Bahan Ajar Konsep PTK PDF
Bahan Ajar Konsep PTK PDF
Oleh
Fachri Rahman
Penelitian pembelajaran
Anda pasti pernah melakukan peneltian, setidaknya ketika Anda
menyelesaikan tugas akhir pada jenjang pendidikan tertentu seperti mkalah,
sekripsi, tesis, disertasi dan sejenisnya. Apakah Anda masih ingat jenis penelitian
apa yang Anda lakukan? Apakah eksperimental, korelasional, studi kasus,
biographik, penelitian tindakan, phenomenologis atau ethnographik? Apapun jenis
penelitian yang Anda lakukan, kita sepakat bahwa penelitian dilakukan untuk
menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah secara logis, empiris dan
sistematis. Jawaban atau solusi sebagai hasil dari penelitian tersebut bersifat ilmiah.
Ketika Anda sudah bertugas sebagai guru, apakah Anda juga melakukan
penelitian? Salut bagi Anda yang melakukannya. Anda termasuk guru yang
menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah. Itu adalah salah satu
indikator bahwa Anda adalah guru professional.
Pada bagian sebelumnya kita telah mendiskusikan masalah dalam
pembelajaran. Ketika kita melakukan refleksi ternyata begitu banyak masalah yang
kita hadapi. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika menyadari adanya masalah?
Tentu saja kita harus menyelesaikannya. Salah satu metode untuk
menyelesaikannya adalah dengan melakukan penelitian.
Penelitian Tindakan
Salah satu penelitian yang disarankan bagi guru adalah clasroom action
research (CAR). Jenis penelitian tersebut di Indoneia disebut Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Melalui penelitian ini guru melakukan telaah terhadap masalah yang
ditemui dalam proses pembelajaran, menentukan alternative solusi, kemudian
melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara berulang-ulang
(siklus). Penelitian ini disarankan bagi guru karena bermanfaat secara langsung
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan tidak terlalu mengganggu tugas sehari-
hari karena dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu jenis penelitian. Sebagian
ahli mengelompokkannya pada tarap paradigma, sebagian lagi
mengelompokkannya pada tarap metode penelitian. Perbedaan pandangan
tersebut disebabkan karena cara pandang dan praktek yang berbeda.
Induk dari PTK adalah penelitian tindakan (action research). Jenis penelitian ini
menggunakan paradigma kritikal yang menganut prinsip bahwa segala sesuatu
harus diperbaiki. Dengan prinsip tersebut maka sebuah penelitian bukan sekedar
untuk mendeskripsikan (menjelasakan) sebuah fenomena masalah, melainkan untuk
mengubah atau memperbaiki.
Istilah action research pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang
ahli psikologi sosial Amerika pada tahun 1944. Paradigam ini digagas Lewin sebagai
sebuah antitesis terhadap metode experimen dalam penelitian sosial. Sejak lahirnya
filsafat positivisme metode experimen telah menjadi metode yang kokoh dan objektif.
Melalui metode tersebut ilmu alam (natural science) telah berkembang sangat pesat
dan mencapai kejayaannya dalam bentuk peraadaban teknologi moderen. Namun
menurut Lewin, penelitian experimen tidak memadai untuk penelitian sosial. Metode
experimen hanya malahirkan penjelasan, sedangkan kehidupan sosial memerlukan
perubahan. Yang diperlukan dari sebuah penelitian sosial bukanlah hanya sebuah
penjelasan fenomena melainkan memahami efek tindakan nyata untuk mengubah
kedaan.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut Lewin mencoba menggabungkan metode
experimen dengan metode etnografik, reflektif dan tindakan sosial sehingga menjadi
metode aksi yang bertujuan untuk mengubah keadaan (Kemmis, 1980). Pat Sikes
menggambarkannya dengan bahasa yang sederhana sebagai berikut: Action
research integrates research and action (Penelitian tindakan menggabungkan
penelitian dengan tindakan) (Sikes, 2006). Gagasan Lewin tersebut menurut Smith
M. paralel dengan pendekatan problem solving yang dicetuskan oleh John Dewey.
Ia menggagas prinsip bahwa solusi harus lahir dari pengalaman praktis (Smith M. ).
Prinsip experimen yang diadopsi adalah dalam hal uji coba. Namun yang diuji
coba bukan tindakan yang dikontrol (diisolasi) secara laboratoris melainkan aksi
sosial (tindakan) sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah pada seting
alamiah sosialnya. Dalam metode experimen pembuktian keampuhan sebuah terapi
dalakukan dengan cara membandingaknnya dengan terapi lain dalam seting
yangsama, sedangkan dalam penelitian tindakan pengujian sebuah terapi dilakkan
dalam bentuk pengulangan dalam seting alamiah.
Sebagai sebuah metode ilmiah penelitian tindakan pada dasarnya memiliki
prosedur umum yang sama dengan metode penelitian lainnya yaitu perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data dan penyimpulan. Pada penelitian lain
prosedur tersebut dilakukan hanya satu kali, namun dalam peneltian tindakan
dilakukan berulang hingga terlihat dampaknya secara signifikan.
Kemmis menggarisbawahi dua hal yang menurut Lewin membedakan antara
penelitian tindakan dengan penelitian lain. Pertama, penjelasan mengenai
perubahan sosial dibangun dari observasi terhadap aksi sosial (tindakan) yang
dilakukan pada konteks nyata dan berkelanjutan. Konteks manfaat dari pengetahuan
bukan menerapkan pengetahuan kedalam masalah sosial tetapi pengetahuan
terapan dibangun berdasarkan observasi terhadap konteks lapangan. Kedua
penelitian tindakan menganut prinsip pemberdayaan (socisl empowerment) dan
demokrasi. Partisipan (yang meneliti dan subjek yang diteliti) terlibat secara
langsung dalam setiap tahapan penelitian untuk memberikan kintribusi perubahan
dalam posisi kesetaraan.
Untuk memahami lebih dalam mengenai penelitian tindakan mari kita lihat
beberapa definisi berikut.
1. Menurut Pine (Pine G. , 2009) penelitian tindakan adalah sebuah
paradigma, bukan sebuah metode. Sebagai sebuah paradigma, penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah kerangka konseptual, sosial, filosofis
dan cultural untuk melakukan penelitian yang dapat merangkul keragaman
metode peneltian.
2. Menurut McCutcheon and Jung (Masters, 1995) penelitian tindakan adalah
upaya sistematik yang dilakukan peneliti dan partisipan secara kolektif,
kolaboratif dan self-kritikal.
3. Kemmis and McTaggert (Masters, ibid) menjelaskan bahwa penelitian
tindakan adalah sebuah bentuk penelitian kolektif dan reflektif yang
dilaksanakan oleh partisipan dalam seting sosial bertujuan untuk
meningkatkan mutu praktik. Selain itu penelitian tindakan bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman megenai praktek yang dia lakukan.
4. Menurut Stephen Kemmis (1983), PTK adalah suatu bentuk kegiatan
penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilaku-kan oleh peserta
kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial
atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka
terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu
dilaksanakan (David Hopkins, 1993: 44).
5. Secara khusus John Elliot (Masters, Ibid) merumuskan definisi Penelitian
Tindakan pendidikan sebagai berikut. Action research is the process
through which teachers collaborate in evaluating their practice jointly; raise
awareness of their personal theory; articulate a shared conception of
values; try out new strategies to render the values expressed in their
practice more consistent with educational values they espouse; record their
work in a form which is readily available to and understandable by other
teachers; and thus develop a shared theory of teaching by research
practice.” Definisi diatas menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah
sebuah proses dimana guru berkolaborasi memaknai tindakan yang mereka
lakukan, menyepakati apa yang menjadi measalah dan ingin diselesaikan,
kemudian membangkitkan kesadaran setiap orang yang berada di
lingkungan untuk mencoba menerapkan strategi dalam bentuk tindakan
yang akan mereka laksanakan secara konsisten, mencatat apa yang terjadi
sebagai dampak dari tindakan dalam bentuk laporan yang dapat dipahami
oleh guru lain.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut Zuber-Skerrit (Masters, ibid)
menyimpulkan bahwa penelitian tindakan memiliki empat ciri pokok. Pertama
adanya pemberdayaan (empowerment) dari para partisipan; kedua terjadinya
kolaborasi antara para prtisipan, ketiga terjadi akuisisi (penguasaan pengetahuan)
dan keempat terjadi perubahan sosial. Dalam proses tersebut peneliti bertindak
berulang dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 fase utama yaitu planning
(perencanaan), acting (tindakan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi).
PTK bukan kegiatan spontan PTK adalah kegiatan sistematik yang melibatkan rekan
untuk menyelesaikan masalah sejawat atau kolega lain untuk mengumpulkan data
pembelajaran reflektif.
PTK bukan sekedar upaya PTK didorong oleh keinginan memahami masalah yang
pemecahan masalah seperti terjadi dan menyelesaikannya melalui tindakan,
mengobati penyakit agar lekas kemudian menjelaskan apa yang terjadi sebagai
sembuh. dampak dari tindakan yang dilakukan. PTK adalah
laiknya seorang yang memahami kondisi kesehatannya
dan senantiasa melakukan tindakan meningkatkan
imunitas tubuh agar mutu kesehatan meningkat.
PTK bukan penelitian yang PTK adalah penelitian yang dilakukan beberapa orang
objeknya orang/manusia. guru untuk menolong dirinya dalam meningkatkan mutu
kerjasama dan mutu pembelajaran. Peneliti dan
partisipan berperan secara otonom dan bertanggung
jawab untuk memberi kontribusi terhadap perubahan.
Karena PTK bersifat partisipatif dan kolaboratif maka
PTK tidak mengenal objek penelitian, melainkan subjek
penelitian.
PTK bukan penerapan metode PTK bertujuan untuk mengubah perilaku para peneliti
ilmiah dalam pembelajaran, dan partisipan dan meningkatkan mutu secara
bukan sekedar pengujian sistematis dalam situasi alamiahnya.
hipotesis dan bukan sekedar
mengumpulkan dan
menginterpretasi data untuk
membuat kesimpulan.
Dilakukan oleh orang luar, Dilakukan oleh guru bersama teman sejawat, tidak
sampel representatif, instrumen perlu sampel, instrumen bersifat fleksibel dan adaptif,
harus valid, menuntut idak selalu perlu analisis statistik yang rumit, hipotesis
penggunaan analisis statistik berupa tindakan yang bersifat nyata dan fleksibel,
inferensial, mempersyaratkan memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung,
hipotesis, mengembangkan hasil penelitian bersifat spesifik dan kontekstual
teori/konsep baru, hasil
penelitian bersifat general
Kesan apa yang Anda tangkap dari table di atas? Apakah Anda dapat
menangkap perbedaan antara PTK dan bukan PTK? Mari kita garis bawahi
beberapa hal penting berikut.
1. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memahami praktek
pembelajaran yang dilakukannya dan untuk mengubah kondisi yang ada.
2. PTK dilakukan secara kolaboratif dimana guru, peserta didik dan kolaborator
memiliki peran sebagai agen perubahan.
3. PTK dilakukan sera reflektif, dimana para pelaku selalu bercermin pada
pengalaman yang lalu untuk mengubah situasi menjadi lebih baik.
4. PTK adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh dari sumber beragam,
diinterpretasi bukan untuk digeneralisasi menjadi kesimpulan melainkan
dijadikan bahan untuk refleksi dan menyusun strategi perubahan.
Prinsip PTK
PTK tidak seperti penelitian lain yang membutuhkan waktu dan persiapan
khusus. Ketika seorang guru melakukan PTK maka sesungguhnya guru melakukan
pekerjaannya sehari-hari secara alamiah yaitu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Hanya saja ketika dibarengi dengan melakukan
penelitian guru menambah kegiatan mengamati, mencatat, menelaah dan
melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Selain itu agar terdokumentasikan
dengan baik maka hasil telaah tersebut dituliskan dalam bentuk laporan.
Penelitian tindakan kelas bagi guru tidak lepas dari prinsip-prinsip ilmiah
seperti dalam penelitian lainnya, akan tetapi penelitian tindakan kelas ini memiliki
karakteristik tersendiri, diantaranya sebagai berikut.
1. Kegiatan yang dilakukan pengamatan atau penelitian adalah kegiatan nyata
dalam situasi rutin belajar mengajar alamiah.
2. Sikap terbuka dari pendidik untuk mengubah praktek pembelajaran.
3. Adanya kolaborasi antara guru atau dengan lainnya sehingga terbangun
budaya akademis yang memungkinkan sikap saling menerima dan memberi
informasi terkait dengan perkembangan pendidikan.
4. Dilakukan secara empiris dan sistematik untuk mengetahui kondisi riil yang
terjadi di kelas.
5. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus dan setiap siklus
terdiri dari beberapa pertemuan/tatap muka. Banyak sedikitnya jumlah siklus
dalam PTK sangat bergantung pada besaran materi pelajaran pada setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta ketersediaan waktu. Dalam
satu kali penelitian, minimal terdiri dari 2 siklus dan setiap siklusnya 2 kali
tatap muka jadi total pertemuan siklus 1 dan 2 sebanyak 4 kali pertemuan.
Akan tetapi menurut kebiasaan yang umum terdiri dari minimal 2 siklus dan
setiap siklusnya 3 kali pertemuan sehingga jumlah pertemuan pada siklus 1
dan 2 sebanyak 6 kali pertemuan.
6. Masalah yang diangkat harus jelas dan specific sehingga mudah diukur.
7. Rancangan penelitian manageable yaitu proses pelaksanaan penelitian dapat
dikelola dan dilaksanakan secara baik dengan tidak mengurangi inti dari
proses pembelajaran tersebut.
8. Materi dan proses penlitian harus acceptable, dapat diterima atau disepakati
semua pihak.
9. Masalah yang diteliti harus realistic, yaitu mudah dijangkau oleh peneliti dan
memungkinkan untuk dilakukan penelitian
10. Pelaksanaan penelitian harus timebound, yaitu berada dalam kurun waktu
tertentu sesuai jadual yang memungkinkan dilakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Burns, A. (1999). Collaboratif AR for English Teacher . Cambridge: Cambridge University
Press.
Flare. (2015). ida Literacy and Reading Exelence Profesional paper Action Reseacrh.
Retrieved April 23, 2015, from University of Cenral Florida: http://flare.ucf.edu
Kardi, S. (2000). Penelitian TIndakan Kelas: Kumpulan Makalah Teori Pembelajaran MIPA.
Surabaya: Universitas negeri Surabaya.
Kemmis, S. (1980). Action Research in Retrospect and Prospect. Anual Meeting of the
Australian Ascociation for Research in Education (p. 3). Sydney: ERIC.
Koshy, V. (2005). Action Research for Improving Practice. London: Paul Chapman
Publisher.
Masters, J. (1995). The History Of Action Research. Hughes Action Research Electric
Reader, 3.
Nunan, D. (1992). Research Methods in Language Learning. Cambridge: Cambridge
University Press.
Pine, G. (2009). Teacher Action Research. California: Sage Publication.
Pine, G. G. (2009). Teacher Action Research. California: Sage Publication.
Sikes, P. (2006). Action Research: A Methodology for Change and Development. London:
Open University Press.
Smith, M. K. (2001, Juni). Infed. Retrieved April 28, 2015, from Kurt Lewin: Group
Experiment Learning and Action Research: http://infed.org/mobi/kurt-lewin-groups-
experiential-learning-and-action-research/
Smith, M. (n.d.). Kurt Lewin. Retrieved April 28, 2015, from Experimental Learning and
Action Research: http://infed.org/mobi/kurt-lewin-group-experimental-learning-and-
action-research/