Anda di halaman 1dari 29

MESIN KONVERSI ENERGI

“MAKALAH KONVERSI ENERGI BIOMASSA”

OLEH :

DION DWI WARDANA ILHAM (1823040012)

ANDI NOVALDI S (1823042033)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang dengan rahmat-
NYA kami akhirnya bisa menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Mesin Konversi Energi yang berjudul “KONVERSI ENERGI BIOMASSA”

Dalam penyusunannya tentu kami menyadari masih banyak kekurangan yang


terdapat pada makalah ini, hingga adanya kritik dan saran yang membangun
diperlukan untuk memperbaiki tulisan-tulisan yang berikutnya.

            Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca yang
memang membutuhkanya.

Makassar, 23 April 2020

KELOMPOK 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................v

PENDAHULUAN.........................................................................................................v

A. A. Latar Belakang..............................................................................................v

B. B. Rumusan Masalah.........................................................................................vi

C. C. Tujuan Penulisan...........................................................................................vi

BAB II...........................................................................................................................1

ISI..................................................................................................................................1

A. Pengertian Biomassa...........................................................................................1

B. Prinsip Dasar Pada Biomassa.............................................................................1

C. Aplikasi Biomassa..............................................................................................2

D. Pemanfaatan Biomassa.......................................................................................4

1. Biobriket.........................................................................................................4

2. Pirolisa............................................................................................................4

3. Gasifikasi........................................................................................................5

E. Siklus Pada Pembangkit Tenaga Biomassa........................................................5

F. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa...............................8

iii
G. Pemanfaatan sumber energi alternatif Biomassa...............................................9

a) Kayu sisa.........................................................................................................9

b) Sisa Pertanian................................................................................................11

c) Kotoran Hewan.............................................................................................12

H. Kelebihan dan kekurangan Biomassa...............................................................13

a) Kelebihan Biomassa......................................................................................13

b) Kekurangan Biomassa..................................................................................14

I. Dampak Pemanfaatan Energi Biomassa...........................................................15

a) Dampak Positif..............................................................................................15

b) Dampak Negatif............................................................................................16

J. Strategi Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia...................................18

K. Contoh kasus.....................................................................................................20

BAB III........................................................................................................................21

PENUTUP...................................................................................................................21

A. KESIMPULAN................................................................................................21

B. SARAN.............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. A. Latar Belakang
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,
baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan
ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan
sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah
diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan
menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
enghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan
lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya,
karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada

v
memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan
sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan. Semua wilayah di Indonesia
sesungguhnya menyimpan potensi besar bagi pembangkitan listrik atau energi
terbarukan ( renewable energy) dari kekayaan biomassanya.

B. B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Biomassa ?
2. Bagaimana pemanfaatan Biomassa sebagai energi terbarukan ?
3. Apa aplikasi dari Biomassa ?
4. Apa saja pemanfaatan sumber alternatif dari Biomassa?

C. C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Biomassa
2. Menjelaskan pemanfaatan Biomassa sebagai energi terbarukan
3. Menjelaskan aplikasi dari Biomassa
4. Menjelaskan prinsip kerja Biomassa

vi
BAB II
ISI

A. Pengertian Biomassa
Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman
baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi
atau bahan dalam jumlah yang besar. “Secara tidak langsung” mengacu pada
produk yang diperoleh melalui peternakan dan industri makanan. Biomassa
disebut juga sebaga “fitomassa” dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource
atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan
dan ribuan spesies tanaman, daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian,
perhutanan, dan limbah residu dan proses industri, limbah dan kotoran hewan.
Tanaman energi yang membuat perkebunan energi skala besar akan menjadi
salah satu biomassa yang menjanjikan, walaupun belum dikomersialkan pada saat
ini. Biomassa secara spesifik berarti kayu, rumput Napier, rapeseed, eceng
gondok, rumput laut raksasa, chlorella, serbuk gergaji, serpihan kayu, jerami,
sekam padi, sampah dapur, lumpur pulp, kotoran hewan, dan lain-lain. Biomass
jenis perkebunan seperti kayu putih, poplar hibrid, kelapa sawit, tebu, rumput
gajah, dan lain-lain adalah termasuk kategori ini.
B. Prinsip Dasar Pada Biomassa
Tanaman akan meyerap energi dari matahari melalui proses fotosintesis
dengan memanfaatkan air dan unsur hara dari dalam tanah serta CO2 dari
atmosfer yang akan menghasilkan bahan organik untuk memperkuat jaringan dan
membentuk daun, bunga atau buah.
Pada saat biomassa diubah menjadi energi CO2 akan dilepaskan ke atmosfer.
Yang dalam hal ini siklus CO2 akan menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
yang dihasilkan dari pembakaran minyak bumi atau gas alam. Ini berarti CO2
yang dihasilkan tersebut tidak memiliki efek terhadap kesetimbangan CO2 di

1
atmosfer. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan untuk mendukung terciptanya
energi yang berkelanjutan.
Biomassa dapat diambil dari bahan tanaman yang berupa limbah pertanian,
limbah industri pengolahan kayu atau tanaman yang memang ditanam secara
khusus ntuk menghasilkan energi bagi mesin bakar. Di samping itu, dapat juga
dimanfaatkan limbah peternakan dan limbah rumag tangga. Dari kedua jenis
bahan penyusun biomassa tersebut akan dapat menghasilkan seperti:

 Energi biomassa kering yang berasal dari limbah kayu, jerami atau sekam.
 Energi biomassa basah yang berasal dari kotoran ternak dan sampah rumah
tangga.

D. Aplikasi Biomassa
Modular Instalasi Shelter PLTBM BD 16-1000L adalah rangkaian digester
pembangkitan energi terbarukan berupa biometan ( biogas murni) bagi
kepentingan menyalakan generator ( genset bahan bakar biogas), gas sebagai
bahan bakar kompor masak memasak, membangkitkan dan menyimpan daya
listrik dalam rangkaian battery accu (power bank) maupun menyiapkan biogas
murni guna didistribusi melalui kompresi kedalam tabung bertekanan ( energi
panas burner industri). Instalasi terdiri dari 16 unit digester BD 1000 L yang
masing-masing unit digesternya terbuat dari bahan HDPE (High Density
Polyethylene), ketebalan 3 - 5 mm, memiliki dimensi PLT ( Panjang =1 m, lebar
=1 m, tinggi =1 m) bisa bertahan hingga diatas 3 tahun. Tangki diperkuat rangka
alumunium, .dirancang kuat bagi tekanan sampai 3 bar ( 45 psi) , sementara
biogas secara umum hanya memberi tekanan 3 psi. Instalasi dilengkapi dengan 1
unit pompa chopper (grinder pumps), 6 tabung pemurnian biogas MP 1270, 1 unit
Genset Biogas 5 KVA, 6 unit gas holder BRT 1010 serta perlengkapan ( mini

2
kompresor, manometer, water trap, valve, slang, pipa PVC) serta kompor 2
tungku..

Instalasi pembangkitan listrik PLTBM melalui generator set (genset) berbahan


bakar biogas murni ini dilengkapi dengan rangkaian seri penyimpan daya (4 unit
battery 12 V / 40 Ah dengan kapasitas penyimpanan daya 1,92 KWH), kemudian
sistim pengisian ( charger regulator) dan konversi daya ke listrik dari battery ke
arus (AC 220 Volt) melalui inverter 1 KW. Kapasitas digester 16 unit @1 m3, ~
16 m3, memerlukan input material, pada saat pertama pengisian 16 m3 dan hari
selanjutnya 800 liter/ hari berupa bubur biomassa (sampah, gulma kebun, gulma
air maupun kotoran ternak). Pada kondisi pemenuhan 800 liter/ hari, Instalasi BD
16-1000 L menghasilkan biometan (biogas murni) > 80 % metan ( CH4)
sebanyak 32 m3 yang memiliki daya nyala dan kalori tinggi sebagai bahan
kompor guna masak memasak maupun burner industri setara dengan 16 kg LPG/
hari atau ketika dijadikan bahan bakar generator akan memberikan output daya
listrik 32 KWH ( Kilo Watt Hour)/hari.
Keperluan lahan pendirian instalasi ini 16 m2= (1 m x 16 m), namun
keunggulan lain dari instalasi digester ini adalah fleksibilitas kapasitas (scalable)

3
dan dapat dibangun multi skala. Pada kondisi bertambahnya material input yang
akan diolah, dapat dilakukan penambahan unit BD 1000 L dan akan terkoneksi
langsung kepada sistim pembangkitan biogas eksisting sebelumnya.
Selain penerimaan manfaat berupa bahan bakar gas sebagai suatu energi baru
terbarukan diatas, instalasi Shelter BD 16-1000L menghasilkan lumpur ( slurry)
dengan kualitas pupuk cair organik sebanyak 3, 200 liter/ hari. Lumpur ini dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan kedalamnya aneka bakteri
( penambat N2, pelarut posfat dan KCL) atau zat tumbuh, sehingga memiliki nilai
tambah ( added value) sebagai pupuk hayati atau pupuk organik

E. Pemanfaatan Biomassa
1. Biobriket
Biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih
teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara
saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk
gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan
briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.

2. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu
yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses,
yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder (gambar 2.2). Pirolisa primer adalah
pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder
adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. 
Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga
keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi
pembakaran.

4
Gambar 2.2. Bagan proses pirolisa dengan energi
pembakaran gas hasil pirolisa

3. Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses
konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan
bakar (gambar 2.3). Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk
menggerakan generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu
alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu
gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan
limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan.  Ada tiga bagian utama perangkat
gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut
reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

F. Siklus Pada Pembangkit Tenaga Biomassa

5
Pembangkit listrik tenaga biomassa di sini tetap masih menggunakan air. Air
yang digunakan dalam siklus ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai
kadar conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us
(mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari
mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air
demin ini, setiap sistem biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan
Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Tapi
disini tidak dibahas tentang Desalination Plant maupun Demineralization Plant.
Jika kita melihat proses memasak air, maka secara sederhana itulah bagaimana
siklus pada pembangkit tenaga biomassa ini. Air dimasak hingga menguap dan
uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya
akan menghasilkan energi listrik.
1. Pertama-tama air demin ini berada di sebuah tempat bernama Hotwell.
2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian
dipompakan menuju dearator. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di
lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor.
Sedangkan letak dearator yang akan dituju oleh si air ini berada di lantai atas
(tetapi bukan yang paling atas).

6
3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih
tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya.
Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi
suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju
Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang
disebut LP (Low Pressure) Heater.
4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor.
5. Sesampainya di Ground Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed
Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air.
Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air
yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar
uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah pada sistem ini
dearator dibuat berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena
dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan
tinggi. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di
HP (High Pressure) Heater.
6. Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya berada di lantai atas. Di
Boiler inilah terjadi proses memasak air agar menjadi uap. Untuk memasak air
diperlukan api. Dan untuk membuat api diperlukan udara panas dan bahan
bakar. Bahan bakar di sini tentu saja menggunakan biomassa yang berasal dari
bahan-bahan alami seperti kayu, limbah pertanian, perkebunan, hutan,
komponen organik dari industri dan rumah tangga serta kotoran hewan dan
manusia.Sedangkan udara di produksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan
mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam
perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater
(pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
7. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun
uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih
berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini

7
berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air
sanggup untuk membuat sudut-sudut turbin menjadi terkikis.
1. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super
heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering.
2. Uap kering ini yang digunakan untuk memutar turbin.
3. Turbin berputar, otomastis generator akan berputar, karena berada pada satu
poros.
4. Generator inilah yang menghasilkan energi listrik. Pada generator terdapat
medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda potensial
pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik. Energi
listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
5. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke
lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor
sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk
kedalam hotwell.
G. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk bisa mengolah sampah
menjadi energi listrik, maka sekarang akan dijelaskan mengenai prinsip kerja
dari sistem pembangkit listrik energi biomassa pada umumnya.

8
Prinsip kerja sistem pembangkit energi biomassa pada gambar di atas adalah,
pertama pada sebuah tunggu yang menggunakan bahan bakar sampah kemudian
digunakan untuk memanaskan kompor atau  tungku yang diatasnya terdapat ketel
sebagai tempat air, diaman pada bagian atas ketel tersebut terdapat saluran pipa
sebagai keluaran dari proses pemanasan air berupa uap air, uap air yang keluar
dari ketel tersebut akan mendorong dan memutar turbin kemudian akan memutar
generator sebagai pembangkit listrik.

H. Pemanfaatan sumber energi alternatif Biomassa


Ada beberapa alternatif pemanfaatan sumber energi biomassa, diantaranya :
a) Kayu sisa
Pada produksi kayu untuk industri setiap tonnya akan menghasilkan limbah
sebanyak satu ton juga. Maka limbah kayu yang dihasilkan setiap tahunnya
adalah juga 25 juta ton/ Tahun. Bilamana limbah kayu ini memiliki nilai panas
sebesar 4000 kilo kalori perton, seperti potensi energi yang terkandung dalam
limbah kayu ini adalah sebesar 100.000.000.000 kilo kalori setahun atau 14,44

9
juta ton. Hasil tersebut setara dengan jumlah batu bara yang sangat besar yang
pada saat ini terbuang sia-sia dan mencemari lingkungan.
Apabila limbah kayu ini dapat diolah dengan baik akan merupakan suatu
sumber energi yang sangat besar sekali yang dapat diharapkan menjadi salah satu
sumber energi alternatif masa depan. Selain dahan dan ranting-ranting yang
terbuang dihutan pada saat penebangan. Pada saat pengolahan pun masih banyak
material kayu yang terbuang, sehingga kayu yang menjadi sisa dapat kita
kelompokkan pada :
1. Ranting, tangkai, dahan yang terbuang pada saat penebangan.
2. Serbuk penggergajian, sisa pengerutan, potongan-potongan dan sisa
pemahatan pada saat pengolahan.
Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu selama ini sisa-sisa kayu tersebut
dianggap sampah kemudian dibakar, dihancurkan, energi yang tersimpan dibuang
sia-sia. Pada tahun 1978 di kota Den Haag Negeri Belanda menggunakan sumber
energi dari pembakaran sampah kota, dimana tempat pembakaran sampah terdiri
atas 4 buah tungku pembakaran masing-masing dengan kapasitas 300 ton per 24
jam. Dihubungkan dengan suatu sistem ketel uap dan dua set generator turbo
dengan daya masing-masing 11,5 Mega Watt dengan tegangan 10 kilo volt.
Suhu pembakaran mencapai 800 – 10000 C yang gunanya untuk
menghilangkan bau yang tidak sedap. Dan untuk menjaga agar abu pembakaran
tidak terlalu lembut dan lembab yang dapat mengakibatkan pipapipa uap
tersumbat. Ruang sampah dapat memuat 16.000 m3 sampah yang secara teratur
diisi oleh truk-truk khusus. Dalam tahun 1976 PLTU tenaga uap dengan sumber
energi pembakaran limbah industri dan sampah kota tersebut telah menghasilkan
85.000.000 Kwh tenaga listrik.
proses gasifikasi sebuah pembangkit tenaga listrik, tenaga diesel. Proses
pengubahan menjadi gas bakar dapat kita lihat seperti berikut :
1. Kayu dimasukkan ke dalam generator gas.
2. Udara dimasukkan ke dalam generator gas melalui mesin pemanas .

10
3. Mesin pemanas dipanaskan oleh gas panas yang keluar dari generator gas
menuju mesin pengering dan pembersih udara
4. Kemudian gas bakar tersebut dibersihkan pada mesin penyaring .
5. Tekanan gas diperkuat atau dipertinggi dengan menggunakan sebuah
kompresor
6. Gas yang bertekanan tinggi yang sudah bersih tersaring dialirkan ke dalam
mesin diesel (motor gas).

b) Sisa Pertanian
Sekam padi, merang dan batang padi, bonggol jagung, daun dan batang
jagung, batok kelapa, pohon kacang dan umbi-umbian merupakan sumber energi
alternatif masa depan dan merupakan jenis energi yang unggul, karena
merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbarui. Adapun kekurangan
dari pemanfaatan limbah pertanian tersebut diantaranya :
1. Bentuknya yang tidak teratur sehingga menyulitkan saat penggunaan dan
pengangkutan.
2. Dalam setiap meter kubiknya banyak celah-celah atau ruang kosong sekitar 30
%, maka jumlah kalorinya dalam setiap meter kubiknya menjadi berkurang.

11
3. Jarak antara sumber produksi bahan bakar dengan pusat pembangkit tenaga
listriknya tidak selalu dekat.
4. Antara waktu puncak produksi (panen) dengan waktu penggunaan bahan bakar
mempunyai rentang waktu yang panjang. Maka perlu suatu sistem penyimpanan
sehingga bahan bakar itu tidak hancur percuma.
5. Kadar kandungan airnya yang harus dikurangi.

c) Kotoran Hewan
Energi Biomassa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energi Biogas.
Prinsip kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah prinsip
terjadinya fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri metan. Bila
tidak dicampur dengan udara, satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm3
gas bertekanan atmosferik yang terdiri dari 68 % CH4 dan 32 % CO2. Secara
sederhana, pembuatan biogas adalah sebagai berikut :
1. Tinja dimasukkan ke dalam tangki setelah dicampur air.
2. Tangki penampung gas akan menerima gas yang terjadi dan akan terdorong ke
atas.

12
3. Bilamana banyak gas terbentuk, letak tangki gas akan semakin tinggi.
4. Gas dipakai melalui kran
5. Apabila gas berkurang tangki penampung gas akan turun.
6. Tangki akan naik kembali apabila gas kembali terbentuk.
7. Proses itu terjadi berulang-ulang
8. Posisi tangki penampung menunjukkan jumlah gas di dalam tangki.
9. Apabila tinja tidak mengeluarkan gas lagi, tangki penampung gas tidak akan
bergerak.
10. Selanjutnya tinja harus diganti.

I. Kelebihan dan kekurangan Biomassa


a) Kelebihan Biomassa
 Sumber energi terbarukan
Biomassa berasal dari sumber-sumber seperti tanaman dan hewan,
singkatnya, merupakan sumber yang bisa diganti. Tanaman dapat tumbuh

13
berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya
signifikan. Bahan baku yang selalu tersedia membuat biomassa merupakan
sumber energi yang tidak pernah habis.
 Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan lain-lain terdapat dalam
jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi pembentukan bahan bakar fosil
sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan bakar biomassa
hadir sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil.
 Mengurangi polusi
Energi biomassa bisa mengurangi polusi dalam berbagai cara. Pertama-tama,
biomassa menggunakan bahan limbah untuk kemudian mengubahnya menjadi
sumber energi. Hal ini akan mengurangi jumlah sampah yang menjadi sumber
berbagai pencemaran dan masalah lainnya. Pemanfaatan biomassa juga
membantu mengurangi kadar metana yang dilepas karena dekomposisi bahan
organik ke udara. Metana diketahui merupakan gas yang menyebabkan efek
rumah kaca dan dengan demikian sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan
menggunakan limbah organik sebagai sumber biomassa, maka masalah
tersebut menjadi terpecahkan. Begitu juga, menanam tanaman yang
digunakan sebagai bahan baku biomassa akan memperbanyak konsentrasi
oksigen sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida.
b) Kekurangan Biomassa
 Mahal
Kelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut sangat
mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengubah
bahan baku biomassa menjadi sumber energi yang bisa digunakan. Biaya
produksi energi biomassa masih lebih tinggi dibandingkan biaya produksi

14
bahan bakar fosil. Berbagai riset harus terus dilakukan untuk menekan biaya
sehingga menjadikan energi biomassa lebih ekonomis.
 Sumber terbatas

Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan


biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh setiap
tahun. Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga membutuhkan
lebih banyak sumber daya dan energi.
3. Penyebab polusi
Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang dikenal mampu
mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana. Hanya
saja, jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan melepaskan
gas rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan bakar fosil.

J. Dampak Pemanfaatan Energi Biomassa


Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun terbarukan
pastinya tak lepas dari dampak yang ditimbulkan. Begitu juga dengan energi
biomassa tentu mempunyai dampak baik itu dampak positif maupun negatif.
a) Dampak Positif
Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan. Biomassa
pun bisa dijadikan salah satu alternatif yang menjanjikan. Pemanfaatan energi
biomassa sebagai sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi energi
listrik mempunyai kelebihan atau dampak positif, antara lain:
 Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia
di alam bisa  dikatakan gratis
  Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita

15
 Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah
dan gratis
 Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh
energy biomassa
 Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya
lebih sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal co2.
 Tidak menyebabkan efek rumah kaca atau global warming
 Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar (Jarass,1980).
 Mengurangi polusi udara; pembakaran biomassa dari limbah pertanian
dilakukan di dalam ruang bakar menggunakan boiler untuk mengurangi efek
polusi asap karena pembakaran dalam industri menggunakan peralatan
kendali polusi untuk mengendalikan asap, sehingga lebih efisien dan bersih
daripada pembakaran langsung.
 Mengurangi hujan asam dan kabut asap; Melalui pembakaran biomassa efek
hujan asam ini akan direduksi, karena pembakaran biomassa akan
menghasilkan partikel emisi asam sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOx)
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Pembakaran biomasa lebih efisien dan sempurna bila diproses melalui
karbonisasi karena akan menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari volatile
matter atau gas mudah terbakar.

b) Dampak Negatif
 Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari bahan baku pangan
semisal gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak samping salah
satunya naiknya harga bahan baku pangan. Penyebabnya macam-macam. Di
Jerman misalnya, produksi listrik biomassa mendapat subsidi pemerintah kata ahli
biologi Dr. Andre Baumann: “Ini memicu persaingan antar petani yang menanam

16
gandum untuk pangan dan petani biomassa. Selama ini, produsen gandum untuk
biomassa mendapat keuntungan lebih besar daripada petani biasa. Baru
belakangan ini, dengan naiknya harga untuk susu dan gandum, petani biasa dapat
bersaing dengan petani biomassa. Produsen biogas tak lagi dapat membeli bahan
dasar gandum dengan harga murah seperti dalam lima tahun terakhir.“
Di Jerman, 100 kilogram gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25
Euro. Tapi bila gandum dijual sebagai bahan baku pangan, harganya hanya 18
Euro. Kini di sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan
pangan beralih ke produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan
pangan saat ini saja belum mencukupi untuk menutup kebutuhan pangan dunia.
(www.dw-world.de)
 Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa adalah kerusakan
pada alam. Andre Baumann yang menjabat ketua Organisasi Lingkungan Hidup
Jerman NABU menegaskan produksi tanaman untuk biomassa harus memenuhi
standar amdal: “Biomassa sudah digunakan selama ratusan tahun. Tapi dulu
produk biomassa tidak diangkut dengan truk atau pesawat sampai tempat tujuan.
Sekam gandum atau sisa tanaman lainnya digunakan di pertanian yang sama
sehingga membentuk lingkaran yang tertutup. Tapi sekarang, manusia memakai
truk dan kapal laut untuk mengangkut kelapa sawit dari kawasan tropis ke Eropa,
ini menyebabkan siklus penggunaan biomassa tidak lagi tertutup.“ Contohnya di
Benua Hitam Afrika. Pakar lingkungan dari Institut Pertanian untuk Kawasan
Tropis dan Subtropis Universitas Hohenheim Joachim Sauberborn menjelaskan
„Di Afrika sumber daya alam yang dapat diperbarui luas digunakan. Banyak
warga masih memakai kayu untuk memasak. Namun, dampak negatifnya adalah
kerusakan kawasan hutan karena penebangan yang tidak terkontrol. Hilangnya
vegetasi hutan menyebabkan pengikisan lapisan tanah yang subur. Akibatnya,
lahan pertanian pun makin berkurang.“

17
Untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk Afrika membuka hutan.
Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut. Penebangan pohon-pohon untuk
lahan pertanian menyebabkan karbondioksida dilepaskan ke udara. Padahal
karbondioksida atau CO2 adalah salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan
global. (www.dw-world.de)
 Kendala Penghambat Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia
Di indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi
biomassa khususnya untuk produksi energi listrik, seperti
1. Harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia
masih sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di
Indonesia Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau
sekitar enam kali lebih tinggi.
2.  Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya
belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar
negeri.
3. Biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial
pada penyediaan modal awal.
4. Belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih
terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan.
5. Secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil.
6. Kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya
sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.

K.  Strategi Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia


Berdasar atas kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan
dan meningkatkan peran energi biomassa khususnya pada produksi energi listrik,
maka beberapa strategi yang mungkin diterapkan, antara lain:

18
1. Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan;
pelaksanaan identifikasi setiap jenis potensi sumber daya energi biomassa
secara lengkap di setiap wilayah; upaya perumusan spesifikasi dasar dan
standar rekayasa sistem konversi energinya yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia; pembuatan "prototype" yang sesuai dengan spesifikasi dasar dan
standar rekayasanya; perbaikan kontinuitas penyediaan energi listrik;
pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang pemanfaatan energi
biomassa tersebut.
2. Menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan produksi massal
sistem pembangkitannya, dan mengupayakan agar sebagian komponennya
dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus
diimport dari luar negeri. Penurunan biaya investasi ini akan berdampak
langsung terhadap biaya produksi.
3. Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan
analisis dan evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di
lapangan dengan pembangunan beberapa proyek percontohan
4. Meningkatkan promosi yang berkaitan dengan pemanfaatan energi dan upaya
pelestarian lingkungan.
5. Memberi prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki potensi sangat
tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonomisnya.
6. Memberikan subsidi silang guna meringankan beban finansial pada tahap
pembangunan. Subsidi yang diberikan, dikembalikan oleh konsumen berupa
rekening yang harus dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu. Dana
yang terkumpul dari rekening tersebut digunakan untuk mensubsidi
pembangunan sistem pembangkit energi listrik di wilayah lain.

19
L. Contoh kasus

1. Suatu rumah tangga desa memakai sebuah lampu petromak yang sudah
dimodifikasi untuk gas bio selama 6 jam/hari.  Apabila lampu modifikasi ini
menggunakan gas bio sebanyak 150 lt/jam, berapakah kebutuhan bahan baku
isiannya?
Jawab:
Gas bio sebanyak 150 lt/hari x 6 jam/hari = 900 lt/hari. Apabila dipakai faktor
keamanan 80 % maka unit produksi gas bio harus mampu meproduksi:
          900 + (80%)(900) = 1630 lt/hari = 1.63 m3/hari
Bila kita gunakan nilai produksi 0.25 m3 gas bio per kg total solid (TS)
kotoran sapi (setara dengan 250 lt gas bio/kg TS), maka kebutuhan TS per
hari adalah :
          1630/250   =  6.25 kg TS/hari
          Berat TS    =  0.18 berat kotoran basah
Sehingga kotoran sapi yang dibutuhkan adalah :
    6.25/0.18    =  36.22 kg kotoran sapi/hari  ≈  37 kg kotoran sapi/hari
Dengan perbandingan canpuran 1 kg kotoran sapi : 1 kg air
Maka bahan baku isian (bbi) yang diperlukan adalah :
    (2)(37) = 74 kg bbi/hari atau 74 lt bbi/hari

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maka kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa memiliki
keunggulan diantaranya: Dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya
Biomassa merupakan sumber energi yang murah karena untuk memperoleh
bahan bakunya sangat mudah. Dengan pengembangan sistem pembangkit
energi bimassa ini maka jumlah sampah dapat diminimalisasikan sehingga
pengaruh GRK terhadap suhu permukaan bumi dapat dikurangi. Selain itu
Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencemarkan
lingkungan sekitar, mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis
energi terbarukan), sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar,
teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.
2. Perkembangan sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa di negaranegara
maju sekarang ini semakin berkurang karena semakin banyaknya berkembang
industri-industri sebagai alternative pengganti Energi Biomassa.
3. Prinsip kerja sistem pembangkit listrik energi biomssa secara konvensional,
sampah digunakan untuk memanaskan kompor atau tungku yang diatasnya
terdapat ketel sebagai tempat air, dimana pada bagian atas ketel tersebut
terdapat saluran pipa sebagai keluaran dari proses pemanasan air berupa uap
air, dimana uap air yang keluar dari ketel tersebut akan mendorong dan
memutar turbin kemudian akan memutar generator sebagai pembangkit listrik.
B. SARAN
Beberapa saran yang penulis sampaikan diantaranya:
1. Demi kesempurnaan penyusunan makalah ini maka penulis mengharapkan
masukan-masukan yang bersifat membangun baik itu berupa saran-saran
ataupun kritikan-kririkan, sehingga makalah ini menjadi lebih sempurna.

21
2. Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai sistem pembangkit, sebaiknya
dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendidik seperti
melakukan kunjungan ke tempat-tempat dimana terdapat sistem pembangkit.

22
DAFTAR PUSTAKA

Http // www. google. Com. Biomassa. Diakses april 2020

Http // www. google. Com. Sampah. Diakses april 2020

Http // www. google. Com.Energi Biomassa. Diakses april 2020

Dalimunthe Chaeruddin. 2003.Pengkajian Sumber Energi Listrik Alternatif

dan Mesin – mesin Listrik Alternatif.Angkasa Bandung.

Sutaryo, D. (2009). Penghitungan Biomassa Sebuah pengantar untuk studi karbon dan
perdagangan karbon. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Senen, A., & Ratnasari, T. (2019). Studi Interkoneksi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa 1
X 9, 9 Mw Di Deli Serdang. Journal of Applied Agricultural Science and Technology, 3(1), 41-
50.

23

Anda mungkin juga menyukai