Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TEKNOLOGI

BAB 2 : KONSEPSI IDEAL KEALAMAN

DISUSUN OLEH:
ERLAN HERLAMBANG (D1021191049)
SULTHAN NABIL NURAIDIL (D1021191110)
ANGGER BAYU SAMUDRA (D1021191048)
DHIMAS SANTOSO (D1021191040)
KURNIA HASTAMA (D1021191060)
ABDI PURWANTO (D1021191019)
FREDERICUS DANDANI DOLF (D1021191029)
ERWIN FEBRIYANTO (D1021191099)

PROGRAM STUDI ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
Bab 2, konsepsi ideal kealaman

1. Rekayasa atau terapan ilmu dan teknologi pada dasarnya adalah upaya
untuk melakukan perubahan sesuatu dari satu keadaan ke keadaan lain yang
lebih bernilai guna dan bermanfaat bagi kemanusiaan (baik berupa
perubahan gerak, materi, energi kehidupan, maupun kemanusiaan)
Oleh karena itu untuk rekayasa pertama-tama akan diperlukan pengetahuan
untuk mengindefikasi serta menetapkan “nilai” suatu keadaan yang secara
ilmiah formal hal ini dibahas dalam ilmu termodinamika.
Nama ilmu termodinamika ini sebenarnya salah kaprah, karena yg di bahas
dalam pelajarannya bukan bagaimana terjadinya percobaan perpindahan
panas (fenomena aliran panas), melainkan membahas variabel dan
parameter penunjuk dan penilai keadaan panas. Dengan demikian nama
ilmu keadaan lebih tepat untuk digunakandalam pemabahaasan tersebut.
Sesungguhnya sistematika ilmu ini tidak hanya berlaku untuk peristiwa
panas atau ilmiah saja, tetapi juga akan diterpakan untuk menilaiu melalui
keadaan kehidupan aatau kemanusiaan

2. Proses penerapan ilmu dan teknologi secara lengkap akan memerlukan


ilmu-ilmu sebagai berikut :
 Ilmu untuk menilai keadaan; baik keadaan awal, akhir maupun
diantaranya dibandingkan terhadap keadaaan lingkungannya
(termodinamika).
 Ilmu untuk menata terjadinya peristiwa perubahan yang bersifat fisik
maupun sementara (kinetika fisika).
 Ilmu untuk menata terjadinya peritiwa percobaan yang bersifat kekal
atau persenyawaan kimiawi (kinetik kimia).
 Ilmu untuk menetapkan rancangan bentuk dan ukuran wadah tempat
peristiwa perubahan itu terjadi sesuai denganb kondisi dan skala yang
diharapkan (ilmu reaktor dan peralatan penunjang lainnya).
 Ilmu untuk mengendalikan proses peristiwa perubahan yang
berlangsung sesuai dengan dinamikanya dan penataan yang
diterpakan (ilmu dinamika dan pengadilan proses).
Diharapkan dengan kemampuan merekayasa tersebut di atas secara utuh,
terapan ilmu dan teknologi yang diinginkan bbisa terealisir secara baik :
efisien dan efektif.

3. Ukuran baik buruknya berlangsung suatu proses perubahan dapat


dinyatakan oleh besaran efiseiensi dan efektivitas.
Efisiensi merupakan ukuran percapaian nilai, memperbandingkan hasil yang
diperoleh terhaadap hasil ideal yang dapat dicapai. Dalam hal hasil ideal ini
sulit didefinisiakan, seringkali digantikan oleh hasil maksimal yang pernah
dicapai(rekor) sebagai patokan pencapaian prestasi. Dengan demikian
besaran efisien tidak bersatuan karena seharusnya besaran tersebut
memperbandingkan ukuran dengan satuan yang sama. Dapat pula digunakan
istilah hasilguna sebagai kata bahasa indonesia dari besaran efesiensi ini
dengan simbol ƞ(eta).
Efektifitas merupakan ukuran upaya yang dilakukan untuk mencapai hasil
diperoleh, besaran ini dapat diperoleh dengan memperbandigkan hasil yang
dicapai (prestasi) terhadap besarnya upaya yang telah di berikan. Dengan
demikian besaran efektivitas selalu bersatuan : persatuan upaya atau energi
yang digunakan . kata indonesia dayaguna dapat diunakan sebagai istilah
penggantinya, dengan simbolk : ε(epsilon)

4. Pencapaian nilai efesiensi (hasilguna) yang setinggi-tingginya belum


menjamin tercapainya kinerja terbaik dari suatu peristiwa percobaan yang
terjadi sebelum dikonfirmasi oleh tercapainya nilai efektivitas (dayaguna)
yang dinyatakan oelh pencapaian efisensi terbaik dan aktivitas terbaik.

Daya upaya
Hasil nyata Efisensi Efektivitas (daya
Object (energi/waktu
(olahan perhari) (hasil guna) guna)
)
Petani A 2 ha/hari ȠA = 50% 1 piring/hari ε A = 2 ha/piring

Petani B 3 ha/hari ȠB = 75% 2 piring/hari ε B = 1,5 ha/piring

Nilai
ideal/reko 4 ha/hari ƞA ˂ ƞB ε A ˃ εB
r prestasi

Dengan demikian konsepsi ideal sangat di perlukan sebagai acuan untuk


mengukur tingkat pencapaian perubahan : sejauh mana dan kearah mana
perubahan terjadi.
Dalam hal konspsi ideal sulit atau tidak berhasil di definisikan. Seringkali
rekor prestasi (pencapaian maksimal) diambil sebagai acuan penggantinya.

5. Dalam peristiwa alam konsepsi ideal diterapkan misalnya untuk pengertian


gas ideal, larutan ideal, dst.
Keadaan ideal suatu gas misalnya ditunjukan oleh perilaku besaran
tekanan(V) dan Temperatur(T) gas yang memenuhi persamaan gas ideal :
PV
=C
T
Dimana C = tetapan

Berarti bila ada suatu gas yang mengisi suatu ruang diukur dalam kondisi
yang berbeda menunjukan hubungan seperti di atas, misalnya :

P1V 1 P2V 2
=
T1 T2

Maka gas tersebut memenuhi kriteria gas ideal.


Pemahaman bahwa yang ideal itu tidak pernah ada adalah pemahaman
konsepsi ideal yang keliru.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa konsepsi ideal gas dinyatakan
dalam perilaku memenuhi rmus diatas?
Idealnya gas tidak ditunjukan oleh jenisnya gas melainkan oleh perbedaaan
molekulnya dalam ruang. Dengan jarak antar molekul yang sangat besar
menjadikan keberadaan molekul yang bebas sendiri tidak berinteraksi
diantara sesama molekul, memberikan keterukuran tekanan, volume, dan
temperatur yang benar-benar merupakan hasil tumbukan molekulyang lain,
sehingga variabel P, V, T tersebut mengungkapkan sepenuhnya nilai gerak
yang dimiliki semuia molekul secara mandiri.
Kondisi alam yang mendukung memmuntgkinkan terjadinya keberadaan
molekul seperti ini misalnya kalau gas berada pada temperatur tinggi atau
berada pada konsentrasi molekul yang sangat rendah, sehingga dapat
dibayangkan pada pada keadaaan itu jarak antar molekul sangat berjauhan.
6. Konsepsi gas ideal ini ternyata dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang keterukkuran temperatur, dengan ditemukannya konsepsi
temperatur absolut oleh kelvin.
P
GAS A

GAS B

GAS C

T
-273,16˚ C

pada keadaan ideal kenyataan menunjukan adanya hubungan linier antara


tekanan dan temoeratur gas untuk suatu volume tertentu gas. Kelvin
mengekstrapolasi garis lurus gas-gas ideal dalam diagram P-T ke arah
tekanan rendah, yang akan memberiakn titik potong dari setiap garis dengan
absis T pada satu titil yang sama yaitu temperatur nol absolut, yang setara
dengan temperatur minus 273,16 derajat celcius. Pada titik nol absolut ini
termperatur mencapai harga nol absolut, yang diduga bahawa pada
temperatur itu tidak ada lagi berbagai bentuk gerak.

7. Kondisi tanpa gerak sama sekali ini benar-benar dapat merupakan suatu
keadaan absolut. Dapat dibayangkan bila bumi dan bulan tidak bergerak
pada porosnya (berotasi)atau berevolusi, makab gaya gravitasinya akan
menyebabkan kedua benda tersebut saling menarik dan bergerak jearah
saling benturan. Hal yang serupa dapat kita bayangkann pula pada skala
yang sangat kecil antara elektron dengan inti atom, yang pada akhirnya akan
saling berbenturan menghasilkan rekasi inti atau ledakan atom.
pada kenyataan alam kondisi nol absolut ini sulit untuk dicapai, namun
dapat saja didekati dengan berbagai cara. Salah saru cara diantaranya asalah
dengan membatasi ruang gerak dan jarak antara inti-inti atom, seakan-akan
mengikatnya dalam suatu kisi-kisi atom yang sangat rapat sehingga hanya
elektron saja yang dapat bergerak bebas , sehingga material tersebut menjadi
bahan superkonduktor.

8. Kedua bahasan terakhir memberikan gambaran seolah-olah dapat


mengisolasi sebutir atom, memegang sebuah atom sebagai suatu unsur
materi terkecil yang kaku, yang mempunyai nilai hnaya pada dirinya,
mandiri. Juga ditunjukan dalam bahasa tersebut bahwa penggunaan istilah
bahasa dalam keilmuan yang tidak mengada-ada, akan tetapi berusaha
memberikan pengertian yang sebenarnya dan berupaya menunjukan padap
tingkat kepastiannya (seksama, presisi, absah, dst). Dengan demikian upaya
pemodelan, berkonsepsi, dan menyampaikan dengan bahasa yang gamblang
merupakan ciri penting manusia ketika mengemukakan fikiran
keilmuannya.

Anda mungkin juga menyukai