Anda di halaman 1dari 18

PENGUKURAN BEDA TINGGI POLITEKNIK SINARMAS

BERAU COAL MENGGUNAKAN WATERPASS

DISUSUN OLEH:

YAYAN SETIAWAN

NIM : 22302018

PROGRAM DIPLOMA III


PROGRAM STUDI SURVEI DAN PEMETAAN
POLITEKNIK SINAR MAS BERAU COAL
202

i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian yang berjudul : Pengukuran Beda Tinggi Politeknik Sinarmas

Berau Coal Menggunakan Waterpass

Disusun oleh : Yayan Setiawan

NIM : 22302018

Program : Diploma III

Program Studi : Survei Dan Pemetaan

Berau, 29 Mei 2023

Menyetujui

Kepala Program Studi Dosen Pembimbing

Loyrena Ayu Karondia, S.T, M.T Evi Sulistyaningsih, M. Pd

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan proposal penelitian saya yang

berjudul “Pengukuran Beda Tinggi Politeknik Sinarmas Berau Coal Menggunakan

Waterpass”. Proposal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai beda

tinggi di kampus Politeknik Sinarmas ini. Peneliti juga berterima kasih kepada

segenap dosen dan pembimbing yang telah membantu kelancaran dari setiap

penyusunan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini penulis sudah

berusaha maksimal hingga tersusun proposal ini. Oleh karena itu penulis dengan

senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

proposal penelitian ini. Penulis berharap proposal penelitian ini bermanfaat bagi

penulis sendiri dan juga bermanfaat bagi pembaca.

Berau, 29 Mei 2023

Yayan Setiawan

22302018

iii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................3
DASAR TEORI......................................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................................6
METODOLOGI.....................................................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................7
KESIMPULAN....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12

iv
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui ketelitian beda tinggi

menggunakan metode pengukuran beda tinggi Kampus Politeknik Sinarmas

menggunakan Waterpass. Lokasi penelitian terletak di daerah Berau, Kalimantan

Timur, pada tanggal 14 dan 15 Mei 2023 dengan menggunakan referensi titik tinggi

lokal. Hitungan ketelitian dilakukan dengan hitung perataan kuadrat terkecil untuk

mengetahui standar deviasi hasil pengukuran. Hasilnya adalah standar deviasi beda

tinggi dengan waterpass sebesar 0.01mm. Berdasarkan hasil perhitungan nilai standar

deviasi pengukuran beda tinggi, maka Waterpass dapat digunakan untuk pengukuran

beda tinggi pada pekerjaan teknik sipil yang memerlukan ketelitian yang sangat

tinggi.

Kata Kunci : pengukuran beda tinggi, Waterpass

v
BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
Perkembangan pembangunan pada era globalisasi pada saat ini

sangatlah pesat. Dibutuhkan suatu metode yang praktis dengan bantuan alat

untuk mempermudah para ahli untuk menyelesaikan segala masalah dalam

pengembangan pemanfaatan alam dalam hal ini bidang terkait adalah bidang

teknik sipil, dalam laporan ini menjabarkan dan melaporkan hasil pengamatan

yang mengenai pengukuran tanah tentang kerangka dasar vertikal. Oleh

karena itu, perkembangan teknologi sangat pesat terutama dalam bidang

teknik sipil seperti pengukuran kerangka dasar vertikal untuk mendapatkan

tinggi dari suatu titik.

Pengukuran beda tinggi merupakan pengukuran yang dapat dilakukan

dengan menggunakan Waterpass, yang merupakan alat untuk menentukan

beda tinggi antara duatitik atau lebih. Pengukuran Waterpass ini sangat

penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan,

perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi. Hasil-hasil dari pengukuran

Waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api,

saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah

vi
yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-

saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Maksud dari pengukuran beda tinggi menggunakan Waterpass untuk

melakukan pengukuran profil jalan di sekitar Politeknik Sinarmas Berau Coal.

Tujuan dari pengukuran beda tinggi untuk mencari selisih ketinggian antara

titik satu dengan titik yang diukur terhadap jalan sekitar Politeknik Sinarmas

Berau Coal. Pengukuran beda tinggi jalan sekitar Politeknik Sinarmas Berau

Coal ini menggunakan alat Waterpass dan harapannya dapat mengetahui beda

tinggi setiap titik yang ingin diukur.

b) Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendapatkan beda tinggi setiap titik di sekitar jalan

Politeknik Sinarmas Berau Coal?

2. Bagaimana cara mengukur profil memanjang dan melintang?

c) Tujuan

1. Untuk mendapatkan beda tinggi setiap titik di sekitar jalan Politeknik

Sinarmas Berau Coal dengan cara menghitung tinggi setiap titik

dengan metode pengukuran pulang-pergi menggunakan alat

Waterpass.

2. Untuk mendapatkan beda tinggi dengan metode profil memanjang dan

melintang.

vii
BAB II

DASAR TEORI

 Pengukuran Beda Tinggi


Pengukuran beda tinggi adalah suatu pekerjaan pengukuran untuk

menentukan beda tinggi beberapa titik di muka bumi terhadap tinggi muka air laut

rata-rata. Pekerjaan ini dapat pula diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi

bangunan dimana titik titik konstruksi harus ditentukan ketinggiannya atau

elevasinya. Untuk pekerjaan pengukuran pada pekerjaan konstruksi memerlukan

alat pengukur beda tinggi yang mempunyai akurasi yang tinggi.

Fungsi dari pengukuran beda tinggi, antara lain:

1) Merancang jalan raya, jalan KA dan saluran-saluran.

2) Merencanakan proyek-proyek konstruksi menurut evaluasi terencana.

3) Menghitung volume pekerjaan tanah.

4) Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

5) Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

viii
Alat yang biasa dipakai pada pekerjaan pengukuran beda tinggi adalah

Waterpass, selang ukur dan atau Pesawat Penyipat Datar. Waterpass digunakan

pada pengukuran beda tinggi di Politeknik Sinarmas Berau Coal

 Waterpass

Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk

mengukur tinggi objek antara titik-titik saling berdekatan. Tinggi objek tersebut

ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan

ke rambu-rambu ukur yang vertikal. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran

waterpass ini adalah sebagai berikut: waterpass, statip, unting-unting, payung, dua

buah rambu ukur, meteran, paku, palu, cat dan kuas kecil. Waterpass sudah

diproduksi dengan berbagai merk yang tersedia di pasaran. Terlepas dari merk

yang berbeda, penggunaan dan fitur alat ukur ini sama. Waterpass adalah alat

yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sejajar atau tegak lurus suatu

permukaan. Alat ini adalah bagian penting dibandingkan dengan alat apapun

dalam sebuah konstruksi, dan penting untuk mengetahui cara menggunakannya.

Fungsi dari Waterpass adalah memastikan bahwa pondasi atau awal mula suatu

pondasi tidak miring dan sejajar sesuai dengan sketsa.

ix
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu

ukur (baak), yang terpenting dari rambu ukur adalah pembagian skalanya harus

betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu

cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal) dan tidak sembarang

orang dapat melakukan pengukuran dengan tepat, kemudian pengamat pulang

pergi untuk mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum.

 Politeknik Sinarmas Berau Coal

Politeknik Sinar Mas Berau Coal merupakan persembahan Sinar Mas dan

PT. Berau Coal kepada masyarakat Kabupaten Berau dalam rangka meningkatkan

pendidikan tinggi di Berau pada khususnya dan di Kalimantan Timur umumnya.

Politeknik yang unggul dalam bidang pengelolaan sumber daya alam berbasis

teknologi terapan, terintegrasi dengan industri, untuk mewujudkan sumber daya

manusia yang ahli, tersertifikasi, dan berdaya saing.

x
BAB III

METODOLOGI

A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kampus Politeknik Sinarmas Berau Coal

B. Alat dan Bahan


Selama pelaksanakan kegiatan, penulis menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut:
1. Waterpass Topcon
2. Meteran roll
3. Tripod
4. Rambuukur
5. Alat tulis-menulis
6. HT (Handy Talky) SPC Sh20
7. Laptop

C. Langkah Pengukuran
1. Letakan statip kira-kira di tengah-tengah titik untuk pengukuran tinggi,
kemudian pasang waterpass dan atur nivo kontaknya agar posisi pesawat
benar-benar datar.
2. Letakan bak ukur diatas titik dan arahkan pesawat ke titik 2 dan 3.
3. Baca dan catat bacaan benang atas (ba), benang tengah (bt), dan benang
bawah (bb).
4. Pindahkan waterpass ke titik diantara titik 3 dan 2, 2 dan 1, serta 1 dan 4, 5.
5. Arahkan pesawat ke titik antara tersebut.
6. Baca dan catat bacaan benang atas, benang bawah, dan benang bawah.
7. Lakukan pengukuran pulang dengan langkah yang sama (seperti langkah 1
s/d 6).
1.

2.

3. V

xi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengukuran Beda Tinggi

1. Hitung ∆H

Rumus : ∆H = BT awal (belakang) – BTn (muka)

∆H = BTA (belakang) – BTB (muka)

= 1,995 – 1,227

= 0,768

2. Hitung H

Rumus : H = Elevasi + ∆H

H = 100,000 + 0,768

= 100,768

xii
3. Hitung TGB

Rumus : TGB = Elevasi + BT belakang

TGB = Elevasi + BTA belakang

= 100,000 + 1,995

= 101,995

4. Hitung Elevasi

Rumus : Elevasi = TGB – BT muka

Elevasi = TGBA – BTA (rata-rata)

A. Pembahasan
a. Metode Pulang Pergi

Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu

setelah mengukur beda tinggi AB, maka, rambu A dipindahkan ke titik untuk

mengukur beda tinggi BC sehingga akan kita dapatkan beda tinggi HC.

Setelah itu, rambu 8 dipindahkan ke titik D sehingga akan di dapat beda tinggi

CD. Hal ini dilakukan unnak mengurangi kesalahan pembacaan rambo yang

diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh pabrik tidak berada

pada skala nol sebenarnya. Untuk mengoreksi data beda tinggi yang didapat,

digunakan rumus: 8√d; dimana d = jarak titik (km). Setelah semua data

terkoreksi, maka beda tinggi antara dua titik dapat diketahui dengan rata-rata

beda tinggi antara ulang dan tinggi.

△ h-AH pergi - △H pulang / 2

xiii
Contoh gambar metode pulang pergi

b. Pengukuran Sipat Datar Profil Memanjang dan Melintang


Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil memanjang yaitu

melalui jalur pengukuran yang nantinya merupakan titik ikat bagi sipat

datar profil melintangnya, sehingga mempunyai ketentuan sebagai

berikut:

 Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tengah (as) jalur

pengukuran dan dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang

terdapat pada permukaan tanah.

 Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.

xiv
Gambar Profil Memanjang Tampak Atas

Profil melintang adalah irisan tegak lurus pada sumbu proyek

dan pada tempat-tempat penting yang didapatkan dari jarak dan beda

tinggi titik-titik di atas permukaan bumi. Jarak antara profil melintang

pada garis proyek melengkung dibuat lebih kecil dari garis proyek

yang lurus. Profil melintang harus pula dibuat di titik-titik permulaan

dan titik akhir garis proyek melengkung. Profil melintang dibuat

dengan lebar 85 m-155 m kiri kanan garis proyek.

Pengukuran profil melintang adalah untuk menghitung

banyaknya tanah, baik yang digali maupun untuk menimbuni. Cara

pengukuran profil melintang sama dengan cara pengukuran profil

memanjang, hanya jarak-jarak adalah pendek bila dibandingkan

dengan jarak-jarak pada profil memanjang. Untuk menghitung

penggalian tanah atau penimbunan tanah, cukup diambil jumlah rata-

rata penggalian tanah atau penimbunan tanah yang didapat dari dua

xv
profil melintang yang berdekatan diperbanyak jarak antara dua profil

melintang itu.

xvi
BAB V

KESIMPULAN

Dengan kebutuhan para pengguna jasa semakin meningkat maka data-data yang

belum lengkap dikerjakan dengan lebih serius lagi, maka kerangka dasar vertikal

merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi

vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap suatu bidang ketinggian tertentu. Bidang

ketinggian ini bisa berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level – MSL)

atau ditentukan lokal. Umumnya titik kerangka dasar vertikal dibuat menyatu pada

satu pilar dengan titik kerangka dasar horizontal.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Frick, heinz. 1979. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius. Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Ukur_tanah

Sosrodarsono, Suryono. 1983. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT


Pradnya Paramita. Jakarta.

Wongsotjitro, Soetomo. 1964. Ilmu ukur tanah. Kanisius. Jakarta

xviii

Anda mungkin juga menyukai