun.
II.1.4 Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang
a. Pengukuruan Penampang Memanjang
Pengukuruan Penampang Memanjang dilakukan sepanjang galian saluran
irigasi yang akan dilaksanakan sebagai pengecekan panjang saluran pada

3
ruas tersebut. Penampang memanjang sama dengan pengukuran waterpas
terbuka.
Alat yang digunakan Waterpass otomatik,
sensitivitas nivo 10”
interval pembacaan rambu 10 mm
pencatatan pembacaan rambu 1 mm
terkecil
jarak pandang maksimum antara 80 meter
alat ukur sipat datar dan rambu
pengukuran jarak antar rambu optik
beda jarak maksimum sipat datar Maksimal 3%
ke rambu muka dan belakang
dalam satu slag
Pengukuran pergi-pulang ya, diusahakan slag
genap

b. Pengukuran Penampang Melintang


Pengukuran Penampang Melintang dilakukan sepanjang galian alur
saluran irigasi yang sudah ditentukan dan jarak sesuai dengan persetujuan
sebagai dasar perhitungan Mutual Check 0%.Pengukuran penampang
melintang diukur dengan pengukuran waterpas terbuka. Penampang
melintang merupakan irisan-irisan tegak lurus penampang memanjang.
Maksud pengukuran penampang melintang ini adalah untuk menentukan
lebar dari jalur tanah yang hendak diproses.
Pengukuran melintang mengacu pada PT 02 (Persyartan Teknis bagian
Pengukuran Topografi). Arah penampang melintang yang diukur
diusahakan tegak lurus terhadap as saluran Dengan interval 50 m dan lebar
25 m dari kiri dan 25 m dari kanan.
II.1.5 Perhitungan Volume MC 0
Pengolahan data mengacu pada dengan kriteria dan spesifikasi yang
ditentukan untuk masing-masing pekerjaan berdasarkan SNI atau Pedoman
Teknis. Dari hasil perhitungan akan terlihat apakah volume pekerjaan yang
direncakan yang tertera dalam kontrak dengan volume pengukuran atau
perhitungan tekniks MC 0 sesuai atau tidak.

4
II.1.6 Penggambaran MC 0
Setelah perhitungan dilakukan proses penggambaran. Penggambaran ini
menunjukan bagaimana kondisi awal dari daerah yang akan di kerjakan
II.1.7 Dokumentasi MC 0
II.2 Survei MC 0
Mutual Check (MC-0) atau MC 0% adalah pelaksanaan pemeriksaan
bersama untuk menghasilkan laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang
aktual.
Pelaksanaan MC-0 ini meliputi:
 Pengukuran (setting out)
 Penggambaran dan perhitungan hasil pengukuran
 Perhitungan biaya 
Laporan MC-0 ini dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
Bersama (MC 0%), Berita Acara Serah Terima Lapangan (BA MC 0%),
Schedule, dan Rekap MC 0%. Sedangkan tujuan pelaksanaan MC-0 ini adalah
untuk menghitung ulang seluruh komponen pekerjaan agar didapatkan volume
pekerjaan yang real serta actual sehingga potensi kekurangan volume atau
kelebihan volume dapat dihindarkan.
Membuat mutual check nol (MC-0) secara umum akan disesuaikan dengan
standarisasi harga satuan yang telah dilampirkan pada surat penawaran yang
termuat di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau BoQ.
Pada mutual check nol (MC-0) memiliki beberapa bagian yang perlu diketahui
yaitu:
1. Nama Paket pekerjaan dan Alamat, dicantumkan sebagai pengenal atau
identitas suatu proyek.
2. Jenis uraian pekerjaan. Pada umumnya uraian pekerjaan ini memuat
beberapa bagian yang akan dihitung seperti mobilisasi, manajemen dan
keselamatan, pengalaman lingkungan hidup, manajemen mutu.dan lain
sebagainya.
3. Harga Satuan, yang perlu dicantumkan adalah ukuran atau satuan
pekerjaan misalnya zak, m, ton, kg, liter, buah, jam, dan lain sebagainya.

5
Harga satuan ini akan berpengaruh terhadap total harga/pembiayaan
pekerjaan.
4. Volume Kontrak. Volume kontrak ini pada umumnya sudah ditetapkan
sebelumnya. Volume ini dapat mempengaruhi jumlah dari biaya total item
pekerjaan. 
Pengukuran MC-0 yang dilakukan oleh surveyor adalah perhitungan harga
satuan yang telah ditetapkan pada proses pembuatan Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Pengukuran yang dilakukan surveyor adalah pengukuran situasi yang ada
dalam scope kerjanyaPengukuran data yang diambil berasal dari setiap item
pekerjaan, yaitu semua detail-detail yang ada berupa koordinat X,Y elevasi
beserta keterangan. Pengukuran data untuk keperluan MC-0 tersebut tentunya
berbeda-beda tergantung dari proyeknya.

6
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Tahapan dalam pekerjaan MC 0 untuk pembangunan saluran irigasi meliputi
persiapan, kalibrasi alat ukur, pemasangan bouwplank, pengukuran
penampang memanjang dan melintang, perhitungan, penggambaran dan
dokumentasi.
2. Surveyor berperan penting dalam pekerjaan MC 0 ini untuk menentukan
semua detail-detail yang ada berupa koordinat X,Y elevasi beserta
keterangan dan perhitungan volume kerja apakah sesuai dengan volume
yang di rencakan pada kontrak kerja atau perlu penambahan atau
pengurangan.
III.2 Saran
Dalam perencaan pembangunan konstruksi sebaiknya memperhitungkan
dengan baik dan teliti.

7
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, Bambang. 2018. Survei Rekayasa I. Semarang : Departemen Teknik
Geodesi Universitas Diponegoro.
https://www.scribd.com/document/364104187/Perhitungan-Volume-Mc-0-
Finalllllllllll
https://www.pengadaan.web.id/2020/06/penghitungan-mutual-check-awal-mc-
0.html
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/06/pengertian-mc-0-dan-tugas-
surveyor-dalam-laporan-mc-0.html

Anda mungkin juga menyukai