Anda di halaman 1dari 11

MANUSKRIP

PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN.R DENGAN


GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI RSUD UNGARAN

Oleh:
RIDHA WAHYU SEVIRA
080116A057

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Manuskrip dengan judul “Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan

Gastroenteritis Akut Di Ruang Melati Rsud Ungaran” disetujui oleh pembimbing program studi

Diploma Tiga Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo disusun oleh:

Nama : Ridha Wahyu Sevira

Nim : 080116A057

Ungaran, Juli 2019


Pembimbing

Siti Haryani, S.Kp., Ns., M.Kes


NIDN. 0619107501

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 1


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
PENGELOLAAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN.R DENGAN GASTROENTERITIS AKUT
DI RUANG MELATI RSUD UNGARAN

Ridha Wahyu Sevira*, Siti Haryani**


Universitas Ngudi Waluyo
Ridhasevira1@gmail.com

ABSTRAK

Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai gejala
diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai demam. Diare itu sendiri adalah
buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat
disertai dengan darah atau lendir.
Rehidrasi cairan merupakan salah satu tindakan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti. Tujuan
penulisan ini yaitu mendeskripsikan asuhan keperawatan kekurangan volume cairan di Ruang
Melati RSUD Ungaran.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode autoanamnesa dan allowanamnesa
meliputi teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, dan pemeriksaan penunjang.
Pengelolaan kekurangan volume cairan dilakukan selama 2 hari dengan manajemen diare meliputi
anjurkan pasien untuk mencoba menghindari laktosa, monitor tanda dan gejala diare, ukur
diare/output pencernaan, timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien, monitor
status hidrasi (misal membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat), monitor makanan/cairan
yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori harian, jaga intake/asupan yang akurat dan catat
output (pasien), dan dukung pasien dan keluarga dalam memberikan makanan dengan baik
Hasil setelah dilakukan pengelolaan didapatkan masalah kekurangan volume cairan
teratasi sebagian. Data objektif pasien tampak lemas, N : 105x/menit, mukosa bibir kering, mata
sedikit cekung, turgor kulit sedikit lambat, balance cairan : +24,44.
Saran bagi pasien dan keluarga di rumah sakit yaitu untuk selalu mengkonsumsi makanan
agar kebutuhan cairan adekuat meskipun sedikit namun harus sering.

Kata kunci : kekurangan volume cairan, gastroenteritis akut

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 1


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
ABSTRACT

Acute gastroenteritis is an inflammation in stomach and intestines with sign and symptom
is diarhea with or no vomit, and usually get fever. Diarhea is defecate with frequency more than 4
times, and formed liquid feces, can be with blood or mucus.
Fluid rehydration is one of intervention to correct deficiency fluid and electrolyte quickly
then change loss fluid until diarhea stop. The purpose of this paper was to describe the nursing
care of fluid volume deficiency in Melati Room Ungaran Regional Hospital.
Data collect was done with autoanamnesa and allowanamnesa method such as interview
technique, physical examination, observation, and supporting examination. Management fluid
volume deficiency was conducted with diarhea management such us recommendation patient to
try avoid lactose, monitor diarhea sign and sympthom, measure diarhea/output digestive,
measure weight everyday and monitor patient status, monitor hydration status (such us mucus
membrane moist, heart rate adekuat), monitor food/ fluid consumption and count calorie daily,
control accurate intake and note output, and support the patient and family to give right food.
Result after doing management problem fluid volume deficiency partial overcome. Data
objective the patient appeared weak, heart rate 105 time per minutes, lip mucus was dry, eye
little concave, skin turgor was little slow fluid, balance cairan +24,44 cc.
Suggestion to the patient and his family in hospital to always consump adequate food so
fluid needed can be adequate although it’s little but must be often.
Kayword : Fluid volume deficiency, Acute Gastroenteritis

PENDAHULUAN Pertumbuhan adalah perubahan fisik


Kesehatan merupakan fenomena dan pertumbuhan jumlah dan ukuran sel
kompleks yang didefinisikan sebagai suatu secara kuantitatif, di mana sel-sel tersebut
keadaan kesejahteraan fisik, mental dan mensistesis protein baru yang namanya akan
sosial yang kompleks dan bukan semata- menunjukkan pertambahan seperti baru
mata terbebas dari penyakit WHO (World yang nantinya akan menunjukkan
Health Organization) (Wulandari & Erawati, pertambahan seperti umur, tinggi badan,
2016). Anak merupakan individu yang berat badan dan pertumbuhan gigi
tergantung pada lingkungan untuk (Maryunani, 2010 dalam Wulandari &
memenuhi kebutuhan individualnya, salah Erawati, 2016). Perkembangan
satunya adalah lingkungan keluarga (development adalah pertambahan
(Supartini, 2004, dalam Oktiawati, Khodijah, kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang
Setyaningrum, Dewi, 2017). Keperawatan lebih kompleks. Perkembangan menyangkut
anak merupakan bagian dari disiplin ilmu adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan,
keperawatan yang memberikan asuhan organ, dan sistem organ yang berkembang
keperawatan yang aman dan efektif bagi sedemikian rupa sehingga masing-masing
anak sesuai dengan pertumbuhan dan dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih,
perkembangan baik sehat maupun sakit 1998; Tanuwijaya,2003 dalam Wulandari &
(Oktiawati, Khodijah, Setyaningrum, Dewi, Erawati, 2016).
2017)

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 2


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
Diare atau gastrointeritis adalah diare antara anak laki-laki dan perempuan
buang air besar dengan frekuensi yang hampir sama (Utami dan Wulandari,2015).
meningkat dari biasanya atau lebih dari tiga Diare menyebabkan dehidrasi dan bila
kali sehari dengan konsistensi feses yang masukan makanan berkurang, juga
lebih lembek atau cair (kandungan air pada mengakibatkan kurang gizi, bahkan jika
feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih tubuh anak mengalami kekurangan cairan
dari 200 gram atau 200ml/24jam) (Dennis, dan dibiarkan maka dapat mengakibatkan
2016 dalam Wedayanti, 2017). terjadi syok hipovolemik, syok hipovolemik
Proporsi kasus gastrointeritis yang merupakan kondisi dimana sistem
ditangani di Jawa Tengah tahun 2017 kardiovaskuler gagal melakukan perfusi ke
sebesar 55,8 persen, menurun bila jaringan dengan adekuat,akibatnya jika tidak
dibandingkan proporsi tahun 2016 yaitu 68,9 segera ditangani bisa menyebabkan
persen. Sedangkan kabupaten dengan kematian (Syuibah dan Ambarwati, 2015).
persentase kasus gastrointeritis yang Secara umum penanganan diare
ditangani terendah adalah Wonogiri sebesar ditujukan untuk mencegah / menanggulangi
5,2 persen (Dinkes Jateng,2017). Sedangkan dehidrasi serta gangguan keseimbangan
angka kejadian Diare atau Gastroenteritis elektrolit dan asam basa, kemungkinan
berdasarkan data morbiditas pasien rawat terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari
inap RSUD Ungaran pada tahun 2016 diare yang spesifik, mencegah dan
berjumlah 828 orang, 305 diantaranya menanggulangi gangguan gizi serta
terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Ditahun mengobati penyakit penyerta (Istingadah,
2017 mengalami penurunan yaitu berjumlah 2016). Penanganan awal diare pada pada
702 orang, 278 diantaranya terjadi pada balita diantaranya adalah pemberian ASI,
anak usia 1-4 tahun. Dan ditahun 2018 pemberian oralit atau larutan gula garam
mengalami penurunan yaitu 32 orang, 17 untuk mengganti cairan yang hilang,
diantaranya anak usia 1-4 tahun. memberikan makanan seperti biasa dan
Diare lebih sering terjadi pada bayi hindari makanan yang mengandung banyak
atau balita dari pada anak yang lebih besar. serat seperti sayuran dan buah-buahan,
Penyebab terpenting diare pada anak-anak jangan memberikan obat anti diare pada
di negara berkembang adalah rotavirus, anak karena dapat menghambat kuman yang
Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, akan keluar, kenali dan waspadai tanda-
Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium. tanda dehidrasi pada anak, jika terjadi diare
Penyakit diare dapat ditularkan dengan cara lebih dari tiga kali sehari dengan tanda-tanda
fekal-oral melalui makanan dan minuman seperti dehidrasi,muntah terus menerus
yang tercemar. Peluang untuk mengalami

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 3


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
maka maka segera bawa anak ke dokter berhubungan dengan Kehilangan Cairan
(Danarti , 2010).. Aktif.
Intervensi yang penulis susun pada
METODE hari Rabu, tanggal 23 Juli 2019 dengan
Metode yang digunakan dengan beberapa rencana tindakan keperawatan
metode autoanamnesa dan allowanamnesa. antara lain anjurkan pasien untuk mencoba
Pengelolaan kekurangan volume cairan menghindari laktosa, monitor tanda dan
dilakukan selama 2 hari dengan teknik data gejala diare, ukur diare/output pencernaan,
berupa wawancara, pemeriksaan fisik, timbang berat badan setiap hari dan monitor
observasi, dan pemeriksaan penunjang. status pasien, monitor status hidrasi,
monitor makanan/cairan, jaga intake/asupan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang akurat, dan dukung pasien dan
HASIL keluarga dalam memberikan makanan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dengan baik.
dilakukan pada pasien An.R yang dilakukan Untuk mengatasi masalah diatas
pada hari Rabu, tanggal 23 bulan Januari penulis pada hari hari Rabu, 23 Januari 2019
tahun 2019 jam 09.00 WIB di ruang Melati pukul 09.00 WIB kepada An. R, implementasi
RSUD didapatkan data pasien bernama An. R yang sudah dilakukan oleh penulis selama
usia 14 bulan 6 hari, beragama Islam, tinggal 2X24 jam penulis melakukan implementasi
di Bergas. pertama yaitu menganjurkan keluarga agar
Dari hasil pengkajian pada pasien pasien menghindari laktosa. Data subjektif
ditemukan data subyektif bahwa Ibu pasien yang didapatkan adalah keluarga pasien
mengatakan pasien muntah sebanyak 5 kali, mengatakan sudah mengerti tentang
dan BAB sebanyak 4 kali. Data obyektif manfaat menghindari laktosa.
mengalami BAB ±4 kali/hari @150cc dengan Tindakan keperawatan yang kedua
konsistensi feses cair, pasien muntah ± 5 yaitu memonitor tanda dan gejala diare.
kali/hari @150cc, mukosa bibir tampak Pada data objektif didapatkan bahwa pasien
kering, balance Cairan -464,55 cc, dan masih diare dengan frekuensi 5x dengan
keadaan umum pasien lemas. Dari hasil konsistensi cair tidak terdapat ampas.
pengkajian tersebut pasien mengalami Tindakan keperawatan yang ketiga
kekurangan volume cairan yang disebabkan adalah memberikan cairan intravena dengan
karena gastrointeritis. tepat, di dapatkan data terpasang infus RL 8
Diagnosa yang muncul pada An. R tpm. Menurut penulis memberikan cairan
berdasarkan prioritas masalah adalah infus merupakan terapi penting yang harus
Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan diberikan pada pasien untuk mengetahui

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 4


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
kondisi pasien lemas, demam, dan Masalah yang teratasi adalah ansietas
kekurangan volume cairan. berhubungan dengan stressor. Sedangkan
Tindakan keperawatan yang keempat masalah yang belum teratasi adalah
yaitu menimbang berat badan. Data kekurangan volume cairan berhubungan
subjektif didapatkan keluarga pasien dengan kehilangan cairan aktif dan
mengatakan ada penurunan berat badan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
dari 10,5 Kg menjadi 9 Kg. kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Tindakan keperawatan yang kelima faktor biologis. Sehingga penulis
adalah memonitor status hidrasi (misal mendelegasikan masalah yang belum
membran mukosa lembab, denyut nadi teratasi ke perawat ruangan.
adekuat), dan didapatkan data pasien
tampak lemas, bibir kering, dan pucat. PEMBAHASAN
Menurut penulis status hidrasi adalah Berdasarkan tinjauan kasus yang
sesuatu yang dapat mengakibatkan telah dilakukan, penulis akan membahas
kekurangan cairan contohnya mukosa bibir tentang kekurangan volume cairan pada An.
kering, ini disebabkan karena suhu tubuh R dengan gastroenteritis akut di ruang melati
dan kekurangan cairan. RSUD Ungaran yang mana masalah ini
Tindakan keperawatan yang keenam merupakan prioritas pertama yang penulis
adalah memonitor makanan/cairan yang dapatkan dari pengelolaan kasus pada Rabu,
dikonsumsi. Didapatkan data subjektif 23 Januari 2019 pukul 09.00 WIB dengan
keluarga pasien mengatakan pasien sudaah melalui beberapa tahapan proses
menghabiskan 3 botol dari pagi. keperawatan antara lain pengkajian,
Tindakan keperawatan yang ketujuh perumusan diagnosa, intervensi,
yaitu menjaga intake/asupan yang akurat implementasi hingga tahap evaluasi. Dari
dan catat output (pasien) dengan cara hasil pengkajian didapatkan data subjektif
menganjurkan makan dan minum sedikit ibu pasien mengatakan pasien muntah
tapi sering. Didapatkan data subjektif sebanyak 5 kali. Hasil pengkajian pada pasien
keluarga paasien mengatakan pasien ditemukan data subyektif bahwa Ibu pasien
muntah sebanyak 5 kali, keluarga pasien mengatakan pasien muntah sebanyak 5 kali,
mengatakan pasien BAB sebanyak 4 kali dan BAB sebanyak 4 kali.
dengan tekstur cair tidak terdapat ampas. Sedangkan data obyektif yang
Tindakan keperawatan yang terakhir didapatkan pasien mengalami BAB ±4
yaitu memonitor tanda-tanda vital. kali/hari @150cc dengan konsistensi feses
Didapatkan data objektif N 100x/menit, RR cair, pasien muntah ± 5 kali/hari @150cc,
20x/menit, S 36,8°C. mukosa bibir tampak kering, balance Cairan -

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 5


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
464,55 cc, dan keadaan umum pasien lemas. Tindakan keperawatan yang kedua
Dari hasil pengkajian tersebut pasien yaitu memonitor tanda dan gejala diare.
mengalami kekurangan volume cairan yang Pada data objektif didapatkan bahwa pasien
disebabkan karena gastrointeritis. masih diare dengan frekuensi 5x dengan
Kekurangan volume cairan adalah kondisi konsistensi cair tidak terdapat ampas. Diare
ketika individu mengalami atau berisiko yang tidak ditangani dengan segera bisa
mengalami dehidrasi vaskuler, interstisial, menimbulkan dehidrasi, dan dapat
atau intravaskuler. Menurut Syuibah dan mengakibatkan komplikasi lebih lanjut.
Ambarwati (2015) kekurangan volume cairan Dehidrasi merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan berat badan turun pada perlu perhatian khusus, salah satunya
bayi, ubun-ubun besar cekung, tonus dan dengan pemantauan tanda-tanda vital dan
turgor kulit berkurang, selaput lendir, mulut pengamatan yang terus menerus agar
dan bibir kering. menjauhkan dari resiko bahaya yang dapat
Dari diagnosa yang telah ditetapkan menimbulkan masalah pada pasien
dan setelah dilakukan tindakan keperawatan (Almisbah, 2008).
selama 2X24 jam kekurangan volume cairan Tindakan keperawatan yang ketiga
dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan adalah memberikan cairan intravena dengan
kriteria hasil : keseimbangan intake dan tepat, di dapatkan data terpasang infus RL 8
output dalam 24 jam dari skala 1 menjadi tpm. Menurut penulis memberikan cairan
skala 5. infus merupakan terapi penting yang harus
Tindakan keperawatan yang pertama diberikan pada pasien untuk mengetahui
adalah menganjurkan keluarga agar pasien kondisi pasien lemas, demam, dan
menghindari laktosa. Data subjektif yang kekurangan volume cairan. Menurut
didapatkan adalah keluarga pasien Hardisman (2015) cairan RL merupakan
mengatakan sudah mengerti tentang cairan isotonis yang paling mirip dengan
manfaat menghindari laktosa. Laktosa yang cairan ekstraseluler tubuh dan lebih aman
terkandung dalam susu dan makanan akan untuk digunakan.
dicerna oleh enzim laktase, suatu enzim yang Tindakan keperawatan yang
dihasilkan di brush border mukosa usus keempat yaitu menimbang berat badan.
halus. Bila ada kerusakan mukosa usus pada Data subjektif didapatkan keluarga pasien
serangan gastroenteritis, yang paling banyak mengatakan ada penurunan berat badan
ditemukan adalah gangguan pada enzim dari 10,5 Kg menjadi 9 Kg. Menimbang berat
laktase (defisiensi laktase sekunder). Hal ini badan bertujuan untuk mengetahui ada
menyebabkan intoleransi laktosa dan dapat tidaknya penurunan dan kenaikan berat
memicu diare (Aminah,Siti 2012). badan, sehingga pada penderita diare yang

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 6


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
mengalami kekurangan volume cairan perlu menghitung intake, output cairan melalui
dilakukan menimbang berat badan sebagai pencatatan di buku harian.
dasar perhitungan pengobatan dan untuk Tindakan keperawatan yang ketujuh
menilai perjalanan penyakit (Tamsuri & yaitu menjaga intake/asupan yang akurat
Anas, 2009). dan catat output (pasien) dengan cara
Tindakan keperawatan yang kelima menganjurkan makan dan minum sedikit
adalah memonitor status hidrasi (misal tapi sering. Didapatkan data subjektif
membran mukosa lembab, denyut nadi keluarga paasien mengatakan pasien
adekuat), dan didapatkan data pasien muntah sebanyak 5 kali, keluarga pasien
tampak lemas, bibir kering, dan pucat. mengatakan pasien BAB sebanyak 4 kali
Menurut penulis status hidrasi adalah dengan tekstur cair tidak terdapat ampas.
sesuatu yang dapat mengakibatkan Cairan merupakan komposisi terbesar dalam
kekurangan cairan contohnya mukosa bibir tubuh manusia. Cairan berperan dalam
kering, ini disebabkan karena suhu tubuh menjaga proses metabolisme dalam tubuh.
dan kekurangan cairan. Status hidrasi Untuk menjaga kelangsungan proses
merupakan salah satu tindakan yang dapat tersebut adalah keseimbangan cairan. Cairan
dilakukan perawat untuk memantau kondisi dalam tubuh normalnya adalah seimbang
pasien (Abdul, 2012) antara asupan (intake) dan haluaran
Tindakan keperawatan yang keenam (output). Jumlah asupan cairan harus sama
adalah memonitor makanan/cairan yang dengan jumlah cairan yang dikeluarkan dari
dikonsumsi. Didapatkan data subjektif tubuh. Kekurangan volume cairan sendiri
keluarga pasien mengatakan pasien sudaah terjadi akibat hilangnya cairan tubuh
menghabiskan 3 botol dari pagi. Dari hasil yanglebih cepat terjadi jika disatukan dengan
penelitian Purnamiasih, Nurhaeni, Chodidjah penurunan masukan cairan yang tidak
(2014) tentang aplikasi model adaptasi Roy adekuat (Pranata, 2013).
pada anak dengan gangguan keseimbangan Tindakan keperawatan yang terakhir
cairan menyatakan bahwa menghitung yaitu memonitor tanda-tanda vital.
intake dan output cairan serta menimbang Didapatkan data objektif N 100x/menit, RR
berat badan dilakukan untuk menyingkirkan 20x/menit, S 36,8°C. Monitor tanda-tanda
stimulus yaitu agar mencegah klien dari vital pasien yang merupakan cara yang cepat
terjadinya kekurangan atau kelebihan cairan dan efisien dalam memantau kondisi klien
yang dilakukan dengan menerapkan teknik atau mengidentifikasi masalah dan
family centered care yaitu dengan cara mengevaluasi respon terhadap intervensi
melibatkan keluarga untuk bekerjasama yang diberikan (Jones, 2008).

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 7


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
EVALUASI blications/110542-ID-none.pdf
Diakses pada tanggal 23 Juni 2019
Setelah dilakukan tindakan
pukul 21.00 WIB
keperawatan selama dua hari kekurangan
Danarti, D.(2010). Menjadi Orang Tua Pintar
volume cairan teratasi sebagian. Agar Anak Sukses. Yogyakarta:
Faktor penghambat yang Smart Medika.Azzahra, Ayu.
(2015). Gambaran Pengetahuan
menyebabkan masalah teratasi sebagian Sikap Dan Tindakan Masyarakat
adalah perawat terlalu tergesa-gesa dalam
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
melakukan asuhan keperawatan. Perawat (2017). Profil Kesehatan Jawa
kurang teliti dalam melakukan asuhan Tengah.
www.dinkesjatengprov.go.id/doku
keperawatan. Pasien kurang kooperatif pada men/profil_2017_fix.pdf. Diakses
saat dilakukan tindakan keperawatan pada 18 Februari 2019 pukul 19.10
WIB
sehingga membina hubungan saling percaya
terhadap pasien. Hulinggi, I, dkk.(2018). Hubungan Sikap
Perawat Dengan Stres Akibat
Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
SARAN Sekolah Di RSU Pancaran Kasih
Gmim Manado.
Masalah yang teratasi adalah https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
ansietas berhubungan dengan stressor. hp/jkp/article/viewFile/19479/1903
0 Diakses pada tanggal 14 Januari
Sedangkan masalah yang belum teratasi 2019 pukul 22:38
adalah kekurangan volume cairan
Istingadah.(2016).Analisis Asuhan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif Keperawatan Dengan Masalah
Keperawatan Kurang Volume
dan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
Cairan Pada Pasien Dengan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Gangguan Cairan Dan Elektrolit Di
Ruang Aster Rumah Sakit Prof.
faktor biologis. Sehingga penulis
Margono Soekarjo Purwokerto.
mendelegasikan masalah yang belum http://elib.stikesmuhgombong.ac.i
d/129/1/ISTINGADAH%20NIM.%20
teratasi ke perawat ruangan.
A31500852..pdf Diakses pada
tanggal 10 Mei 2019 pukul 20.00
DAFTAR PUSTAKA WIB
Abdul, A.(2012). Keseimbangan Cairan
(Hidrasi). Kementrian Kesehatan RI.(2017). Profil Keseh
http://staffnew.uny.ac.id/upload/1 atan Indonesia.https://www.googl
32319843/penelitian/hidrasi+bagi+ e.co.id./search?client=ucweb-
atlet.pdf Diunduh tanggal 18 Mei bokmark&q=depkes+ri+2016&oq=
2019 pukul 19.00 WIB. depkes+&aqs=mobile-gws-
lite.1.015, diakses pada tanggal 18
Aminah, Siti.(2012). Pengaruh Susu Bebas Febuari 2019 pukul 20.20 WIB.
Laktosa Terhadap Masa Perawatan
Pasien Anak Dengan Diare Akut Oktiawati, A, dkk.(2016). Keperawatan
Dehidrasi Tidak Berat Pediatrik. Jakarta : CV Trans
https://media.neliti.com/media/pu Info Media

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 8


Di Ruang Melati Rsud Ungaran
Pranata, A.E. (2013). Manajemen Cairan& Keseimbangan Cairan & Elektrolit:
Elektrolit. Yogyakarta: Nuha Jakarta: EGC
Medika.
Utami, R.S, Wulandari, D.(2015). Studi Kasus
Purnamiasih, Desak Putu Kristian, Nani : Asuhan Kerawatan Pada Anak
Nurhaeni, dan Siti Dengan Gastrointestinal Dehidarsi
Chodidjah.(2013). Aplikasi Model sedang.
Adaptasi Roy Pada Anak Dengan http://journal.ijmsbm.org/index.ph
Gangguan Keseimbangan Cairan. p/ijms/article/view/20, diakses
http://jurnal.lib- pada tanggal 25 april 2019 pukul
akperngestiwaluyo.ac.id/ojs/index. 21.10 WIB.
php/roy/article/viewFile/10/10,
pada 21 Mei 2019 pukul 10.23 WIB. Wedayanti, DPK.(2017). PBL
GASTROENTERITIS AKUT.
U Syuibah, Ambarwati.(2015). Pemenuhan https://simdos.unud.ac.id/uploads
Kebutuhan Cairan Pada Anak A. /file_penelitian_1_dir/6534992ca7
Dengan Gastroentritis Di Ruang 33a93f253e189f1c466fb3.pdf
Bougenville 3 Rumah Sakit Umum diakses pada tanggal 29 Januari
Daerah Kudus. 2019 pukul 18:10 WIB
http://jurnal.akperkridahusada.ac.i
d/index.php/jpk/article/view/8 Wulandari, D & Meira Erawati.(2016). Buku
diakses pada tanggal 20 Maret Ajar Keperawatan Anak.
2019 pukul 10.00 WIB Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tamsuri, & Anas.(2009). Seri Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan

Pengelolaan Kekurangan Volume Cairan Pada An.R Dengan Gastroenteritis Akut 9


Di Ruang Melati Rsud Ungaran

Anda mungkin juga menyukai