Babak 1
Andi: (Menarik ujung baju Bu Mita) "Mama ngapain? Mama mau ke mana?"
Bu Mita: (Menunduk, melihat ke arah Andi) "Mama mau kerja, Sayang. Kamu jangan
nakal ya sama Papa."
Andi: (Kebingungan)
Bu Mita: (Menatap sedih ke Andi) "Inget ya Dek, jangan nakal sama Papa."
Andi: "Mama kapan pulangnya?"
Bu Mita: (Muram) "Secepatnya ya, Mama janji sama Andi." (Mengulurkan jari
kelingkingnya)
Andi: (Mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Bu Mita) (Tersenyum)
Bu Mita: (Bangkit berdiri lalu merapikan pakaiannya kembali)
Pak Anand memasuki kamar lalu melihat ke arah istrinya.
Pak Anand: (Memegang bahu Bu Mita) "Semangat ya, Bu Dokter!"
Bu Mita: (Menoleh, tersenyum ke Pak Anand) "Makasih ya Pa. Papa juga semangat ya
ngurus rumah selama Mama ga sama kalian."
Pak Anand: (Menggendong Andi) (Dengan suara semangat) "Jangan khawatir, Bu
Dokter! Kita bakal baik-baik aja di rumah! Janji!"
Andi: (Tersenyum lebar) "Iya Mama! Kan kita berdua jagoannya Mama!"
Bu Mita: (Dengan mata berkaca) "Iya, kalian jagoan Mama, jadi kalian harus baik-baik
aja ya!"
Bu Mita: (Menarik Andi dari gendongan Pak Anand) "Ayo anterin Mama ke depan ya
Sayang."
Andi: (Mengangguk semangat)
Bu Mita: (Menciumi pipi Andi sambil menangis pelan)
Pak Anand: (Merangkul Bu Mita lalu mencium pelipisnya) "Semangat ya Sayang, ga
usah khawatirin kita, aku bakal ngurus semuanya."
Bu Mita: (Tersenyum tipis)
Sesampainya di teras rumah, Bu Mita menurunkan Andi dari gendongannya.
Pak Anand: "Ma, mau dianterin ga?"
Bu Mita: "Ga usah Pa, aku dijemput temanku kok." (Menelpon temannya)
Bu Mita: (Memeluk Andi) "Nak, baik-baik ya, jangan main di luar dulu untuk
beberapa hari, nanti ditangkap monster corona!"
Andi: (Mengusap punggung Bu Mita) "Iya Mama, Mama juga ga boleh nakal ya!"
Bu Mita: (Melepas pelukannya) "Iya, anak Mama yang ganteng!" (Mencium pipi Andi
lama)
Pak Anand: (Melihat ke arah istri dan anaknya dengan haru) "Ayo family hug dulu!"
Bu Mita: (Berdiri sambil menggendong Andi) "Family hug!" (Memeluk Pak Anand
dan Andi)
Daniel: (Membuka jendela mobil) "Ayo Kak! Iri nih aku lihat kalian kayak gitu!"
Bu Mita: (Melepas pelukannya) "Ah kamu ini!" (Ke Daniel)
Bu Mita menyalim tangan Pak Anand lalu berjalan memasuki mobil Daniel.
Daniel: "Bang, kita pergi dulu ya, jagain Andi baik-baik lho!" (Melambaikan tangan)
Pak Anand: (Tersenyum sambil melambaikan tangan) "Iya, tenang aja kamu!"
Daniel: "Andi, kalau Papa nakal bilang ke Om ya!"
Andi: (Melambai ke Daniel lalu mengangguk)
Bu Mita: "Udah, ayo buruan!" (Menepuk lengan Daniel)
Babak 2
Bu Mita: (Menatap kaget APD yang di tangannya) "Banyak banget ya Tin perangkat
tempur kita!"
Tini: "Iya Bu! Corona ini bahaya banget, cepet banget nularnya!"
Bu Mita: "Iya, Saya juga sempat panik pas tau udah sampe ke Indonesia!" (Membuka
pembungkus APD-nya)
Tini: (Memakai APD) "Kita ga boleh panik Bu. Kalau kita panik, nanti yang
menenangkan pasien siapa dong?"
Bu Mita: "Iya Tin, Saya itu panik karena ada anak kecil di rumah, takut pulang."
Tini: "Saya takut diusir dari kos-an Bu!"
Bu Mita: "Iya juga ya, kan ada berita gitu ya? Sedih sih yang gituan Tin, masa nih kita
udah capek-capek berjuang di rumah sakit, eh sampe kos-an diusir!" (Dengan raut
muka sebal)
Tini: "Iya Bu, terlalu parnoan, jadi gitu deh Bu."
Bu Mita: "Saya nih kayaknya nginap di hotel aja deh, kasihan Andi, takutnya
Saya carrier terus Andi masih kecil, imunnya rendah."
Tini: (Menghela napas) "Iya Bu, kita harus jaga kesehatan makanya nih."
Bu Mita: (Selesai memakai APD-nya) "Ayo Tin, kita berjuang sama-sama!"
Tini: "Ayo Bu, jangan lupa, kalo APD-nya udah dilepas langsung dibuang ya Bu!"
Bu Mita: "Iya, Tini cantik!"
Babak 3
Di lobi Rumah Sakit, Bu Mita berjumpa dengan beberapa petugas kesehatan yang
memakai jas hujan. Salah satunya adalah Bu Nanda.
Bu Mita: (Menatap Bu Nanda heran) "Lho Nan, kamu kok ga pakai APD?"
Bu Nanda: "Ga cukup Mit."
Bu Mita: "Astaga, kamu jaga-jaga ya Nan." (Raut wajah khawatir ke Bu Nanda)
Bu Nanda: "Iya, kamu juga ya Mit."
Bu Mita: (Mengangguk)
Bu Mita: "Ayo Dokter Nanda, itu ada pasien baru!" (Berlari menuju ambulan)
Bu Nanda: (Ikut berlari)
Bu Mita dan Bu Nanda membawa pasien ke ruang isolasi bersama beberapa perawat di
belakang mereka.
Babak 4
Hari sudah malam. Namun beberapa petugas kesehatan justru masih sibuk berlalu
lalang. Begitu pun Bu Mita yang sedang memeriksa salah satu PDP.
Pasien 1: (Raut wajah sedih) "Bu Dokter, apa Saya bakal meninggal karena penyakit
ini?"
Bu Mita: (Sedikit merasa kaget) "Ga usah khawatir ya Mbak, seluruh dokter
mengerahkan tenaganya biar semua pasien bisa sembuh."
Pasien 1: (Memelas) "Bantu Saya biar sembuh ya Dok, anak saya masih kecil banget,
untungnya dia negatif."
Bu Mita: (Tersenyum tipis) "Iya Mbak, Saya usahain yang terbaik ya."
Babak 5
Setelah memeriksa semua pasien di ruangan itu, Bu Mita segera keluar menuju ruang
ganti. Dia harus segera mengganti APD-nya karena akan pergi ke ruang isolasi lain.
Babak 6
Di ruang isolasi yang baru dimasuki Bu Mita, dia menemukan banyak anak muda yang
tergolong PDP.
Babak 7
Setelah dari ruang isolasi, Bu Mita terduduk di ruang ganti. Kepalanya tertunduk,
tangannya memeluk lutut.
Babak 8
Setelah berjuang keras di rumah sakit, sekarang Bu Mita sudah berada di salah satu
kamar hotel yang dekat sekali dengan rumah sakit tempatnya bekerja.
Bu Mita dan Pak Anand merasa kaget karena anak kecil mereka sudah pandai protes
dengan kalimat seperti itu.
Bu Mita: "Enggak Andi, bukan kayak gitu maksud Mama, tapi orang-orang di sini
lebih butuh Mama sekarang."
Pak Anand: (Menatap Andi lekat-lekat) "Andi kan udah gede, harusnya Andi udah
mengerti kondisi Mama sekarang. Andi kan udah kelas satu SD, masa mau dilihat
cengeng sama Mama?" (Mencoba menenangkan Andi)
Andi: (Mengusap air matanya) "Iya, Andi udah kelas satu SD"
Bu Mita: (Tersenyum lega) "Iya Dek, udah besar ya, Sayang..."
Andi: (Tersenyum tipis) "Maaf ya Mama karena Andi cengeng. Andi juga minta maaf
karena udah marah-marah sama Mama."
Bu Mita dan Pak Anand sama-sama tersenyum melihat Andi yang sudah mulai
mengerti keadaan.
Andi: (Tersenyum lebar) "Mama jaga kesehatan ya Ma! Hati-hati, awas kena tangkap
monster corona!"
Bu Mita: (Tertawa kecil) "Iya Sayang, Andi juga jaga kesehatan ya, jangan malas
makan!"
Pak Anand: "Papa ga disuruh jaga kesehatan?"
Bu Mita dan Andi: (Serentak) "Iya Papa, Papa juga jaga kesehatan yaa!"
Pak Anand, Bu Mita, dan Andi: (Tertawa bersama)
Banyak tenaga medis yang berjuang, bahkan meninggal di tengah jalan. Sebagian
karena kelelahan, sebagian lagi karena terinfeksi. Banyak mereka yang
mengorbankan waktu, dan rela tidak bertemu orang-orang terkasih demi membantu
orang-orang yang tak mereka kenal. Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk
membantu mereka adalah tetap di rumah dan menjaga kesehatan. Semoga
pandemi corona segera selesai dan tidak memakan banyak korban jiwa lagi.
Selesai.
Identifikasi Struktur dalam Sebuah Drama
Prolog:
Berita tentang virus Covid-19 sudah merajai seluruh negara, begitupun Indonesia.
Banyak akibat dari virus ini, yang paling terpengaruh adalah para anggota medis
yang menjadi prajurit perang kali ini. Perang melawan virus dari Negeri China ini
membuat mereka benar-benar dijauhkan dengan orang-orang terkasih. Hal yang
sama terjadi di keluarga Bu Mita, dia harus berjuang di rumah sakit menyelamatkan
para pasien yang terinfeksi, sedangkan suaminya harus berjuang mengurus segalanya
sendirian.
Dialog:
Orientasi:
Babak 1
Andi: (Menarik ujung baju Bu Mita) "Mama ngapain? Mama mau ke mana?"
Bu Mita: (Menunduk, melihat ke arah Andi) "Mama mau kerja, Sayang. Kamu jangan
nakal ya sama Papa."
Andi: (Kebingungan)
Bu Mita: (Menatap sedih ke Andi) "Inget ya Dek, jangan nakal sama Papa."
Andi: "Mama kapan pulangnya?"
Bu Mita: (Muram) "Secepatnya ya, Mama janji sama Andi." (Mengulurkan jari
kelingkingnya)
Andi: (Mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Bu Mita) (Tersenyum)
Bu Mita: (Bangkit berdiri lalu merapikan pakaiannya kembali)
Bu Mita: (Menarik Andi dari gendongan Pak Anand) "Ayo anterin Mama ke depan ya
Sayang."
Bu Mita: "Oh, udah di simpang ya? Aku jalan aja apa gimana nih? Mobilmu warna apa
Dan?"
Pak Anand: (Berjalan ke luar gerbang sambil melihat sekitar)
Bu Mita: "Oh, ya udah buruan deh ya." (Mematikan sambungan telepon)
Pak Anand: (Memekik) "Maaa itu temenmu udah sampe!"
Bu Mita: (Berjalan cepat menarik kopernya) "Eh iya Pa!"
Bu Mita: (Memeluk Andi) "Nak, baik-baik ya, jangan main di luar dulu untuk
beberapa hari, nanti ditangkap monster corona!"
Andi: (Mengusap punggung Bu Mita) "Iya Mama, Mama juga ga boleh nakal ya!"
Bu Mita: (Melepas pelukannya) "Iya, anak Mama yang ganteng!" (Mencium pipi Andi
lama)
Pak Anand: (Melihat ke arah istri dan anaknya dengan haru) "Ayo family hug dulu!"
Bu Mita: (Berdiri sambil menggendong Andi) "Family hug!" (Memeluk Pak Anand
dan Andi)
Daniel: (Membuka jendela mobil) "Ayo Kak! Iri nih aku lihat kalian kayak gitu!"
Bu Mita: (Melepas pelukannya) "Ah kamu ini!" (Ke Daniel)
Bu Mita menyalim tangan Pak Anand lalu berjalan memasuki mobil Daniel.
Daniel: "Bang, kita pergi dulu ya, jagain Andi baik-baik lho!" (Melambaikan tangan)
Pak Anand: (Tersenyum sambil melambaikan tangan) "Iya, tenang aja kamu!"
Daniel: "Andi, kalau Papa nakal bilang ke Om ya!"
Andi: (Melambai ke Daniel lalu mengangguk)
Bu Mita: "Udah, ayo buruan!" (Menepuk lengan Daniel)
Konflik:
Babak 2
Bu Mita: (Menatap kaget APD yang di tangannya) "Banyak banget ya Tin perangkat
tempur kita!"
Tini: "Iya Bu! Corona ini bahaya banget, cepet banget nularnya!"
Bu Mita: "Iya, Saya juga sempat panik pas tau udah sampe ke Indonesia!" (Membuka
pembungkus APD-nya)
Tini: (Memakai APD) "Kita ga boleh panik Bu. Kalau kita panik, nanti yang
menenangkan pasien siapa dong?"
Bu Mita: "Iya Tin, Saya itu panik karena ada anak kecil di rumah, takut pulang."
Tini: "Saya takut diusir dari kos-an Bu!"
Bu Mita: "Iya juga ya, kan ada berita gitu ya? Sedih sih yang gituan Tin, masa nih kita
udah capek-capek berjuang di rumah sakit, eh sampe kos-an diusir!" (Dengan raut
muka sebal)
Tini: "Iya Bu, terlalu parnoan, jadi gitu deh Bu."
Bu Mita: "Saya nih kayaknya nginap di hotel aja deh, kasihan Andi, takutnya
Saya carrier terus Andi masih kecil, imunnya rendah."
Tini: (Menghela napas) "Iya Bu, kita harus jaga kesehatan makanya nih."
Bu Mita: (Selesai memakai APD-nya) "Ayo Tin, kita berjuang sama-sama!"
Tini: "Ayo Bu, jangan lupa, kalo APD-nya udah dilepas langsung dibuang ya Bu!"
Bu Mita: "Iya, Tini cantik!"
Babak 3
Di lobi Rumah Sakit, Bu Mita berjumpa dengan beberapa petugas kesehatan yang
memakai jas hujan. Salah satunya adalah Bu Nanda.
Bu Mita: (Menatap Bu Nanda heran) "Lho Nan, kamu kok ga pakai APD?"
Bu Nanda: "Ga cukup Mit."
Bu Mita: "Astaga, kamu jaga-jaga ya Nan." (Raut wajah khawatir ke Bu Nanda)
Bu Nanda: "Iya, kamu juga ya Mit."
Bu Mita: (Mengangguk)
(Bunyi sirine ambulan terdengar)
Bu Mita: "Ayo Dokter Nanda, itu ada pasien baru!" (Berlari menuju ambulan)
Bu Nanda: (Ikut berlari)
Bu Mita dan Bu Nanda membawa pasien ke ruang isolasi bersama beberapa perawat di
belakang mereka.
Babak 4
Hari sudah malam. Namun beberapa petugas kesehatan justru masih sibuk berlalu
lalang. Begitu pun Bu Mita yang sedang memeriksa salah satu PDP.
Pasien 1: (Raut wajah sedih) "Bu Dokter, apa Saya bakal meninggal karena penyakit
ini?"
Bu Mita: (Sedikit merasa kaget) "Ga usah khawatir ya Mbak, seluruh dokter
mengerahkan tenaganya biar semua pasien bisa sembuh."
Pasien 1: (Memelas) "Bantu Saya biar sembuh ya Dok, anak saya masih kecil banget,
untungnya dia negatif."
Bu Mita: (Tersenyum tipis) "Iya Mbak, Saya usahain yang terbaik ya."
Babak 5
Setelah memeriksa semua pasien di ruangan itu, Bu Mita segera keluar menuju ruang
ganti. Dia harus segera mengganti APD-nya karena akan pergi ke ruang isolasi lain.
Babak 6
Di ruang isolasi yang baru dimasuki Bu Mita, dia menemukan banyak anak muda yang
tergolong PDP.
Bu Mita merasa bahwa pandemi ini bisa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan
yang jauh. Namun yang terjadi padanya adalah sebaliknya, dia dijauhkan dengan anak
dan suaminya.
Resolusi:
Babak 7
Setelah dari ruang isolasi, Bu Mita terduduk di ruang ganti. Kepalanya tertunduk,
tangannya memeluk lutut.
Tini: "Sekarang kalau Saya pulang ke desa, Saya bawa kecemasan sama rasa bersalah
Saya. Takutnya Saya carrier terus Ibu sama Bapak Saya ketularan, padahal imun
mereka tidak sekuat imun Saya."
Bu Mita: (Mengangguk mengerti) "Iya sih Tin, Saya juga berat banget mau pulang.
Bahkan ya, pas masa pandemi begini, mau nelpon anak aja gak sempat."
Tini: "Jangankan nelpon Bu, mau makan aja susah."
Bu Mita: (Mengangguk setuju)
Babak 8
Setelah berjuang keras di rumah sakit, sekarang Bu Mita sudah berada di salah satu
kamar hotel yang dekat sekali dengan rumah sakit tempatnya bekerja.
Bu Mita dan Pak Anand merasa kaget karena anak kecil mereka sudah pandai protes
dengan kalimat seperti itu.
Bu Mita: "Enggak Andi, bukan kayak gitu maksud Mama, tapi orang-orang di sini
lebih butuh Mama sekarang."
Pak Anand: (Menatap Andi lekat-lekat) "Andi kan udah gede, harusnya Andi udah
mengerti kondisi Mama sekarang. Andi kan udah kelas satu SD, masa mau dilihat
cengeng sama Mama?" (Mencoba menenangkan Andi)
Andi: (Mengusap air matanya) "Iya, Andi udah kelas satu SD"
Bu Mita dan Pak Anand sama-sama tersenyum melihat Andi yang sudah mulai
mengerti keadaan.
Andi: (Tersenyum lebar) "Mama jaga kesehatan ya Ma! Hati-hati, awas kena tangkap
monster corona!"
Bu Mita: (Tertawa kecil) "Iya Sayang, Andi juga jaga kesehatan ya, jangan malas
makan!"
Pak Anand: "Papa ga disuruh jaga kesehatan?"
Bu Mita dan Andi: (Serentak) "Iya Papa, Papa juga jaga kesehatan yaa!"
Pak Anand, Bu Mita, dan Andi: (Tertawa bersama)
Epilog:
Banyak tenaga medis yang berjuang, bahkan meninggal di tengah jalan. Sebagian
karena kelelahan, sebagian lagi karena terinfeksi. Banyak mereka yang
mengorbankan waktu, dan rela tidak bertemu orang-orang terkasih demi membantu
orang-orang yang tak mereka kenal. Satu-satunya yang bisa kita lakukan untuk
membantu mereka adalah tetap di rumah dan menjaga kesehatan. Semoga
pandemi corona segera selesai dan tidak memakan banyak korban jiwa lagi.
Selesai.
- Bu Mita menyalim tangan Pak Anand lalu berjalan memasuki mobil Daniel.
- Andi: (Melambai ke Daniel lalu mengangguk)
- Setelah berjuang keras di rumah sakit, sekarang Bu Mita sudah berada di salah
satu kamar hotel yang dekat sekali dengan rumah sakit tempatnya bekerja.
- Bu Mita dan Pak Anand merasa kaget karena anak kecil mereka sudah pandai
protes dengan kalimat seperti itu.
Kata sifat yang menggambarkan Tokoh, Tempat, atau Suasana:
- Di ruang isolasi yang baru dimasuki Bu Mita, dia menemukan banyak anak
muda yang tergolong PDP.