DISUSUN OLEH:
ERLAN HERLAMBANG (D1021191049)
SULTHAN NABIL NURAIDIL (D1021191110)
ANGGER BAYU SAMUDRA (D1021191048)
DHIMAS SANTOSO (D1021191040)
KURNIA HASTAMA (D1021191060)
ABDI PURWANTO (D1021191019)
FREDERICUS DANDANI DOLF (D1021191029)
ERWIN FEBRIYANTO (D1021191099)
1. Rekayasa atau terapan ilmu dan teknologi pada dasarnya adalah upaya
untuk melakukan perubahan sesuatu dari satu keadaan ke keadaan lain yang
lebih bernilai guna dan bermanfaat bagi kemanusiaan (baik berupa
perubahan gerak, materi, energi kehidupan, maupun kemanusiaan)
Oleh karena itu untuk rekayasa pertama-tama akan diperlukan pengetahuan
untuk mengindefikasi serta menetapkan “nilai” suatu keadaan yang secara
ilmiah formal hal ini dibahas dalam ilmu termodinamika.
Nama ilmu termodinamika ini sebenarnya salah kaprah, karena yg di bahas
dalam pelajarannya bukan bagaimana terjadinya percobaan perpindahan
panas (fenomena aliran panas), melainkan membahas variabel dan
parameter penunjuk dan penilai keadaan panas. Dengan demikian nama
ilmu keadaan lebih tepat untuk digunakandalam pemabahaasan tersebut.
Sesungguhnya sistematika ilmu ini tidak hanya berlaku untuk peristiwa
panas atau ilmiah saja, tetapi juga akan diterpakan untuk menilaiu melalui
keadaan kehidupan aatau kemanusiaan
Daya upaya
Hasil nyata Efisensi Efektivitas (daya
Object (energi/waktu
(olahan perhari) (hasil guna) guna)
)
Petani A 2 ha/hari ȠA = 50% 1 piring/hari ε A = 2 ha/piring
Nilai
ideal/reko 4 ha/hari ƞA ˂ ƞB ε A ˃ εB
r prestasi
Berarti bila ada suatu gas yang mengisi suatu ruang diukur dalam kondisi
yang berbeda menunjukan hubungan seperti di atas, misalnya :
P1V 1 P2V 2
=
T1 T2
GAS B
GAS C
T
-273,16˚ C
7. Kondisi tanpa gerak sama sekali ini benar-benar dapat merupakan suatu
keadaan absolut. Dapat dibayangkan bila bumi dan bulan tidak bergerak
pada porosnya (berotasi)atau berevolusi, makab gaya gravitasinya akan
menyebabkan kedua benda tersebut saling menarik dan bergerak jearah
saling benturan. Hal yang serupa dapat kita bayangkann pula pada skala
yang sangat kecil antara elektron dengan inti atom, yang pada akhirnya akan
saling berbenturan menghasilkan rekasi inti atau ledakan atom.
pada kenyataan alam kondisi nol absolut ini sulit untuk dicapai, namun
dapat saja didekati dengan berbagai cara. Salah saru cara diantaranya asalah
dengan membatasi ruang gerak dan jarak antara inti-inti atom, seakan-akan
mengikatnya dalam suatu kisi-kisi atom yang sangat rapat sehingga hanya
elektron saja yang dapat bergerak bebas , sehingga material tersebut menjadi
bahan superkonduktor.